Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Acne Vulgaris
2.1.1 Definisi
Akne vulgaris adalah suatu penyakit peradangan kronik dari unit
pilosebaseus disertai penyumbatan dari penimbunan bahan keratin duktus
kelenjar yang diatandai dengan adanya komedo, papula, pustula, nodul,
kista sering ditemukan pula skar pada daerah predileksi seperti muka, bahu
bagian atas dari ekstremitas superior, dada dan punggung.6, 10
2.1.2 Prevalensi
Acne sering menjadi tanda pertama pubertas dan dapat terjadi satu
tahun sebelum menarche atau haid pertama.1 Onset acne pada perempuan
lebih awal daripada laki-laki karena masa pubertas perempuan umumnya
lebih dulu daripada laki-laki.3 Prevalensi acne pada masa remaja cukup
tinggi, yaitu berkisar antara 47-90% selama masa remaja.3 Perempuan ras
Afrika Amerika dan Hispanik memiliki prevalensi acne tinggi, yaitu 37%
dan 32%, sedangkan perempuan ras Asia 30%, Kaukasia 24%, dan India
23%.4 Pada ras Asia, lesi infl amasi lebih sering dibandingkan lesi
komedonal, yaitu 20% lesi inflamasi dan 10% lesi komedonal. Tetapi pada
ras Kaukasia, acne komedonal lebih sering dibandingkan acne infl amasi,
yaitu 14% acne komedonal, 10% acne inflamasi.4 (ERHA)
Menurut
catatan
studi
dermatologi
kosmetika
Indonesia
menunjukan yaitu 60% penderita akne vulgaris pada tahun 2006, 80%
terjadi pada tahun 2007 dan 90% pada tahun 2009. Prevelansi tertinggi
yaitu pada umur 14-17 tahun, dimana pada wanita berkisar 83-85% dan
pada pria yaitu pada umur 16-19 tahun berkisar 95-100%. Namun kadang
pada wanita akan menetap hingga usia 30-an, pada pria jarang terjadi
tetapi jikamengenai pria akan lebih berat.10,11
Akne vulgaris lebih sering dijumpai pada populasi pria
dibandingkan wanita pada usia remaja. Namun pada usia dewasa, akne
vulgaris lebih sering dijumpai pada wanita. Akne vulgaris dapat timbul
pada beberapa minggu dan bulan pertama kelahiran saat bayi masih berada
di bawah pengaruh hormon maternal dan kadar hormon androgen yang
dihasilkan oleh kelenjar adrenal bayi masih sangat sedikit. Akne vulgaris
pada neonatus ini dapat sembuh secara spontan. Akne vulgaris pada remaja
biasanya dimulai sebelum onset pubertas, saat kelenjar adrenal mulai
menghasilkan dan melepaskan lebih banyak hormon androgen.
2.1.3 Etilogi dan Faktor Resiko
b. Faktor Hormonal
Pada 6070% wanita lesi acne menjadi lebih aktif , kurang lebih satu
minggu sebelum haid oleh karena hormon progesteron. Progesterone
dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai efektivitas terhadap kelenjar
lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan tetapi kadang
kadang progesterone dapat menyebabkan acne premenstruasi.
Estrogen dalam kadar tertentu dapat menekan pertumbuhan akne karena
menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar hipofisis.
Hormon Gonadotropin sendiri mempunyai efek menurunkan produksi
sebum. Androgen
Peningkatan produksi androgen yaitu tertosterone menyebabkan
deskuamasi epitel normal dan obstruksi folikel yang menyebabkan lesi
prekursor utama dalam akne-mikrokomedo. (mikrokomedo adalah struktur
patologis yang tidak terlihat oleh mata telanjang yang berkembang menjadi
lesi). Peningkatan androgen juga mempengaruhi produksi sebum,
menyebabkan obstruksi folikel terisi dengan bahan yang kaya lipid dan
bentuk komedo yang terbuka dan tertutup. Konsentrasi testosterone dalam
plasma penderita acne, tidak berbeda dengan yang tidak menderita acne.
Berbeda dengan wanita, pada testoteron plasma sangat meningkat pada
penderita acne (pochi, frostrom & Lim james , 2006)
c. Makanan (diet)
Terdapat makanan tertentu yang memperberat AV. makanan tersebut
antara lain adalah makanan tinggi lemak (gorengan, kacang, susu, keju,
dan sejenisnya), makanan tinggi karbohidrat (makanan manis, coklat),
makanan pedas, Lemak dalam makanan dapat mempertinggi kadar
komposisi sebum.15
Makanan dengan kadar glikemik yang tinggi atau kadar karbohidrat yang
tinggi (> 55% energi berasal dari karbohidrat) pada anak remaja dan
dewasa yang sehat ternyata meningkatkan konsentrasi insulin dalam
plasma, dan dapat menyebabkan hiperinsulinemia. Makanan tinggi
karbohidrat mengandung 5 reduktase yang menjadi prekursor
pembentukan Dihydrotestoterone (DHT) dan menyebabkan hiperglikemi
sehingga terjadi peningkatan kadar insulin like growth factor 1 (IGF
1). DHT bekerja dengan mempengaruhi kerja dari kelenjar sebasea
sehingga lebih banyak memproduksi sebum.
Peningkatan IGF 1
acne.
Keempat
patogenesis
tersebut
adalah
Staphylococcus
epidermidis
dan
Pityrosporum
ovale.
menimbulkan
hiperkeratosis,
retensi,
dan
pembentukan
mikrokomedo .12,18
d. Inflamasi
Propionilbacteriuum acnes mempunyai faktor kemotaktik yang
menarik leukosit polimorfonuklear kedalam lumen komedo. Jika leukosit
polimorfonuklear memfagosit P. acnes dan mengeluarkan enzim hidrolisis,
maka akan menimbulkankerusakan dinding folikuler dan menyebabkan
ruptur sehingga isi folikel (lipid dan komponen keratin) masuk dalam
dermis sehingga mengakibatkan terjadinya proses inflamasi . 2,20
2.1.5 Klasifikasi
Sedangkan lesi acne lainnya dapat berupa papul, pustul, nodul, dan kista
pada daerah predileksi acne yaitu pada wajah, bahu, dada, punggung, dan
lengan atas. Komedo yang tetap berada di bawah permukaan kulit tampak
sebagai komedo white head, sedangkan komedo yang bagian ujungnya
terbuka pada permukaan kulit disebut komedo black head karena secara
klinis tampak berwarna hitam pada epidermis. Scar dapat merupakan
komplikasi dari acne, baik acne non-inflamasi maupun inflamasi. Ada
empat tipe scar karena acne, yaitu : scar icepick, rolling, boxcar, dan
hipertropik.3,12
2.2 Status Gizi
2.2.1 definisi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikomsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ organ serta nmenghasilkan energi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status
gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status
gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1).
Menurut Robinson dan Weighley (1984) yang dikutip oleh Paryanto
(1996) mengatakan bahwa status gizi didefinisikan sebagai keadaan
kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan makanan oleh tubuh.
Almatsier (2000) mengatakan bahwa pengertian status gizi adalah keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Dibedakan antara status gizi kurang, baik dan lebih. Supariasa, Bakri dan
Fajar (2001) mengatakan bahwa status gizi adalah ekspresi dari keadaan
tubuh
(IMT)
merupakan
kekurusan
dan
Klasifikasi dapat
Klasifikasi
Overweight
(kelebihan berat badan
Normal
Kurus
Sangat kurus
Klasifikasi
Gemuk
Normal
Kurus
Sangat kurus
Tabel 3. Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 5-18 tahun :
Nilai Z-skor
z-skor +2
+1 < z-skor < +2
-2 < z-skor < +1
-3 < z-skor < -2
z-skor < -3
Klasifikasi
Obesitas
Gemuk
Normal
Kurus
Sangat kurus