Vous êtes sur la page 1sur 22

ALPRAZOLAM

PENGERTIAN ALPRAZOLAM
Alprazolam adalah obat yang termasuk dalam kelompok benzodiazepines. Biasanya
obat ini digunakan untuk mengatasi kecemasan dan serangan panik. Obat ini membuat
penderita merasa lebih tenang dan tidak terlalu tegang. Dosis obat ini sebaiknya diambil
yang paling rendah dengan frekuensi paling pendek sesuai dengan gejala yang ada.

Obat ini bekerja di dalam otak dan saraf untuk menghasilkan efek menenangkan
dengan meningkatkan efek dari zat kimia alami dalam tubuh yang disebut GABA
atau gamma aminobutyric acid. Setelah pengobatan selama empat minggu, peninjauan
ulang sebaiknya dilakukan dilakukan jika ingin diperpanjang. Maksimum penggunaan
obat ini umumnya adalah 3 bulan.
Tentang Alprazolam
Jenis obat

Obat benzodiazepine

Golongan

Obat resep

Manfaat

Mengatasi kecemasan, serangan panik, kecemasan yang berkaitan


dengan depresi

Dikonsumsi oleh

Dewasa

Bentuk obat

Tablet, cairan oral, obat larut

Alprazolam adalah jenis obat keras yang diberikan sesuai dengan resep dokter.
Pastikan untuk mengikuti resep yang disarankan oleh dokter berdasarkan kondisi
kesehatan Anda. Tanyakan kepada dokter sebelum Anda mulai meminum obat ini untuk
mengetahui risiko dan manfaatnya.

Peringatan:
Berhati-hatilah dan beri tahu dokter jika Anda alergi dengan kelompok obat
benzodiazepine atau alergi lainnya.

Jika mengonsumsi obat ini, sebaiknya tidak mengemudi atau mengoperasikan


alat berat. Obat ini bisa menyebabkan pusing dan mengantuk. Orang-orang lanjut usia
akan lebih sensitif dengan alprazolam. Mereka cenderung lebih mengantuk dan bisa
mengalami gangguan keseimbangan.

Bagi wanita hamil, sesuaikan dosis dan pemakaian berdasarkan anjuran dokter.
Obat ini bisa berbahaya bagi janin jika diminum dalam dosis tinggi.

Ibu yang sedang menyusui tidak dianjurkan untuk mengonsumsi alprazolam


karena dapat berdampak pada bayi melalui ASI.

Terdapat kemungkinan Anda kesulitan mengingat kejadian sejak mengonsumsi


obat ini hingga efek dari obat menghilang. Untuk mengurangi dampaknya, Anda butuh
tidur yang cukup setelah minum obat ini.

Jika tidak sengaja melewatkan dosis meminum alprazolam, disarankan segera


meminum begitu teringat jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan
mengganti jadwal yang terlewat dengan menggandakan dosis alprazolam berikutnya.

Berhenti mengonsumsi obat ini perlu dilakukan secara bertahap dengan


mengurangi dosis secara perlahan-lahan. Langsung berhenti mengonsumsi alprazolam
secara mendadak dapat menimbulkan efek buruk seperti kejang-kejang.
Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.
Dosis Alprazolam

Alprazolam umumnya diberikan sebanyak 0.25-0.5 mg, 2-3 kali sehari. Dosis
maksimum alprazolam adalah 4 mg per hari. Dosis akan diberikan sesuai
dengan kondisi kesehatan, umur dan respons pasien terhadap obat ini.
Peningkatan dan pengurangan dosis obat ini perlu dilakukan secara bertahap
untuk meminimalisasi efek samping dan gejala putus obat.

Mengonsumsi Alprazolam dengan Benar


Pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti
anjuran dokter dalam mengonsumsi alprazolam. Keberhasilan obat ini juga
tergantung pada cara mengonsumsi dengan benar.
Usahakan untuk mengonsumsi alprazolam pada waktu yang sama tiap hari
untuk memaksimalisasi efeknya. Jangan mengubah dosis alprazolam kecuali
disarankan oleh dokter Anda. Jika Anda melewatkan satu jadwal, segera
konsumsi jika jadwal berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan mengonsumsi
dua dosis sekaligus untuk menggantikan dosis yang terlewat.
Obat ini bisa menyebabkan gejala-gejala kecanduan. Jadi jika ingin
menghentikan pemakaian alprazolam, ikuti anjuran dari dokter. Jangan
berhenti atau melanjutkan mengonsumsi alprazolam kecuali disarankan
dokter. Dosis obat bisa dikurangi perlahan sebelum akhirnya dihentikan. Hal
ini dilakukan untuk menghindari gejala putus obat atau menyebabkan
penyakit awal kembali.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Alprazolam


Alprazolam akan diberikan oleh dokter jika manfaatnya lebih banyak
daripada efek samping yang ditimbulkan. Reaksi tiap orang terhadap obat ini
berbeda-beda. Sulit menentukan efek samping mana atau apakah Anda akan
merasakan efek samping. Yang terpenting, beri tahu dokter jika Anda
bermasalah dengan obat yang dikonsumsi.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:

Mudah mengantuk

Pusing
Peningkatan produksi air liur

Perubahan pada nafsu atau gairah seksual

Perubahan suasana hati

Gangguan ingatan
Jika terjadi efek samping yang sangat jarang terjadi seperti penyakit kuning,
kejang-kejang, kesulitan berbicara, atau gangguan keseimbangan, segera
temui dokter.

Alprazolam
Penulis : Prapanca NugrahaTanggal : 2014-08-25

Daftar isi

Indikasi dan kontraindikasi


Efek samping
Dosis

INDIKASI DAN
KONTRAINDIKASI
Alprazolam dengan merk dagang terkenal Xanax merupakan obat anti cemas yang termasuk kelas zat
psikotropika benzodiazepine. Alprazolam memiliki sifat yang sama dengan golongan benzodiazepine
lainnya, yaitu berikatan pada reseptor GABA. Beberapa efek dari Alprazolam adalah anti cemas, hipnotik
(membuat ngantuk), pelemas otot rangka, anti kejang, dan memiliki efek amnestik (kemampuan membuat
orang lupa terhadap sesuatu). Alprazolam tersedia dalam tablet ukuran 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg, dan 2 mg.
Terdapat juga Alprazolam dalam bentuk sirup dengan dosis 0,5 mg / 5 mL.
Alprazolam seringkali digunakan untuk mengobati gangguan panik, gangguan cemas seperti gangguan
cemas menyeluruh / generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan cemas sosial / social anxiety
disorder (SAD). Selain itu, Alprazolam juga digunakan untuk mengurangi mual pada pasien yang
menjalani kemoterapi, Alprazolam juga dapat digunakan pada pasien depresi sebagai terapi kombinasi,
pasien dengan gangguan sulit tidur.

Alprazolam dapat melewati membrane plasenta, selain itu Alprazolam juga masuk dan dieksresikan ke
dalam air susu ibu. Oleh karena itu, penggunaan Alprazolam dikontraindikasikan untuk wanita hamil
maupun ibu menyusui. Alprazolam pada wanita hamil dapat memicu terjadinya gangguan congenital atau
kecacatan pada bayi. Selain wanita hamil dan ibu menyusui, Alprazolam juga dikontraindikasikan pada
anak-anak dan orang dengan ketergantungan alkohol, penggunaan pada orang tua harus dengan hatihati dan dosis disesuaikan. Alprazolam juga harus diawasi penggunaannya pada pasien myasthenia
gravis, glaukoma sudut sempit (tertutup), dan gangguan hati berat.

EFEK SAMPING
Efek samping yang dapat muncul saat mengkonsumsi Alprazolam adalah disinhibisi otot,
perubahan libido, halusinasi, mulut kering, gangguan keseimbangan, gangguan berbicara, ide untuk
bunuh diri, retensi buang air kecil, amnesia, mengantuk, ataupun pusing serta nyeri kepala.

DOSIS
Alprazolam memiliki onset yang cukup cepat untuk mengatasi gangguan panik, setelah diminum akan
menimbulkan efek dalam waktu 1,5, - 1,6 jam. Akan tetapi, untuk mengobati gangguan camas
menyeluruh dosis yang disesuaikan baru dapat mencapai efek maksimal dalam waktu beberapa hari
hingga satu minggu. Dosis penggunaan Alprazolam dapat dimulai dari dosis terendah satu kali sehari,
dan kemudian ditingkatkan sesuai anjuran dokter dan kebutuhan, dikarenakan penggunaan Alprazolam
dalam jangka waktu panjang akan menimbulkan toleransi dan ketergantungan. Gejala putus zat bukan
merupakan hal yang jarang ditemui pada orang yang mengkonsumi Alprazolam

Berbahayakah Penggunaan Obat Tidur Alprazolam?


SEPTEMBER 18, 2014

Dalam pengakuannya di salah satu wawancara, seorang artis


muda mengaku sering diberikan obat tidur oleh ibunya jika ia
mengeluh tidak bisa tidur. Nama obat yang disebutkan tentu
sudah tidak asing di telinga para insomniak. Namun, banyak
yang tidak tahu bahwa alprazolam, kandungan obat tersebut,
sebenarnya bukanlah obat tidur dan dapat menimbulkan
kecanduan.

Sering Dikira Obat Tidur


Insomnia adalah salah satu gangguan tidur yang paling sering
dikeluhkan masyarakat. Beberapa orang bahkan dapat
mengalami insomnia setiap hari dan sepanjang malam.
Akibatnya, manusia-manusia kelelawar ini kerap mengantuk
di siang hari dan produktivitasnya menjadi terganggu. Yang
lebih berbahaya lagi, jika kantuk menyerang saat harus
berkonsentrasi berkendara atau saat mengoperasikan mesin.
Jika Anda pernah mengalami insomnia, Anda pasti tahu
bahwa sulit tidur itu menyiksa. Detak jarum jam seolah
terdengar makin kencang, dan makin jauh jam bergerak,

makin frustasi juga kita berusaha untuk tidur. Bayangkan jika


hal ini terjadi setiap hari. Tidak heran jika penderita insomnia
kronis memilih jalan pintas demi memejamkan mata, yaitu
dengan meminum obat tidur.
Obat tidur adalah sejenis obat yang menimbulkan sedasi atau
perasaan damai yang akhirnya memunculkan narkosis atau
tidur. Secara umum, obat tidur dapat dibagi menjadi dua
golongan, yaitu golongan benzodiazepin dan
nonbenzodiazepin. Alprazolam adalah obat yang termasuk
dalam golongan benzodiazepin.
Sebenarnya, alprazolam adalah obat yang disetujui
penggunaannya oleh BPOM sebagai antiansietas, yaitu untuk
orang-orang yang sering merasa cemas berlebihan atau
mengalami gangguan panik. Namun, obat ini ternyata juga
memiliki efek samping mengantuk. Akibatnya, alprazolam
kini justru lebih populer sebagai obat tidur ketimbang sebagai
obat antiansietas. Bahkan, alprazolam lebih banyak
diresepkan oleh dokter sebagai obat tidur ketimbang obat
yang memang digunakan sebagai obat tidur, seperti zolpidem.
Padahal, obat golongan benzodiazepin terkenal dapat
menimbulkan kecanduan yang sulit dilepaskan.

Bekerja di Otak
Alprazolam bekerja menimbulkan rasa kantuk dengan
memengaruhi reseptor GABA, yaitu sejenis penghantar sinyal
listrik saraf di otak yang menimbulkan efek menenangkan.
Akibatnya, waktu yang diperlukan untuk tidur menjadi lebih
singkat.
Meski demikian, obat ini tidak dapat membantu orang yang
sering terbangun dan tidak bisa tidur lagi. Berbeda dengan

zolpidem yang dapat membantu penggunanya untuk


mencapai tidur yang lebih nyenyak.
Banyak orang mengatakan, jangan terlalu sering minum obat
tidur jika tidak perlu. Hal ini benar, karena meski
menimbulkan efek jangka pendek yang menyenangkan,
alprazolam ternyata memiliki efek jangka panjang berupa
gangguan ingatan. Perlu diingat, pengguna alprazolam tidak
perlu waktu lama untuk merasakan efek samping yang
merugikan. Gangguan kemampuan kognitif (berpikir) adalah
salah satu efek jangka pendek penyalahgunaan alprazolam.
Orang dapat menjadi sulit untuk berbicara dengan baik dan
terdengar seperti orang mabuk. Semakin tinggi dosis yang
digunakan, bicara akan semakin pelo. Selain itu, dapat terjadi
kebingungan dan disorientasi saat obat bekerja. Rasa
mengantuk yang dihasilkan juga dapat bertahan selama tiga
hingga empat hari, sehingga tentu tidak cocok untuk Anda
yang harus bekerja di keesokan harinya.
Penggunaan alprazolam jangka panjang ternyata dapat cepat
membuat Anda pikun. Ingatan dapat terganggu. Meskipun
sifatnya ringan dan hanya mengenai memori jangka pendek,
tapi hal ini akan terus berlanjut dan sulit dipulihkan. Karena
itu, obat ini tidak cocok untuk orang muda yang masih aktif.
Sedangkan pada orang tua, alprazolam dapat menyebabkan
gangguan koordinasi, sehingga dapat menimbulkan jatuh dan
kecelakaan termasuk saat berkendara pada lansia.
Efek samping yang lebih serius di antaranya
reaksi alergi berat berupa ruam kulit, kejang, dan sesak.
Dapat juga terjadi perubahan mood serta depresi. Kedua hal
terakhir perlu diwaspadai, karena adanya efek samping ini
mungkin menimbulkan dorongan bunuh diri. Karena itu,

penggunaan dan peresepan alprazolam harus dilakukan


secara sangat hati-hati.

Bikin Kecanduan
Satu hal yang perlu Anda garis bawahi saat hendak
menggunakan alprazolam. Alprazolam dapat menyebabkan
kecanduan, sama seperti kecanduan obat-obatan terlarang.
Meski umumnya kecanduan terjadi pada dosis tinggi, dokter
yang meresepkan juga harus ingat bahwa pasien terkadang
menambah sendiri dosis obat tidurnya tanpa menanyakan
terlebih dahulu ke dokter. Hal ini sangat berbahaya.
Ada orang yang awalnya hanya coba-coba menggunakan
alprazolam untuk melihat efeknya. Alprazolam dapat
membuat seluruh tubuh terasa rileks dan tidur terasa enak.
Karena perasaan yang nyaman ini, mereka jadi semakin
sering menggunakannya. Seiring waktu, tubuh tidak lagi
bereaksi pada dosis tersebut, sehingga ia menambah
dosisnya. Pada dosis yang lebih tinggi inilah ia kemudian akan
mengalami kecanduan dan ketergantungan. Jika sudah
begini, tubuh jadi tidak dapat bekerja dengan normal jika
tidak menggunakan obat. Pengguna pun menjadi semakin
sulit untuk melepaskan kecanduannya.
Risiko kecanduan akan lebih besar pada mereka yang pernah
mengalami kecanduan alkohol atau obat-obatan lain. Oleh
sebab itu, alprazolam biasanya tidak diberikan pada orang
dengan riwayat seperti ini, meski sekarang ia sudah sembuh.

Cari Tahu Penyebab Insomnia


Untuk menghindari penggunaan obat tidur yang dapat
menyebabkan kecanduan, ada baiknya untuk memeriksakan
diri dan mencari tahu apa sebenarnya yang menyebabkan
Anda mengalami insomnia. Penggunaan alprazolam harus
berdasarkan anjuran dokter dan dosis yang diresepkan. Dosis
biasanya disesuaikan berdasarkan kondisi penyakit, usia,
serta respons terhadap terapi.
Alprazolam sebaiknya juga tidak diberikan sebagai obat tidur.
Obat ini diberkan kepada mereka yang mengalami gangguan
cemas atau panik. Pada kenyataannya, alprazolam seringkali
diresepkan dokter untuk berbagai rasa tidak nyaman yang
dikeluhkan pasien. Akibatnya, banyak pasien yang merasa
tidak dapat menghadapi situasi hidup tanpa meminum obat
ini. Kalaupun sudah berhenti meminumnya, banyak yang
masih menyimpan tablet tersebut di kotak obat untuk
berjaga-jaga.
Alprazolam masih boleh diberikan pada penderita gangguan
panik saat atau sebelum mereka menghadapi hal yang dapat
membuat hidupnya terganggu. Pemberian obat biasanya juga
tetap disertai dengan terapi psikologis. Dengan demikian,
penderitanya tidak bergantung pada obat dan dapat mengikis
rasa cemas atau paniknya secara bertahap.
ALPRAZOLAM
Tablet

:: KOMPOSISI ::
ALPRAZOLAM 0,25
Tiap tablet mengandung:

Alprazolam 0,25 mg
ALPRAZOLAM 0,5
Tiap tablet mengandung:
Alprazolam 0,5 mg
ALPRAZOLAM 1,0
Tiap tablet mengandung:
Alprazolam 1,0 mg

:: INDIKASI ::
Pengobatan jangka pendek, ansietas sedang atau berat
dan ansietas yang berhubungan dengan depresi.

:: KONTRAINDIKASI ::

Pasien yang hipersensitif terhadap golongan


benzodiazepin.

Glaukoma sudut sempit akut.


Miastenia gravis, insufisiensi pulmonary akut,
kondisi fobia dan obsesi psikosis kronik.

Anak dan bayi prematur.

:: DOSIS DAN CARA PEMBERIAN ::


Dewasa:
0,25-0,5 mg, 3 kali sehari. Jika perlu dosis dapat dinaikkan
dengan interval 3-4 hari hingga maksimum 4 mg sehari
dalam dosis terbagi.
Untuk pasien lanjut usia, debil (lemah) dan gangguan
fungsi hati berat:
0,25 mg, 2-3 kali sehari, ditingkatkan bertahap jika perlu.

:: PERINGATAN DAN PERHATIAN ::

Dapat terjadi ketergantungan, hindari pemakaian


jangka panjang.

Jangan digunakan sebagai pengobatan tunggal


pada pasien depresi atau kecemasan dengan depresi.

Pasien penyakit hati dan ginjal kronik, penyakit


pernafasan, kelemahan otot dan riwayat penyalahgunaan
obat atau alkohol, penderita kelainan kepribadian yang
nyata.

Hati-hati pemakaian pada penderita insufisiensi


pulmonary kronik.

Selama menggunakan obat ini dilarang

mengendarai atau mengoperasikan mesin.

Wanita hamil dan menyusui

Pemakaian pada anak di bawah usia 10 tahun


tidak diketahui keamanannya dengan pasti.

:: EFEK SAMPING ::

Mengantuk, kelemahan otot, ataksia, amnesia,


depresi,light-headedness, bingung, halusinasi, pandangan
kabur.

Jarang terjadi: sakit kepala, insomnia, reaksi


paradoksikal, tremor, hipotensi, gangguan gastrointestinal,
ruam, perubahan libido, menstruasi tidak teratur, retensi
urin, diskrasia darah dan ikterus.

:: INTERAKSI OBAT ::

Efek ditingkatkan oleh depresan saraf pusat,


alkohol dan barbiturat.

Ekskresi dihambat oleh simetidin.

:: KEMASAN ::
ALPRAZOLAM 0,25. Kotak, 10 strip @ 10 tablet.
ALPRAZOLAM 0,5. Kotak, 10 strip @ 10 tablet.
ALPRAZOLAM 1,0. Kotak, 10 strip @ 10 tablet.

Bahaya Obat Penenang (indikasi


alprazolam,xanax,ativan,merlopam,valisanbe,dll)
Posted on September 8, 2013by Santoz

Obat penenang atau benzodiazepine (benzo) adalah obat yang di-indikasi-kan untuk
sedatif hypnotic (memudahkan tidur), anti cemas , anti kejang, dan pelemas otot. Obat
ini di Indo sangat sering diresepkan untuk insomnia (susah tidur), cemas berlebihan,
panic attack, stress, dll. Coba anda ke sembarang dokter atau terutama psikiater lalu
ngomong susah tidur dok atau setres dok 90% bakal dikasih obat jenis ini. Kadang
kalau anda kelihatan cemas atau stres tanpa ngomong juga dikasih obat ini. Ato kalo
kita opname di rumah sakit kemungkinan sangat besar akan diberi obat ini meski tidak

mengeluhkan hal-hal yang berhubungan. Bahkan obat ini terdapat pada kandungan
beberapa obat sakit perut semisal braxidin,dll (lihat di bawah).
Kerja obat ini sangat cepat dan instan. Obat ini aman jika dikonsumsi jangka pendek
beberapa hari saja. Namun jika diminum setiap hari dalam jangka waktu tertentu akan
menimbulkan berbagai macam bahaya. Bahkan kematian artis Michael Jackson dan
Whitney Houston baru-baru ini berkaitan dengan benzo ini. Golongan obat ini juga
termasuk NARKOBA !

Bahaya pertama: Kecanduan


Obat ini menimbulkan ketergantungan jika diminum setiap hari dalam jangka waktu
tertentu. Apabila sudah menimbulkan ketergantungan, ketika konsumsi obat dihentikan
maka akan menimbulkan gejala putus obat (withdrawal). Jangka waktu untuk
menimbulkan ketergantungan ini berbeda beda tiap orang. Dalam dunia kedokteran
batas waktu untuk memberi benzo ini adalah selama 2-4 minggu setiap hari. Namun
ada orang yang ketergantungan hanya setelah minum 4 hari saja.
Potensi ketergantungan ini juga tergantung jenis obatnya. Semakin cepat obat itu
bereaksi dan keluar dari tubuh semakin cepat pula menimbulkan ketergantungan.
Misalnya Xanax/calmlet/zypraz/alganax/apazol (generiknya alprazolam) adalah yang
paling besar potensinya menimbulkan kecanduan dalam jangka waktu singkat karena
obat ini sangat cepat reaksinya dan sangat cepat keluar dari tubuh.
Withdrawal (gejala putus obat) bermacam macam jenisnya dan dapat melibatkan
semua organ tubuh. Mulai yang ringan seperti merasa pikiran tidak enak, mual,
muntah,panik,cemas dll sampai yang dapat menimbulkan kematian semisal seizure
(kejang kejang) dan kenaikan tekanan darah. Selengkapnya bisa baca
di:http://www.bcnc.org.uk/symptoms.html
Lama, macam dan tingkat parahnya withdrawal berbeda beda tiap orang. Ada orang
yang minum dosis tinggi dalam jangka waktu lama bisa langsung berhenti dengan
withdrawal yang sebentar dan minim gejala, ada yang hanya minum selama seminggu
dengan dosis minimum tetapi merasakan withdrawal yang parah selama 2 tahun lebih !
sayangnya kita tidak akan pernah tahu kita termasuk yang mana sebelum terlambat dan

mengalaminya sendiri. Withdrawal juga tergantung dari seberapa besar dosis dan
seberapa lama seseorang meminum obat tersebut. Dan apakah langsung berhenti (cold
turkey) atau mengurangi dosis sedikit demi sedikit (tapering off).
Withdrawal dari benzo dapat berlangsung lama hingga bertahun-tahun, jauh lebih lama
jika dibandingkan efek putus obat psikotropika jenis lainnya seperti opioid (contoh:
morfin, tramadol, heroin) yang hanya beberapa hari atau maksimum beberapa minggu.
Dan perbaikannya tidak linear melainkan acak setiap hari, kadang gejala-gejala itu
membaik lalu memburuk dan sebaliknya.
Bahaya yang kedua: Toleransi
Jika seseorang mengkonsumsi rutin obat ini maka dalam waktu tertentu dosis obat
tersebut menjadi tidak mempan (istilahnya toleransi) dan untuk mencapai efek yang
sama diperlukan tambahan dosis. Apabila dosis tidak dinaikkan, akan menimbulkan
withdrawal tanpa kita mengurangi dosis.
Contohnya: si A susah tidur dan minum alprazolam 0,5 mg/hari. Dalam sebulan si A
sangat enak tidurnya, nempel di kasur langsung tidur. Semua masalah serasa tuntas tas
tas. Lewat satu bulan si A merasa sering tidak enak pikiran, sering cemas dan yang
paling mengganggu adalah insomnia kembali lagi! lalu si A kembali ke psikiater dan
psikiater tersebut menaikkan dosis alprazolam menjadi 1mg/hari. 3 bulan kemudian hal
itu terjadi lagi dan dokter menaikkan lagi dosisnya menjadi 1,5/hari mg dst. Sampai
akhirnya dokter tidak bisa menaikkan dosis lagi karena sudah maksimum menurut
referensi dokter dan pasien mengalami gejala putus obat yang menyiksa tanpa
mengurangi dosis . Kurang lebih seperti inilah lingkaran setan benzo:
1.

Pasien meminum dosis benzo yang diberikan dokter dan secara instan masalah teratasi.

2.

Dalam jangka waktu tertentu dosis tersebut tidak mempan lagi dan menimbulkan efek
putus obat (withdrawal).

3.

Dokter menaikkan dosis, dan siklus berulang ke no 1

4.

Sampai akhirnya mencapai dosis maksimum dan tidak dapat naik lagi.

5.

Pasien minum obat bukan untuk mengatasi keluhan awalnya lagi, tetapi untuk
mencegah efek putus obat.

6.

Setelah beberapa lama, pasien tetap mengalami gejala putus obat meski tetap rutin
mengkonsumsi obat tersebut dan tidak ada yang bisa dilakukan. Sulit tidur dan cemas
menjadi berlipat lipat parahnya ditambah gejala putus obat lainnya , tersiksa seterusnya.

Bahaya ketiga: Efek Samping


Penggunaan jangka panjang obat ini akan menimbulkan kesulitan berpikir, konsentrasi,
menjadi pelupa. Juga dapat menimbulkan depresi, memperparah kecemasan, emotional
blunting (tidak dapat merasakan senang, sedih atau perasaan lainnya), kehilangan
minat, dan dapat merubah kepribadian. Banyak pengguna jangka panjang yang merasa
hidup seperti zombie.
Dalam penggunaan lama dosis tinggi dapat menimbulkan halusinasi (melihat /
merasakan yang tidak ada), seperti cerita dari http://www.mindreprogramming.com/pasien-pemakai-obat-penenang-untuk-terapi-jangka-panjang/ (sa
yang blognya sudah hilang beserta semua tulisannya), seseorang yang mengkonsumsi
xanax hingga 5mg / hari berhalusinasi melihat tukang bakso bermata tiga di dekat
rumahnya sampai ketakutan luar biasa.

Alprazolam
Thursday, May 23, 2013 Pharmacy No comments

Alprazolam merupakan salah satu dari golongan obat Benzodiazepines atau disebut
juga Minor Transquillizer dimana golongan ini merupakan obat yang paling umum
digunakan sebagai anti ansietas. Alprazolam merupakan obat anti ansietas dan anti
panik yang efektif digunakan untuk mengurangi rangsangan abnormal pada otak,
menghambat neurotransmitter asam gama-aminobutirat (GABA) dalam otak
sehingga menyebabkan efek penenang.Alprazolam diabsorbsi dengan baik di dalam
saluran pencernaan dan bekerja cepat dalam mengatasi gejala ansietas pada
minggu pertama pemakaian. Alprazolam memiliki waktu paruh yang pendek yaitu
12 15 jam dan efek sedasi (mengantuk) lebih pendek dibanding Benzodiazepines
lainnya, sehingga tidak akan terlalu mengganggu aktivitas. Alprazolam juga aman
digunakan bagi penderita gangguan fungsi hati dan ginjal dengan pemakaian di
bawah pengawasan dokter.

1. Struktur Kimia

Gambar. Struktur
Alprazolam

2. Sifat Fisika Kimia


Nama kimia

: 8-kloro-1-metil-6-fenil-4H-triazolo[4,3-]-benzodiazepina

Rumus molekul

: C17H13ClN4

Berat moleku

: 308,77

Pemerian

: Serbuk hablur putih sampai hampir putih, melebur pada


225oC

Kelarutan

: Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etil asetat, agak
sukar larut dalam aseton, larut dalam metanol, mudah larut
dalam kloroform (Ditjen POM, 1995)

3. Mekanisme Sintesis Alprazolam


4. Nama Sediaan
Nama sediaan dari alprazolam yang terdapat di pasaran meliputi:
-

Xanax XR

- Calmlet

Alganax

Alprazolam OGB Dexa

Alviz

- Soxietas

Atarax

- Zypraz

- Feprax
- Frixitas

Bentuk sediaan yang ada dipasaran: Tablet 0,25 mg, 0,5 mg, 1 mg.

5. Dosis
Ansietas : 0,25 - 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari dalam dosis
terbagi. Gangguan panik : 0,5 - 1,0 mg diberikan pada malam hari atau 0,5 mg 3
kali sehari. Untuk pasien usia lanjut, debil dan gangguan fungsi hati berat : 0,25 mg
2-3 kali sehari. Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.

6. Kegunaan
Kegunaan obat ini terutama untuk Anti-anxietas dan anti panik. Pada saat
keadaan cemas dan panik terjadi penurunan sensitivitas terhadap reseptor 5HT 1A,
5HT2A/2C, meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada saraf
pusat, terutama reseptor alfa-2 katekolamin, meningkatnya aktivitas locus
coereleus yang mengakibatkan teraktivasinya aksis hipotalamus-pituitari-adrenal
(biasanya berespons abnormal terhadap klonidin pada pasien dengan panic
disorder), meningkatnya aktivitas metabolic sehingga terjadi peningkatan laktat
(biasanya sodium laktat yang kemudian diubah menjadi CO 2(hiperseansitivitas
batang otak terhadap CO2), menurunnya sensitivitas reseptor GABA-Asehingga
menyebabkan efek eksitatorik melalui amigdala dari thalamus melalui nucleus
intraamygdaloid
circuitries,
model
neuroanatomik
memprediksikan panic
attack dimediasi oleh fear network pada otak yang melibatkan amygdale,
hypothalamus, dan pusat batang otak.
Sehingga, terapi yang diberikan pada kecemasan yaitu anxiolitik atau
antianxietas yang bekerja pada reseptor GABA dengan memperkuat aksi
inhibitor GABA-ergic neuron sehingga hiperaktivitas mereda.

7. Efek Farmakologi
Farmakodinamik alprazolam merupakan derivat triazolo benzodiazepin
dengan efek cepat dan sifat umum yang mirip dengan diazepam. Alprazolam
merupakan anti ansietas dan anti panik yang efektif. Mekanisme kerjanya yang
pasti belum diketahui. Efek tersebut diduga disebabkan oleh ikatan alprazolam
dengan reseptor-reseptor spesifik yang terdapat pada susunan saraf pusat. Secara
klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi susunan saraf pusat
yang bervariasi tergantung pada dosis yang diberikan. Farmakokinetik Pada
pemberian secara oral, alprazolam diabsorpsi dengan baik dan absorpsinya tidak
dipengaruhi oleh makanan sehingga dapat diminum dengan atau tanpa makanan.
Konsentrasi puncak dalam darah dicapai dalam waktu 1 - 2 jam setelah pemberian
oral dengan waktu paruh eliminasinya adalah 12 - 15 jam. Waktu paruh ini berbedabeda untuk pasien usia lanjut (16,3 jam), orang dewasa sehat (11 jam), pasien
dengan gangguan fungsi hati (antara 5,8 - 65,3 jam) serta pada pasien dengan
masalah obesitas (9,9 - 40,4 jam). Sekitar 70 - 80% alprazolam terikat oleh protein
plasma. Alprazolam mengalami metabolisme di hati menjadi metabolit aktifnya dan
metabolit lainnya yang tidak aktif. Metabolit aktif ini memiliki kekuatan 1 kali
dibandingkan dengan alprazolam, tetapi waktu paruh metabolit ini hampir sama
dengan alprazolam. Ekskresi alprazolam sebagian besar melalui urin, sebagian
melalui ASI dan dapat melalui sawar plasenta.

8. Interaksi Obat
-

Dengan Obat Lain:

Antifungi golongan azol, siprofloksasin, klaritromisin, diklofenak,


doksisiklin, eritromisin, isoniasid, nikardipin, propofol, protease inhibitor, kuinidin,
verapamil meningkatkan efek alprazolam. Kontraindikasi dengan itrakenazol dan
ketokenazol. Menguatkan efek depresi SSP analgetik narkotik, etanol, barbiturat,
antidepresan siklik, antihistamin, hipnotik-sedatif. Alprazolam dapat meningkatkan
efek amfetamin, beta bloker tertentu, dekstrometorfan, fluoksetin, lidokain,
paroksetin, risperidon, ritonavir, antidepresan trisiklik dan substrat CYP2D6 lainnya.
Alprazolam meningkatkan konsentrasi plasma imipramin dan desipiramin.
Aminoglutetimid, karbamasepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin
menurunkan efek alprazolam.
-

Dengan Makanan:
Merokok menurunkan konsentrasi alprazolam sampai 50 %. Jus grapefruit
meningkatkan konsentrasi alprazolam. Makanan tinggi lemak, 2 jam sebelum
pemberian bentuk lepas terkendali dapat memperpanjang Cmaks sampai 25 %.
Sedangkan pemberian segera sesudah makan akan menurunkan Tmaks, bila
makanan diberikan >=1 jam sesudah pemberian obat T maks akan meningkat
30
%.

9. Efek Samping
Jika kita menggunakan alprazolam kita menjadi sulit lepas dari obat ini
karena memang memiliki potensi ketergantungan yang besar jika dipakai lebih dari
dua minggu saja. Sulit lepas ini juga disebabkan karena efek putus zat obat ini
sangat tidak nyaman, ada yang langsung tiba-tiba stop dan merasakan kecemasan
yang lebih parah daripada sebelumnya.
Maka dari itu penggunaan obat ini harus hati-hati dan kalau bisa sesuai
dengan indikasi saja. Belakangan karena potensi ketergantungan, toleransi (makin
besar pake makin lama) dan reaksi putus zat, obat ini sudah tidak menjadi pilihan
pertama lagi sebagai obat anticemas di Amerika Serikat, di sana lebih cenderung
menggunakan Antidepresan gol SSRI seperti Sertraline, Fluoxetine, Paroxetine
(Paxil).
Selain itu ESO yang ditimbulkan SSP: depresi, mengantuk, disartria
(gangguan berbicara), lelah, sakit kepala, hiperresponsif, kepala terasa ringan,
gangguan ingatan, sedasi; Metabolisme-endokrin: penurunan libido, gangguan
menstruasi; Saluran cerna: peningkatan atau penurunan selera makan, penurunan
salivasi, penurunan/peningkatan berat badan, mulut kering (xerostomia).

10. Peringatan
Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai kendaraan bermotor
atau mengoperasikan mesin. Hati-hati bila diberikan pada wanita hamil dan
menyusui, gangguan fungsi ginjal dan hati, riwayat penyalahgunaan obat dan atau
alkohol, penderita kelainan kepribadian yang nyata. Keamanan penggunaan pada
anak-anak dibawah 18 tahun belum diketahui dengan pasti. Gejala kelebihan dosis

alprazolam adalah mengantuk, konfusi, gangguan koordinasi, penurunan refleks


dan koma. Penanganan saat terjadi kelebihan dosis :
-

Penderita dirangsang untuk muntah dan lakukan pengosongan lambung.


-

Penderita dirawat intensif dengan terapi simtomatis dan suportif untuk memelihara
fungsi kardiovaskular, pernapasan dan keseimbangan elektrolit.

Alprazolam
Sediaan:
Tablet 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg

Cara Kerja Obat:


Alprazolam merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan benzodiazepine (minor
tranquilezer) yang bekerja dengan cepat setelah dikonsumsi. Indikasi alprazolam adalah untuk
mengatasi anxiety (kecemasan), panick attack, serta depresi ringan. Xanax bekerja pada
Gamma-Amino Butyric Acid (GABA) receptor, neurotransmitter yang penting di otak manusia.
Cara kerja alprazolam yang cepat diserap sistem pencernaan, merupakan keunggulan obat ini
dalam mengatasi panic attack. Puncak konsentrasi alprazolam dalam plasma manusia
diperoleh hanya dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah dikonsumsi. Obat ini hanya boleh
diresepkan oleh dokter spesialis kesehatan jiwa (psikiater).

Indikasi:
-

Antiansietas termasuk neurosis ansietas, gejala-gejala ansietas

Antidepresi termasuk ansietas yang berkaitan dengan depresi

Antipanik termasuk penyakit-penyakit atau gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia

Kontraindikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap benzodiazepin, penderita glaukoma sudut sempit akut,
penderita insufisiensi pulmonari akut

Dosis:
-

Ansietas : 0,25 0,5 mg 3 kali sehari. Max 4 mg sehari dalam dosis terbagi.

Gangguan panik : 0,5 1,0 mg diberikan pada malam hari atau 0,5 mg 3 kali sehari.

Untuk pasien usia lanjut, debil dan gangguan fungsi hati berat : 0,25 mg 2-3 kali sehari.

Jika perlu, dosis dapat ditingkatkan secara bertahap.

Peringatan dan Perhatian :


-

Dapat menyebabkan ketergantungan;

Jangan digunakan sebagai pengobatan tunggal pada pasien depresi atau kecemasan dengan
depresi;

Selama menggunakan obat ini dilarang mengendarai atau mengoprasikan mesin;

Hati-hati bila diberikan pada anak <10 tahun, wanita hamil dan menyusui, penderita penyakit
hati dan ginjal kronis, penyakit respirasi, kelemahan otot dan riwayat penyalah gunaan obat
atau alcohol;

Hindari pemakaian jangka panjang;

Hati-hati pemakaian pada penderita "pulmonary insufficiency" kronik.

Efek Samping :
-

Yang sering terjadi: drowsiness, kekeringan, sakit kepala ringan

Yang jarang terjadi: perubahan berat badan, nervousness, gangguan memori/amnesia,


gangguan koordinasi, gangguan gastrointestinal dan manifestasi autonomik, pandangan kabur,
sakit kepala, depresi, insomnia tremor

Seperti benzodiazepin yang lain, dapat terjadi: stimulasi, agitasi, kesulitan berkonsentrasi,
konfusi, halusinasi, peningkatan tekanan intraokular

Pernah dilaporkan pada penggunaan benzodiazepin ansiolotik, seperti : distonia, iritabilitas,


anoreksia, fatique, gangguan bicarajaund/'ce lemah otot, gangguan libido, irregularitas
menstruasi, inkontinensia, retensi urin dan abnormal fungsi hati.

Alprazolam
MAR 25
Posted by dr.Rozi Abdullah

Merk Dagang

Xanax, Alganax, Zypraz, Alviz

Komposisi :

Tiap tablet Alprazolam X *-0.25 mg mengandung Alprazolam 0.25 mg


Tiap tablet Alprazolam *-0.5 mg mengandung Alprazolam 0.5 mg
Tiap tablet Alprazolam -1 mg mengandung Alprazolam 1 mg

Farmakologi
Alprazolam sebagai derivat triazole dari 1.4 benzodiazepin adalah suatu antidepresi, antipanik dan
antiansietas

Indikasi :

Antiansietas termasuk neurosis ansietas, gejala-gejala ansietas


Antidepresi termasuk ansietas yang berkaitan dengan depresi
Antipanik termasuk penyakit-penyakit atau gangguan panik dengan atau tanpa agoraphobia

Dosis dan Cara Pemakaian :

Untuk keadaan ansietas dosis diberikan mulai dari 0.75 mg 1.5 mg dalam sehari dan terbagi

dalam beberapa dosis


Untuk keadaan gangguan panik dosis diberikan mulai 0.5 mg 1 0 mg diberikan saat menjelang

tidur atau 0.5 mg sehari 3 kali


Untuk pasien lanjut usia dosis diberikan mulai 0.5 mg 0.75 mg, dalam dosis terbagi. Dosis
lazim diberikan 0.5 mg 0.75 mg sehari dalam dosis terbagi, dapat ditambah sesuai kebutuhan
dan toleransi tubuh

Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif terhadap benzodiazepin, penderita glaukoma sudut sempit akut,
penderita insufisiensi pulmonari akut

Efek Samping :

Yang sering terjadi: drowsiness, kekeringan, sakit kepala ringan


Yang jarang terjadi: perubahan berat badan, nervousness, gangguan memori/amnesia,

gangguan koordinasi, gangguan gastrointestinal dan manifestasi autonomik, pandangan kabur,


sakit kepala, depresi, insomnia tremor
Seperti benzodiazepin yang lain, dapat terjadi: stimulasi, agitasi, kesulitan berkonsentrasi,

konfusi, halusinasi, peningkatan tekanan intraokular


Pernah dilaporkan pada penggunaan benzodiazepin ansiolotik, seperti : distonia, iritabilitas,
anoreksia, fatique, gangguan bicarajaund/ce lemah otot, gangguan libido, irregularitas
menstruasi, inkontinensia, retensi urin dan abnormal fungsi hati.

Peringatan dan Perhatian :

Pasien-pasien dengan kecenderungan ketergantungan obat dan alkohol harus diberikan dengan
sangat hati-hati, karena dapat meningkatkan resiko ketergantungan

Tidak dianjurkan untuk pasien dengan diagnosa utama schizophrenia


Seperti obat-obat CNS lainnya, pasien yang menggunakan Alprazolam tidak dianjurkan

mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin


Tidak boleh digunakan pada wanita hamil atau menyusui
Penggunaan Alprazolam belum dipastikan pada depresi yang disertai psikiatri, pada gangguan

bipolar atau pada depresi endogeneous (seperti pada pasien depresi berat)
Dianjurkan untuk memberikan dosis efektif terkecil untuk menghindari berkembangnya ataksia

atau sedasi yang berlebihan


Hati-hati pemberian obat ini pada pasien gangguan fungsi ginjal dan hati, insufisiensi pulmonari

kronik
Keamanan dan efektifitas penggunaan pada anak-anak di bawah 18 tahun belum diketahui
dengan pasti

Interaksi Obat :
Golongan benzodiazepin termasuk Alprazolam dapat meningkatkan efek CNS depresan bila
digunakan bersamaan dengan obat-obat psikotropik lain, antikonvulsan, antihistamin, etanol dan
obat-obat lain yang mempunyai efek CNS depresan

Vous aimerez peut-être aussi