Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN
WAWASAN KEBANGSAAN
DI SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan nikmat sehingga penulisan hasil
laporan penelitian ini dapat diselesaikan.
Penelitian dengan judul Penelitian Peranan Partai Politik Dalam
Menumbuhkembangkan Wawasan Kebangsaan Di Sumatera Utara ini
dimaksudkan untuk menjadi masukan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera
Utara dalam melihat dan menilai dan mengevaluasi
sebagai
lembaga
masyarakat.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberi manfaat untuk penelitian
selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar .........................................................................................
ii
iv
vi
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
1.2.
1.3.
1.4
1.5
1.6
10
2.2
12
2.3
15
2.4
20
2.5
24
2.6
27
33
3.2
33
iii
3.3
34
3.4
34
3.5
34
3.6
35
3.7
36
37
4.2
37
4.3
39
BAB V PEMBAHASAN
5.1
Peranan
Partai
Dalam
Menumbuhkan
Wawasan
Kebangsaan ............................................................................
5.2
59
92
BAB VI KESIMPULAN
6.1
Kesimpulan ............................................................................
95
6.2
Rekomendasi .........................................................................
97
Daftar Pustaka
iv
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Judul Tabel
Hal
Tabel 3.1
35
Tabel 5.1
58
Tabel 5.2
59
Tabel 5.3
60
Tabel 5.4
61
Tabel 5.5
62
Tabel 5.6
63
Tabel 5.7
63
Tabel 5.8
69
Tabel 5.9
70
Tabel 5.10
Tabel 5.11
Tabel 5.12
71
72
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.16
73
Tabel 5.15
72
74
74
75
Tabel 5.17
Tabel 5.18
Tabel 5.19
76
76
Tabel 5.20
Tabel 5.21
77
77
78
Tabel 5.22
79
Tabel 5.23
80
Tabel 5.24
91
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar
Judul
Gambar 3.7
Hal
36
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dampak
semakin
menipisnya
wawasan
kebangsaan
wawasan kebangsaan
sudah sangat
melalui
pendidikan
formal
pendidikan
maupun
kebangsaan
informal,
baik
di
lingkungan
pendidikan
di
lingkungan
kembali
wawasan
kebangsaan
masyarakat
dengan
pendidikan
politik
masyarakat.
Regulasi
ini
menjalankan perannya,
sebagaimana
mestinya,
maka
para
konstituen
memiliki
kedewasaan politik serta punya wawasan kebangsaan yang kuat. Dengan kata
lain, pembekalan yang diberikan Parpol kepada masyarakat berkisar tentang hak
dan
kewajiban
anggota
masyarakat
agar
mereka
dapat
berpartisipasi
Oleh
karena
itu
masyarakat
harus
menyadari
pentingnya
kehancurannya saja bilamana tidak di lakukan serta tidak perlu malumalu lagi seperti yang dilakukan di jaman Orde Lama walaupun
metodenya harus diperbaiki tidak seperti di masa yang lalu yang syarat
dengan doktriner bukan menerima pendidikan kebangsaan dengan secara
kesadaran.
Senada dengan hal tersebut dalam Seminar bertema Menjalin Persatuan
dan Kesatuan dalam Menguatkan Wawasan Kebangsaan dan Penanaman Cinta
Tanah Air untuk Mencapai Masyarakat Madani yang Demokratis, yang
diadakan oleh Kowani bekerjasama dengan Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik
Depdagri di Jakarta, Menteri Pemberdayaan Perempuan RI (Menteri Kabinet
Bersatu-I) menunjukkan terjadinya banyak permasalahan di Negara ini adalah
karena kita mengabaikan wawasan kebangsaan sehingga masalah yang
seharusnya kita selesaikan bersama, kita selesaikan sendiri-sendiri dan tidak
efektif. Sebagaimana bangsa yang pluralistik dan multikultural kita harus
bertumpu pada kebersamaan, mutualisme, yang melalui Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945 telah didisain oleh para pendiri Negara sebagai sarana bagi
kita untuk menjadi bangsa yang besar, bersatu yang menjaga tanah air yang kaya
raya. Kearifan lokal budaya nasional harus diperkuat untuk membuat bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang besar.
Munculnya konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan
sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, termasuk
krisis dalam hal wawasan kebangsaan yang tentu akan melahirkan ancaman
disintegrasi bangsa. Apalagi, bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang plural seperti beragamnya suku, budaya, agama, dan berbagai
aspek politik lainnya, serta kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar
luas. Semua ini mengandung potensi konflik (latent sosial conflict) yang dapat
merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa bila tidak dikelola
dengan
baik.
Dewasa
ini,
dampak
krisis
multi-dimensional
ini
telah
memperlihatkan tanda-tanda awal munculnya krisis kepercayaan diri (selfconfidence) dan rasa hormat diri (self-esteem) sebagai bangsa.
ini dimaksudkan
untuk mendapatkan
data dan
mengetahui
dan
menganalisis
peran
Parpol
dalam
1.4.
Sasaran Penelitian
kinerja
partai
politik,
apakah
konsisten
berkaitan
dengan
pembinaan
wawasan
kebangsaan
1.5.
Manfaat penelitian
2. Menjadi in put yang berharga bagi pimpinan Parpol agar lebih antusias
melakukan
program
pendidikan
politik
kepada
masyarakat,
1.6.
Ruang Lingkup
kepada
masyarakat,
khususnya
yang
berkaitan
dengan
peran-peran
parpol
yang
dapat
bersinergi
dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
politik
adalah
bersaing
untuk
memenangkan
pemilu,
10
dan
kekayaan)
bersandar
pada
prinsip
transparansi,
11
2.2.
Sosialisasi Politik
Sosialisasi politik dalam Ilmu politik, berarti sebagai proses
12
2.
Partisipasi Politik
Mobilitas warga negara dalam kehidupan dan kegiatan politik
merupakan fungsi khas dari Partai Politik. Zaman modern Partai Politik
dibentuk ketika semakin banyak jumlah rakyat yang diberi hak pilih, dan
ketika kelompok-kelompok masyarakat menuntut bahwa mereka harus
diberi hak untuk bersaing untuk memperebutkan suatu jabatan
pemerintahan (Koiruddin, 2004)
3. Rekruitmen Politik
Partai Politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang
berbakat untuk turun aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai.
Dengan demikian Partai Politik turut memperluas partisipasi politik.
Caranya ialah melalui kontak pribadi, persuasi dan lain-lain. Juga
diusahakan untuk menarik golongan-golongan muda untuk dididik
menjadi kader yang dimasa mendatang akan menggantikan pemimpin
lama. Kemudian kader tersebut diikutsertakan bersaing dengan partaipartai untuk
13
4. Komunikasi Politik
Dalam menjalankan fungsi komunikasi politik, Partai Politik
menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan
mengaturnya sedemikian rupasehingga kesimpangsiura pendapat dalam
masyarakat berkurang. Fungsi ini dijalankan bersama dengan struktur
lain, yaitu komunikasi informasi, isu dan gagasan politik (Koiruddin,
2004).
Artikulasi Kepentingan
Menyatakan atau mengartikulasikan kepentingan mereka kepada
14
6. Agregasi Kepentingan
Agregasi kepentingan merupakan cara tuntutan-tuntutan yang
dilancarkan
oleh
kelompok-kelompok
yang
berbeda
digabungkan
7. Pembuatan Kebijakan
Jelas bahwa suatu partai akan berusaha untuk merebut kekuasaan
di
dalam
pemerintahan
secara
kontitusional.
Dan
sesudah
dia
2.3.
Sistem Kepartaian
15
partai.
Sistem
dua
partai
umumnya
diperkuat
dengan
16
17
dapat
ditarik
kedaerah
pemilihan
yang
lain
untuk
Orde
Baru
berkuasa,
pemerintah
menyederhanakan
sistem
18
19
2.4.
20
istilah
sistem
politik
telah
sering
disebut-sebut
dan
21
22
23
2.5.
24
benar.
Seyogianya
kiprah
partai
politik
di
Indonesia
bisa
25
bangsa
dan
negara.
Ironisnya,
pendidikan
politik
yang
kerap
dikumandang para elit partai politik hanya menjadi sebuah slogan tak
bermakna. Kondisi ini menuntut setiap partai politik untuk mengevaluasi
sejauhmana orientasi dan implementasi visi dan misi partai secara
konsisten dan terus-menerus.
Pelaksanaan pendidikan politik partai politik dalam revisi UU No 31
tahun 2002 tentang partai Politik bertujuan agar implementasi fungsi
pendidikan
partai
politik
dapat
dijalankan
secara
terukur
dan
26
2.6.
Masa depan kebangsaan kita sebagai bangsa yang majemuk baik suku,
etnis, agama dan kultur lokal, merupakan sesuatu yang tidak taken for
granted. Belajar dari sejarah berbagai negara seperti Uni Soviet, Yugoslavia
dan Cekoslovakia (Pesic,1996). Uni Soviet, kendati merupakan negara
super power, namun mengalami kehancuran setelah 70 tahun, karena tidak
mampu menjaga integrasi nasionalnya. Indonesia yang sudah lebih dari
63 tahun berdiri sebagai negara bangsa tidak serta merta terhindar dari
ancaman
disintegrasi
nasional.
Terutama
melemahnya
semangat
27
yang demikian bila tidak segera ditangani secara sadar dan sungguhsungguh maka akan mengancam kelangsungan kebangsaan kita.
Ada dua masalah penting kebangsaan yang dihadapi Indonesia, yakni
pertama, merosotnya pemahaman kebangsaan dalam tiga elemen yaitu
masyarakat, kekuatan-kekuatan politik formal (partai politik) dan
organisaisi-organisasi sosial yang ekslusif-komunal. Kedua, munculnya
etno-nasionalisme (lokalisme) baik karena sebab historis maupun karena
penerapan desentralisasi yang terdistorsi.
Menurut Coleman (1964) integrasi nasional akan berhasil jika elite
politik mampu mengitegrasikan hubungan yang baik antar elite dan
massa. Hubungan yang baik ini meliputi hubungan politik yang adil dan
harmoni, sehingga tercipta integrasi politik dan integrasi teritorial.
Apabila elite gagal menjalankan peran dan fungsinya di mana elite
politik tidak mampu lagi mengendalikan gerakan resistensi sosial dan
politik terhadap ideologi politik (dalam hal ini Pancasila dan Wawasan
Kebangsaan) serta teritorial (dalam hal ini mempertahankan kesatuan
wilayah Indonesia), maka akan bermuara pada keruntuhan Negara ini.
Etno-nasionalisme (lokalisme) jika tidak dikelola dengan baik, dalam
jangka panjang maupun menengah merupakan ancaman yang sangat
relevan bagi wawasan kebangsaan Indonesia. Lokalisme di Indonesia kini
muncul dalam tiga bentuk, yakni etno-nasionalisme yang menghendaki
28
29
kembali
keindonesiaan
menjadi
suatu
kemutlakan.
tidak
saja
melalui
pendidikan
kewarganegaraan
yang
30
itu
penghargaan
perlu
tentang
didorong
kearifan
kepelbagaian
lokal
dalam
yang
memberikan
membangun
kesadaran
(civic
dan
education),
pemahaman
tentang
dibutuhkan
demokrasi
dan
agenda
penghormatan
dan
asal-usul
geografis
atau
kepercayaan
mampu
31
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Desain Penelitian
3.2.
Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah pengurus partai yang
33
3.3.
Data yang akan dikumpulkan berasal dari dua sumber yaitu sumbersumber tangan pertama (data primer) dan sumber-sumber tangan kedua
(data sekunder). Data-data primer diperoleh melalui teknik wawancara
mendalam (in-depth interview) untuk pendekatan kualitatif. Untuk
mendapatkan informasi yang benar-benar akurat dilakukan teknik
triangulasi. Sedangkan untuk pendekatan kuantitatif, data primer
dikumpulkan melalui teknik survei dengan mendistribusikan seperangkat
daftar pertanyaan semi terbuka (semi open ended questionary) kepada para
responden penelitian. Untuk data-data sekunder akan dikumpulkan dari
hasil olahan data orang lain, baik berupa dokumen, laporan, publikasi,
dan sebagainya.
3.4.
Lokasi Penelitian
3.5.
Analisis Data
dilakukan mengikuti proses antara lain, reduksi data, penyajian data dan
34
3.6.
Jadwal Penelitian
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Persiapan Kegiatan
Identifikasi & Inventarisasi Data
Penelitian Lapangan
Pengolahan Data dan Analisa
Penulisan Draft Awal
Asistensi Laporan/Seminar Hasil
Perbaikan dan Pelaporan Akhir
Juli
Bulan
Agust Sept Okt
35
3.7.
Pelaksana Kegiatan
Penanggungjawab
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
36
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
37
di
Propinsi
Sumatera
Utara,
telah
menambah
jumlah
desa/kelurahan
5616
desa/kelurahan
dengan
ibukota
propinsinya Medan dengan luas 265 km2 dan jumlah penduduk 2 juta
jiwa.
Jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 12.643.494 (Data BPS
2006), dimana persentase penduduk penduduk yang beragama Islam
menempati persentase yang tertinggi (65,45 persen), persentase penduduk
yang menganut agama Kristen (Katolik dan Protestan) sebesar 31,40
persen. Sisanya adalah penduduk yang menganut agama Hindu dan
Budha masing-masing sebesar 0,19 persen dan 2,82 persen.
Ditinjau dari suku bangsa, sekitar sepertiga penduduk Sumatera
Utara adalah suku Jawa (33,40 persen), disusul suku Batak Tapanuli dan
Toba sebesar 25,62 persen, dan penduduk
bersuku
Mandailing
38
dan
Thailand
yang
memfasilitasi
perdagangan
antar
daerah/negara tersebut.
Dengan posisi yang strategis tersebut, Sumatera Utara akan lebih
mudah berintegrasi dengan perekonomian global dan memanfaatkan
39
40
subur, iklim tropis dan mendekati sub tropis serta kekayaan keaneka
ragaman hayati (biodiversity). Dengan bentangan daerah Sumatera Utara
yang mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi, Sumatera Utara
berepeluang sebagai
tropis
maupun
41
Utara masih menghasilkan CPO sebagai produk utama. Padahal dari CPO
dapat dihasilkan ratusan produk turunan yang bernilai ekonomi tinggi.
Demikian juga karet, produk utama masih berupa crumb rubber. Padahal
dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menghasilkan ban dan barangbarang dari karet.
Sampai saat ini Sumatera Utara sudah berhasil menghasilkan
produk agribisnis primer. Langkah selanjutnya melakukan pendalaman
industri ke hilir (down stream) dan ke hulu (up stream). Untuk
menghasilkan produk bernilai tambah tinggi, berdaya saing secara
internasional sehingga dapat mempercepat peningkatan pendapatan.
Provinsi Sumatera Utara juga memiliki objek wisata yang sangat
potensial. Wisata Bahari ada di pantai timur dan pantai barat Sumatera
Utara. Wisata Danau ada di Danau Toba. Wisata Agro ada di daerah
perkebunan. Wisata hutan alam terdapat di sepanjang Bukit Barisan,
termasuk Wisata Margasatwa di Bukit Lawang. Wisata Gunung di
Berastagi, Simarjarunjung, dan lain-lain. Selain itu juga terdapat Wisata
Bersejarah seperti Istana Maimun (Medan), Rumah Bolon (Pematang
Purba), Kerajaan Sisingamangaraja (Bakkara), dan lain-lain.
Sampai tahun 1980-an, Sumatera Utara masih tergolong lima besar
daerah tujuan wisata di Indonesia. Namun setelah tahun 1990-an
42
dan
lengkap,
mulai
dari
wisata
Bahari
sampai
wisata
pegunungan.
Pariwisata Sumatera Utara ke depan perlu sesegera mungkin,
dipulihkan dan dikembangkan dengan standar kualitas pariwisata
internasional. Perkembangan pariwisata di Sumatera Utara sangat banyak
dan lengkap mulai dari Wisata Bahari sampai Wisata Pegunungan.
Pariwisata Sumatera Utara ke depa perlu sesegera mungkin
dipulihkan dan dikembangkan dengan standar kualitas pariwisata
internaional. Perkembangan pariwisata di Sumatera Utara akan ikut
mengembangkan sektor terkait seperti perhotelan, transportasi dan
restoran-restoran.
Sumber daya manusia merupakan aktor penentu keberhasilan
pembangunan. Sumber daya manusia yang dimaksud mencakup sumber
daya manusia pengusaha, sumber daya manusia teknokrat (ilmuwan) dan
sumber daya manusia birokrat (pengusaha).
Provinsi Sumatera Utara memiliki SDM yang potensial baik
pengusaha mulai dari petani/nelayan, pedagang, pengusaha UKMK,
43
pengembangan
networking
SDM,
guna
mempercepat
44
modal
sosial
(social
capital)
yang
penting
dalam
45
Keragaman
agama/kepercayaan
yang
harmonis
tersebut,
46
Sedangkan pelabuhan udara antara lain Polonia, Binaka, F.L. Tobing, Aek
Godang, Lasondri, Silangit, dan Sibisa. Ketersediaan pelabuhan tersebut
akan mempermudah mobilitas barang dan sumber daya manusia.
Bidang infrastruktur jalan, Sumatera Utara memiliki jalan negara
2.098,05 km, jalan provinsi 2.754,41 km dan jalan Kabupaten/Kota
sepanjang 27.177,275 km. Sedangkan jalan kereta api sudah tersedia yang
menghubungkan Pngkalan Berandan Medan Tanjung Balai Rantau
Parapat.
Infrastruktur
47
pengalaman
selama
ini
akan
mempermudah
percepatan
48
49
kebupaten
Nias
dan
Nias
Selatan
(23
persen).
Sedangkan
50
51
jiwa per 1000 kelahiran. Sementara angka kematian ibu (AKI) tahun 2002
masih sekitar 360 orang per 100.000 kelahiran. Usia harapan hidup ratarata penduduk tahun 2004 masih mencapai 70 tahun.
Gambaran di atas
52
pantai
melalui
penanaman
kembali
hutan
bakau,
53
54
untuk
mendukung
pengembangan
perdagangan
regional
55
Aspek-aspek
yang
menyangkut
kepentingan
lintas
56
sinergis
antara
pemerintah
provinsi
dengan
pemerintah
57
BAB V
PEMBAHASAN
5.1.
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Laki-laki
20
16.7
2.
Perempuan
20
16.7
120
100
Total
Data Primer 2010
58
Tabel 5.2.
Agama Responden
No.
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Islam
82
68.3
2.
Katolik
2.5
3.
Protestan
35
29.2
120
100
Total
Data Primer 2010
59
Tabel 5.3.
Suku Bangsa Responden
No.
Uraian
Frekuensi
1.
Jawa
18
15.0
2.
Toba
17
14.2
3.
Mandailing
29
24.2
4.
Karo
18
15.0
5.
Simalungun
2.5
6.
Minang
1.7
7.
Melayu
1.7
8.
Nias
3.3
9.
Aceh
1.7
10.
Lainnya
25
20.8
Total
120
Persentase
100,00
60
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Tamat SLTA
24
20.0
2.
Tamat Akademia
11
9.2
3.
Sarjana
67
55.8
4.
Pasca Sarjana
18
15.0
Total
120
100
61
Tabel 5.5
Pelaksanaan Agenda Pendidikan Politik/Wawasan Kebangsaan
No.
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Terlaksana Semua
60
50.0
2.
Terlaksana Sebagian
58
48.3
3.
1.7
120
100
Pemilu(Pemilukada)
Total
Data Primer 2010
62
Tabel 5.6.
Tema Pendidikan Politik/Wawasan Kebangsaan
No.
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Vouter education
40
33.3
2.
80
66.7
120
100
Total
Data Primer 2010
Tabel 5.7.
Visi Misi Partai Politik Subjek Penelitian
NO
1.
PARTAI
Demokrat
VISI
PARTAI
DEMOKRAT
bersama masyarakat luas
berperan
mewujudkan
keinginan luhur rakyat
Indonesia agar mencapai
pencerahan
dalam
MISI
1.
63
kehidupan kebangsaan
yang merdeka, bersatu,
berdaulat
adil
dan
makmur,
menjunjung
tinggi
semangat
Nasionalisme,
Humanisme
dan
Internasionalisme,
atas
dasar ketakwaan kepada
Tuhan yang maha Esa
dalam tatanan dunia baru
yang damai, demokratis
dan sejahtera.
2.
3.
2.
Golkar
64
3.
PDIP
1.
1.
Menghimpun
dan
membangun
kekuatan
politik
rakyat;
2. Memperjuangkan kepentingan rakyat
di bidang ekonomi, sosial, dan budaya
secara
demokratis;
dan
3. Berjuang mendapatkan kekuasaan
politik
secara
konstitusional
guna
mewujudkan
pemerintahan
yang
65
4.
PKS
Dasar Negara
Republik Indonesia
Tahun 1945
2. Membangun
masyarakat
Pancasila
dalam
Negara
Kesatuan
Republik Indonesia
yang
demokratis,
adil dan makmur.
Visi Umum:
Sebagai
Partai
Dawah Penegak
Keadilan
Dan
Kesejahteraan
Dalam
Bingkai
Persatuan Ummat
Dan Bangsa.
1.
2.
3.
Visi Khusus:
Partai
Berpengaruh Baik
Secara Kekuatan
Politik,
Partisipasi,
Maupun
Opini
Dalam
Mewujudkan
Masyarakat
Indonesia
Yang
Madani.
Visi
ini
akan
mengarahkan
Partai
Keadilan
Sejahtera sebagai :
1.
Partai dawah
yang
memperjuangkan
Islam sebagai solusi
dalam
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara.
2.
Kekuatan
transformatif
dari
4.
5.
6.
PADA
PEMILU
Menyebarluaskan dawah
Islam dan mencetak kaderkadernya sebagai anashir
taghyir.
Mengembangkan institusiinstitusi
kemasyarakatan
yang Islami di berbagai
bidang sebagai markaz
taghyir dan pusat solusi.
Membangun opini umum
yang Islami dan iklim yang
mendukung
bagi
penerapan ajaran Islam
yang solutif dan membawa
rahmat.
Membangun
kesadaran
politik
masyarakat,
melakukan
pembelaan,
pelayanan
dan
pemberdayaan
hak-hak
kewarganegaraannya.
Menegakkan amar maruf
nahi
munkar
terhadap
kekuasaan secara konsisten
dan
kontinyu
dalam
bingkai hukum dan etika
Islam.
Secara aktif melakukan
komunikasi,
silaturahim,
kerjasama
dan
ishlah
dengan berbagai unsur atau
kalangan umat Islam untuk
terwujudnya
ukhuwah
Islamiyah dan wihdatulummah,
dan
dengan
berbagai komponen bangsa
lainnya
untuk
memperkokoh
kebersamaan
dalam
66
5.
PAN
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
merealisir
agenda
reformasi.
Ikut memberikan kontribusi
positif dalam menegakkan
keadilan
dan
menolak
kedhaliman
khususnya
terhadap
negeri-negeri
muslim yang tertindas.
67
6.
PPP
Terwujudnya masyarakat
yang bertaqwa kepada
Allah SWT dan negara
Indonesia
yang
adil,
makmur,
sejahtera,
bermoral,
demokratis,
tegaknya
supremasi
hukum,
penghormatan
terhadap
Hak
Asasi
Manusia (HAM), serta
menjunjung
tinggi
harkat-martabat
kemanusiaan
dan
keadilan
sosial
yang
berlandaskan
kepada
nilai-nilai keislaman.
1.
2.
3.
4.
berdasarkan
kemerdekaan,
perdamaian
abadi
dankeadilan
sosial,
serta dihormati
dalam
pergaulan Internasional.
PPP berkhidmat untuk berjuang
dalam mewujudkan dan membina
manusia dan masyarakat yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT,
meningkatkan
mutu
kehidupan
beragama,
mengembangkan ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan sesama muslim).
Dengan demikian PPP mencegah
berkembangnya
faham-faham
atheisme,
komunisme/marxisme/leninisme,
serta sekularisme, dan pendangkalan
agama dalam kehidupan bangsa
Indonesia;
PPP
berkhidmat
untuk
memperjuangkan hak-hak
asasi
manusia dan kewajiban dasar
manusia
sesuai
harkat
dan
martabatnya dengan memperhatikan
nilai-nilai agama terutama nilai-nilai
ajaran
Islam,
dengan
mengembangkan ukhuwah basyariyah
(persaudaraan sesama manusia).
Dengan demikian PPP mencegah
dan menentang berkembangnya neofeodalisme,
faham-faham
yang
melecehkan
martabat
manusia,
proses dehumanisasi, diskriminasi,
dan budaya kekerasan;
PPP berkhidmat untuk berjuang
memelihara
rasa
aman,
mempertahankan
dan
memperkukuh
persatuan
dan
kesatuan
bangsa
dengan
mengembangkan
ukhuwah
wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
Dengan demikian PPP mencegah
dan menentang proses disintegrasi,
perpecahan dan konflik sosial yang
membahayakan keutuhan bangsa
Indonesia yang ber-bhineka tunggal
mika;
PPP berkhidmat untuk berjuang
melaksanakan dan mengembangkan
68
5.
kehidupan
politik
yang
mencerminkan
demokrasi
dan
kedaulatan rakyat yang sejati dengan
prinsip
musyawarah
untuk
mencapai
mufakat.
Dengan
demikian PPP mencegah dan
menentang
setiap
bentuk
otoritarianisme,
fasisme,
kediktatoran,
hegemoni,
serta
kesewenang-wenangan
yang
mendzalimi rakyat;
PPP
berkhidmat
untuk
memperjuangkan berbagai upaya
dalam
rangka
mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang
diridlai oleh Allah SWT, baldatun
thayyibatun wa rabbun ghofur. Dengan
demikian PPP mencegah berbagai
bentuk
kesenjangan
sosial,
kesenjangan
ekonomi,
kesenjanganbudaya, pola kehidupan
yang konsumeristis, materialistis,
permisif, dan hedonistis di tengahtengah kehidupan rakyat banyak
yang masih hidup di bawah garis
kemiskinan
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
44
36.7
2.
10-20 kali
16
13.3
3.
60
50.0
120
100
Total
Data Primer 2010
69
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Kader
76
63.3
2.
Masyarakat
30
25.0
3.
Lainnya
14
11.7
120
100
Total
Data Primer 2010
70
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Sosialisasi
72
60.0
2.
Seminar
42
35.0
3.
Training
3.3
4.
Lainnya
1.7
120
100
Total
Data Primer 2010
71
Tabel 5.11.
Tema Khusus Pendidikan Politik/Wawasan Kebangsaan
No.
Uraian
1.
Ada
2.
Tidak Ada
Frekuensi
Persentase
116
96.7
3.3
120
100,00
Total
Data Primer 2010
Uraian
1.
Ada
2.
Tidak Ada
Total
Frekuensi
Persentase
116
96.7
3.3
120
100
72
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Pimpinan Parpol
76
63.3
2.
Akademisi
29
24.2
3.
Unsur Pemerintah
11
9.2
4.
Lainnya
3.3
120
100
Total
Data Primer 2010
pimpinan
parpol
(63,3%).
Disamping
itu
parpol
juga
73
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Menarik
94
78.3
2.
Tidak menarik
26
21.7
120
100
Total
Data Primer 2010
Uraian
Frekuensi
1.
Ya
94
78.3
2.
Tidak
26
21.7
Total
120
Persentase
100,00
74
Politik dan
Kebangsaan.
Hal
tersebut
juga didasari
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Ada
94
78.3
2.
Tidak
26
21.7
120
100
Total
Data Primer 2010
keseluruhan
responden
menyatakan
bahwa
kondisi social politik dan iklim demokrasi yang ada di Indonesia. Partai
politik mempunyai kepentingan untuk menjaga persatuan dan kesatuan
Negara.
Tabel 5.17
Praktek Isu Kebangsan di Kehidupan Berpartai
No.
Uraian
Frekuensi
1.
Dipraktekkan
2.
Tidak
Total
Persentase
116
96.7
3.3
120
100,00
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Sangat Relevan
44
36.7
2.
Cukup Relevan
76
63.3
120
100
Total
Data Primer 2010
76
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Pemerintah
75
62.5
2.
Kelompok Masyarakat
3.3
3.
Partai Politik
23
19.2
4.
Lainnya
18
15.0
120
100
Total
Data Primer 2010
77
Tabel 5.20
Penggunaan Isu Kebangsaan Dalam Strategi Pemenangan
No.
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Digunakan
73
60.8
2.
Tidak
47
39.2
120
100
Total
Data Primer 2010
Uraian
Frekuensi
1.
Berpengaruh
46
38.3
2.
Cukup Berpengaruh
30
25.0
3.
Tidak Berpengaruh
44
36.7
Total
120
Persentase
100,00
78
ada pengaruh
pada perolehan
suara
ketika parpol
Uraian
Frekuensi
Persentase
1.
Parpol
96
80.0
2.
Pemerintah
24
20.0
120
100
Total
Data Primer 2010
79
menjalankan perannya,
memahami peranannya
Hasil Wawancara
Yang dilakuakan partai politik dalam
menambah
wawasan
kebangsaan
Yaitu
mengimplementasikan
secara
langsung
kelapangan tanpa banyak teori yang di
berikan.( Amsal Nst.( Sekretaris Fraksi PKS
SUMUT )
PKS secara partai mempunyai jargon
Berbuat/Bekerja Adalah Ibadah. Dalam hal ini
perjuangan guna mencapai Misi dan Visi Partai
harus ditempuh melalui jalur kekuasaan. Ini
dikarenakan dengan memiliki kekuasaan,PKS
mampu menertibkan para kader secara khusus
dan Masyarakat secara umum. Terkait dengan
Pendidikan politik/wawasan Kebangsaan,PKS
tentu telah memiliki berbagai macam bentuk
kegiatan dalam usaha menumbuhkembangkan
pemahaman tentang politik dan wawasan
Kebangsaan itu sendiri,baik dalam bentuk
training,seminar,diskusi dan lain sebagainya.
Wakidi ( Ketua DPD PKS Tebing Tinggi )
Yang dilakukan partai politik dalam
menambah wawasan kebangsaan yaitu dengan
80
Bagaimanakah
tanggapan masyarakat
81
terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut?
kebangsaan
adalah masyarakat masih
mengakui PKS sebagai partai yang berniat
untuk menuju perubahan. Amsal Nst.(
Sekretaris Fraksi PKS SUMUT )
Setiap kegiatan PKS baik itu tentang
pemahaman Kebangsaan ataupun tidak
ditujukan agar masyarakat itu sendiri
mendapat pemahaman dan solusi dari
permasalahan yang ada. Dengan kata
lain,melalui
kegiatan
yang
dilakukan,maysrakat/kader
sangat
menyambut baik kegiatan yang dibuat PKS.
Wakidi ( Ketua DPD PKS Tebing Tinggi )
Tanggapan masyarakat dengan kegiatan ini
adalah bagus, sampai sekarang masyarakat
memandang baik baik dari setiap bencana yang
ada, PAN berusaha ikut serta dalam
menanggulani setiap bencana. ( Muriadi Staf
Fraksi PAN SUMUT )
Masyarakat tidak terlalu antusias dalam
menerima wawasan kebangsaan ini. Hal ini
disebabkan karena masyrakat sudah jenuh
terhadap politik dan kinerja partai.
(Drs.Soetarto M,si Wakil Sekretaris Internal
Demokrat)
Masyarakat sangat menyambut positif segala
kegiatan partai termasuk kegiatan yang seperti
ini. (Mustofarial Sitompul S ,Wakil
Ketua/Sekretaris Fraksi PDIP)
Masyarakat sedikit yang sadar dan paham
akan wawasan kebangsaan ini sendiri, sehingga
respon yang dihasilkan pun tidak terlalu
bagus. Wariz ( Ketua DPD PDIP Tebing Tinggi )
PPP menilai ternyata masyarakat tidak terlalu
paham akan peran dan fungsinya partai
sebagai lembaga yang melakukan pendidikan
82
Bagaimana
cara
yang
tepat
untuk
menumbuhkan wawasan kebangsaan untuk
masyarakat adalah dengan cara praktek, tidak
perlu dengan teori-teorinya. Amsal Nst.(
Sekretaris Fraksi PKS SUMUT ).
Cara yang tepat menumbuhkan
wawasan
kebangsaan yaitu dengan cara seminar dan
melalui jalur pendidikan kalau dengan partai
politik ujung-ujungnya pasti ke many politik
Muriadi ( Staf Fraksi PAN SUMUT )
Partai Demokrat menilai masyarakat sudah
mulai antipati terhadap partai yang disebabkan
pemberitaan dan informasi yang didapat lewat
media. Hal ini yang menyebabkan partai
Demokrat sedikit kesulitan dalam proses
penanaman
wawasan
kebangsaan.
(Drs.Soetarto M,si Wakil Sekretaris Internal )
Pendidikan politik/wawasan kebangsaan itu
sendiri lebih bagus dilakukan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan
langsung,seperti contoh
perlombaan HUT RI,dan hal lainnya yang
terasa nyata Arham Harahap (Ketua DPD
Tebing Tinggi)
PKS Tebing Tinggi menilai bahwa dalam upaya
menumbuhkan Wawasan Kebangsaan adalah
dalam bentuk komunikasi kelompok yang
bersifat partisipatif (diskusi,Seminar,dll).
Namun dalam prakteknya masyarakat kurang
berminat jika tidak ada feedback terutama
dalam bentuk materi Wakidi ( Ketua DPD
Tebing Tinggi )
Cara yang terbaik yang dianggap PDI-P dalam
menanamkan wawasan kebangsaan ini adalah
83
84
Dari
tingkat
nasional
sampai
ke
daerah.Amsal Nst.( Sekretaris Fraksi PKS
SUMUT )
Kegiatan Pendidikan Politik merupakan
intruksi Partai dari tingkatan tertinggi/nasional
sampai daerah.Wakidi ( Ketua DPD PKS
Tebing Tinggi )
Tentunya hal ini merupakan Intruksi dari
pusat.Muriadi ( Staf Fraksi PAN SUMUT )
Sudah tentu ini merupakan agenda bersama
seluruh partai dari tingkat tertinggi sampai
terendah. (Drs.Soetarto M,si Wakil Sekretaris
Internal Demokrat)
Setiap kegiatan partai merupakan turunan
dari visi misi partai secara nasional. Ini dapat
dilihat dari setiap rapat-rapat partai selalu
memberikan
edukasi
kepada
para
kadernya,sehingga ini merupakan intruksi dari
nasional sampai ke daerah. (Mustofarial
Sitompul S ,Wakil Ketua/Sekretaris Fraksi
PDIP)
PDI-P selalu secara rutin melakukan kegiatan
pembekalan terhadap para kadernya guna
menambah kualitas kader baik itu isu-isu
85
86
87
Bagaimanakah cara
menanggulangi
hambatan-hambatan
dalam melaksanakan
kegiatan ini?
88
didapatkan setelah
melaksanakan kegiatan
ini?
mensosialisasikan
wawasan
kebangsaan.Amsal Nst.( Sekretaris Fraksi PKS
SUMUT )
Pendidikan Politik/Wawasan Kebangsaan
diharapkan mampu menyadarkan/memberi
pemahaman
kepada
masyarakat
akan
syariat,politik, dan bagaimana solusi terbaik
untuk keluar dari permasalahan bangsa
ini.Wakidi ( Ketua DPD PKS Tebing Tinggi )
Apa yang menjadi out-put kegiatan wawasan
kebangsaan adalah menjadikan masyarakat
masa depan atau generasi depan mampu
menerapakan wawasan kebangsaan namun
jangan terlalu berharap juga dengan generasi
depan apa bila generasi sekarang tidak paham
dengan wawasan kebangsaan.Muriadi ( Staf
Fraksi PAN SUMUT )
Dalam hal ini out put yang dirasa partai masih
sebatas bagaimana masyarakat paham akan
politik dan mulai memiliki semangat
nasionalisme yang tinggi.(Drs.Soetarto M,si
Wakil Sekretaris Internal Demokrat)
Harapan partai adalah bagaimana
kader/masyarakat tahu tentang politik dan
memiliki sikap cinta tanah air yang tinggi.
(Mustofarial Sitompul S ,Wakil
Ketua/Sekretaris Fraksi PDIP)
Masyarakat lebih mengenal partai dan politik
serta mulai tumbuh sikap nasionalisme.Wariz
( Ketua DPD PDIP Tebing Tinggi )
Hasil dari berbagai kegiatan yang dilakukan
partai PPP sendiri tidak lepas dari usaha
pencitraan partai terhadap mastarakat dan
upaya menanamkan agenda partai, termasuk
bagaimana wawasan kebangsaan ini sendiri
89
90
5.2.
Variabel
Keterangan
1.
Sumber Dana
Dana
pelaksanaan
pendidikan
wawasan kebangsaan berasal dari
partai dan pemerintah. Partai tidak
menyediakan dana khusus untuk
pendidikan politik/wawasan kebangsaan karena dalam versi partai tanggung
jawab utama pelaksanaan pendidikan
wawasan kebangsaan berada ditangan
pemerintah sehingga pemerintahlah
yang harus menyediakan dana untuk
91
pendidikan tersebut.
Donatur/sponsor untuk pendidikan
wawasan kebangsaan sulit didapatkan,
mereka lebih tertarik pada hal-hal yang
sifatnya
berhubungan
dengan
kekuasaan dan entertaining.
2.
3.
Waktu
4.
Metode
Belum
ditemukannnya
model
pendidikan yang partisipatif oleh
anggota masyarakat, konstituen dan
kader partai, sehingga partai lebih
berperan sebagai fasilitator.
5.
Pengorganisasian
93
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang dilakukan tersebut, dapat
ditarik kesimpulan :
1. Peran partai politik dalam menumbuh kembangkan wawasan
kebangsaan sebenarnya sangat sentral bila dikaitkan dengan
undang-undang tentang partai politik No. 31 tahun 2003. Hal ini
ditandai dengan masuknya isu wawasan kebangsaan dalam
agenda kegiatan partai dengan memberikan pendidikan politik dan
sosialisasi pada masyarakat, kader dan anggota partai. Hanya saja
partai belum melihat peran sentralnya ini, karena partai masih
menganggap bahwa pemerintahlah yang paling bertanggung jawab
dalam menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan. Intensitas
pelaksanan kegiatan pendidikan politik/wawasan kebangsaan
masih perlu ditingkatkan dimana dari data yang didapat masih
terjadi
kesenjangan
antara
perencanaan
dan
pelaksanaan
94
pendidikan
polititk
dalam
menumbuhkembangkan
95
6.1. Rekomendasi
Dari penelitian ini dihasilkan beberapa rekomendasi yang
diharapkan
dapat
mengatasi
permasalahan
pendidikan
wawasan
dengan
mengikutsertakan
stakeholders
lainnya.
96
97
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Rahman, Sistem politik Indonesia dalam persfektif fungsi dan struktur.Penerbit
SIC, Surabaya, 2002
Kuesioner
PERANAN PARTAI POLITIK
DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN
WAWASAN KEBANGSAAN
MASYARAKAT DI SUMATERA UTARA
1.
Nama
: ..
2.
Usia
: .. Tahun
3.
Partai
: .
4.
Jabatan
: .
5.
Jenis Kelamin
: .
6.
Agama
: .....
7.
Suku Bangsa
: .........................................
8.
9.
Interview Guide