Vous êtes sur la page 1sur 8

Abiogenesis atau biopoiesis adalah studi mengenai bagaimana kehidupan

biologis dapat muncul dari materi anorganik melalui proses alami. Secara
khusus, istilah ini biasanya merujuk kepada proses saat kehidupan di Bumi
muncul. Abiogenesis diperkirakan terjadi pada masa awal Eoarkean atau sekitar
4 hingga 3,5 miliar tahun yang lalu.
Sebagian besar asam amino, yang sering dijuluki "bahan dasar kehidupan",
berhasil disintesiskan dalam percobaan Miller-Ureydan percobaan lain yang
menyimulasikan kondisi awal Bumi. Bahan biokimia lain yang penting
seperti nukleotida dan sakarida dapat muncul dengan cara yang mirip. Dalam
semua organisme, bahan biokimia tersebut diorganisasi menjadi molekul yang
lebih kompleks, seperti protein, polisakarida, dan asam nukleat. Tiga molekul
tersebut penting untuk fungsi kehidupan dan ada di semua organisme.
Pembentukan makromolekul tersebut diperantarai oleh asam nukleat dan enzim,
yang disintesis melalui jalur biokimia yang dikatalis oleh protein. Molekul organik
mana yang pertama muncul dan bagaimana mereka membentuk organisme
pertama masih diperdebatkan.
Kehidupan pertama yang muncul di bumi diduga merupakan prokariot berselsatu yang mungkin berevolusi dari protobion(molekul organik yang dikelilingi
oleh struktur mirip membran).[2] Fosil mikroba tertua tercatat berasal dari 3,5
miliar tahun yang lalu, sekitar satu miliar tahun setelah pembentukan Bumi. [3]
[4]
Pada masa 2,4 miliar tahun yang lalu, rasio isotop karbon, besi,
dansulfur menunjukkan pengaruh kehidupan terhadap mineral dan sedimen
anorganik[5][6] dan penanda molekular menunjukkan terjadinya fotosintesis.[7][8]
Abiogenesis modern (yang pertama dicetuskan oleh Oparin dan Haldane pada
tahun 1920-an) berbeda dari abiogenesis klasik alias generatio
spontanea (pembentukan spontan). Salah satu perbedaannya yang paling
mendasar adalah abiogenesis modern merupakan penjelasan mengenai asalusul fenomena kehidupan sementara abiogenesis klasik yang diutarakan oleh
Aristoteles menjelaskan bagaimana sebagian hewan/tumbuhan tertentu
(tampak) secara rutin muncul tanpa melalui reproduksi. Perbedaan lainnya
adalah dari segi mekanisme: abiogenesis modern didasarkan pada pengetahuan
biokimia modern sementara abiogenesis klasik didasarkan pada konsep-konsep
klasik seperti prinsip material, prinsip gerakan dan prinsip ruh.
Ketidakterbuktiannya abiogenesis klasik sekarang sudah tidak kontroversial lagi
di kalangan biologiwan profesional, sementara abiogenesis modern merupakan
bidang riset yang masih aktif (hipotesis yang paling banyak diterima dewasa ini
adalah Hipotesis Dunia-RNA).
Pembentukan spontan (Generatio Spontanea)
Generatio Spontanea alias abiogenesis klasik pertama kali dirumuskan secara
tuntas oleh Aristoteles. Dalam bukunya, Historia Animalium, Aristoteles
menyatakan:
"Nah terdapat satu sifat hewan yang ternyata sama dengan tumbuhan. Karena
beberapa tumbuhan dihasilkan oleh benih tumbuhan, sementara tumbuhan yang

lain muncul sendiri dari pembentukan suatu prinsip elemental yang menyerupai
benih; dan tumbuhan yang jenis kedua inipun ada yang menyerap gizi dari tanah
dan ada yang tumbuh di dalam tumbuhan lainnya sebagaimana dideskripsikan
dalam traktat saya mengenai Botani. Maka hewan juga ada yang dilahirkan oleh
hewan induk yang sejenis, sementara yang lainnya tumbuh secara spontan dan
bukan dari makhluk yang sejenis.
dan memberikan contoh di buku tersebut:
"Belut tidak dihasilkan melalui persetubuhan, tidak pula ovipar. Tidak pernah ada
belut yang ditangkap yang memiliki milt ataupun telur; tidak pernah pula
ditemukan belut yang memiliki saluran ataupun saluran telur. Bahkan, semua
jenis makhluk hidup berdarah ini tidak dihasilkan melalui senggama ataupun
bertelur. Hal ini secara absolut diperjelas oleh hal berikut ini: di genangan rawa
tertentu, setelah semua airnya dibuang dan lumpurnya dikuras, belut-belutnya
muncul kembali setelah turunnya hujan."
Pembentukan spontan dan pembuktian bahwa teori Generatio Spontanea salah
Sampai pada abad ke-19 banyak ilmuwan sebagaimana orang Yunani kuno
percaya bahwa benda hidup dapat secara spontan muncul dari benda mati
suatu proses yang disebut Generatio spontanea. Aristoteles mengemukakan
bahwa suatu makhluk hidup dapat berasal dari organisme yang sama sekali
berbeda atau dari tanah.
Variasi konsep pembentukan spontan (spontaneous generation) masih ada
sampai akhir abad ke-17, tetapi menjelang akhir abad tersebut, sejumlah
observasi dan argumen yang menentang pandangan tersebut mulai terbentuk.
Kemajuan sains ini mendapat tantangan keras terutama oleh mereka yang masih
percaya pada teori abiogenesis.
Francesco Redi, seorang dokter Italia, membuktikan pada tahun 1668 bahwa
bentuk kehidupan yang lebih tinggi tidak muncul secara spontan, tetapi para
penganut abiogenesis mengatakan bahwa hal itu tidak berlaku bagi microba dan
terus berpegang bahwa mikroba dapat muncul secara spontan. upaya untuk
membuktikan teori abiogenesis ini salah berlanjut pada abad ke-19 melalui
observasi dan percobaan oleh Franz Schulze dan Theodor Schwann.
Pada tahun 1745, John Needham menempatkan sup kaldu ayam ke dalam
sebuah tabung gelas, memanasi sampai mendidih, kemudian mendinginkan dan
membiarkannya beberapa waktu. Ternyata muncul mikroba dan ini dianggapnya
bukti dari pembentukan spontan. Namun, pada tahun 1768, Lazzaro
Spallanzani mengulangi percobaan Needham, tetapi memompa keluar semua
udara dari tabung gelas. Tidak ada pertumbuhan makhluk hidup apapun. [10]
Pada tahun 1854, Heinrich Schrder (18101885) dan Theodor von
Dusch mengulangi percobaan filtrasi Hermann von Helmholtz (Schrder
melakukan lagi sendirian pada tahun 1859) dan membuktikan bahwa partikelpartikel benda hidup dapat dipisahkan dari udara dengan menyaringnya melalui
kain katun.[11]

Pada tahun 1864, Louis Pasteur mengumumkan hasil percobaan ilmiahnya.


Dalam percobaan yang mirip dengan apa yang dilakukan sebelumnya oleh
Needham dan Spallanzani, Pasteur membuktikan bahwa kehidupan tidak bisa
muncul pada tempat-tempat yang tidak terkontaminasi oleh kehidupan. Hasil
penelitian Pasteur dapat disarikan dalam frase Omne vivum ex vivo, bahasa
Latin untuk "semua kehidupan berasal dari kehidupan". [12][13]
Setelah memperoleh hasil ini Pasteur menyatakan: "La gnration spontane est
une chimre" ("pembentukan spontan adalah sebuah impian").

Pengertian Teori Abiogenesis


(Gk. A = tidak ; bios = hidup ; genesis = kelahiran) Suatu istilah tentang asal-usul
kehidupan dibumi yang menyatakan bahwa sesuatu yang menghasilkan zat hidup
berasal dari bahan yang tidak hidup, atau sebagai generasi spontaneo, suatu teori
Abiogenesis yang dimunculkan setelah abad ke-19 yang menyatakan bahwa
mikroorganisme atau organisme yang lebih tinggi dapat terjadi dari materi yang tidak
hidup. teori Abiogenesis didukung oleh Teori Urey (Harold Urey, 1893), Teori Oparin
(AI Oparin, 1936), Percobaan Staley Miller (1953), dan percobaan Shilly B. Foks.

Pengertian Teori Abiogenesis


Sampai sekarang belum ada seorangpun yang berhasil memecahkan masalah
bagaimana asal kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau faham yang diajukan, tapi
sampai sekarang belum memberikan jawaban yang memuaskan. Usaha manusia
untuk mengetahui bagaimana dan darimana asal kehidupan sudah dimulai sejak
jaman Yunani kuno, tetapi kebanyakan hanya berupa mitos.
Beberapa teori yang pernah diajukan untuk menjawab permasalahan tersebut
diantaranya adalah:

1.

Teori Kreasi Khas (Special Creation) : menyatakan bahwa kehidupan


diciptakan oleh suatu zat supranatural
2.
Teori Mantap : menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal-usul (keadaan
mantap)
3.
Teori Kosmozoan : menyatakan bahwa kehidupan berasal dari spora
kehidupan yang datangnya dari luar angkasa
4.
Teori Generatio Spontanea : menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta
secara mendadak (spontan).
5.
Teori Abiogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup. (Teori ini sering rancu dengan Generatio Spontanea, sehingga sering
dikatakan bahwa menurut teori Abiogenesis makhluk hidup berasal dari benda tak
hidup yang terjadi secara spontan. Sebenarnya ini dua teori yang berbeda)
6.
Teori Biogenesis : menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk
hidup sebelumnya
7.
Teori Naturalistik/Evolusi Organik/Neoabiogenesis/Oportunistik : menyatakan
bahwa
kehidupan
tercipta
melalui
proses evolusi
kimia dan evolusi
biologi berdasarkan pada konsep biologi modern.
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta
dari benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio spontanea).
Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori ini dianut oleh
banyak orang selama beberapa abad.
Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani
Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur ikan yang menetas akan
menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan
hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles berkeyakinan
bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Menurut penganut paham teori abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu
saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga generation
spontanea. Bila pengertian teori abiogenesis dan generation spontanea digabung,
maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari
benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan (sebenarnya ini adalah dua
teori yang berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).
Paham teori abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani Kuno
(ratusan tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana Antonie
Van Leeuwenhoekmenemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk
mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang terdapat pada setetes air
rendaman jerami. Oleh para pendukung paham teori abiogenesis, hasil pengamatan

Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah memperkuat pendapat mereka tentang


teori abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah
yang diberi judul Living in a drop of water. Tokoh lain pendukung teori ini
adalah John Needham.
Menurut teori Abiogenesis, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau
dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Oleh karena makhluk itu
ada dengan sendirinya maka teori ini dikenal juga dengan teori Generatio
Spontanea. Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori ini, dengan percobaan
yang dilakukannya pada tanah yang direndam air akan muncul cacing. Pendukung
lain teori Abiogenesis adalah Nedham, seorang ilmuwan dari Inggris. Nedham
melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit
kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam
kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya
mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah
menguatkan teori Abiogenesis. Para pendukung teori Abiogenesis menyatakan
bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi,
Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa
mikroorganisme itu berasal dari udara. Para penganut abiogenesis tersebut di atas
dalam menarik kesimpulan sebenarnya terdapat kelemahan, yaitu belum mampu
melihat benda yang sangat kecil (bakteri, kista, ataupun telur cacing) yang terbawa
dalam materi percobaan yang digunakan.
Hal ini karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan mikroskop. Walaupun ada
kelemahan pada percobaan, tetapi cara berpikir dalam mencari jawaban mengenai
asal usul kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada pola metode ilmiah.
Francesco Redi

Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk membantah teori
abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan bahan daging segar
yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan tertentu.

Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka


Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya adalah
sebagai berikut:

Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung


Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat. Labu ke III
tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak bisa masuk.
Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut bisa muncul
belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi daging pada disain
percobaannya.
Lazzaro Spallanzani

Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis, tetapi


menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:

Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka


Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin,
kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari kemudian
hasilnya sebagai berikut.

Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba (bakteri)


Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya kaldu
berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham abiogenesis
keberatan dengan disain Spallanzani karena menurut anggapan mereka, labu yang
tertutup menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara tidak dapat masuk,
sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup (mikroba).
Louise Pasteur

Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan kaldu


dalam labu yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut ditembus
dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan. Setelah dingin
dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu tetap jernih dan tidak
ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya gaya
hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam kaldu. Menurut
Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari udara. Mereka tidak
bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa dibuktikan bila labu
dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir melalui pipa dan menyentuh
ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian menyebabkan busuknya kaldu.

Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang benar.
Muncullah ungkapan :
omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup,
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

Vous aimerez peut-être aussi