Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(PJBLNC)
BLOK SISTEM KARDIOVASKULER
TETRALOGY OF FALLOT
Oleh:
ANITA WULAN SEPTIYAWATI
091072002
SLO
KONSEP PENYAKIT TETRALOGY OF FALLOT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
NURSING CARE
1. Asuhan keperawatan (pengkajian, diagnose dan intervensi
keperawatan) pada bayi Baiber.
2. Jelaskan dignosa dan intervensi keperawatan pada klien dengan
Tetralogy Of Fallot selain yang muncul pada kasus bayi bieber
diatas.
tipe sianotik.
antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama
besar dengan lubang aorta. Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya
empat kelainan anatomi sebagai berikut meliputi:
Komponen
yang
paling
penting
dalam
menentukan
derajat
II.
untuk
mampu
mengenali
tanda
kegawatan
dan
mampu
III.
bawaan
Faktor eksogen
-
minum
obat-obatan
tanpa
resep
dokter,
(thalidmide,
IV.
Murmur
mungkin
merupakan
tanda
pertama
yang
biasa
yang
dapat
didengar
pada
denyut
jantung
si
bayi.
Susah untuk diberi makan karena klien cepat lelah ketika diberi
makan
Clubbing fingers
Keterlambatan
dalam
pertumbuhan
dan
perkembangan.
kebiruan
terjadi
akibat
aktivitas
fisik.
Biasanya
anak
tersebut
dapat
paroksismal
(serangan
serangan
anoksia
biru)
terutama
dan
kadang
kadang
menuju
kejang
kejang
atau
pemeriksaan
fisik
didapatkan
anak
dengan
gangguan
dan
lunak.
Masa
pubertas
terlambat.
Tampak sianosis dari berbagai derajat. Pada usia tahun pertama, sianosis
akan terjadi dan tampak paling menonjol pada mukosa bibir dan mulut
serta jari jari tangan dan kaki. Pada kasus kasus berat, sianosis terjadi
pada masa neonatal. Dengan adanya sianosis berat, maka kulit tampak
berwarna biru kehitaman dan sklera berwarna kelabu akibat kongesti
pembuluh
pembuluh
darah
yang
memberikan
petunjuk
adanya
konjungtivitis ringan. Pembentukan jari jari tabuh pada tangan dan kaki
yang menjadi nyata menjelang usia 1-2 tahun 2. Pada anak besar dapat
terlihat osteoartropati. 1. Tekanan darah dan denyut nadi pada umumnya
normal, tetapi sianosis berat dan polisistemia yang berlangsung beberapa
tahun dapat menyebabkan hipertensi. Gigi geligi sering dalam keadaan
buruk, seperti pada kelainan jantung sianotik lainnya, akibat gangguan
perkembangan email. Sering terjadi hipertrofi gusi dan lidah menunjukan
gambaran peta (geographic tongue). Dapat terjadi kelainan ortopedi
berupa skoliosis. Polisistemia dapat menimbulkan kelainan pada mata,
yaitu retinopati berupa pelebaran pembuluh darah retina. Tetralogi fallot
jarang sekali menyebabkan gagal jantung. Bila terdapat splenomegali
harus dicurigai endokarditis.Hemitoraks kiri depan dapat menonjol ke
depan.
Pada pemeriksaan jantung biasanya jantung mempunyai ukuran
normal dan impuls apeks (ictus) tampak jelas. Suatu getaran sistolik (thril)
dapat dirasakan pada 50% kasus di sepanjang tepi kiri tulang dada, pada
celah parasternal ke 3 dan ke 4. Bising sistolik yang ditemukan seringkali
terdengar keras dan kasar; bising tersebut dapat menyebar luas, tetapi
paling besar intensitasnya pada tepi kiri tulang dada. Bising tersebut
dapat bersifat bising ejeksi atau bising pansistolik serta dapat didahului
dengan terdengarnya bunyi klik. Bising sistolik tersebut disebabkan oleh
turbulensi darah yang terjadi di atas lintasan aliran keluar ventrikel kanan
serta cenderung kurang menonjol pada obstruksi berat dan pintasan dari
kiri ke kanan. Bunyi jantung ke 2 terdengar tunggal dan ditimbulkan oleh
penutupan katub aorta. Bising sistolik tersebut jarang disertai bising
diastolik; bising terus menerus dapat terdengar pada setiap bagian dada,
baik di anterior maupun posterior; bising tersebut dihasilkan oleh
pembuluh
pembuluh
darah
kolateral
bronkus
yang
melebar
atau
1.
sesudah makan.
2.
Dispneu
3.
Kelelahan
4.
Gangguan pertumbuhan
5.
6.
7.
8.
dispneu.
9.
Takipneu
kiri/VSD
-
berakhir dekat S2 pd
berbentuk rS
16. Darah :
-
17. Radiologik :
-
hipoplasi).
terangkat ke kranial.
-
18. Ekokardiografi :
-
kanan ke kiri
-
Catatan :
TF dibagi 4 derajat
Derajat I
Derajat II
Derajat III : sianosis waktu istirahat. kuku gelas arloji, waktu kerja
sianosis
bertambah, ada dispneu.
Derjat IV
V.
VI.
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit jantung
merupakan
indikator
yang
cukup
baik
untuk
derajat
tersebut
timbul
bahaya
terjadinya
kelainan
trombo
emboli,
sebaliknya bila kurang dari batas bawah tersebut berarti terjadi anemia
relatif yang harus diobati.
Nilai BGA menunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida
(PCO2), penurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan
PH.pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita
defisiensi besi.
Gambaran radiologis
Cardio thoracic ratio pasien tetralogi fallot biasanya normal atau
Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak
Ekokardiogram
Kateterisasi jantung
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek
jantung
dan
angiokardiografi
merupakan
metode
VII.
VIII.
Trombosis pulmonal
CVA thrombosis
Abses otak
Anemia
Perdarahan relative
Penatalaksanaan Tetralogy Of Fallot
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka
terapi
Morphine
sulfat
0,1-0,2
Bikarbonas
natrikus
Oksigen
walaupun
pemberian
permasalahan
bukan
disini
karena
tidak
dapat
begitu
diberikan,
tepat
kekuranganoksigen,
karena
tetapi
b)
ini
bekerja
meningkatkan
resistensi
vaskuler
efektif
dalam
penganan
serangan
sianotik.
jantung,
sehingga
aliran
darah
ke
paru
serangan sianotik
2.
3.
Hindari dehidrasi
Tindakan Bedah
Merupakan suatu keharusan bagi semua penderita TF. Pada bayi
dengan sianosis yang jelas, sering pertama-tama dilakukan operasi
pintasan atau langsung dilakukan pelebaran stenosis trans-ventrikel.
Koreksi total dengan menutup VSD (Ventrikel Septum Defek) seluruhnya
dan melebarkan PS pada waktu ini sudah mungkin dilakukan. Umur
optimal untuk koreksi total pada saat ini ialah 7-10 tahun. Walaupun
kemajuan
telah
banyak
dicapai,
namun
sampai
sekarang
operasi
bertambahnya
pengalaman,
serta
penatalaksanaan
dengan
polisistemia
berat.
Hal
ini
dapat
dicegah
dengan
jantung
paska
hubungan
pembedahan
dapat
terjadi
anastomosis
akibat
besarnya
tersebut
bising tersebut
dengan
serangan
anoksia
ditolong
dengan
knee-chest
IX.
Prognosis
Pada klien dengan TF (Tetralogi Fallot) tanpa melakukan suatu
tindakan operasi prognosis atau ramalan penyakit kedepan adalah buruk
atau tidak baik. Rata-rata klien akan mencapai umur 15 tahun, tetapi
semua ini tergantung pada besarnya kelainan yang dialami. Ancaman
pada anak denagn TF adalah abses otak pada umur sekitar 2 sampai
dengan 3 tahun. Gejala neurologis disertai demam dan leukositosis
memberikan kecurigaan akan adanya abses otak. Jika pada bayi denagn
TF terdapat gangguan neurologis, maka cenderung untuk didiagnosis
thrombosis pembuluh darah otak daripada abses otak. Anak dengan TF
Bayi Baiber, 12 bulan, berat lahir 2,4 kg, BB saat ini 7 kg, rewel,
sulit makan dan minum susu, sesak, batuk dan pilek, demam, wajah
tampak kebiruan jika menangis, akral dingin, terdapat clubbing finger,
capillay refill time 4 detik, konjungtiva anemis, auskultasi bunyi jantung
terdapat murmur. Bayi Baiber tampak lemah, sudah bisa tengkurap dan
duduk sendiri, bisa merangkak sejauh 1 meter, belum bisa berdiri
meskipun dibantu/berpegangan pada sesuatu, bisa mengucapkan kata
ma-ma. Vital sign: N 135x/mnt, T 38,5C. Hasil foto dada apeks jantung
terangkat sehingga seperti gambaran sepatu, hasil EKG terdapat
hipertrofi ventrikel kanan, hasil lab: Hb 16 g/dL, hematokrit 50%, pH 7,28,
pCO2 60 mmHg, pO2 58 mmHg.
: 12 bulan
3. Jenis kelamin
: laki-laki
4. A g a m a
5. Pendidikan
6. Alamat
7. Tgl masuk
: 08 Mei 2011
8. Tgl pengkajian
: 08 Mei 2011
9. Diagnosa medik
: tetralogy of fallot
b. U s i a
c. Pendidikan
d. Pekerjaan/sumber penghasilan :
e. A g a m a
f. Alamat
2. Ibu
a. N a m a
b. U s i a
c. Pendidikan
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan:
e. Agama
f. Alamat
USIA
1.
1. Prenatal care
1.
Pemeriksaan kehamilan :
kali
2.
Keluhan selama hamil : perdarahan, PHS, infeksi, ngidam,muntahmuntah, demam, perawatan selama hamil
Kg
kali
cm
jiwa
Genogram
IV. Riwayat Immunisasi
NO
1.
2.
3.
4.
Jenis immunisasi
BCG
DPT (I,II,III)
Polio (I,II,III,IV)
Campak
Waktu pemberian
5.
Hepatitis
Pertumbuhan Fisik
2.
Berat badan : 7 kg
3.
Tinggi badan :
4.
Waktu
tumbuh
gigi:
5.
gigi :
bulan,
Tanggal
tahun
Berguling
2.
Duduk
3.
Merangkap :
4.
Berdiri
5.
berjalan
6.
7.
8.
:
:
:
Klien sudah bisa tengkurap dan duduk sendiri, bisa merangkak sejauh 1
meter,belum bisa bediri meskipun dibantu/berpegangan pada sesuatu,
bisa mengucapkan kata ma-ma. Biasanya anak cendrung mengalami
keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan
kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
VI. Riwayat Nutrisi
1.
Pemberian ASI
tahun
1. Alasan pemberian
2. Jumlah pemberian :
3. Cara pemberian
1.
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
Usia
1.
0 4 Bulan
Jenis Nutrisi
Lama Pemberian
2.
4 12 Bulan
3.
Saat ini
VII. Riwayat Psikososial
Apakah anak tinggal di : apartemen, rumah sendiri, kontrak
Lingkungan berada di : kota, setengah kota, desa
Apakah rumah dekat : sekolah, ada tempat bermain, punya kamar tidur
sendiri
Apakah ada tangga yang bisa berbahaya ,Apakah anak punya ruang
bermain
Hubungan antar anggota keluarga ; harmonis , berjauhan
Pengasuh anak : Orang tua, Baby sister, pembantu, nenek/kakek
VIII. Riwayat Spiritual
Support sistem dalam keluarga :
Kegiatan keagamaan :
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa ibu membawa anaknya ke RS :
- Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya, tidak
- Bagaimana perasaan orang tua saat ini : Cemas, takut,Khawatir, biasa
- Apakah orang tua akan selalu berkunjung : Ya, kadang-kadang, tidak
- Siapa yang akan tinggal dengan anak : Ayah, Ibu, Kakak, Lain-lain
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
- Mengapa keluarga/orang tua membawa kamu ke RS ?
- Menurutmu apa penyebab kamu sakit ?
- Apakah dokter menceritakan keadaanmu ?
- Bagaimana rasanya dirawat di RS : bosan, Takut, Senang, Lain-lain
X. Aktivitas sehari-hari
1.
Nutrisi
Kondisi
1.
Selera makan
2.
Menu makan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Menurun
3.
Frekuensi makan
4.
Makanan pantangan
5.
Pembatasan
pola
makan
6.
Cara makan
7.
1.
Kondisi
1.
Jenis minuman
Sebelum Sakit
2.
Frekuensi minum
3.
Kebutuhan cairan
4.
1.
Car pemenuhan
Eliminasi (BAB&BAK)
Kondisi
BAB (Buang Air Besar ) :
Saat Sakit
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Kondisi
Sebelum Sakit
1.
Program olah raga
Saat Sakit
1. Tempat pembuangan
1.
Frekuensi (waktu)
2.
Konsistensi
3.
Kesulitan
4.
Obat pencahar
Tempat
pembuangan
2.
Frekwensi
3.
4.
Volume
5.
1.
Kesulitan
Istirahat tidur
Kondisi
1.
Jam tidur
-
Siang
Malam
1.
Pola tidur
2.
Kebiasaan sebelum
tidur
3.
1.
Kesulitan tidur
Olah Raga
2.
3.
raga
1.
Personal Hygiene
Kondisi
1.
Mandi
Sebelum Sakit
Saat Sakit
- Cara
- Frekuensi
- Alat mandi
1.
Cuci rambut
- Frekuensi
- Cara
1.
Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
1.
Gosok gigi
- Frekuensi
- Cara
1.
Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi
1.Kegiatan sehari-hari
Sebelum Sakit
Saat Sakit
pergerakan
tubuh
1.
Rekreasi
Kondisi
1.
Perasaan
Sebelum Sakit
saat
sekolah
2.
Waktu luang
3.
Perasaan
setelah
rekreasi
4.
Waktu
senggang
klg
5.
Saat Sakit
Tekanan darah :
C. Antropometri
= Tinggi Badan
= Berat Badan
: 7 kg
= Lingkar dada
= Lingkar perut
= Skin fold
D. Sistem pernapasan
= Hidung : simetris, pernapasan cuping hidung, secret, polip, epistaksis
= Leher : pembesaran kelenjar, tumor
= Dada
Bentuk dada normal, barrel, pigeon chest
Perbandingan ukuran AP dengan transversal
Gerakan dada : simetris, terdapat retraksi, otot Bantu pernapasan
Suara napas : VF, Ronchi, Wheezing, Stridor, Rales
= Apakah ada Clubbing finger :
E. Sistem Cardio Vaskuler
=
Conjunctiva
anemia/tidak,
bibir
pucat/cyanosis,
kuat/lemah
Tekanan vena jugularis : meninggi/tidak
= Ukuran jantung : Normal, membesar, IC/apex
arteri
carotis
detik
F. Sistem Pencernaan
= Sklera : Ikterus/tidak, bibir : lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis
= Mulut : Stomatitis, palato skizis, Jml gigi, Kemampuan menelan : baik
/sulit
=Gaster : kembung, nyeri,gerakan peristaltic
= Abdomen : Hati : teraba, lien, ginjal, faeces
=Anus : lecet , haemoroid
1.
Sistem indra
1. Mata
- Kelopak mata, bulu mata, alis
- Visus (gunakan Snellen chard)
- Lapang pandang
2. Hidung
- Penciuman , perih dihidung, trauma, mimisan
- Sekret yang menghalangi penciuman
3. Telinga
- Keadaan daun telinga, kanal auditoris : bersi , serumen
- Fungsi pendengaran :
H. Sistem saraf
1. Fungsi cerebral
a. Status mental : Oreintasi, daya ingat , perhatian & perhitungan
Bahasa
b. Kesadaran : Eyes, Motorik, Verbal, dengan GCS
c. Bicara ekspresif, Resiptive
2. Fungsi cranial
a. N I
b. N II : Visus, lapang pandang
c. N III, IV, VI : Gerakan bola mata , pupil : isoskor, anisokor
d. N V : Sensorik, Motorik
e. N VII : Sensorik, otonom, motorik
f. N VIII : Pendengaran, keseimbangan
g. N IX :
h. N X : Gerakan uvula , rangsang muntah/menelan
i. N XI : Sternocledomastoideus, trapesius
j. N XII : Gerakan lidah
3. Fungsi motorik : Massa otot , tonus otot, kekuatan otot
4. Fungsi sensorik : Suhu, Nyeri, getaran, posisi , diskriminasi
5. Fungsi cerebellum : Koordinasi , keseimbangan
6. Refleks : Bisep, trisep, patella, babinski
7. Iritasi meningen : Kaku kuduk, laseque sign, Brudzinki I
/II
Motorik kasar
2.
Motorik halus
3.
Bahasa
4.
Personal social
B. 6 tahun keatas
1.
Perkembangan kognitif
2.
Perkembangan Psikoseksual
3.
Perkembangan Psikososial
Hidung,telinga,mulut
spell)
b. Thoraks, paru dan jantung
I
:bentuk (belum dikaji), ictus cordis (belum dikaji)
RR :45 x/menit
P
:ictus cordis (belum dikaji)
P
: suara paru,batas jantung,
A
:suara jantung (mur-mur), paru (belum dikaji)
c.
Abdomen
I
: lesi (belum dikaji)
A
: bising usus (belum dikaji)
P
: nyeri tekan (belum dikaji), batas-batas organ :lambung,hati
P
: batas-batas organ :lambung,hati
d. Genetalia dan anus
I
: lesi (belum dikaji)
P
: nyeri tekan (belum dikaji)
e. Ekstremitas
kaku otot :(belum terkaji)
kekuatan : belum terkaji
akral dingin (+),clubbing finger (+), CRT :4 detik
XII. Test Diagnostik
= Laboratorium
- Hb 16g/dl
- Hematokrit 50%
- Ph 7,28
- Pco2 60 mmHg
TOF
- Po2 58 mmHg
= Radiologi
Foto dada apeks jantung terangkat seperti gambaran sepatu
Stenosis
Defek septum
= EKG
pulmonal
ventrikel
Hipertropi ventrikel kanan
Obstruksi >>>
berat
Aliran darah
paru
Hipertrofi
O2 dlm darah
Aliran darah
aorta
vent kanan
Penurunan
curah jantung
Percampuran darah
kaya O2 dg CO2
Hipoksemia
Sesak
Sianosis (blue
spells)
Kelemahan
tubuh
Asidosis
metabolik
kompensasi
Ggn nutrisi kurang dr keb
Intoleransi aktivitas tubuh
Gangguan pertumbuhan
perkembangan
&
Gangguan perfusi
jaringan
Gangguan pertukaran
gas
polisitemia
Perdarahan
ANALISA DATA
Data
DS : - keluarga klien
mengatakan wajah
tampak kebiruan jika bayi
baiber menangis
DO :
- Bayi baiber
-
tampak lemah
sesak nafas, batuk
anemis,
Akral dingin
hasil Lab : pH : 7,
28 pCO2 : 28 ; pO2
: 58 mmHg
RR : 45 x / menit
N 135 x/menit
DS : keluarga klien
mengatakan wajah
tampak kebiruan jika bayi
baiber menangis
DO :
- Nadi : 135 x /
-
menit
Clubbing finger
batuk
konjungtiva
anemis
CRT > 4 menit
Etiologi
Terpapar faktor endogen &
enksogen selama kehamilan
trimester I-II
Stenosis pulmonal
Hipoksemia
Sianosis
Asidosis metabolic
MK
Pertukaran gas
Penurunan
curah jantung
Mur-mur (+)
bayi baiber tampak
lemah
Hb 16 g / dl,
hematokrit 50
Hasil EKG terdapat
Hipertropi ventrikel
kanan
Foto dada apeks
jantung terangkat
sehingga seperti
gambar sepatu
Ds: Ibu pasien
mengatakan sulit makan
dan minum susu
Do: Umur 12 bulan BB
7 kg
Pasien tampak lemah
Stenosis pulmonal
Hipoksemia
Sesak nafas
Kelemahan tubuh
Nutrisi Kurang
dari kebutuhan
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pertukaran gas tidak efektif b.d perubahan membrane alveolar
kapiler
2. Penurunan curah jantung b.d perubahan cardiac output
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq selama
makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan
B. INTERVESI KEPERAWATAN
1. Pertukaran gas tidak efektif b.d perubahan membrane alveolar
kapiler
Tujuan :
setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama
2x24
jam
Intervensi
Rasional
Monitor GDA
Akral hangat
Intervensi
Rasional
3. Gangguan
1.
Rasional
1 . mengetahui kenaikan atau
penurunan berat badan, dan
untuk menentukan intervensi
selanjutnya
tetap terpenuhi
jika memungkinkan
10. Bila ditemukan tanda
anemia kolaborasi pemeriksaan
laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
1. Cotran dan Robbins. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit. edisi
ketujuh. Jakarta: EGC
2. Smeltzer, C Suzanne
dan
Brenda
Bare.
2001.
Buku
Ajar
Dengan