Vous êtes sur la page 1sur 3

Attitudes of American Teachers Preparing to Become Administrators toward Teaching

Creative Strategies
Oleh :
Climetine Clayburn, Stu Ervay, Nancy Albrecht
Jurnal yang ditulis oleh Climetine Clayburn, dkk menganalisis tentang hubungan
sikap guru Amerika dengan administrator sekolah untuk menciptakan strategi pembelajaran
yang kreatif. Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan
berikut ini : 1) Bagaiman cara menyusun kurikulum yang memicu kreativitas di dalam kelas?
2). Bagaimana cara administrator (kepala sekolah) membantu guru untuk menciptakan
pengajaran yang kreatif?
Selanjutnya untuk pertanyaan sub-research meliputi: 1). Bagaiman definisi guru yang
kreatif dalam pembelajaran? 2). Apa hambatan untuk mewujudkan kreativitas guru? 3).
Bagaimana rencana strategis kedepannya untuk membangun kreativitas pada diri
administrator itu sendiri? Ada indikasi kuat bahwa menjadi tanggung jawab kepala sekolah
dalam memastikan guru-guru menggunakan kreativitasnya di dalam kelas. Untuk memiliki
kreativitas perlu ada landasan untuk membangun dan kemauan guru untuk menerima lebih
berbagai masukan.
Kita tahu bahwa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran maka tingkat
pemahamannya lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran.
Para kepala sekolah masa depan termasuk dalam penelitian ini, yang sering mengalami
kesulitan mengajarkan konsep kreatif, merasa bahwa itu adalah bagian dari tanggung jawab
mereka untuk memastikan apakah para guru mereka menggunakan kreativitas dalam kelas.
Relevansi
Objek penelitian dalam Attitudes of American Teachers Preparing to Become
Administrators toward Teaching Creative Strategies adalah kepla skolah, hal ini sesuai
dengan objek dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Moral Kerja dan Kreativitas Guru
Akuntansi Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten
Tuban. Alasannya penelitian ini sama-sama meneliti tentang kreativitas guru, walaupun
dalam hal ini peneliti lebih menekankan pada bagaimana pengaruh administrator (kepala
sekolah) dalam meningkatkan kreativitas guru namun kepala sekolah juga merupakan bagian
dari profesi guru.

Dalam penelitian Climetine Clayburn, dkk dijelaskan bahwa seorang administrator


sekolah harus bisa membuat guru-guru melaksanakan proses pembelajaran secara kreatif
sehingga guru-guru dituntut untuk lebih mengembangkan kreativitasnya agar peserta didik
mampun memahami dan aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini juga relevan
dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Moral Kerja dan Kreativitas Guru Akuntansi
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI SMA Negeri se-Kabupaten Tuban.
Seorang guru harus mempunyai kreativitas mengajar agar mampu membuat peserta didiknya
menjadi kreatif, dan hal ini tidak bisa lepas dari pengawasan administrator (kepala sekolah).
Teori Relevan dari penelitian Attitudes of American Teachers Preparing to Become
Administrators toward Teaching Creative Strategies
Untuk dapat meningkatkan kreativitas yang baik di dalam kelas, maka guru harus
kreatif. Indicator kreatif guru dapat di ukur dari teori pembelajaran konstruktivisme yang
diungkapkan oleh Dewey, Vygotsky, dan Piaget dalam (Danielson, 2007).
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama yang menegaskan bahwa
pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. Jadi,
guru yang kreatif adalah guru yang dapat mengasimilasi dan mengakomodasi peserta
didiknya dalam proses permbelajaran. Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam
pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun kembali struktur pikiran karena adanya
informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat. Konstruktivisme sosial yang
dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi
dengan lingkungan sosial maupun fisik, dan ohn Dewey menguatkan lagi teori
konstruktivisme ini mengatakan bahawa pendidik yang cekap harus melaksanakan
pengajaran dan pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara
berterusan.
Selain itu seorang guru yang kreatif juga harus mampu membuat peserta didiknya
menciptakan hal-hal baru sesuai dengan pembelajaran yang telah dia terima. Konstruktivisme
tampaknya menjadi pendekatan yang menjanjikan untuk menciptakan kreativitas di dalam
kelas yang menyebabkan siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah dan menciptakan
sendiri memahami pengetahuan mereka. Ada 6 tahapan yang dapat menjadikan seorang siswa
menjadi kreatif yaitu Tahap 1).Mengingat : Mengambil , mengakui , dan mengingat
pengetahuan dari memori jangka panjang. Tahap 2).Memahami : Membangun makna dari
pesan lisan, tertulis , dan grafis melalui menafsirkan , mencontohkan, meringkas,
menyimpulkan , membandingkan , dan menjelaskan. Tahap 3).Menerapkan : Melaksanakan

atau menggunakan prosedur melalui exe - cuting , atau pelaksana. Tahap 4).Menganalisis :
Memecah materi menjadi bagian-bagian. Tahap 5).Mengevaluasi : Membuat penilaian
berdasarkan kriteria dan standar melalui pemeriksaan dan mengkritisi. Tahap 6).Membuat :
Menempatkan elemen bersama-sama untuk membentuk satu kesatuan yang koheren atau
fungsional ; reorganisasi elemen ke dalam pola baru atau struktur melalui pembangkit ,
perencanaan , atau memproduksi , ( Ander -son, Krathwohl et al . , 2001) .

Vous aimerez peut-être aussi