Vous êtes sur la page 1sur 8

ASKEP OTALGIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otalgia sangat umum terutama pada anak-anak pada sebagian besar
kasus.Lebih banyak dialami oleh pria dari pada wanita.Beberapa koisioner diisi oleh
beberapa sampel secara acak dari 2.500 orang berusia 25-65 tahun. Keseluruhan
1.720 penerima mengisi koisioner tersebut dan Kriteria inklusi rasa sakit di dalam
atau di sekitar telinga tanpa infeksi, tumor, atau trauma, dari waktu 6 bulan atau
lebih, dan frekuensi sakit setidaknya sebulan sekali. Secara keseluruhan 152
responden yang memenuhi kriteria, dan 100 berpartisipasi dalam pemeriksaan
klinis dan wawancaratersebut(kuttilas,dkk,2004).

B. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Mahasiswa mampu mengetahui Definisi dari Otalgia.


Mahasiswa mampu mengetahui Etiologi Otalgia.
Mahasiswa mampu mengetahui Manifestasi Klinik Serta Pelaksanaannya.
Serta Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Dari Otalgia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Otalgia adalah sensasi rasa sakit di telinga.Otalgia adalah suatu nyeri telinga,
setiap penyakit yang mengenai daerah telinga hampir semuanya terdapat gejala
otalgia.Penyebab nyeri dalam telinga itu sendiri dapat berasal dari telinga maupun
diluar telinga (Arnolds, 1984).

Otalgia adalah suatu gejala yang lazim terjadi, dan bisa dilukiskan sebagai
rasa terbakar, berdenyut atau menusuk, bisa bersifat ringan atau sangat hebat,
atau konsisten dan intermittent atau sementara. Pada keadaan terakhir, biasanya
sesuai ini dilukiskan sebagai nyeri tajam yang masuk(Petrus,1986).

B. Etiologi

Penyebab Otalgia dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :


1. Otalgia Primer
a. Otitis Externa
Otitis eksterna adalah proses inflamasi dari meatus akustikus eksterna yang
dapat disebabkan oleh kelembaban ataupun trauma. Biasanya penyakit ini sering
muncul saat musim panas karena meningkatnya intensitas orang untuk pergi
berenang, karena itulah penyakit ini biasa disebut sebagai telinga
perenang( Bluest D, 1996 ).
Otitis eksterna lazim terjadi dan selalu terasa nyeri, sering nyeri yang sangat
hebat.Tanda utama otitis eksterna bahwa tarikan pada aurikula atau penekanan
pada tragus dapat memperhebat nyeri ini, yang tidak terjadi pada otitis media
supuratif akut. Bila otitis eksterna karena jamur, sering nyeri terlihat tidak sesuai
dengan gambaran fisik kulit liang telinga berwarna merah, tetapi biasanya edema
lebih ringan dibandingkan dengan yang terjadi pada infeksi bakteri dan mungkin
terdapat eksudat jernih yang minimum (Petrus, 1986).Pada pemeriksaan fisik akan
ditemukan debris atau eksudat yang biasa ditemukan pada liang telinga dan tidak
jarang juga menutupi membran timpani (Arnolds, 1984) (Petrus, 1986).
b. Polikondritis
Polikondritis ditandai oleh reaksi radang yang menonjol pada struktur-struktur
kartilago.Tersering mengenai kartilago telinga dan aurikula menjadi merah,
bengkak, nyeri dan nyeri tekan.Biasanya mengenai aurikula bilateral disertai reaksi
akut pada aurikula yang terjadi bersamaan atau berganti-gantian.Relaps lazim dan
dapat terjadi dari beberapa kali dalam sebulan sempai sekali dalam beberapa
tahun, dan dapat berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa bulan (Petrus,
1986).
c. Otitis Media
Otitis media akut dapat mengembangkan otalgia berat dan biasanya didahului
oleh demam, iritabilitas dan hilangnya pendengaran.Nyeri telinga sinonim dengan
otitis media supuratif akut akibat infeksi bakteri dicelah telinga tengah.Organisme
yang
sering
bertanggung
jawab
meliputi
Streptococcus,
Haemoliticus,
Pneumococcus dan Haemophillas influenzae.Nyeri telinga dan demam yang
menandai mulanya otitis media supuratif akut dan biasanya didahului oleh gejalagejala berbagai infeksi traktus respi ratorius atas.Pada anak dan orang dewasa
gejala utamanya adalah nyeri telinga.Mungkin juga terdapat sensasi penuh
ditelinga dan gangguan pendengaran, dapat juga timbul tinnitus dan demam
(Petrus, 1986).
d. Barotrauma
Pada anak kecil yang mempunyai disfungsi tuba eustachius dapat terjadi trauma
pada telinga tengah dan membran timpani saat terjadi perubahan tekanan secara
tiba-tiba (Arnolds, 1984).Bila tuba Eustachius tidak dapat terbuka, maka nyeri cepat
menghambat di dalam telinga serta gangguan pendengaran. Kadang-kadang
membran timpani akan ruptur, biasanya dengan pendarahan mendadak dari telinga
dapat meredakan nyeri (Petrus, 1986).

e. Mastoiditis Supuratif akut


Mastoiditis Supuratif akut timbul sebagai akibat terapi otitis media supuratif akut
yang tidak adekuat dan biasanya pada anak-anak.Kadang-kadang pasien otitis
media supuratif akut tidak mencari pertolongan medis karena nyeri terhenti dengan
mulainya otore.Tetapi, setelah beberapa hari otore, dapat terjadi kekambuhan
demam dan nyeri yang menunjukkan mulainya mastoiditis akut.Biasanya pada
pemeriksaan telinga menunjukkan banyak sekret purulen dari performasi
membrana timpani dan sagging dinding posterior superior bagian dalam meatus
akustikus eksternus (Petrus, 1986).
f. Miringitis bulosa
Miringitis bulosa terdiri dari nyeri telinga serta gelembung hemoragik dikulit
meatus akustikus eksterna dan pada membrana timpani.Penyakit ini sembuh sendiri
dengan nyeri yang mereda serta gelembung mengering dan menghilang setelah
beberapa hari.Tidak terdapat demam, eksudat purulen atau tuli tanpa infeksi
bakteri sekunder (Petrus, 1986).
2. Otalgia sekunder
a.
Nyeri alih (Reffered otalgia) oleh Nervus Trigeminus (N.V)

PenyakitGigi
Nyeri mungkin dialihkan ke telinga dari karies gigi, penyakit gigi, infeksi periapikal
dari gigi belakang dan infeksi subperiosteal rahang atas dan bawah.
Iritasi Sinus Paranasal
Inflamasi dan iritasi dari cabang nervus trigeminus pada sinus paranasal terutama
sinus maksilla dapat menimbulkan nyeri alih pada telinga.
Lesi di rongga mulut
Glandula salivatori
Inflamasi, obstruksi dan penyakit neoplasma dari submandibula, sublingual dan
terutama kelenjar parotis dapat menimbulkan otalgia
Iritasi Durameter
Iritasi oleh infeksi atau tumor dari durameter bagian tengah atau posterior fossa
cramial dapat menimbulkan nyeri telinga.
b.
Nyeri alih (Referred atalgia) oleh nervus fasialis
Nervus fasialis adalah saraf motorik dari otot mimik tetapi ada serat sensoris dari
saraf fasialis yang mempersarafi kulit yang terletak pada bagian lateral dari konka
dan antiheliks dan juga pada lobus posterior dan kulit yang terletak pada daerah
mastoid. Penyebab paling sering nyeri alih oleh saraf fasialis adalah bells palsy
sebelum terjadinya paralysis pada wajah. Pasien dengan herpes zoster otikus
(Ramsay Hunt syndrome) juga dapat mengalami otalgia. Pada penyakit ini dapat
ditemukan vesikel sepanjang konka dan liang posterior.
c.
Nyeri alih (Referred otalgia) oleh nervus glossopharyngeal (N. IX)
Tonsilitis akut, peritonsilitis atau abes peritonsilar adalah penyakit yang sering
menyebabkan nyeri alih pada telinga.Pasien biasanya mengeluh otalgia setelah
melakukan tonsilektomi.
d.
Nyeri alih (Referred otalgia) oleh nervus vagus (N. X)
Cabang utama dari saraf vagus mempersarafi mukosa laring, hipofaring, fraken,
esofagus dan kelenjar tiroid.Nyeri pada setiap bagian ini dialihkan ke telinga.
Laringitis
Semua bentuk laringitis dapat menyebabkan nyeri alih otalgia.Luka pada laring atau
adanya benda asing pada laring dapat menyebabkan adanya nyeri yang menjalar
ke telinga.

e.
Nervus cervical
Penyebab otalgia dari pleksus servikal adalah limfadenopati servikal yang biasanya
terdapat pada jaringan limfe di oksipital dan mastoid.

C. Patofisiologi
A. Penyumbatan
Kadang-kadang pada kanalis dapat terjadi impaksi, yang dapat menyebabkan
otalgia, rasa penuh dalam telinga dan atau kehilangan pendengaran. Penumpukan
serumen terutama bermakma pada populasi geriatrik sebagai penyebab defisit
pendengaran . usaha membersihkan kanalis auditorius dengan batang korek api,
jepit rambut, atau alat lain bisa berbahaya karena trauma terhadap kulit bisa
menyebabkan infeksi. Anak-anak sering memasukkan benda-benda kecil ke dalam
saluran telinganya, terutama manik-manik, penghapus karet atau kacang-kacangan.
B. Infeksi
Penyebab umum dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri meskipun jamur adalah
penyebab yang terpenting dari 10% kasus; dapat pula dihasilkan dari non ineksi
dermatologi.
Bacterial
Otitis
Externa
Menyukai semua kulit. Saluran telinga luar mempunyai flora normal. Ketika terjadi
ggn, flora pathogen berkembang didominasi oleh Pseudomonas aeruginosa dan
Stapilococcus aureus. Tanda dan gejala dari otitis eksterna dengan penyebab
bakteri dirawat lebih giat dari penyakit lain. Otalgia mungkin cukup berat, untuk itu
diberikan anlgetik seperti Codein dan obat anti inflamasi non steroid. Jamur Otitis
Externa
Jamur dikenal kira-kira 10% dari kasus otitis externa. Pathogen yg terbesar dan
umum adalah Aspergillus dan Candida. Infeksi jamur terjadi sebagai hasil dari
pengobatan yang lama dari bakteri otitis eksterna yang menggantikan flora dari
saluran telinga. Jamur kadang-kadang pathogen utama pada otitis externa,
khususnya dgn adanya lembab yg berlebihan atau panas. Ineksi biasanya tidak
bergejala dan diagnosa dibuat dengan mengamati perubahan dalam saluran telinga
luar. Jamur dpt menyebabkan pruritis dan rasa penuh pada telinga. Pruritis mungkin
hebat, menyebabkan kerusakan pada epidermis akibat garukan. Tinnitus juga
umum terjadi.
C. Trauma
Biasa karena benda-benda tumpul maupunbenda tajam. Karena benda tumpul
menyebabkan memar diantara kartilago dan perikondrium. Jika terjadi penimbunan
darah di daerah tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan
tampak
massa
berwarna
ungu
kemerahan.
Darah yang tertimbun ini (hematoma) bisa menyebabkan terputusnya aliran darah
ke kartilago sehingga terjadi perubahan bentuk telinga. Pada trauma akustik terjadi
kerusakan organik telinga akibat adanya energi suara yang sangat besar. Efek ini
terjadi akibat dilampauinya kemampuan fisiologis telinga dalam sehingga terjadi
gangguan kemampuan meneruskan getaran ke organ Corti. Kerusakan dapat

berupa pecahnya gendang telinga, kerusakan tulang-tulang pendengaran, atau


kerusakan langsung organ Corti. Penderita biasanya tidak sulit untuk menentukan
saat terjadinya trauma yang menyebabkan kehilangan pendengaran.
D. tumor
Seruminoma (kanker pada sel-sel yang menghasilkan serumen) bisa tumbuh pada
sepertia saluran telinga luar dan bisa menyebar. Kanker sel basal dan kanker sel
skuamosa seringkali tumbuh di pada telinga luar setelah pemaparan sinar matahari
yang lama dan berulang-ulang.

D. Komplikasi

Komplikasi dari otalgia antara lain adalah:


1) Mastoiditis. Supuratif. Terjadi karena otalgia yang tidak terobati secara adekuat.
Terjadi nyeri postauricular + eritem + demam Perlu mastoidectomy.
2) Petrous Apicitis
3) Osteomielitisa
4) Paralisis nervus facialis
5) Sigmoid Sinus thrombosis
6) Infeksi CN

E. Klasifikasi

Klasifikasi otalgia dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan atas penyebabnya


adalah sebagai berikut :
1. Otalgia primer adalah nyeri yang berasal dari penyakit yang ada di telinga.
Seperti : Otitis Externa, Polikondritis, Otitis Media, Barotrauma, Mastoiditis Supuratif
akut, Miringitis bulos, dll.
2. Otalgia
sekunder
adalah
penjalaran
rasa
nyeri
dari
tempat
lain.
Seperti : Penyakit Gigi, Iritasi Sinus Paranasal, Lesi di rongga mulut, Glandula
salivatori, Iritasi Durameter, Bells palsy, Ramsay Hunt syndrome, Tonsilitis akut,
peritonsilitis atau abes peritonsilar, limfadenopati servikal, laringitis, dll.

F. Manifestasi Klinik

Gejala klinis yang dapat timbul adalah sebagai berikut :


Sakit telinga itu sendiri merupakan suatu gejala atau keluhan, biasanya disertai
dengan gejala-gejala lain dan bisa dari berbagai penyebab.Bayi dan anak-anak
biasanya menjadi rewel, sering menggaruk-garuk telinga atau menarik-narik
telinga, bila penyakitnya di telinga biasanya disertai gangguan pendengaran.Pada
keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga.Sakit telinga
yang sering timbul pada anak-anak adalah akibat infeksi telinga tengah akut, yang
timbul secara tiba-tiba.Biasanya disertai dengan demam tinggi, kadang-kadang
sampai kejang dan muntah.Biasanya sebelumnya didahului oleh batuk dan pilek.
Pada penderita yang sudah dapat menjelaskan seperti anak yang agak besar,
remaja dan dewasa,yang sering dialami selain nyeri adalah adanya perasaan penuh
atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi
terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam.Sakit telinga akibat infeksi
telinga yang sudah menyebar kedaerah mastoid atau daerah dibelakangtelinga
(mastoiditis), biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga (otitis
eksterna) sering disertai nyeri ketika membuka mulut atau menelan.

G. PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi: adanya kemerahan di liang telingan, klien mengeluhkan rasa sakit yang
amat sangat menggangu di telinganya.
Palpasi: adanya nyeri tekan pada bagian yang sakit.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan dengan menanyakan beberapa hal


sehubungan dengan keluhan sakit telinga yang timbul.Seperti adanya riwayat sakit
batuk, pilek dan demam, riwayat mengorek telinga sebelumnya, riwayat naik
pesawat. Sangat penting untuk mengidentifikasi penyebab telinga nyeriuntuk
mengetahui cara mengatasi rasa sakit tersebut. Telinga akan diperiksa dengan
seksama baik menggunakan otoskop atau endoskopi jika perlu. Organ sekitarnya
juga akan diperiksa untuk memastikan asal rasa sakit tersebut. Juga dilakukan Tes
Toynbee/Valsava yaitu tes untuk menentukan masih tidaknya fungsi Eustachius, Tes
pendengaran, Tes keseimbangan, bila perlu dilakukan pemeriksaan Radiologi.
Dapat juga dilakukan tes fungsi dan tes keseimbangan seperti :
a.
Tes fungsi
Tes Toynbee/Valsava adalah untuk mengetahui masih tidaknya fungsi eusthacius.

b.
Tes pendengaran
Tujuan dari tes pendengaran adalah :
Menentukan apakah pendengaran seseorang normal atau tidak.
Menentukan derajat kekurangan pendengaran.
Menentukan lokalisasi penyebab gangguan pendengaran.
c.
Tes Suara
Tes Bisik : Normalnya tes bisik dapat didengar 10 15 meter. Tetapi biasa dipakai
patokan 6 meter. Syarat melakukan tes Bisik :
1) Pemeriksa berdiri di belakang pasien supaya pasien tidak dapat membaca gerakan
bibir pemeriksa.
2) Perintahkan pasien untuk meletakkan satu jari pada tragus telinga yang tidak
diperiksa untuk mencegah agar pasien tidap dapat mendengar suara dari telinga
itu.
3) Bisikkan kata pada telinga pasien yang akan diperiksa. Kata harus dimengerti oleh
pasien, kata dibagi atas : yang mengandung huruf lunak ( m, n, l, d, h, g ) dan yang
mengandung huruf desis ( s, c, f, j, v, z).
4)
5)
6)
7)

1)
2)
3)
4)

Suruh pasien untuk mengulang kata kata tersebut.


Sebut 10 kata ( normal 80 % ), yaitu 8 dari 10 kata atau 4 dari 5 kata.
Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf desis tuli persepsi.
Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf lunak tuli konduks
Tes Konversasi : Caranya sama dengan tes bisik, tetapi tes ini menggunakan
percakan biasa.
Tes Garpu Tala.
Tes Schwabach : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi
melalui tulang penderita dan pemeriksa. Syarat melakukan tes Schwabach :
Gunakan garpu tala 256 atau 512 Hz.
Getarkan garpu tala.
Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa.
Apabila bunyi sudah tidak didengar lagi, segera garpu tala diletakkan pada planum
mastoid penderita.

5)

Lakukan hal ini sekali lagi tetapi sebaliknya lebih dahulu ke telinga penderita lalu
ke telinga pemeriksa. Lakukan cara ini untuk telinga kiri dan kanan.
6) Normal jika pemeriksa sudah tak dapat mendengar suara dari garpu tala, maka
penderita juga tidak dapat mendengar suara dari garpu tala tersebut.
7) Tuli Konduksi apabila pemeriksa sudah tidak dapat mendengar suara dari garpu
tala tetapi penderita masih dapat mendengarnya ( Schwabach memanjang ).
8) Tuli persepsi apabila pemeriksa masih dapat mendengar suara dari garpu tala
tetapi penderita sudah tidak dapat mendengar lagi.
Tes Rinne : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui
tulang dan melalui udara pada penderita. Syarat melakukan tes Rinne :
1) Garpu tala digetarkan.
2) Letakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita, ini disebut posisi 1 ( satu ).
3) Setelah bunyi sudah tidak terdengar lagi letakkan garpu tala tegak lurus di depan
meatus akustikus eksterna, ini disebut posisi 2 (dua ).
4) Kalau pada posisi 2 masih terdengar bunyi Tes Rinne (+).
5) Kalau pada posisi 2 tidak terdengar bunyi Tes Rinne ().
6) Kalau pada posisi 1 terdengar berlawanan Tes Rinne ragu ragu.
Tes Weber : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui
sebelah kanan / kiri penderita. Syarat melakukan tes Weber :
1) Garpu tala digetarkan.
2) Letakkan tegak lurus pada garis tengah kepala penderita, mis : dahi, ubun ubun,
rahang, kemudian suara yamg paling keras di kiri dan kanan.
3) Pada tes ini terdapat beberapa kemungkinan.
4) Bisa didapat hasil telinga kiri dan kanan sama keras terdengarnya, hal ini bisa
berarati : normal atau ada gangguan pendengaran yang jenisnya sama.
5) Bisa juga didapatkan hasil telinga kiri > telinga kanan atau kiri < telinga kanan.
6) Lateralisasi ke kanan dapat berarti : adanya tuli konduksi sebelah kanan, telinga
kiri dan kanan ada tuli konduksi, tetapi yang kanan lebih berat dari yang kiri,
terdapat tuli persepsi disebelah kiri, keduanya tuli persepsi, keduanya tuli persepsi
tetapi lebih berat yang kiri, kedua telinga tuli, kiri tuli persepsi, kanan tuli konduksi.
Berbagai macam tes diatas merupakan sebagian dari berbagai macam cara untuk
mengetahui fungsi pendengaran seseorang. Sehingga untuk mengetahui dan
mendiagnosa seseorang mengalami ketulian diperlukan tes tes yang lain selain
yang dipaparkan diatas.
Pemeriksaan Keseimbangan:
1) Berdiri normal
2) Berdiri kaki rapat
3) Berdiri tandem
4) Berdiri satu kaki
5) Berbagai posisi lengan pada tes di atas
6) Berbagai ggn keseimbangan pada tes di atas
7) Berdiri fleksi neutral ekstensi trunk
8) Berdiri side fleksi
9) Berjalan memposisikan kaki tandem
10) Berjalan sepanjang garis atau tanda tertentu
11) Berjalan ke samping, berjalan mundur
12) Berjalan di tempat
13) Berjalan dgn berbagai kecepatan
14) Berjalan dan berhenti dengan mendadak
15) Berjalan membentuk lingkaran

16) Berjalan pada tumit atau jari-jari kaki


17) Berdiri mata terbuka mata tertutup (Romberg test)

I. TERAPI

Terapi yang dapat diberikan pada penderita otalgia sesuai dengan penyakit
primer yang menyebabkan otalgia tersebut. Terapi yang diberikan dapat berupa :
Jika terdapat kotoran yang keras atau benda asing akan dibersihkan dengan alkohol,
asam salisilat. Pada kasus infeksi akan diterapi dengan pemberian antibiotika atau
anti jamur. Pada kasus tertentu bahkan dilakukan tindakan pembedahan.Dapat juga
diberikan kompres hangat, analgesik

Vous aimerez peut-être aussi