Vous êtes sur la page 1sur 69

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG

BALITA DI POSYANDU KLENGKENG 1 ASRAMA POLISI


MANAHAN SURAKARTA
TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III kebidanan

Disusun Oleh :
NI MADE ARTHA AYU TANJUNG WANGI
NIM : B09 034

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh
Kembang Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, kiranya Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si , selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Anis Nurhidayati, SST, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Agustina, Amd.Keb yang telah memberi ijin kepada penulis untuk
pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu-Ibu yang memiliki balita di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi
Manahan yang telah bersedia menjadi responden dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh


referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.

Surakarta,

Penulis

Juli 2012

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta


Karya Tulis Ilmiah, 5 Juli 2012
Ni Made Artha Ayu TW
NIM : B09.034
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG
BALITA DI POSYANDU KLENGKENG 1 ASRAMA POLISI
MANAHAN SURAKARTA
TAHUN 2012
xiii + 58 halaman + 13 lampiran + 5 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling
berkaitan dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Dasar
kepribadian anak terbentuk dari keluarga dan lingkungan. Pengetahuan dan
kesadaran para ibu balita khususnya dan para kader serta masyarakat pada
umumnya sangat perlu, dalam melaksanakan pemantauan perkembangan dan
memberikan rangsangan terhadap perkembangan anak. Peranan keluarga terutama
ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang anak.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di
Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta pada kategori baik,
cukup, kurang.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif,
dilakukan di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta pada
tanggal 18 April 2012. Sampel yang digunakan berjumlah 78 orang dengan
menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Alat yang dipergunakan
dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Uji coba instrumen
dilakukan di Posyandu Melati Indah Gremet Surakarta pada tanggal 12 April 2012
dengan jumlah responden 30 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
tunggal. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis
univariat.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan tentang tumbuh kembang balita dapat
dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 13 responden (16,7%), pengetahuan
cukup sebanyak 51 responden (65,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14
responden (27,9%).
Kesimpulan : Jadi responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan
cukup yaitu sebanyak 51 responden (65,4%).
Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Tumbuh Kembang, Balita
Kepustakaan : 24 literatur (tahun 2004 2012)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Awali semuanya dengan doa dan senyuman
Uang itu seperti indera keenam, Anda tidak bisa membuatnya berguna
tanpa lima indera lainnya (William Somerset Maugham)
Beranilah mengambil resiko, sebab tidak ada hal lain

yang bisa

menggantikan pengalaman (Paolo Coelho)


Betapapun Suburnya Tanah, Sejuknya Embun, Teraturnya Hujan Dan
Bagusnya Sinar Matahari, Hasil Tak Pernah Dipetik Tanpa Menabur

PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah
ini penulis persembahkan :
Sang

Yang

Widhi

yang

telah

memberikan rahmat dan hidayahnya,


sehingga tewujud karya tulis kecil ini
Babe dan Mama tercinta terima kasih
atas doa restuya dan cinta kasihnya
selama ini, tanpa kalian penulis bukanlah
apa-apa
Abangku, adikku dan pacarku tercinta
yang telah memberi support dalam
penyelesaian karya tulis ilmiah ini
Tak lupa buat kawan-kawan semua yang
telah memberikan masukan bagi penulis
Semua dosen STIKES Kusuma Husada,
terimakasih atas bimbingannya
Almamaterku tercinta

CURICULUM VITAE

BIODATA
Nama

: Ni Made Artha Ayu Tanjung Wangi

Tempat /Tanggal Lahir

: Surakarta, 11 Juni 1991

Agama

: Hindu

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Aspol Manahan, RT 02, RW 12 Banjarsari


Surakarta

RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Manahan, Solo

Lulus tahun 2003

2. SMP KRISSA, Solo

Lulus tahun 2006

3. SMA PL ST SANTO YOSEF, Solo

Lulus tahun 2009

4. Prodi III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan Tahun


2009

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURICULUM VITAE ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ................................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8
1. Pengetahuan ......................................................................... 8
2. Balita ................................................................................... 11

3. Tumbuh Kembang Balita ..................................................... 13


B. Kerangka Teori ......................................................................... 33
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 34
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 35
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 36
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 40
F. Variabel Penelitian ................................................................... 41
G. Definisi Operasional ................................................................. 42
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 42
I. Etika Penelitian ......................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ...................................................................... 46
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 47
C. Pembahasan .............................................................................. 50
D. Keterbatasan ............................................................................. 54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 55
B. Saran ........................................................................................ 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1. Kerangka Teori ..................................................................... 33


Gambar. 2.2. Kerangka Konsep ................................................................... 34

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur .................................. 47


Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan .......................... 47
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan ............................ 48
Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi ............................................................ 49
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita
di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta ........ 49

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2.

Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3.

Surat Keterangan

Lampiran 4.

Surat Ijin Uji Validitas

Lampiran 5.

Surat Keterangan

Lampiran 6.

Surat Ijin Penelitian

Lampiran 7.

Surat Keterangan

Lampiran 8.

Surat Permohonan Responden

Lampiran 9.

Informed Consent

Lampiran 10. Kuesioner


Lampiran 11. Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Coba Kuesioner
Lampiran 13. Tabel Nilai-nilai r Product Moment
Lampiran 14. Hasil Uji Coba Validitas
Lampiran 15. Hasil Uji Realiabilitas
Lampiran 16. Data Tabulasi Kuesioner Penelitian
Lampiran 17. Data Mean dan Standar Devisiasi
Lampiran 18. Lembar Konsultasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas sumber daya
manusia dimasa yang akan datang. Pembangunan

manusia masa depan

dimulai dengan pembinaan anak masa sekarang untuk mempersiapkan


sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang, sehingga
anak perlu dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal
mugkin sesuai dengan kemampuannya (IDAI, 2006).
Anak adalah harapan bagi orang tua, melihatnya tumbuh cerdas dan
sehat adalah kebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua. Namun seringkali
dalam tumbuh kembangnya, anak mengalami hambatan berupa penyakit atau
kelainan lainnya. Peranan ibu tentang perkembangan anak sangat diperlukan,
untuk membantu anak mencapai tumbuh kembang yang optimal dibutuhkan
pengetahuan yang cukup (Supartini, 2009).
Seorang anak memiliki ciri khas yang berbeda dengan orang dewasa,
selain itu anak memerlukan perhatian khusus untuk optimalisasi tumbuh
kembang anak. Peran orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan
anak sangat diperlukan terutama pada saat mereka berada di usia balita,
karena pada saat ini anak mulai mengembangkan kemampuan dasar yang
dimilikinya (Hurlock, 2007).

Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak lahir hingga


mencapai dewasa. Pertumbuhan ditandai oleh perubahan ukuran badan anak,
dari kecil menjadi besar dan semakin besar. Sedangkan perkembangan
ditandai dengan kemampuan, yaitu kemampuan terbatas pada waktu lahir
seperti tersenyum, berbicara, berjalan, berlari, belajar dan bergaul dikemudian
hari (DepKes RI, 2004).
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan
dan berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun
terdapat beberapa variasi tetapi setiap anak akan melewati suatu pola yang
merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan (IDAI, 2005).
Upaya untuk meningkatkan kualitas anak diantaranya dilakukan
melalui program perkembangan anak yang pelaksanaannya ternyata dirasa
masih kurang. Pengetahuan dan kesadaran para ibu balita khususnya dan para
kader serta masyarakat pada umumnya sangat perlu, dalam melaksanakan
pemantauan

perkembangan

dan

memberikan

rangsangan

terhadap

perkembangan anak (Depkes DIY, 2010).


Hubungan psikologis antara anak dan orang tua melalui hubungan
anggota keluarga sangat penting, karena anak dapat belajar tingkah laku dan
berlanjut pada hubungan dengan orang lain. Dasar kepribadian anak terbentuk
dari keluarga dan lingkungan (Depkes RI, 2006). Bimbingan perawatan anak
dapat dilaksanakan dengan baik, apabila adanya pemahaman yang cukup
mendalam tentang tugas-tugas perkembangan setiap anak yang kita hadapi
dalam proses perkembangannya (Rifai, M.S.S, 2008).

Ibu sebagai pengasuh terdekat seorang anak harus mengetahui lebih


banyak proses tumbuh kembang anak serta faktor- faktor yang mempengaruhi
proses itu. Pengertian, kesadaran dan kemampuan ibu dalam menangani
merupakan faktor yang menentukan dalam pembentukan kualitas anak.
Peranan keluarga terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan
tumbuh kembang anak. Agar orang tua mampu melaksanakan fungsinya
dengan baik maka orang tua perlu memahami tingkatan perkembangan anak,
menilai pertumbuhan atau perkembangan anak dan mempengaruhi motivasi
yang kuat untuk memajukan tumbuh kembang anak ( Rochmawati, 2006).
Berdasarkan Studi Pendahuluan di Posyandu Klengkeng 1 Asrama
Polisi Manahan Surakarta pada bulan Januari 2012, jumlah balita yang
melakukan kunjungan di Posyandu Klengkeng 1 Aspol Manahan sebanyak 78
anak. Semua balita yang berkunjung di posyandu memiliki buku KMS (Kartu
Menuju Sehat). Pelaksanaa Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan
dilaksanakan 1 bulan sekali oleh bidan puskesmas dan kader. Hasil
wawancara dari sepuluh ibu yang memiliki balita, pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang balita adalah 7 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan
cukup dan 3 orang ibu memiliki tingkat pengetahuan kurang. Di posyandu
tersebut bidan juga pernah memberikan penyuluhan tentang tumbuh kembang
anak, tetapi tiga orang ibu belum mendapatkan penyuluhan tentang tumbuh
kembang anak.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, ibu sebagai pengasuh terdekat


seorang anak harus mengetahui lebih banyak proses tumbuh kembang anak
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang
Balita di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang balita di Posyandu klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita di
Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita
pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita
pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita
pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan tentang pertumbuhan dan
perkembangan balita.
2. Bagi diri sendiri
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman
nyata dalam melaksanakan penelitian tentang tumbuh kembang balita.
3. Bagi institusi
a. Posyandu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi informasi
baru yang sebelumnya belum diketahui..
b. Pendidikan
Sebagai referensi pustaka, sebagai bahan bacaan tambahan di
perpustakaan, serta sebagai dasar penelitian berikutnya.

E. Keaslian Penelitian
Penelitian tumbuh kembang anak pernah di teliti oleh :
1. Kadarini (2002), dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Tumbuh Kembang Bayi di RS Dr. Sardjito Yogyakarta. Jenis penelitian
ini menggunakan metode deskriptif korelatif. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan total sampling . Jumlah responden dalam penelitian ini
berjumlah 38 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Hasil penelitiannya
adalah tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang tumbuh dan kembang bayi

dalam kategori baik 23 orang (60,5%), berpengetahuan sedang 9 orang


(23,7%), dan kurang baik yaitu 6 orang (15,8%)
2. Sulestari (2004), dengan judul Tingkat Pengetahuan Ibu balita tentang
Tumbuh Kembang balita di Depok Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian
ini menggunakan metode deskriptif. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan accidental sampling, Jumlah responden
dalam penelitian ini berjumlah 43 responden. Instrumen yang digunakan
adalah kuestioner. Analisis yang digunakan adalah analisi univariat. Hasil
penelitiannya adalah tingkat pengetahuan ibu-ibu balita tentang tumbuh
kembang balita dalam kategori baik 31 orang (62,8%), dalam kategori
sedang 9 orang(31,4%), dan kurang baik 3 orang (5,7%).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah penelitian
ini dilakukan di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Manahan Polisi Surakarta,
menggunakan metode diskriptif kuantitatif, waktu pelaksanaan tanggal 18
April 2012, populasi dan sampel dalam penelitian ini semua ibu yang
memiliki balita usia 0-5 tahun yang berjumlah 78 responden, teknik
pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika
penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi
pengertian,
mempengaruhi

tingkatan

pengetahuan,

perkembangan

faktor-faktor

pengetahuan.

Teori

yang
tumbuh

kembang balita, meliputi teori tentang balita, pengertian tumbuh


kembang, faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
balita (faktor genetik, faktor lingkungan), kebutuhan tumbuh
kembang balita (kebutuhan fisik-biomedis (Asuh), kebutuhan
emosi atau kasih sayang (Asih), kebutuhan akan stimulasi mental
(Asah), Ciri-ciri tumbuh kembang balita, pertumbuhan fisik
(pertumbuhan janin intrauterine, pertumbuhan setelah lahir),
perkembangan anak. Kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan data,
teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,
metode pengelolahan dan analisi data, etika penelitian.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil
penelitian dan keterbatasan penelitian.

BAB V

PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau kognisi
merupakan domain yang sangat pcnting untuk terbentuknya tindakan
seseorang (Notoatmodjo, 2009).
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berhubungan
dengan kepandaian segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2009).
b. Tingkatan pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2008), tingkatan pengetahuan meliputi :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Temasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (review) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh lahan yang dipenuhi atau rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar.
3) Aplikusi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu
objek ke dalam komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organ isasi tersebut dan masih ada kaitannya antara yang satu
dengan yang lain.
5) Sintesis (Sintesys)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau

menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu

bentuk

keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun


formulasi haru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek,
penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pengetahuan


Menurut

Soekanto

(2010),

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

perkembangan pengetahuan adalah


1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. tingkat pendidikan
menunjukkan korelasi positif dengan terjadinya perubahan perilaku
positif

yang meningkat,

dengan demikian

pengetahuan juga

meningkat.
2) Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan
tentang sesuatu yang bersifat informal.
5) Sosial Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat
pengetahuan.

6) Umur
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih
berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih
banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan
diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
menggunakan

banyak

waktu

untuk

membaca.

Kemampuan

intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan


hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
2. Balita
a.

Pengertian
Menurut Hariyono Suyitno (2011), balita atau bawah lima tahun
merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum anak
awal.
Menurut UU No.20 (2010), anak balita sebagai masa emas atau
golden age yaitu insan manusia yang berusia 0-5 tahun. Kelompok
anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang
bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan
fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi

yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan


yang sedang dilalui oleh anak tersebut.
Menurut Riwidikdo (2011), secara psikologis rentang usia balita
tersebut dibagi dalam 3 tahapan yaitu masa sebelum lahir, masa bayi
dan masa awal kanak-kanak. Pada ketiga tahapan tersebut banyak
terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik maupun psikologis,
karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai tugas-tugas
perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Pembagian menurut tahapan tersebut sangat tergantung pada
faktor sosial, yaitu tuntutan dan harapan untuk menguasai proses
perkembangan yang harus di lampaui anak dari lingkungannya.
Menurut Suryono (2009), masa balita adalah masa dimana anak
mulai tumbuh dan berkembang dengan segala sesuatu hal yang baru.
Perkembangan pola pikir anak pada saat ini harus di arahkan kepada
hal-hal yang baik, agar terus berkembang ke arah yang baik sampai
anak dewasa nanti. Balita yang sehat alami akan selalu membuat hati
ibu dan ayahnya gembira selalu, karena balita yang sehat itu akan
selalu ceria dan aktif. Balita yang masih dalam masa menyusui,
mungkin ibu harus menjaga kondisi kesehatan serta menkonsumsi
makanan yang menyehatkan seperti cemilan sehat atau jus sehat.

b.

Ciri-ciri balita sehat


Menurut Ronald H.S (2011), ciri-ciri balita sehat adalah
1) Lincah dan aktif
2) Bahagia dan responsif
3) Rambut tidak mudah kusam dan rontok
4) Gigi cemerlang
5) Gusi merah muda, tak mudah berdarah
6) Kulit bersih dan jika luka mudah sembuh
7) Kuku merah muda (tidak pucat) dan tidak rapuh
8) Suhu tubuh antara 36,5C 37,5C
9) Makan lahap
10)

Tidur lelap dalam waktu cukup

11)

BAB (Buang Air Besar) lancar

12)

Cocok dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)

13)

Antusias bermain

14)

Bentuk kaki normal

15)

Harum baunya.

Dengan mengetahui ciri-ciri balita sehat, maka ibu bisa memantau


perkembangan dan pertumbuhan buah hati tercinta.
3. Tumbuh Kembang Balita
a. Pengertian Tumbuh Kembang Balita
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi lingkat sel, organ maupun

individu yang bisa dilakukan dengan ukuran berat gram, pound,


kilogram, ukuran panjang (cm, meter), umur, hilang dan keseimbangan
metabolik (retensi, kalsium, dan nitrogen tubuh). Perkembangan
(development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan sebagai hasil dari proses pcmatangan misalnya :
diferensiasi dari fungsi organ, perkembangan emosi intelektual dan
tingkah

laku

sebagai

hasil

interaksi

dengan

lingkungannya

(Soetjiningsih, 2009).
Pertumbuhan ialah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan interseluler, berarti bertambah arti sebagian atau keseluruhan.
Sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan panjang atau
satuan

berat.

Sedangkan

perkembangan

ialah

bertambahnya

kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, jadi


bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh lebih sulit dari pada
pengukuran pertumbuhan. Tumbuh kembang yang optimal dapat
tercapai

pada

potensi

biologis

seseorang,

pertumbuhan

dan

perkembangan merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling


berkaitan. meliputi faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial
dan perilaku. Proses yang baik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang
memberikan ciri tersendiri pada setiap anak (IDAI, 2008).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang terjadi
pada setiap makhluk hidup. Pada manusia. terutama anak-anak, proses

tumbuh kembang ini terjadi dengan sangat cepat terutama pada periode
tertentu. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi sejak
dalam masa kandungan. Setiap organ dan fungsinya mempunyai
kecepatan tumbuh yang berbeda-beda ( Depkes RI, 2006).
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita,
karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini
perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya (Soetjiningsih, 2010).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita.
Menurut Soetjiningsih (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang yaitu.:
1) Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir
proses tumbuh kembang anak. Dengan demikian, instruksi genetic
dalam sel telur menentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
2) Faktor Lingkungan
Lingkungan sangat menentukan tercapainya atau tidaknya potensi
bawaan. Lingkungan bio-psiko-fisik-sosial mcmpengaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Secara garis
besar faktor lingkungan dibagi menjadi:
a) Faktor Lingkungan Prenatal.

Faktor lingkungan prenatal yang mempengaruhi tumbuh


kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir antara lain :
gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin atau zat kimia,,
endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio.
b) Faktor Lingkungan Post natal.
Bayi baru lahir berhasil melalui transisi dari suatu sistem yang
teratur menuju suatu sistem yang tergantung pada kemampuan
genetik dan mekanisme homeostatis bayi itu sendiri.
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak secara umum digolongkan menjadi:
(1) Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis antara lain adalah ras, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, fungsi metabolisme, hormon (somutrotropin,
tiroid, glukokortikoid, hormon seks, insulin like growth
faktor).
(2) Faktor Fisik
Faktor fisik antara lain adalah cuaca, musim, keadaan
geografis, sanitasi keadaan rumah (Struktur bangunan,
ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian) radiasi.
(3) Faktor Psikososial
Faktor psikososial antara lain adalah stimulasi, motivasi
belajar, ganjaran atau hubungan yang wajar, kelompok

sebaya, stres sekolah. cinta dan kasih sayang serta kualitas


interaksi anak dan orang tua.
(4) Faktor keluarga / Adat istiadat
Faktor keluarga / adat istiadat antara lain adalah pekerjaan,
pendapatan keluarga, pendidikan, Jumlah saudara, jenis
kelamin, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah / ibu,
adat istiadat / norma, agama, urbanisasi dan kehidupan
politik dan masyarakat.
c. Kebutuhan Tumbuh kembang
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat digolongkan
menjadi tiga (Soetjiningsih, 2010), yaitu:
1) Kebutuhan Fisik-Biomedis (Asuh)
a)

Pangan / gizi.

b) Perawatan kesehatan dasar antara lain imunisasi, pemberian


ASI, penimbangan bayi satu anak secara teratur, pengobatan
dan lain-lain.
c)

Pemukiman yang layak.

d) Higiene perorangan / sanitasi lingkungan.


e)

Sandang.

f)

Kesegaran jasmani, rekreasi dan lain-lain.

2) Kebutuhan emosi atau kasih sayang (asih).


Tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat mesra dan
selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk

menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental


maupun psikososial. Kasih sayang dari ayah dan ibu akan
menciptakan ikatan batin yang erat (bounding) dan kepercayaan
dasar (basic trust).
3) Kebutuhan akan stimulasi mental (Asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar
pada

anak

yang

dapat

mengembangkan

perkembangan

psikososial, kecerdasan, ketrampilan, kemandirian,

kreatifitas,

agama, kepribadian, moral, etika, produktivitas dan lain-lain.


Kebutuhan utama balita untuk proses tumbuh kembang
meliputi

nutrisi. dan pelayanan

kesehatan.

Keberhasilan

perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan


dan perkembangan otak sehingga nutrisi dapat mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Sedangkan kebutuhan pelayanan
kesehatan dimaksudkan agar anak mendapatkan pengawasan
dan

pemeriksaan

yang

kontinue

terhadap

kesehatannya

(Rochmawati, 2010).
d. Ciri-Ciri Tumbuh Kembang
Ciri-ciri tumbuh kembang anak dari konsepsi sampai dengan dewasa
(Soetjiningsih, 2010) yaitu
1) Tumbuh kembang adalah proses kontinue dari konsepsi sampai
maturitas yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

2) Adanya masa percepatan atau masa perlambatan. serta tumbuh


kembang yang berlainan diantara organ-organ pada waktu tertentu.
3) Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak tetapi
kecepatannya berbeda satu sama lain.
4) Perkembangan akrab hubungannya dengan maturisasi sistem
susunan syaraf.
5) Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
6) Arah perkembangan anak adalah sefalokaadal
7) Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunteer tercapai.
e. Pertumbuhan Fisik
Menurut Soetjiningsih (2010), pertumbuhan fisik adalah hasil
perubahan

bentuk

dan

fungsi

dari

organisme.

Pertumbuhan

dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu :


1) Pertumbuhan janin intrauterine
Periode perinatal (dari masa kehamilan 28 minggu sampai 7 hari
setelah kelahiran) hasil konsepsi disiapkan untuk dilahirkan dan
hidup diluar rahim. Periode ini dibagi menjadi periode mudghoh
(embrio), periode janin dini, periode janin lanjut, periode kelahiran
dan periode neonatus.
2) Pertumbuhan setelah lahir meliputi berat badan. tinggi badan,
kepala, gigi, jaringan lemak organ-organ tubuh. Pertumbuhan
organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri.

Secara umum terdapat 4 pola pertumbuhan organ yaitu


a)

Pola Umum (general preterm)

b)

Pola Neural (Bram and head patream)

c)

Pola limfoid (Lympoid pattern)

d)

Pola genital (Reproduktive pattern)

Orang tua harus cermat dan jeli dalam memantau pertumbuhan


anak, yaitu memantau pertambahan tinggi badan, berat badan
maupun lingkar kepala, terutama di masa bayi. Di Indonesia, ayah
dan ibu dapat menggunakan patokan Kartu Menuju Sehat (KMS)
dan beberapa pedoman pertumbuhan balita lainnya, yang dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk memeriksa silang. Pedoman
pertumbuhan yang harus dipantau antara lain :
1) Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi
a) Ketika lahir 35 cm.
b) Pada usia 6 bulan, lingkar kepala bertambah kurang lebih 8,5 cm,
menjadi 43,5 cm.
c) Pada usia 1 tahun bertambah sekitar 12 cm dari ukuran saat lahir,
menjadi sekitar 47 cm.
2) Panjang bayi
a) Saat berumur 1 tahun rata-rata 1,5 kali panjang lahir.
b) Pada umur 4 tahun, 2 kali panjang waktu lahir.

3) Rumus perhitungan berat badan


a) Berat normal anak usia 1 6 tahun adalah 2n+8 (n adalah usia
anak).
b) Rata-rata berat usia 6 bulan adalah 2 kali berat lahir.
c) Usia setahun 3 kali berat lahir.
4) Setiap hasil pengukuran tubuh memiliki rentang normal. Fisik bayi
yang kurus tidak selalu pertanda bermasalah atau kurang gizi selama
berat badannya masih di dalam rentang normal grafik pertumbuhan.
Bila bayi aktif, bahagia, dan ciri-ciri tumbuh kembang lainnya normal.
5) Hindari membandingkan bayi dengan bayi lain walaupun usia dan
jenis kelaminnya atau bahkan dengan saudaranya, misalnya kakak atau
sepupu. Setiap anak unik, berbeda dan memiliki kecepatan
pertumbuhan tersendiri.
6) Bayi lahir premature
a) Ukuran dan cara untuk memantau pertumbuhannya berbeda dengan
bayi yang lahir cukup bulan.
b) Pemantauan terhadap pertumbuhannya harus didasarkan pada usia
sesungguhnya, bukan usia lahir. Misalnya, jika anak lahir di usia
30 minggu, berarti bayi lahir 7 minggu lebih cepat dari usia
sesungguhnya. Maka jika usianya saat ini 4 bulan, sebenarnya bayi
Anda berusia 2 bulan 1 minggu. Bayi premature atau lahir dengan
berat badan rendah (BBLR), biasanya juga memiliki kemampuan

menelan yang kurang baik. Bila tidak diantisipasi, maka


pertumbuhannya bisa terhambat.
7) Berat badan anak kurang, tidak naik atau turun, yang terjadi lebih dari
6 bulan, biasanya akan memengaruhi pertambahan tinggi badannya.
Artinya, anak tidak bertambah berat dan tinggi. Meski tampak
proporsional, dia sebetulnya kurang gizi. Perawakannya pendek atau
disebut stunted.
f. Perkembangan Anak
1) Parameter perkembangan.
Menurut Frankerburg dkk (2007), melalui DDST (Denver
Development Screening Test) mengemukakan 4 parameter
perkembangan yaitu :
a) Personal social (kepribadian atau tingkal laku sosial) Aspek
yang

berhubungan

dengan

kemainpuan

mandiri.

bersosialisasi dan berinlerkasi dengan lingkungannya.


b) Fine motor adaptive (Gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu untuk melakukan gcrakan.
c) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d) Grass motor (perkembangan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.


Ada juga yang incinbagi perkembangan balila menjadi tujuh
aspek perkembangan seperti pada buku petunjuk program
BKR (Bina keluarga Balita) yaitu perkembangan :
(1)Tingkah laku
(2)Menolong diri sendiri
(3)Intelektual
(4)Gerakan motorik halus
(5)Komunikasi pasif
(6)Komunikasi aktif
(7)Gerakan motorik kasar
Perkembangan psikologis muncul dan menjadi sensitif ketika
lingkungan

telah

mulai

mempengaruhi

perkembangan

kepribadian secara maksimum.


2) Tahapan perkembangan
Tahapan perkembangan balita menurut DepKes RI (2007),
meliputi:
a)

Usia 0-1 bulan


(1)

Motorik kasar
Motorik kasar anak usia 0-1 bulan meliputi meringkuk,
mendekut, mengangkat
mendengkur, makan, tidur.

kepala, tangan terkepal erat,

(2)

Motorik halus
Motorik halus anak usia 0-1 bulan menunjukkan perilaku
pemicu

kasih sayang,

penglihatan masih

buram,

tersenyum.
(3)

Bicara dan bahasa


Pada usia 0-1 bulan anak hanya bisa menangis di saat
tidur.

b) Usia 2 bulan
(1) Motorik kasar
Motorik kasar anak usia 2 bulan meliputi mengangkat
kepala setinggi 45 derajat, kepala masih terhuyung bila
digendong dalam keadaan duduk, sebagian jari mulai
membuka, mulai dapat menggenggam tangan yang
menyentuh tangannya.
(2) Motorik halus
Motorik halus anak usia 2 bulan terhubung secara visual
dengan

orang

tua

maupun

dengan

orang

lain,

lengan dan kaki relaks, tersenyum dengan responsif,


mengadakan kontak mata, memerhatikan orang yang
bergerak, menangis bila diturunkan dari gendongan.
(3) Bicara dan bahasa
Anak pada usia 2 bulan ia bisa menjerit, membuat suara
seperti sedang minum, mulai senang berkomunikasi,

protes bila kebutuhannya tidak terpenuhi, memberi isyarat,


membuat asosiasi bahwa tangisan berarti digendong atau
disusui.
c)

Usia 3 bulan.
(1) Motorik kasar
Anak dapat menggerakkan atau memainkan tangan, lengan
dan kaki digerakkan secara sempurna, dapat membuat
gerakan bebas dan memutar, kepala diangkat lebih tinggi
dari punggung, kepala bisa diangkat tegak saat digendong.
(2) Motorik halus
Anak sudah bisa menggoyangkan kepalanya ke kanan dan
ke kiri, anak bisa mengisap ibu jari kedua tangannya.
(3) Bicara dan bahasa
Anak sudah bisa membuat suara lebih keras, mulai tertawa,
bisa menyebabkan orang bereaksi dengan senyum, tangisan,
dan bahasa tubuh.

d) Usia 4 bulan
(1) Motorik kasar
Anak

sudah

menggenggam,

bisa

memeluk

memegang,

dengan

dua

tangan,

merangkuh

dada

bunda,

mengangkat dada dan perut atas saat tengkurap bisa


mengangkat lengan ketika ingin digendong.

(2) Motorik halus


Pasa usia 4 bulan anak bisa mengamati dengan akurat.
(3) Bicara dan bahasa
Anak tertawa geli bila melihat sesuatu yang dianggapnya
lucu atau ketika anak sedang digelitik, tahu bahwa orang
dan benda memiliki nama (contohnya kucing).
e) Usia5 bulan
(1) Motorik kasar
Motorik kasar anak usia 5 bulan meliputi meraih sesuatu
dengan

satu

tangan,

berguling

ke

belakang,

bisa

melakukan posisi push-up, bisa mengjangkau jari kakituk


mendorong bila ia sedang tidak mau diganggu.
(2) Motorik halus
Motorik halus anak dapat memindahkan mainan dari
tangan yang satu ke tangan lainnya dan mulut, menengok
kea rah orang yang berbicara, tertarik pada warna.
(3) Bicara dan bahasa
Anak berusaha untuk meniru suara-suara.
f)

Usia 6 bulan
(1) Motorik kasar
Pada usia 6 bulan anak dapat duduk sendiri, bergulingguling, berdiri dengan berpegangan pada kursi atau meja.

(2) Motorik halus


Pada usia 6 bulan anak dapat mengarahkan matanya ke
benda kecil sebesar kacang, kismis atau uang logam,
dapat meraih mainan yang diletakkan agak jauh namun
masih berada dalam jangkauan tangannya.
(3) Bicara dan bahasa
Anak senang akan suaranya seperti berteriak, tertawa,
menggeram, serta meniru sikap wajah dengan lebih
menarik, lucu, mengesankan.
g)

Usia 7-9 bulan.


(1) Motorik kasar
Motorik kasar anak usia 7-9 bulan meliputi merangkak,
duduk tegak, mendorong badan ke atas sampai berdiri.
(2) Motorik halus
Anak dapat menjumput makanan kecil seperti kismis atau
kacang dengan ibu jari dan telunjuk, makan sendiri walau
berserakan

atau

berantakan,

menjatuhkan

memberantakan mainan.
(3) Bicara dan bahasa
Anak akan menengok ke belakang jika dipanggil
namanya.

atau

h)

Usia 9-12 bulan


(1) Motorik kasar
Motorik kasar anak usia 9 bulan meliputi merangkak, dari
duduk bisa menjadi merangkak sendiri, berkeliling di
sekitar perabotan, berdiri tanpa berpegangan, langkah
pertama masih kaku, belum tegap, menggenggam erat.
(2) Motorik halus
Anak dapat menunjuk dan mencongkel dengan jari
telunjuk, menumpuk dan menjatuhkan balok-balok,
menunjukkan

dominasi

tangan,

bertepuk

tangan,

melambaikan tangan, menunjukkan ingatan akan kejadian


yang baru berlalu, ingat letak mainan ketika tertutupi,
berhenti menangis ketika bertemu bunda, menunjukkan
kegelisahan akibat perpisahan.
(3) Bicara dan bahasa
Anak mulai bisa menunjukkan sesuatu yang anak mau
dengan rengekan suaranya, mengatakan mama dan
dada, mengerti kata tidak, mengerti sikap tubuh
seperti ciluba.
i)

Usia 12-15 bulan


(1) Motorik kasar
Anak mulai berjalan tertatih-tatih, menggunakan peralatan
seperti sikat gigi dan sisir, memegang botol, lebih
gampang dipakaikan baju.

(2) Motorik halus


Anak dapat mempertemukan 2 kubus kecil yang
dipegang, mengambil benda kecil seperti kacang atau
kismis dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.
(3) Bicara dan bahasa
Anak dapat mengucapkan 4-6 kata yang dapat dimengerti,
mengenali nama dan menunjuk ke orang yang dikenal,
tertawa saat melihat gambar lucu.
j)

Usia 15-18 bulan


(1) Motorik kasar
Anak dapat mengendarai mainan beroda empat, mencoba
menendang bola walau sering meleset, membuka laci,
berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 5 detik.
(2) Motorik halus
Anak menurut ketika dipakaikan baju, mengonsumsi
makanan

berkuah,

mengenali gambar

mengamati

bermacam

bentuk,

yang terdapat pada buku gambar

ataupun majalah.
(3) Bicara dan bahasa
Anak

mulai

mengerti

bahasa

mengatakan 10-20 kata yang bisa dimengerti.

sederhana,

k)

Usia 18-24 bulan


(1) Motorik kasar
Pada usia ini anak mulai lancar berjalan dan berlari, bisa
memanjat keluar dari ranjangnya, membuka pintu,
menaiki tangga rumah ataupun tangga di taman bermain
tanpa bantuan orang tuanya atau orang lain.
(2) Motorik halus
Anak mulai mencari tahu segala sesuatu sebelum
melakukannya, menggambar lingkaran, membuat garis,
mengerti dua perintah sekaligus.
(3) Bicara dan bahasa
Anak mulai mengerti bahasa yang sering digunakan
sehari-hari, membuka bungkusan, mencuci tangan, duduk
di kursi sendiri dengan sikap sempurna tanpa bantuan,
mengatakan 20-25 kata yang bisa dimengerti.

l)

Usia 30 bulan
(1) Motorik kasar
Anak bisa berjalan menaiki tangga sendiri tanpa bantuan
orang lain, menendang bola kecil (seperti bola tenis) ke
depan tanpa berpegangan pada apapun.
(2) Motorik halus
Anak bisa mencoret-coret kertas atau dinding, meletakkan
4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu.

(3) Bicara dan bahasa


Anak dapat menunjuk dengan benar paling sedikit satu
dari bagian tubuhnya seperti rambut, hidung, telinga dan
tangan, menggunakan 2 kata saat berbicara seperti minta
minum, mau makan.
m)

Usia 36 bulan
(1) Motorik kasar
Anak dapat berdiri dengan satu kaki tanpa bantuan dari
orang lain.
(2) Motorik halus
Anak bisa mencoret-coret kertas tanpa petunjuk, mulai
tertarik masuk sekolah taman kanak-kanak (TK).
(3) Bicara dan bahasa
Anak dapat menyebutkan 2 atau lebih nama-nama
binatang, menggunakan 2 kata dalam berbicara seperti
minta minum, mau makan.

n)

Usia 48 bulan
(1) Motorik kasar
Pada usia ini anak dapat berlari, melompat, memanjat,
naik sepeda roda tiga.
(2) Motorik halus
Anak dapat meletakkan 8 buah kubus satu persatu di atas
yang lain tanpa bantuan orang lain.

(3) Bicara dan bahasa


Anak dapat menyebutkan nama lengkapnya tanpa dibantu
orang lain.
o)

Usia 60 bulan
(1) Motorik kasar
Anak dapat melompat dengan satu kaki, memanjat,
bermain sepatu roda, bermain sepeda.
(2) Motorik halus
Anak dapat menggambar garis tegak lurus tanpa dibantu
orang lain.
(3) Bicara dan bahasa
Anak dapat mengenali 4 warna dengan benar seperti
merah, kuning, biru, hijau, anak mengerti perintah yang
diberikan kepada anak (letakkan pensil itu di meja).

B.

KERANGKA TEORI

Tingkat Pengetahuan
1.
Tahu
2.
Memahami
3.
Aplikasi
4.
Analisis
5.
Syntesis
6.
Evaluasi

Balita

Pengetahuan

Faktor yang
mempengaruhi
1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial ekonomi
6. Umur

Teori tentang balita:


1. Pengertian
2. Ciri-ciri balita sehat

Tumbuh kembang
balita

1. Pengertian tumbuh
kembang balita
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh
kembang
3. Kebutuhan tumbuh
kembang
4. Ciri-ciri tumbuh kembang
5. Pertumbuhan fisik
6. Perkembangan anak

Gambar 2.1. Kerangka Teori


Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2007)

C.

KERANGKA KONSEP

Baik
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
tumbuh
kembang balita

Cukup

Kurang

Faktor-faktor yang
mepengaruhi :
1. Umur
2. Pcndidikan
3. Pekerjaan
4. Jumlah balita
5. Sosial ekonomi
6. Budaya
7. Pengalaman
8. Informasi

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian


Sumber : Riwidikdo (2010)

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010),
deskritif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif.
Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuntitatif
adalah data yang dihasilkan berupa angka (Riwidikdo, 2009).
Pada penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang balita.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi adalah suatu penjelasan teoritis yang dikaitkan dengan tata ruang
suatu tempat yang akan digunakan untuk melakukan sesuatu kejadian atau
peristiwa (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan di Posyandu Klengkeng I
Asrama Polisi Manahan Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan atau keadaan
berada atau berlangsung (KBBI, 2011). Penelitian ini dilakukan pada
tanggal 18 April 2012.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel


1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semua ibu yang memiliki balita usia 0-5 tahun yang melakukan kunjungan
ke Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta yang
berjumlah 78 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi, apabila subjeknya lebih dari
100, lebih baik diambil 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2010)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
yang mempunyai balita di Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan
Surakarta yang berjumlah 78 orang.
3. Teknik pengambilan
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total sampling, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Riwidikdo, 2008).

D.

Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2010), kuesioner adalah daftar pertanyaan
yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda tanda tertentu.Untuk
mengetahui pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita, kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Untuk
menghindari ketidakseriusan responden yang sering kali terjadi dalam
pengisian kuisioner, maka pertanyaan dibuat 2 kategori, yaitu pertanyaan
positif dan pertanyaan negatif. Jawaban benar dengan pertanyaan positif
(favorable) dan jawaban salah jika pertanyaan negatif (unfavorable) mendapat
nilai 1. Jawaban yang salah dengan pertanyaan positif (favorable) dan benar
jika pertanyaan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian
kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang () pada jawaban yang
dianggap benar.
Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Untuk itu, kuesioner
tersebut harus dilakukan uji coba di lapangan (Notoatmodjo, 2010).
Uji coba instrumen dilakukan di Posyandu Melati Indah Gremet Surakarta
dengan jumlah responden 30 orang. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah
responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi
nilai hasil penelitian mendekati kurva normal.

1. Uji validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana
instrument pengukur mampu mengukur sesuatu dan melakukannya
dengan cermat (Riwidikdo, 2007).
Pada skala pengukuran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh
Kembang Balita disusun suatu skala pengukuran dengan menggunakan
kuesioner tertutup dengan tehnik memberikan tanda centang pada
jawaban yang dianggap benar. Validitas empiris diuji dengan Pearson
Product Moment secara SPSS (Seri Program Statistik) dengan rumus
sebagai berikut :
r =

{N

X . Y
( X ) }{N Y (

N . X .Y
2

)}

Keterangan :
N

: Jumlah Responden

r xy

: Koefisien korelasi product moment

: Skor pertanyaan

: Skor total

xy

: Skor pertanyaan dikalikan skor total

(Riwidikdo, 2010)
Instrumen dikatakan valid atau sahih jika nilai r hitung > r tabel
karena menyatakan adanya korelasi antara skor item dengan jumlah skor
total, dimana r table : 0,361 (Riwidikdo, 2009).
Berdasarkan hasil uji validitas, terdapat 31 butri soal yang valid
dan 4 butir yang tidak valid yaitu 8, 18, 20, 24 untuk selanjutnya

pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. Hasil


selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat digunakan sebagai
alat pengumpul data (Arikunto, 2010). Reliabilitas instrumen dapat
dilakukan secara eksternal maupun internal (Riwidikdo, 2009). Secara
eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrumen
dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu.
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
2
k s i
ri =
1 2
k 1
st

Keterangan
= Reliabilitas Instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir
= Varian total
Menurut Riwidikdo (2009), kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika
memiliki nilai Alpha Chronbach minimal 0,7. Setelah dilakukan uji
reliabilitas didapatkan nilai Alpha Chronbach 0,892 > 0,7, sehingga
instrumen dikatakan reliabel.

3. Kisi-kisi kuesioner
Tabel. 3.1 . Kisi kisi kuesioner
Variabel penelitian

Indikator

Tingkat pengetahuan
ibu tentang tumbuh
kembang balita

Pengertian
balita
Faktor yang
mempengaruhi
tingkat
pertumbuhan
dan
perkembangan
balita
Pertumbuhan
psikomotorik
pada balita

Nomor
pertanyaan
favorable
5

Nomor
pertanyaan
unfavorable
10

Jumlah

1, 2, 3, 4,
6, 7, 8*, 9,
11, 12, 31,
33, 34 dan
35.

32

15

14, 15, 16,


17, 18*,
20*, 21,
22, 23,
24*, 28, 29
dan 30

13, 19, 25,


26 dan 27

18

Jumlah

31
Keterangan * : tidak valid

D.

Teknik Pengumpulan Data


1. Cara pengumpulan data
Cara pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner yaitu tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Setelah diisi
kuesioner diserahkan kembali kepada peneliti untuk diolah dan dianalisis
(Riwidikdo, 2009).
2.

Sumber data.
Sumber data menurut Riwidikdo (2009), meliputi :

a. Data primer
Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
peneliti. Data primer dari penelitian ini yaitu pengetahuan ibu yang
memiliki balita yang diperoleh dari jawaban kuesioner tentang tumbuh
kembang balita.
b. Data sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada
peneliti. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan
oleh pihak lain dari berbagai cara atau metode baik secara komersial
maupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini yaitu data
dari Puskesmas Manahan Surakarta dan Posyandu Klengkeng I
Asrama Polisi Manahan Surakarta berupa data semua balita yang
datang ke Posyandu tersebut.

E.

Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek penelitian
(Riwidikdo, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal
yaitu pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita.

F.

Definisi Operasional
Tabel. 3.2 . Definisi Operasional

No
1.

Variabel

Definisi Operasional

Skala

Kategori

Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
tumbuh
kembang
balita

Kemampuan ibu untuk


menjawab tumbuh
kembang balita
meliputi:
a. Pengertian balita
b. Faktor yang
mempengaruhi
tingkat pertumbuhan
dan perkembangan
balita
c. Pertumbuhan
psikomotorik pada
balita.

Ordinal

a. Baik, bila nilai


responden yang
diperoleh adalah
(x) > mean + 1
SD
b. Cukup, bila nilai
responden yang
diperoleh adalah
mean 1SD x
mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai
responden yang
diperoleh (x) <
mean 1 SD

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Editing.
Setiap alat ukur yang sudah dijawab dicek apakah seluruh item sudah
dijawab dengan lengkap. Hal ini dilakukan setelah semua data yang
dikumpulkan melalui kuesioner (Mardalis, 2008).
b. Koding.
Memberikan tanda kode terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah
diajukan, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah waktu
mengadakan tabulasi dan analisis (Mardalis, 2008).

c. Tabulasi.

Jawaban ditabulasikan dengan skor jawaban sesuai dengan jenis


pertanyaan, kemudian dimasukkan dalam master tabel yang sudah
disiapkan (Suryanto, 2008).
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisis
univariat adalah menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap
variabel.
Menurut Riwidikdo (2010), untuk menentukan tingkat pengetahuan
berdasarkan kemampuan dalam menjawah kuesioner dan nilainya
berdasarkan rangking secara objektif dengan urutan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean 1SD x
mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean 1 SD
Adapun rumus untuk mengetahui nilai Mean, Standar Deviasi dan skor
prosentase (Riwidikdo, 2009) yaitu sebagai berikut :
Mean (x) :

x
n

Keterangan :
x : Nilai rata-rata
X : Jumlah seluruh data
n : banyaknya data

xi2
sd :

( xi) 2
n

n 1

Keterangan :
sd : Simpangan baku
xi : nilai dari data
n : banyaknya data

H. Etika Penelitian
Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada responden
terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan
penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam
penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari STIKes
Kusuma Husada Surakarta, Kepala Dinas Kesehatan Surakarta, kepala
Puskesmas Manahan Surakarta, dan dari responden sendiri melalui informent
consent yang terjamin kerahasiaannya.
Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian keperawatan
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi
etika penelitian harus diperhatikan.
Setiap penelitian yang menggunakan obyek manusia tidak boleh
bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian
kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah
etika penelitian.

Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi:


1. Informent Consent
Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent
consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud
dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia,
maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan
tersebut (Hidayat, 2008). Pada penelitian ini semua responden akan
diberi lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2008). Peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam
penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Confidentiality merupakan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2008).
Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan dari
setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum.
Lokasi penelitian ini adalah Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi
Manahan Surakarta RT 02, Rw 12, Kelurahan Manahan Kecamatan
Banjarsari Surakarta. batas wilayah tersebut adalah sebelah Timur : Jalan
KS.Tubun, batas sebelah Selatan yaitu Jalan Adisucipto, Batas sebelah
Utara adalah Jalan MT. Hariyono dan batas sebelah Barat adalah Jalan
Kepodang.
Posyandu Klengkeng I Asrama Polisi Manahan Surakarta
memiliki tenaga kesehatan yang terdiri dari 1 Bidan Puskesmas dan
5 kader yang terlatih. Sarana dan prasarana di posyandu ini terdiri dari:
Meja Pendaftaran, Penimbangan Balita, Pencatatan, Pengisian

KMS,

Penyuluhan Perorangan, Penyuluhan Tambahan Makanan


Pelayanan yang diberikan Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi
Manahan Surakarta yaitu Ibu hamil, kesehatan balita dan anak, gizi balita
dan anak, imunisasi balita, kespro untuk WUS, kesehatan lansia, gizi
lansia.

B. Hasil Penelitian.
1. Karakteristik Responden.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita
usia 0-5 tahun di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan
Surakarta yang berjumlah 78 orang dapat dikategorikan dalam kelompok
umur, pendidikan dan pekerjaan yaitu:
a. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Umur
No

Umur

1
2
3

< 20 tahun
20 35 tahun
> 35 tahun
Total
Sumber: Data Primer, 2012

Jumlah
2
62
14
78

Persentase
(%)
2,6
79,5
17,9
100

Berdasarkan tabel karakteristik responden di atas 2 responden


(2,6%) berumur kurang dari 20 tahun, 62 responden (79,5%) berumur
20 35 tahun dan 14 responden (17,9%) berumur lebih dari 35 tahun.
Sehingga sebagian besar responden berumur 20 35 tahun yaitu
sebanyak 62 responden (79,5%).
b. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan
Persentase
No
Pendidikan
Jumlah
(%)
1
SMP
7
9,0
2
SMA
58
74,4
3
Sarjana
13
16,6
Total
78
100
Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui responden yang


dengan pendidikan SMP terdapat sebanyak 7 responden (0,9%),
pendidikan SMA sebanyak 58 responden (74,4%) dan pendidikan
Sarjana tedapat sebanyak 13 responden (16,6%). Jadi responden
dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan SMA yaitu
sebanyak 58 responden (74,4%)
c. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan
No

Pekerjaan

1
2
3

IRT
Swasta
PNS
Total
Sumber: Data Primer, 2012

Jumlah
23
30
25
78

Persentase
(%)
29,5
38,5
32,0
100

Berdasarkan tabel karakteristik pekerjaan responden di atas


terdapat sebanyak 23 responden (29,5%) Ibu Rumah Tangga,
pekerjaan di bidang swasta sebanyak 30 responden (38,5%) dan
Pegawai Negeri Sipil sebanyak 25 responden (32%). Jadi pekerjaan
responden dalam penelitian ini sebagian besar di bidang swasta yaitu
sebanyak 30 responden (38,5%).
2. Hasil Penelitian.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 16.0
didapatkan nilai mean yaitu 23,2 dan standar deviasi 4,8, seperti tertera
pada tabel 4.1 di bawah ini:

Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi


Variabel
Mean
Standar Deviasi
Pengetahuan ibu tentang Tumbuh
Kembang Balita

23,2

4,8

Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat


pengetahuan yaitu
a. Baik

: (x) > mean+1 SD


(x) > 23,2 + 1 x 4,8.
(x) > 28
Jadi Pengetahuan baik jika nilai responden x > 28.

b. Cukup

: mean 1SD x mean + 1 SD


23,2 1 x 4,8 x 23,2 + 1 x 4,8
(x) 18,4 x 28
Jadi Pengetahuan cukup jika nilai responden 18,4 x
28.

c. Kurang

: (x) < mean1 SD


(x) < 23,2 1 x 4,8
(x) < 18,4
Jadi Pengetahuan kurang jika nilai responden < 18,4.

Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita


di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta
Persentase
No
Pengetahuan
Jumlah
(%)
1
Baik
13
16,7
2
Cukup
51
65,4
3
Kurang
14
17,9
Total
78
100
Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.2 di atas tingkat pengetahuan tentang tumbuh


kembang balita

dapat dikategorikan pengetahuan

baik sebanyak

13 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 51 responden


(65,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (27,9%). Jadi
responden dalam penelitian ini sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 51 responden (65,4%).

C. PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
tumbuh kembang balita dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 13
responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 51 responden (65,4%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 14 responden (27,9%). Hasil penelitian ini
menunjukkan sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 51
responden (65,4%).
Menurut Notoatmodjo (2009), pengetahuan adalah hasil dari tahu dan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, telinga. Pengetahuan atau
kognisi merupakan domain yang sangat pcnting untuk terbentuknya tindakan
seseorang.
Menurut

Soekanto

(2010),

faktor-faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman,


sosial ekonomi dan umur.

Berdasarkan tabel karakteristik responden dapat diketahui hasil yang


paling banyak yang berpendidikan SMA sebanyak 58 responden (74,4%),
umur responden 20-35 tahun sebanyak 62 responden (79,5%), dan sebagian
besar ibu bekerja ( swasta dan PNS ) sebanyak 55 responden (70,5%).
Menurut Soekanto (2010), salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan pengetahuan adalah tingkat pendidikan. Pendidikan adalah
upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku
positif yang meningkat. tingkat pendidikan menunjukkan korelasi positif
dengan terjadinya perubahan perilaku positif yang meningkat, dengan
demikian pengetahuan juga meningkat. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi
oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan
pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, sehingga seseorang
semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan
dan pendidikan seseorang berperan dalam membentuk sikap dan perilaku
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karena hasil pendidikan
ikut membentuk pola berpikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan
seseorang.
Menurut Soekanto (2004), faktor yang mempengaruhi pengetahuan
yaitu umur. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan


demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang
usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal
dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.
Menurut Soekanto (2004), pekerjaan berhubungan dengan sosial
ekonomi, sehingga pengetahuan dapat dipengaruhi pekerjaan. Tingkat
kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Status ekonomi
seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
Menurut Rochmawati (2006), pentingnya pengetahuan ibu tentang
tumbuh kembang balita dalam kesadaran dan kemampuan merupakan faktor
yang menentukan dalam pembentukan kualitas anak. Peranan keluarga
terutama ibu dalam mengasuh anak sangat menentukan tumbuh kembang
anak. Agar orang tua mampu melaksanakan fungsinya dengan baik maka
orang tua perlu memahami tingkatan perkembangan anak, menilai
pertumbuhan atau perkembangan anak dan mempengaruhi motivasi yang kuat
untuk memajukan tumbuh kembang anak.
Menurut Soetjiningsih (2009), pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi lingkat
sel, organ maupun individu yang bisa dilakukan dengan ukuran berat gram,
pound,

kilogram, ukuran panjang (cm, meter), umur, hilang dan

keseimbangan

metabolik

(retensi,

kalsium,

dan

nitrogen

tubuh).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pcmatangan misalnya : diferensiasi
dari fungsi organ, perkembangan emosi intelektual dan tingkah laku sebagai
hasil interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Soetjiningsih (2010), periode penting dalam tumbuh
kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar
yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya.
Menurut Soetjiningsih (2010), ada dua faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang yaitu faktor genetik merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Lingkungan bio-psikofisik-sosial mcmpengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai
akhir hayatnya.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita peling banyak pada kategori
cukup yaitu 51 (70,5%) responden. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi
oleh faktor pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, pekerjaan, dan umur.

D. Keterbatasan dan Kendala Penelitian


1.

Keterbatasan penelitian
a.

variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil


penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu balita tentang
tumbuh kembang balita.

b.

Keterbatasan penelitian ini kuesioner yang digunakan kuesioner


tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan
jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara
mendalam.

2.

Kendala penelitian
Selama penelitian berlangsung banyak responden yang tidak serius dalam
mengisi kuesioner yang diberikan, dikarenakan balita responden rewel.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia
0-5 tahun di Posyandu Klengkeng 1 Asrama Polisi Manahan Surakarta yang
berjumlah 78 orang. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
1. Responden dengan tingkat pengetahuan baik tentang tumbuh kembang
balita sebanyak 13 responden (16,7%).
2. Responden dengan tingkat pengetahuan cukup tentang tumbuh kembang
balita sebanyak 51 responden (65,4%).
3. Responden dengan tingkat pengetahuan kurang tentang tumbuh kembang
balita sebanyak 14 responden (17,9%).
4. Jadi tingkat pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita paling
banyak pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 51 responden
(65,4%)

B. Saran
3. Bagi Posyandu.
a. Bidan
Dapat memberikan informasi-informasi baru melalui pelatihan,
penyuluhan dan konseling kepada Ibu-ibu yang memiliki balita.

b. Kader
Dapat memberikan informasi-informasi baru melalui penyuluhan dan
konseling kepada Ibu-ibu yang memiliki balita sehingga menambah
pengetahuan dan wawasan tentang tumbuh kembang balita.
4. Responden
Diharapkan responden ikut aktif dalam kegiatan penyuluhan-penyuluhan
yang diadakan oleh bidan setempat atau kader posyandu.
5. Peneliti lain
Untuk penelitian selanjutnya diharapkan mengembangkan variabel
penelitian sehingga didapatkan hasil yang lebih sempurna.

Vous aimerez peut-être aussi