Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan tentang beberapa teori relevan yang digunakan oleh penulis untuk
mengolah dan menganalisa data-data yang diperoleh, serta menyelesaikan
permasalahan pada tugas akhir ini. Landasan teori ini berkaitan dengan penentuan
klasifikasi area distribusi, pengertian dan konsep Distribution Requirements
Planning.
yang tepat, waktu yang tepat dengan biaya seminimal mungkin (Simchi-Levi
dan Kaminsky, 2004)
II.1.3 Tujuan Supply Chain Management
Tujuan supply chain management adalah untuk membangun sebuah rantai yang
terdiri dari para pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan
nilai bagi pelanggan (Heizer dan Render, 2000)
II.1.4 Area Cakupan Supply Chain Management
Kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi Supply Chain
Management adalah (Pujawan, 2005).
a. Perencanaan dan Pengendalian
Pada bagian perencanaan dan pengendalian memainkan peran untuk
menciptakan koordinasi taktis maupun operasional, sehingga kegiatan
produksi, pengadaan material, maupun pengiriman barang dapat dilakukan
secara efisien dan tepat waktu.
b. Operasi atau Produksi
Kegiatan ini bertugas secara fisik melakukan transformasi dari bahan baku,
produk setengah jadi ataupun komponen menjadi produk jadi yang siap
dijual. Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan dalam mengelola
sistem produksi, yaitu :
1. Konsep lean manufacturing yang mementingkan efisiensi kegiatan
produksi
2. Agile manufacturing yang menekankan pada fleksibilitas dan kemampuan
terhadap merespon perubahan yang tejadi.
c. Pengiriman dan Distribusi
Pada lingkup supply chain pengiriman barang terjadi pada awal material
masuk dan juga pada saat produk jadi dikirim ke customer maupun end
customer pada waktu dan tempat yang tepat. Kegiatan ini akan melibatkan
jasa transportasi. Dalam cakupan kegiatan distribusi, perusahaan harus dapat
merancang jaringan distribusi yang tepat. Keputusan mengenai perancangan
jaringan distribusi harus mempertimbangkan trade-off antara aspek biaya,
aspek fleksibilitas, dan aspek kecepatan respon terhadap konsumen.
pengiriman
dilakukan
misalnya
dengan
menyatukan
permintaan beberapa toko atau ritel yang berbeda dalam sebuah truk.
4. Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman
Salah satu kegiatan operasional yang dilakukan oleh gudang atau
distributor adalah menentukan kapan sebuah truk harus berangkat dan rute
mana yang harus dilalui untuk memenuhi permintaan dari sejumlah
pelanggan. Apabila jumlah pelanggan sedikit, keputusan dapat diambil
dengan relatif mudah. Namun apabila perusahaan memiliki ribuan atau
digunakan untuk barang yang umurnya pendek dan barang yang mudah
rusak dalam proses bongkar muat. Keunggulan dari strategi ini adanya
penghematan biaya fasilitas,pemendekan waktu kirim ke pelanggan dan
mengurangi jumlah inventory di rantai supply chain. Namun strategi ini
juga memiliki resiko yang lebih tinggi apabila terjadi ketidakpastian
permintaan sehingga menyebabkan ketidakpastian pasokan barang.
2. Pengiriman melalui warehouse
Pada model ini, barang tidak langsung dikirimkan ke pelanggan. Namun
melewati satu atau lebih gudang atau fasilitas penyangga. Model ini cocok
untuk produk-produk yang memiliki ketidakpastian demand/supply-nya
tinggi serta produk-produk yang memiliki daya tahan relatif lama.
Keunggulan dari strategi ini adalah dapat merendam ketidakpastian
demand/supply
bila
terjadi
ketidaksinkronan
serta
dapat
menajdi
konsolidasi beban dari sejumlah supplier. Di sisi lain strategi ini akan
menambah pada ongkos penyimpanan barang dan barang akan lebih lama
sampai di tangan pelanggan.
3. Cross docking
Pada model ini,kendaraan penjemput dan pengirim akan bertemu di
fasilitas cross-dock yang berada diantara pabrik dan pelanggan. Model ini
memindahkan produk secara langsung di lokasi yang berdekatan sehingga
pengiriman bisa relatif lebih cepat dan tetap bisa mencapai economies of
transportation yang baik karena adanya konsolidasi. Strategi ini lemah dari
sisi kebutuhan investasi sistem yang biasanya cukup tinggi untuk
mendukung koordinasi yang terjadi antara pabrik dan pelanggan.
I.4
Metode Peramalan
a. Pola data horisontal, terjadi apabila data mempunyai nilai yang konstan di
setiap periodenya. Pada pola horisontal, nilai penjualan produk dapat
dikatakan konstan naik/turun di setiap periodenya.
b. Pola data musiman, terjadi apabila nilai data dipengaruhi oleh faktor
musim, misalnya bulanan, tahunan, atau pada waktu tertentu. Produk yang
biasanya menunjukkan pola data musiman adalah seragam sekolah,
pakaian tebal di musim hujan, dan lain-lain.
c. Pola data siklis, terjadi apabila nilai data dipengaruhi perubahan keadaan
ekonomi pada suatu perusahaan, biasanya berkaitan dengan siklus bisnis.
d. Pola data tren, terjadi apabila nilai pada data menunjukkan kenaikan atau
penurunan dalam jangka waktu yang panjang.
.............. (II.1)
.........
(II.3)
Dimana:
dan
Keterangan:
= single moving average dari data dengan periode rata-rata tertentu
= moving average dari
dan
Dengan:
Keterangan:
dan
= single exponential smoothing
= double exponential smoothing
dt = a + bt , t =1,2,3,..........................(II.7)
Dimana,
t d t td
a
n t t
2
n td t t d t
n t 2 t
................(II.8)
............(II.9)
SEE =
............(II.10)
..........(II.11)
Setelah didapat hasil kesalahannya, maka dipilih salah satu metode yang
menghasilkan nilai error yang terkecil. Setelah dipilih, lakukan verifikasi
peramalan terhadap metode terpilih. Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam melakukan verifikasi adalah:
1) Menghitung Moving Range (MR), yaitu dapat dilakukan dengan cara nilai
periode t dikurangi dengan nilai error periode t-1.
2) Menghitung Average Moving Range, yaitu dengan cara :
MR =
.......(II.12)
3) Menghitung batas atas dan batas bawah, dapat dilakukan dengan cara:
BKA = +2,66 x MR (II.13)
BKB = -2,66 x MR ....(II.14)
4) Membuat moving range chart untuk menguji data apakah out of control
atau tidak.
Ciri-ciri data yang out of control adalah:
a. Dari 3 titik yang berurutan, 2 titik atau lebih di daerah A
b. Dari 5 titik yang berurutan, 4 titik atau lebih di daerah B
c. Dari 8 titik yang berurutan seluruhnya berada di bawah center line.
d. Satu titik di luar batas kontrol.
Bila kondisi out of control terjadi, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah
(Ginting, 2007, hal. 61) :
a. Perbaiki peramalan dengan mencakup data baru.
b. Menunggu evidence selanjutnya.
II.4
3.
4.
5.
2.
MRP
DRP
komponen.
Cocok untuk pabrik jenis rakitan.
pusat distribusi.
Cocok untuk sistem distribusi bertingkat.
Biasanya untuk barang jadi/komoditas.
dependent.
dependent.
(Sumber : Indrajit, Eko, Richardus, (2003), Grasindo- Jakarta. hal 249)
3. Offsetting
Langkah ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan
rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana
pemesanan diperoleh dangan cara mengurangkan saat awal tersedianya
ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time.
4. Explosion
Proses explosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat
jaringan distribusi yang lebih rendah.
Logika dasar DRP adalah sebagai berikut (Richard J Tersine, Principles of
Inventory and Material, Fourth Edition, 1998)
1. Dari hasil peramalan distribusi lokal, hitung Time Phased Net Requirement.
Net Requirement tersebut mengidentifikasikan kapan level persediaan
(schedule Receipt + Projected on Hand periode sebelumnya) dipenuhi oleh
Gross Requirement untuk sebuah periode : Net Requirement = (Gross
Requirement + Safety stock) ( Schedule Receipts + Projected on hand
sebelumnya). Nilai Net Requirement yang dicatat adalah nilai yang bernilai
positif.
2. Setelah itu dihasilkan sebuah planned order sejumlah Net Requirement
tersebut (ukuran lot tertentu) pada periode tersebut.
3. Ditentukan hari dimana harus melakukan pemesanan tersebut (Planned
Order Release) dengan mengurangkan hari terjadwalnya Planned Order
Receipts dengan lead time.
4. Dihitung Projected On Hand pada periode tersebut.
Projected On Hand = (Projected On Hand periode sebelumnya + Schedule
Receipt + Planned Order Receipts) (Gross Requirement).
5. Besarnya Planned Order Release menjadi Gross Requirement pada periode
yang sama untuk level berikutnya dari jaringan distribusi.
II.5
II.6
Penelitian Terdahulu
Pada Tabel II.4 adalah perbandingan penelitian yang akan dilakukan dengan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, perbandingan tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel II.4 Perbandingan Penelitian
Nama
Peneliti
Judul
Regina
Steven
Surya
Implementasi
Metode
Distribution
Requirements
Planning pada CV
Karya Mandiri
Sejahtera di
Surabaya
Tatya Putik
Kameswari
Perencanaan dan
Penjadwalan
Pengadaan Raskin
dengan
Menggunakan
Metode
Distribution
Requirements
Planning(DRP)
pada Perum
BULOG sub-drive
Wilayah I Bandung
Tahun
Penelitian
2013
2012
Tujuan
Menerapkan
perencanaan
kebutuhan
distribusi untuk
mengendalikan
persediaan produk
melalui
penjadwalan
distribusi dalam
rangka mengurangi
kehilangan
penjualan (lost
sale)
Mengetahui
penugasan mitra
untuk menentukan
jadwal dan jumlah
pasokan beras
untuk setiap gudang
melalui
perencanaan dan
penjadwalan
aktivitas distribusi
sehingga dapat
mengontrol
persediaan beras di
gudang
Metode dan
Tools
Distribution
Requirements
Planning
Distribution
Requirements
Planning dan
Model
Transportasi
Adib
Fahrozi
Abdillah
Perencanaan Dan
Penjadwalan
Aktivitas Distribusi
Hasil Perikanan
Dengan
Menggunakan
Metode
Distribution
Requirement
Planning
2009
Merencanakan
penjadwalan
aktivitas
pendistribusian
produk supaya
terkordinasi dengan
baik sehingga dapat
meminimasi biaya
distribusi dan
jumlah pengirman
Distribution
Requirements
Planning