Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
I.
Pendahuluan
Tumor kulit merupakan salah satu dari beberapa jenis tumor pada yang
manusia yang dapat diikuti sejak permulaan. Tumor kulit dapat dibagi menjadi tumor
jinak, tumor ganas dan tumor prakanker. Karsinoma sel basal termasuk dalam tumor
ganas yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia, bersama karsinoma sel
skuamosa, dan melanoma maligna. Karsinoma sel basal adalah suatu tumor kulit
yang bersifat ganas, berasal dari sel sel basal epidermis dan apendiknya. 1 Tumor
ini berkembang lambat dan jarang atau bahkan tidak bermetastase. Sering
mengenai orang-orang yang terpapar sinar matahari serta timbul pada usia
pertengahan hingga tua. Lokasi biasanya mengenai kepala dan leher. 2 Insiden tumor
ini lebih sering pada laki laki dibanding pada wanita. 3,4 Nama lain dari Karsinoma
Sel Basal ini adalah Basaliom, Basal Sel Epitelioma, ulkus rodens, ulkus Jacob,
tumor komprecher, basal sel karsinoma.1
Karsinoma Sel Basal (KSB) adalah neoplasma ganas dari sel epitelial yang
lebih mirip sel germinatif folikel rambut dibandingkan dengan lapisan sel basal
epidermis. KSB merupakan tumor fibroepitelial yang terdiri atas komponen stroma
interpenden (jaringan fibrosa) dan epiltelial. Sel tumornya berasal dari primordial
pluropotensial di lapisan sel basal, dan dapat juga dari selubung akar luar folikel
rambur atau kelenjar sebasea atau adneksa kulit lain. Keganasan pada karsinoma
ini ialah kegasanan lokal (localized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan
dibawah kulit (sub kulit), fasia otot dan tulang, umumnya tidak menyebabkan
kematian. Karsinoma sel basal merupakan tumor ganas kulit yang terbanyak tumbuh
sebagai benjolan kecil yang selanjutnya mengalami ulserasi sentral (ulkus rodens)
dengan pinggir yang menonjol.1,2,5
Sinar matahari merupakan predisposisi utama untuk terjadinya kanker kulit.
Oleh karena itu upaya pencegahan terhadap kanker kulit dapat dilakukan dengan
pemakaian tabir surya. Tatalaksana definitif meliputi tindakan dan medikamentosa
sistemik dan topika. Tindakan yang dapat dilakukan dan memberikanangka
kesembuhan yang tinggi adalah dengan bedah eksisi, untuk KSB stadium lanjut
pilihan utama tindakan bedah Mohs. 6 Rekurensi tumor ini cukup tinggi, terutama
bila pengobatan tidak adekuat.1
1
Pengawasan dan penemuan tumor kulit dapat dilakukan lebih teliti dan dini,
apabila masyarakat juga ikut ditingkatkan pengetahuannya. Dengan meningkatkan
kecerdasan masyarakat, maka daya tangkap akan penerangan penerangan
melalui media massa menjadi lebih mantap, dan diharapkan masyarakat akan
datang secara sadar untuk berkonsultasi dengan dokter atau pusat pusat
kesehatan yang terdekat.1
II.
Epidemiologi
Keganasan kulit merupakan tiga serangkai keganasan pada umumnya yang
jenis
pengobatan
dan
prognosis. 9
Penelitian
sebelumnya
III.
Etiopatogenesis
Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel rambut,
kelenjar ekrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering
dijumpai pada orang yang sedikit pigmennya dan sering mendapat paparan sinar
matahari, sehingga nutrisi pada epidermis terganggu dan merupakan prediksi
terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai energi yang dapat
menyerap energi yang berbeda jenisnya dan menghilang dalam bentuk panas. Jika
energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan mematikan sel atau mengalami
mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.
Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan
gabungan pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit dan faktor predisposisi
lainnua. Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan
kulit pada manusia melalui efek imunologi dan efek karsinogenik. Transformasi sel
menjadi ganas akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan terjadinya
perubahan pada DNA yaitu terbentuknya photo product yang disebut dimer pirimidin
yang diduga berperan pada pembentukkan tumor. Reaksi sinar ultraviolet
menyebabkan efek terhadap proses karsinogenik pada kulit antara lain: induksi
timbulnya
menjadi
sel
kanker,
menghambat
immunosurveillance
dengan
a.
b.
c.
d.
e.
IV.
Manifestasi Klinis
Karsinoma sel basal umumnya mudah didiagnosis secara klinis. Suatu lesi
yang mudah rusak dari bentuk awalnya dan tidak mudah sembuh, harus dicurigai
sebagai suatu keganasan kulit. Pada umumnya, diagnosis karsinoma sel basal
ditegakkan pada pasien yang memiliki lesi yang mudah berdarah kemudian sembuh
dengan sempurna, namun kembali berulang. 5
Ruam dari karsinoma sel basal terdiri dari satu atau beberapa nodul kecil
seperti lilin (waxy), semitranslusen berbentuk bundar dengan bagian tengah lesi
cekung (central depression) dan bisa mengalami ulserasi dan pendarahan,
sedangkan bagian tepi meninggi seperti mutiara yang merupakan tanda khas yang
ada pada pinggiran tumor ini. Gejala klinis KSB yang sering dijumpai adalah bentuk
lokal (nodular,ulseratif,kistik); difus (morfea,sklerosing): superficial (multifokal) dan
fibroepithelioma Pinkus.11,12
Predileksinya terutama pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipat, nasolabial,
daerah perorbital leher), tetapi KSB dapat timbul pada tempat tempat yang lain
yang terpapar oleh sinar marahari, pada kulit kepala yang berambut, di belakang
telinga. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, tungkai,
kaki, dan kulit kepala. Apabila terletak di badan pola KSB cenderung pada tipe
superficial.11,12
Gambar 1. Predileksi Karsinoma Sel Basal. Titik- titik untuk KSB superficial
multisentris.
Sumber: Sumber: Wolff K, Johnson AR, Saavedra A. Color atlas dan sypnosis of clinical
dermatology. 7th Ed McGraw Hill;2013
Lesi dengan bentuk morfea atau sklerotik pada daerah kantus medial
mempunyai peranan penting dalam invasi ke struktur yang lebih dalam yaitu ke
orbita dan sinus paranasal.1
Pada kulit sering dijumpai tanda tanda kerusakan seperti telangiektasis dan
atropi. Lesi tumor ini tidak menimbulkan rasa sakit. Adanya ulkus menandakan suatu
proses kronis yang berlangsung berbulan bulan sampai bertahun tahun dan
ulkus ini secara perlahan lahan dapat bertambah besar. Gambaran klinik
karsinoma sel basal bervariasi. Terdapat 5 tipe dan 3 sindroma klinik yaitu: 1,2,5
A. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rodens)
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai. Lesi biasanya tampak
sebagai lesi tunggal. Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipat
nasolabial, dahi, dan tepi kelopak mata. Pada awalnya tampak papul atau
nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm,
dengan tepi meninggi. Permukaan tampaknya mengkilat, sering dijjumpai
telangieksia, dan kadang kadang dengan skuama yang halus atau
krusta tipis. Berwarna seperti mutiara, kadang kadang seperti kulit
normal sampai eritem yang pucat. Dengan inspeksi yang teliti, dapat
dilihat perubahan pembuluh darah superficial melebar (telangiektasia).
Nodus mudah berdarah pada trauma ringan dan mengadakan erosi
spontan yang kemudian menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.
Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas tegas,
dasar ireguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba adanya
indurasi di sekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih dari
1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma
ringan atau bila krusta di atasnya diangkat, mudah berdarah.
B. Tipe pigmented
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif. Bedanya, pada jenis
ini berwarna coklat atau berbintil bintik atau homogen (hitam merata)
kadang kadang menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai pada orang
dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis. 5
D. Tipe superficial
Merupakan 15% dari keselurahan tipe KSB . Berupa bercak kemerahan
kering, psoriasiform dengan skuama halus dan tepi yang meninggi.
Secara
klinis
sering
tampak
meluas
mendatar,
dengan
sedikit
Sering
Sumber: Wolff K, Johnson AR, Saavedra A. Fitzpatricks Color atlas dan sypnosis of clinical
dermatology. 7th Ed McGraw Hill;2013
B.
C.
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan histopatologik yaitu dengan
dilakukan biopsi. Pada setiap kelainan kulit yang diduga karsinoma sel basal harus
dilakukan biopsi. Metode biopsy yang dianjurkan adalah shave biopsy, biasanya
sudah cukup, dan punch biopsy. Penggunaan silet yang disterilkan, yang dapat
dimanipulasi dengan baik oleh operator untuk mengatur kedalaman saat akan
mengambil spesimen, lebih sering dilakukan dibandingkan penggunaan skalpel
no.15. Punch biopsy dilakukan pada pemeriksaan lesi datar dari varian klinis KSB
morfoik atau KSB berulang yang terjadi di dalam jaringan parut. 5,6
Sifat sifat histopatologis dari karsinoma sel basal bervariasi, namun pada
umumnya mempunyai inti yang besar, oval atau memanjang dengan sedikit
sitoplasma. Sel pada karsinoma sel basal mirip dengan sel basal pada stratum basal
epidermis hanya rasio antara inti dengan sitoplasma lebih besar atau tidak tampak
adanya jembatan antar sel. Inti dari sel karsinoma sel basal lebih seragam, (tidak
banyak berbeda dalam ukuran dan intensitas perwarnaan) dan tidak tampak
gambaran anaplastik.13
Parenkim tumor pada karsinoma sel basal selalu dikelilingi oleh stroma
karena parenkim tumor berasal dari sel epithelial, dan stroma berasal dari
mesoderm, yang berperan dalam pembentukkan adneksa kulit.
Berdasarkan gambaran hispatologis Lever membagi Karsinoma Sel Basal
dalam 2 golongan:13
A.
Differensiasi yaitu :
1. Jenis keratotik
Disebut juga tipe pilar karena berdiffernsiasi kea rah rambut menunjukkan
sel-sel para keratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan
sitoplasma agak eosiofilik dan dijumpai horn cyst (kista keratin). Sel
parakeratonic dapat membentuk susunan konsentris atau mengelilingi
kista keratin.
2. Jenis differensiasi sebasea
Dulu disebut bentuk kistik, merupakan bentuk solid yang mengalami
nekrobiosis. Tetapi tidak terbukti secara histokimia bahwa bentuk tersebut
adalah differensiasi kelenjar sebasea.
3. Jenis Adenoid
Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat.
Kadang kadang ditemukan lumen yang dikelilingi sel sel bersekresi.
Sel tersusun berhadapan, melingkari pulau pulau jaringan ikat sehingga
tunmor berbentuk seperti renda.
Dalam lumen dapat ditemukan semacam substansi koloid atau materi
granuler yang amorph. Akan tetapi belum ada bukti aktivitas sel yang
B.
A.
B.
bentuk:
1.
Noduler, kelompok sel tumor secara keselurahan memberi kesan berbatas
2.
3.
4..
Gambar 7. Variasi histopatologis karsinoma sel basal. A.KSB Nodular B. KSB Mikronodular
C.KSB Infiltratif
Sumber: Carucci AJ, Leffel JD. In ed: Wolff K, Goldsmith AL, Katz SI, Gilchrest, Paller SA,
Leffel JD. Basal Cell Carcinoma in Fitzpatricks: dermatology in general medicine. 7th Ed.
McGraw Hill;2008.p.1036-40.
11
merupakan varian KSB dimana tumor terdiri dari sel yang tersusun memanjang dan
terkadang hanya satu lapis di dalam stroma yang tebal.
VI. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala
klinis), dan pemeriksaan histopatologis. 1,2,5 Dari anamnesis terdapat kelainan kulit
terutama di muka yang sudah berlangsung lama berupa benjolan kecil, tahi lalat,
luka yang sukar sembuh, lambat menjadi besar dan mudah berdarah. Tidak ada
rasa gatal/sakit. Pada pemeriksaan fisik terlihat papul/ulkus dapat berwarna seperti
warna kulit atau hiperpigmentasi. Pada palpasi teraba indurasi. Tidak terdapat
pembesaran kelenjar gteha bening regional.
VII.
Diagnosis Banding
A. Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa adalah suatu
epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan
merupakan salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah
basalioma. Faktor predisposisi karsinoma sel skuamosa antara lain radiasi
sinar ultraviolet bahan karsinogen, arsenic dan lain-lain. Umur yang paling
sering ialah 40 50 tahun (decade V-VI) dengan lokalisasi yang tesering di
tungkai bawah dan secraa umum ditemukan lebih banyak pada laki laki
daripada wanita. Tumor ini tumbuh lambat, merusak jaringan setempat
dengan kecil kemungkinan bermetastasis. Sebaliknya tumor ini dapat pula
tumbuh cepat, merusak jaringan di sekitarnya dan bermetasis jauh, umumnya
melalui saluran getah bening.1
A
B
12
Gambar 8. A. Predileksi Karsinoma Sel Skuamosa B. Karsinoma Sel Skuamosa In Situ (Bowen
Disease)
Sumber: Wolff K, Johnson AR, Saavedra A. Fitzpatricks Color atlas dan sypnosis of clinical
dermatology. 7th Ed McGraw Hill;2013
C. Melanoma Malignan
Melanoma maligna adalah tumor kulit yang ganas yang paling berbahaya.
Melanoma, yang berbeda dengan melanoma maligna lentigo, terjadi pada
usia muda daripada kanker kulit yang lain. Insiden tumor meningkat dengan
cepat, bahkan di daerah yang beriklim sedang, mungkin akibat dari
peningkatan paparan sinar matahai secara intermitan, yang saat ini sedang
menjadi mode.12 Etiologinya belum diketahui pasti. Salah satu faktor yang
perlu diperhatikan , selain faktor keganasan ada umumnya ialah iritasi yang
berulang pada tahi lalat. Faktor herediter mungkin memegang peranan dan
perlu diperhatikan lebih teliti.1
Bentuk dini sangat sulit dibedakan denngan tumor lainnya. Karena melanoma
malignan merupakan penyakit yang fatal bila telah metastasis jauh, maka
kemampuan untuk mengenali keganasan perlu diperdalam. Lokalisasi
dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian di daerah badan,
13
D. Trichoepitelioma
Merupakan tumor jinak kulit yang berasal dari folikel rambut. Predileksinya
biasanya pada kulit wajah dan badan. Manifestasi klinisnya berupa papul
papul cokelat dengan telangektasis, berukuran miliar higga lentikuler. Anjuran
terapi biasanya dengan bedah listrik.1
VII.
Penatalaksanaan
14
synthase,
sehingga
terjadi
dpelesi
dari
thymidine
16
banyak lagi. Bedah eksisi ini merupakan tindakan yang paling sering
dilakukan untuk mengobati karsinoma sel basal. 6
b. Bedah beku (cryosurgery)
Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunalan
bahan yang dapat menunrunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan
sampai ratusan derajat. Celcius di bawah nol (subzero). Zat yang
biasanya digunakan adalah nitrogen cair.6,15 Efek yang ingin dicapai
adalah cryonecrosis. Pada bedah beku terjadi destruksi serta nekrosis
sel dalam jaringan dermis dan jaringan di bawahnya dengan cara
pembentukkan kristal es intra dan ekstra sel, akibatnya terjadi
kerusakan membran sel dan perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik,
respon immnunolgik selama masa pencarian Kristal es (thaw period).
c. Bedah Mohs
Terapi ini dikenal dengan nama Mohs Surgery. Berasal dari nama
dokter yang mengembangkan teknik operasi ini, Mohs. Tindakan ini
merupakan tindakan operasi terspesialisasi yang digunakan untuk
mengangkat jaringan kanker kulit. Angka kesembuhannya merupkan
yang tertinggi untuk mengobati basal sel karsinoma yang sulit untuk
disembuhkan dengan tindakan lain. Tindakan operasi diawali dengan
pengangkatan jaringan tumor disertai dengan sangat sedikit jaringan
yang tampak sehat disekliling tumor. Kemudian dinilai di bawah
mikroskop, apabila masih tampak sel kanker pada jarring yang normal,
akan diangkat sedikit lagi jaringan yang sehat hingga pada
pemeriksaaan mikroskop tidak ditemukan sel kanker.6
Indikasi Bedah Mohs pada karsinoma sel basal:
1. Lokasinya terletak anatomi resiko tinggi termasuk bagian wajah
yang tertutup, kulit kepala, anatomi lempeng gabungan, dan area
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
e. Bedah laser.
Ablasi laser dengan karbon dioksida merupakan tindakan yang sudah
digunakan dalam tatalaksana karsinoma sel basal. Terapi ini biasanya
dikombinasi dengan terapi kuretase. 16
3. Rehabilitatif
Bedah eksisi jaringan tumor karsinoma sel basal, akan meninggalkan bagian
yang tidak tertutup jaringan kulit. Bagian ini akan semakin luas karena
pengangkatan jaringan yang lebih luas untuk memastikan sudah tidak
terdapat sel kanker. Untuk menggantikan jaringan yang hilang dapat
dilakukan skin graft hingga bedah rekonstruksi. Dengan rekurensi yang tinggi
penderita karsinoma sel basal harus rutin melakukan pemeriksaan kulit
seluruh tubuh dan melakukan konseling untuk proteksi dari paparan sinar
matahari.5
Dalam menentukkan cara penatalaksanaan KSB, banyak hal yang harus
diperhatikan, baik dari faktor tumornya maupun pasien. Faktor tumor yang perlu
diperhatikan adalah tipe tumor, ukuran , lokasi, sifat pertumbuhan dan apakah tumor
primer atau rekurens. Sedangkan faktor pasien yang perlu dipertimbangkan adalah
usia, riwayat penyakit lain, faktor psikologis dan riwayat pengobatan. Pengobatan
lebih lanjut setelah pengobatan perlu dilakukan, untuk mengawasi kemungkinan
terjadinya kekambuhan dan kemungkinan adanya tumor baru yang mungkin timbul.
Kemungkinan kambuh berulan dilaporkan 11%-49%.
VIII. Prognosis
Karsinoma sel basal mempunyai rekurensi tinggi, terutama bila pengobatan
tidak adekuat. Pengobatan pada KSB primer memberikan angka kesembuhan
sekitar 95% sedangkan pada KSB rekuren 92%. Biasanya rekurensi terjadi 4 bulan
pertama sampai 12 bulan setelah pengobatan. Pengobatan pada KSB rekuren lebih
sulit daripda KSB primer, dan angka kekambuhan setelah dilakukan prosedur yang
kedua adalah tinggi.1
IX.
Kesimpulan
Karsinoma sel basal merupakan tumor kulit malignan yang berasal dari sel
sel basa epidermis dan appendiknya, berkembang lambat dan jarang bermetastase,
serta tidak mengakibatkan kematian. Faktor predisposisi dan pajanan sinar matahari
sangat berperan dalam perkembangan karsinoma sel basal.
Diagnosa dan penatalaksanaan karsinoma sel basal bertujuan untuk
kesembuhan dengan hasil kosmetik yang baik. Prognosis karsinoma sel basal
18
umumnya baik apabila dapat ditegakkan diagnosis dini dan pengobatan segera
sesuai cara yang telah ditekuni oleh masing masing bagian.
Daftar Pustaka
1. Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed ke-6. Jakarta: Fakultas
kedokteran universitas Indonesia: 2011.p.229-41.
2. James DW, Berger GT, Elstonn MD. Andrews disease of the skin: Clinical
dermatology. 10th Ed. Saunders Elsevier. Canada:2006;p647-50.
3. Yap FBB. Clinical characteristics of basal cell carcinoma in a tertiary hospital in
Sarawak, Malaysia. Int J Dermatol. 2010; 48: 176 -9.
4. Goh BK, Ang P, Wu YJ. Characteristics of basal cell carcinoma amongs Asians
in Singapura and comparison between completely and incomplete excised
tumors. Int J Dermatol. 2006; 45: 561-4.
5. Carucci AJ, Leffel JD. In ed: Wolff K, Goldsmith AL, Katz SI, Gilchrest, Paller
SA, Leffel JD. Basal Cell Carcinoma. Fitzpatricks: dermatology in general
medicine. 7th Ed. McGraw Hill;2008.p.1036-40
6. American Academy of Dermatology. Basal cell carcinoma: Diagnosis, treatment,
and
outcome.
2015. Available
at:
https://www.aad.org/dermatology-a-to-
z/diseases-and-treatments/a---d/basal-cell-carcinoma/diagnosis-treatment.
Accessed on: July 21th 2015.
7. Chen CC, Chen CL. Clinical and histopathologic findings of superficial basal cell
carcinoma: A comparison with other basal cell carcinoma subtypes. J Chin Med
Assoc. 2006; 69(8): 364-71.
8. Yahya YF, Toruan. Profil Karsinoma Sel Basal Primer Palembang. Media
Sermato-Venerologica Indonesiana. Vol 38. Jakarta: April 2008; 2: 61-111
9. Saldanha G, Fletcher A, Slater DN. Basal cell carcinoma: a dermatopathological
and molecular biological update. Br J Dermatol. 2003; 148: 195-202.
10. Bogelund FS, Philipsen PA, Gniadecki R. Factors affecting the recurrence rate
of basal cell carcinoma. Acta Derm Venereol. 2007; 87: 330 -4.
11. Wolff K, Johnson AR, Saavedra A. Fitzpatricks Color atlas dan sypnosis of
clinical dermatology. 7th Ed McGraw Hill;2013
12. Brown GR, Burns T. Dermatologi. Ed ke-8. Jakarta.Erlangga:2005;p90-109.
13. Lever
WF.
Hispathology
of
the
skin.
10 th Ed.Philladelphia:JB
Lippincot;2010.p.562-74
14. Fellner C. Vismodegib (Erivedge) For Advanced Basal Cell Carcinoma. J P T.
2012 Dec; 37(12):670,673-7,682.
15. Smith V, Walton S. Treatment of Facial Basal Cell Carcinoma: A Review. J Skin
Cancer. 2011;2011:1-7.
19
20