Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1;
Latar Belakang
Di negara berkembang kesakitan dan kematian pada anak balita
dipengaruhi oleh keadaan gizi dengan demikian angka kesakitan dan
kematian pada periode ini dapat di jadikan informasi yang berguna
mengenai keadan kurang gizi di masyakat (Supariasa, 2010). Gangguan
gizi pada anak balita merupakan dampak kumulatif dari berbagai faktor
baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap gizi anak
(Moehji, 2009). Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan badan yang pesat sehingga memerlukan zat zat gizi yang
tinggi setiap per kg berat badannya. Anak balita merupakan kelompok
umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi (Sediaoetama,
2008). Untuk itu status gizi balita perlu diperhatikan dalam status gizi baik
dengan cara memberikan makanan bergizi seimbang yang sangat penting
untuk pertumbuhan (Paath, 2005).
Peningkatan status gizi masyarakat merupakan salah satu upaya
penting untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, menurunkan angka
kematian ibu bayi dan anak balita, meningkatkan kemampuan tumbuh
kembang fisik anak, mental dan sosial anak untuk meningkat kerja serta
prestasi akademik maupun prestasi olahraga, oleh karena keadaan gizi
masyarakat merupakan salah satu indikator penting dari kualitas sumber
daya manusia (DEPKES RI, 2006).
yang ada pada masyarakat dimana seorang anak hidup. Pola makan
kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola makan anak. Pola makan
adalah cara yang ditempuh seseorang/sekelompok orang untuk memilih
makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh
fisiologis, psikologis, budaya dan sosial (Suhardjo, 2005).
Riskesdes 2010 (Balitbangkes 2011) mengungkap bahwa pada
semua kelompok umur dan jenis kelamin di Indonesia terjadi masalah gizi
kurang dan gizi lebih di Indonesia. Pada anak balita terdapat 17,9% yang
mengalami gizi kurang (underweight), 36.5% mengalami stunting dan
5.8% mengalami gizi lebih (overweight).
Berdasarkan hasil penelitian (Erni, 2013) sebagian besar responden
mempunyai pola pemberian makan yang baik sebanyak 18 responden
(54,5%), dalam kategori kurus, 15 balita (83,3%) dalam kategori normal,
dan 3 balita (16,7%) dalam kategori gemuk.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun
2003, di Indonesia terdapat sekitar 27,5% balita mengalami kekurangan
gizi (19,2% gizi kurang dan 8,3% gizi buruk) di Provinsi Jawa Timur pada
tahun 2005, terdapat 17,05% balita gizi kurang dan 5,88% blita gizi buruk.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
tahun 2005, prevalensi gizi kurang sebesar 13,78% dan gizi buruk sebesar
2,75%.
Di
wilayah
kerja
Puskesmas
Gondanglegi,
Kecamatan
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan Penelitian
a; Tujuan Umum
1.4;
Manfaat Penelitian
1.4.1; Manfaat Teoritis
Secara
teoritis
pola
seseorang/sekelompok
makan
orang
adalah
untuk
cara
memilih
yang
ditempuh
makanan
dan
Kidul
Kecamatan
Gondanglegi
dengan
memberikan
penyuluhan.
b; Bagi Masyarakat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
misalnya kursi dan meja di buat lebih kecil, di cat dengan warna
merah meriah dan diberi gambargambar yang menyenangkan bagi
anakanak, hal ini penting untuk merangsang nafsu makannya.
Oleh karena itu orang tua bisa menilai dirinya sendiri apakah pola
makan mereka saat ini sudah memenuhi anjuran gizi seimbang. Kalau
jawabannya sudah, maka mereka tinggal menerapkan pada anaknya yang
masih balita. Kebiasaan makan yang baik yang ditanamkan sejak anak
masih kecil akan berpengaruh terhadap status gizi anak tersebut
(Khomsan, 2004).
10
11
Jenis / Bentuk
Makanan
ASI
Frekuensi
Min 6 kali
12
ASI
MP-ASI
Makanan Lunak
9-12 Bulan
ASI
Makanan Lembek
Makanan Selingan
12-24 Bulan
ASI
Makanan Keluarga
Makanan Selingan
> 24 Bulan
Min 6 kali
Min 6 kali
2 kali
4-5 kali
1 kali
3 kali
2 kali
Makanan Keluarga
3 kali
Makanan Selingan
2 kali
Umur 0-6 bulan bayi diberikan ASI minimal 6 kali sehari, porsi
perhari disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI diberikan setiap anak
menangis siang atau malam hari semakin sering ASI diberikan untuk
bayi maka semakin baik untuk perkembangannya. Umur 6-9 bulan
masih diberikan ASI dan disesuaikan dengan kebutuhan bayi minimal 6
kali sehari, usia 6 bulan bayi dilanjutkan dengan MP-ASI. Porsi perhari
sebanyak 6 sendok makan dan setiap kenaikan usia anak 1 bulan porsi
ditambah 1 sendok makan. Umur 9-12 bulan ASI tetap dilanjutkan
sesuai dengan kebutuhan balita diberikan minimal 6 kali sehari
kemudian disapin dengan makanan lembik 1 piring ukuran sedang 4-5
kali sehari dan ditambah makanan selingan 1 piringukuran sedang 1 kali
sehari. Umur 9-12 ASI disesuaikan dengan kebutuhan anak. Umur 1-2
13
14
(bubur, susu)
Makanan padat
(makanan bisa)
15
16
17
18
19
20
21
22
Status gizi baik yaitu keadaan dimana asupan zat gizi sesuai
dengan kebutuhan aktivitas tubuh. Adapun ciri-ciri anak berstatus
gizi baik dan sehat adalah sebagai berikut :
a. Tumbuh dengan normal.
b. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.
c. Mata bersih dan bersinar.
d. Bibir dan lidah tampak segar.
e. Nafsu makan baik.
f. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering.
g. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2. Status gizi lebih
Gizi lebih adalah suatu keadaan karena kelebihan konsumsi
pangan. Keadaan ini berkaitan dengan kelebihan energi dalam
konsumsi pangan yang relatif lebih besar dari penggunaan yang
dibutuhkan untuk aktivitas tubuh atau energyexpenditure. Kelebihan
energi dalam tubuh, diubah menjadi lemak dan ditimbun dalam
tempat-tempat tertentu. Jaringan lemak ini merupakan jaringan
yangrelatif inaktif, tidak langsung berperan serta dalam kegiatan
kerjatubuh. Orang yang kelebihan berat badan, biasanya karena
jaringan lemak yang tidak aktif tersebut.
3. Kurang gizi (status gizi kurang dan status gizi buruk)
Status Gizi Kurang atau Gizi Buruk terjadi karena tubuh
kekurangan satu atau beberapa zat gizi yang diperlukan. Beberapa
hal yang menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi adalah karena
23
24
25
Z - Skor =
Indeks yang
dipakai
BB/U
TB/U
BB/TB
Batas pengelompokan
Status Gizi
< -3 SD
-3 s/d <-2 SD
-2 s/d +2 SD
> +2 SD
< -3 SD
-3 s/d < -2 SD
-2 s/d +2 SD
> +2 SD
< -3 SD
-3 s/d < -2 SD
-2 s/d +2 SD
> +2 SD
Gizi Buruk
Gizi Kurang
Gizi Baik
Gizi Lebih
Sangat Pendek
Pendek
Normal
Tinggi
Sangat kurus
Kurus
Normal
Gemuk
26
interaksi
dapat
bersifat
positif
(sinergis),
negatif
27
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti :
28
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Pola Pemberian Makan Anak Usia 2
3 tahun Terhadap Status Gizi Anak
2.5; Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
29
Populasi
Semua balita usia 2 - 3 tahun yang berdomisili di wilayah kerja Polindes
Putat Kidul Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang sebanyak 64 balita
Teknik sampling yang
digunakan adalah total sampling
Sampel
Keseluruhan dari populasi yang berjumlah 64 balita
Variabel Independent
Variabel Dependent
Status Gizi
Pengumpulan Data
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner
Pengolahan Data
Editing, coding, scoring, tabulating
Analisa Data
Uji Spearman rank
30
Hasil Penelitian
31
b; Kriteria Eksklusi
1; Orang tua yang mempunyai anak yang tidak berada ditempat saat
diadakan penelitian
2; Orang tua yang tidak bersedia anaknya diteliti
Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota anggota
suatu kelompok yang berbeda yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2012).
Adapun variabel dalam penelitian adalah :
a; Variabel bebas
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah status gizi
anak.
32
Definisi
operasional
Cara ukur
Gambaran
Kuesioner
pemberian makan
pada anak berupa
frekuensi
konsumsi
sejumlah
bahan
makanan tertentu
(zat
pembengun,zat
pengatur,zat
energi) (Supariasa,
2007).
Hasil ukur
Skala
Parameter
Jawaban
dariOrdinal a; Baik (bila
kuesioner
nilai mean)
Gambaran frekuensi
b; Tidak baik
konsumsi
anak
(bila nilai <
berupa :
mean)
a; Sering skor :3
b; Jarang skor : 2
c; Tidak pernah : 1
33
Terikat:
Tingkatan kondisiTimbang
Status giziatau keadaan anakinjak
(BB/U)
yang
mengacu
pada pertumbuhan
berdasarkan berat
badan dan umur
Z-score =
(NIS-NMBR)
NSBR
Klasifikasi :
1; Gizi lebih
2; Gizi baik
3; Gizi kurang
4; Gizi buruk
Teknik
pengumpulan
data
merupakan
kegiatan
penelitian
untuk
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti dan tujuannya
disesuaikan dengan keperluan penelitian (Alimul, 2007). Pengumpulan
data dilakukan dengan cara meminta ijin terlebih dahulu kepada Kepala
Puskesmas, Bidan desa dan Kepala Desa Putat Kidul Kecamatan
Gondanglegi Kabupaten Malang. Peneliti mengumpulkan para responden
di Posyandu melakukan penimbangan berat badan anak dengan
menggunakan dacin dan melihat umur balita pada buku KIA. Setelah berat
badan dan umur diketahui kemudian dibandingkan dengan tabel baku
rujukan WHO-NCHS menurut BB/U (Berat Badan/Umur).
2; Data Sekunder
Data sekunder adalah kumpulan data yang diinginkan, diperoleh dari orang
lain atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri (Alimul,
34
2007). Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Bidan desa yaitu
data tentang jumlah seluruh balita, nama balita, tanggal lahir balita dan
nama orang tua.
Buku yang berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin dan nifas)
dan anak (bayi baru lahir, bayi dan anak balita) serta berbagai informasi
35
Health Statistic)
Tabel ini digunakan untuk membandingkan antara berat badan
yang didapatkan dengan berat badan yang di tabel, sehingga dapat
diketahui tingkatan status gizi.
5; Lembar observasi status gizi pada anak
36
24 27 bulan : 1
28 31 bulan : 2
32 36 bulan : 3
b; Jenis Kelamin Anak
Laki laki
:1
Perempuan
:2
c; Pendidikan Ibu
SD / Sederajat
:1
SMP / Sederajat
:2
SMA / Sederajat
:3
Sarjana / Sederajat
:4
2; Data Khusus
a; Pola Pemberian Makan Anak
Baik
:1
Tidak baik
:2
b; Status Gizi
Gizi Lebih
:1
Gizi Baik
:2
Gizi Kurang
:3
Gizi Buruk
:4
37
c; Scoring
:3
:2
:1
d; Tabulating
Tabulating
yaitu
memindahkan
data
dari
pertanyaan
atau
Tujuan
dari
analisa
univariat
adalah
untuk
menjelaskan
atau
38
r =1
6 di
n(n 21)
Keterangan :
rs
koefisien korelasi
di2
Kekuatan Hubungan
0,00 0,199
Sangat lemah
0,20 0,399
Lemah
0,40 0,599
Sedang
0,60 0,799
Kuat
0,80 1,000
Sangat kuat
Kesimpulan
a; Apakah
Ha
diterima
atau
ditolak
diketahui
dengan
cara
39
3.10;
Etika Penelitian
Setiap
penelitian
yang
menggunakan
objek
semua
tidak
boleh
yang diberikan)
Peneliti akan memberikan penjelasan secara rinci tentang
penelitian yang akan dilakukan serta akan bertanggung jawab kepada
subjek penelitian jika ada sesuatu yang terjadi akibat penelitian yang
dilakukan
2; Inform Concent (lembar persetujuan)
Untuk
mejaga
kerahasiaan
responden,
peneliti
tidak
40