Ibu Ketika aku di kandungmu Ibu telah menopang seluruh hidupku Bahkan ketika aku di lahirkan Senyum itu terlukis nyata di bibirmu Tanpa merasa lelah akan ku Ketika aku mulai tumbuh dan merengek Ibu sabar merawat dan menyayangiku Dan ketika aku mulai tumbuh dewasa Ibu tetap sabar menghadapi tingkahku Tatkala aku berteriak di depan wajahmu yang lesu Dan kini Ketika ibu dan aku di pisahkan oleh jarak Baru aku tersadar Waktu yang dulu terbuang Waktu yang dulu ku sia-siakan saat bersamamu Waktu dimana peluhmu membasahi tubuhmu Namun aku dengan congkaknya membentakmu Dengan kasarnya aku memakimu Dengan bodohnya aku ibu . . . Aku yang tak pernah puas akan kerja kerasmu Memikul keranjang sayur itu Menjajakannya ke rumah-rumah
Tanpa merasa malu sedikitpun
Kau lakukan untuk memenuhi kebutuhanku Ibu . . . . Aku rindu belai lembut Aku rindu berada di sampingmu Aku rindu memelukmu Ibu Ingatkah saat kau mengusap air mataku Aku ingin ibu mengusap air mataku seperti saat itu Saat ibu merangkulku dalam kesedihan Aku ingin di rangkul kembali olehmu Ibu Bisakah kau katakan pada NYA Untuk memutar kembali waktu itu ibu Aku ingin memelukmu ibu Aku ingin mengusap air matamu Air mataYang dulu menetes karna sikapku Aku ingin menggantikanmu menggendong keranjang itu Yang dulu selalu kau bawa mengelilingi kampong Ibu Aku ingin sepertimu Yang tegar menghadapi kerasnya hidup ini Yang berani berkorban demi buah hatinya Ibu Walau aku sering membentak dan memakimu
Tak pernah ada rasa benci di hatimu
Bahkan di matamu Selalu terlukis akan kebesaran cintamu Yang tertuang lewat pengorbananmu Ibu Masih pantas kah aku memanggilmu Masih pantaskah aku menjadi anakmu Ibu Maafku pun tak pernah bisa menyembuhkan luka hatimu Luasnya lautan tak kan bisa membalas kasih sayangmu Bahkan dunia ini pun Takkan pernah bisa menjadi penggantimu Ibu Izinkan aku memelukmu Biarkan aku mengusap air mata lelah itu Biar kini ku tanggung bebanmu Sebagai wujud kecintaaku padamu Walau semua itu Takkan mungkin mengganti Ribuan air mata yang kau teteskan Jutaan rasa lelah yang kau rasakan Karna aku yang tak pernah menyadari pengorbananmu Ibu Betapa bodohnya aku Yang membiarkanmu lelah dan terluka untuk ku
Ibu Kini . Rasa sakit itu terasa amat pedih Tatkala ibu tak lagi di sampingku Maafkan aku ibu Maafkan anakmu ini Aku rindu ibu