Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
II.
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui pembuatan sediaan steril
2. Untuk menghitung isotonis suatu sediaan steril
3. Untuk mengevaluasi sediaan steril
Dasar Teori
Larutan mata steril adalah steril berair atau berminyak solusi dari
alkaloid,
alkalidal
garam,
antibiotic,
sulfonamides,
steroid,
enzim,
meningkatkan sterilitas
Bebas dari partikel yang tersuspensi
Bahan-bahan yang akurat
Isotonic atau sangat mendekati isotonic
Dibuffer sebagaimana mestinya
Dimasukkan dalam wadag yang steril
Dimasukkan dalam wadah kecil dan praktis
III.
Formula
Atropine sulfat 1%
Obat tetes mata dalam 10 ml no 2
IV.
Spesifikasi
A. Bahan berkhasiat : Atropin sulfat
Pemerian : hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau,
mengembang di udara kering, perlahan-lahan terpengaruh oleh cahaya
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
terlebih dalam etanol mendidih, mudah larut dalam gliserin
Titik leleh :
B. Sediaan Obat
Pemerian : Larutan bening
Stabilitas :
OTT
Ph
V.
VI.
Formulasi Lengkap
Atropine sulfat
Benzalkonium Chloridum
Natrii Chloridum
Dinatrii Edetas
Aqua pro injeksi
ad
Alat
1%
0,01%
0,76%
0,05%
10ml
VII.
Prosedur
Larutkan atropine
sulfat dalam sebagian
a.p.i
Larutan
ditambahkan a.p.i
mendekati volume
akhir. Cek ph = 3,56
Larutan
ditambahkan
a.p.i ad 10ml
Tambahkan larutan
dinatrii edetas
Larutan disaring
dan filtrate pertama
dibuang
Kedua campuran
dicampur
Tambahkan larutan
benzalkonium
chloridum
VIII.
Bahan
Atropin sulfat
NaCl
Satuan Dasar
10 mL
100mg
0,76%
Volume Produksi
25 ml
250mg
0,19 g
Dinatrii Edetas
5mg
12,5 g
Benzlkonium
1mg
2,5 g
chloridum
Tonisitas :
Zat
Atropin sulfat
Benzalkonii Chloridum
Dinatrii Edetas
tb
0,073
0,091
0,132
C
1
0,01
0,05
Perhitungan Tonisitas
W=
W =
W=
W=
W = 0,76% (hipotonis) jika positif artinya hipotonis
EVALUASI
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
IX.
Jenis evaluasi
Penampilan fisik wadah
Jumlah sediaan
Kejernihan sediaan
Keseragaman volume
Brosur
Kesamaan
Etiket
Penilaian
Seragam
2 botol tetes mata
Larutan bening jernih
Seragam
Rapih
Seragam
Rapih
Pembahasan
Pada praktikum kali ini membuat obat tetes mata menggunakan zat
aktif atropine sulfat. Pembuatan sediaan obat tetes atropine sulfat dibuat
dengan menggunakan pelarut air. Atropine sulfat sangat mudah larut dalam
air, sehingga pembuatanya juga lebih stabil dengan pelarut air. Pembawa air
yang digunakan adalah a.p.i (aqua pro injeksi). Pada formulasinya
ditambahakan zat tambahan Natrium Cloridum (NaCl), karena jika tidak
ditambahkan NaCl obat tetes mata tidak memenuhi syarat yaitu hipotonis. Jika
larutan obat tetes mata dalam keadaan hipotonis disuntikan ke tubuh manusia
akan berbahaya karena menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Semua alat-alat harus disterilisasikan agar mendapatkan larutan yang
steril, bebas partikel asing dan mikroorganisme. Agar obat tetes mata dan cuci
mata nyaman dan tidak pedih dimata saat digunakan maka harus dibuat
isotonis dengan penambahan NaCl.
Dalam pembuatan obat tetes ini terlebih dahulu alat-alat yang akan
digunakan disterilkan terkecuali bahan karena dalam hal ini tidak tahan
pemanasan dan zat aktif bisa di anggap (dispensasi) steril. Pada pembuatan
obat tetes mata dengan metode sterilisasi aseptis kemungkinan sediaan
terkontaminasi dengan mokroorganisme harus diperkecil untuk menjaga agar
sediaan yang dihasilkan nantinya tetap dalam keadaan steril. Setelah atropine
sulfat dan larutan NaCl yang telah dicampurkan dalam sebagian aqua pro
injeksi kemudian ditambahkan benzilkonium chloridium sebagai pengawet.
Semua larutan untuk mata harus dibuat steril dan bila mungkin ditambahkan
bahan pengawet yang cocok untuk menjamin sterilitas selama pemakaian.
Larutan untuk mata yang digunakan selama operasi atau pada mata trauma,
ummnya tidak mengandung bahan pengawet, karena hal ini akan
menyebabkan iritasi pada jaringan didalam mata. Pengawet yang ditambahkan
yaitu Benzlkonium
Evaluasi sediaan yang dapat dilakukan setelah sediaan obat tetes mata
selesei dibuat adalah evaluasi penampilan sediaan obat tetes mata yang
dihasilkan diperoleh larutan bening. Hal ini dikarenakan atropine sulfat tidak
terjadi reaksi dan stabil pada saat penyimpanan dan pembuatan, atropine sulfat
memiliki pH sekitar 3,5-6.
X.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa % tonisitas dari
sediaan adalah 0,76% , secara visual sediaan yang telah dibuat memenuhi
syarat kejernihan.
Cara pembuatan obat tetes mata dan obat cuci mata harus dilakukan
secara steril dan aseptis.
XI.
Daftar Pustaka
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.
Jakarta : UI-Press.
Department of Pharmaceutical Sciences. 1982. Martindale The Extra
Pharmacopoeia, twenty-eight edition. London : The Pharmaceutical
Press.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta.
Depkes RI. 1978. Formularium Nasional, Ed II. Jakarta.
Lachman, Lieberman . 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta: UIPress.
Taketomo, Carol
K.Pediatric
Dosage
Handbook.Ed
VIII.2001.USA;