Vous êtes sur la page 1sur 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia.
Indikator derajat kesehatan suatu negara dapat ditunjukkan oleh angka kematian
neonatal, kematian bayi dan balita. Angka Kematian Bayi (AKB) ini sangat
penting karena tingginya AKB menunjukkan rendahnya kualitas perawatan
selama kehamilan, saat persalinan, masa nifas, status gizi dan penyakit infeksi.
Menurut UNICEF (2012), ada beberapa perilaku yang tidak tepat dan kurangnya
pengetahuan berkontribusi terhadap kematian anak, diantaranya adalah praktek
pemberian makan bayi dan pelayanan lainnya yang buruk mengakibatkan gizi
kurang pada ibu dan anak-anak.
Masalah

gizi

adalah

masalah

kesehatan

masyarakat

yang

penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan


pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan sindroma
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan tingkat
rumah tangga juga menyangkut aspek pengetahuan dan perilaku yang kurang
mendukung pola hidup sehat. Perilaku ibu dalam pemberian makanan
pendamping ASI, baik dari segi ketapatan waktu, jenis makanan, maupun jumlah
makanan ditentukan oleh pengetahuan ibu terhadap makanan pendamping ASI
(Supariasa, 2011).
Promosi kesehatan meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya
masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijaka publik
yang berwawasan kesehatan. Tujuan promosi kesehatan setidaknya ada 3 yaitu,
untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat, untuk meningkatkan
perilaku

sehat

masyarakat

dan

untuk

meningkatkan

status

kesehatan

masyarakat (Saraswati, 2011). Penyuluhan merupakan metode yang sering


digunakan di dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan dilakukan
dengan berbagai metode dan alat peraga. Dengan metode yang benar dan
penggunaan alat peraga yang tepat sasaran, maka materi atau bahan isi yang

perlu dikomunikasikan dalam penyuluhan kesehatan akan mudah diterima,


dicerna dan diserap oleh sasaran, sehingga kesadaran masyarakat akan
kesehatan gigi dan mulut lebih mudah terwujud (Depkes RI, 2008).
Promosi kesehatan tidak dapat lepas dari media karena melalui media,
pesan-pesan yang disampaikan dapat lebih menarik dan dipahami. Media
promosi kesehatan disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada
pada setiap manusia diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin
banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak
dan semakin jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan
perkataan lain, media promosi kesehatan ini dimaksudkan untuk mengerahkan
indra sebanyak mungkin kepada suatu objek, sehingga mempermudah
pemahaman (Notoatmodjo, 2007).
Salah satu cara atau bentuk penyampaian cerita yang berisi mengenai
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut adalah dengan menggunakan alat bantu
peraga media cetak bergambar yang biasa disebut dengan poster. Poster yang
dibuat untuk pendidikan pada prinsipnya merupakan gagasan yang diwujudkan
dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang disederhanakan yang dibuat dengan
ukuran besar. (Herijulianti, 2002).
Berdasarkan hasil data sekunder dari Puskesmas Pakisaji menunjukkan
bahwa dari 12 desa di Kecamatan Pakisaji, desa Sutojayan merupakan desa
yang memiliki tingkat bayi yang dibawah garis merah paling banyak (gizi buruk)
serta cakupan pemberian MP-ASI pada usia 6-24 bulan terendah. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan kegiatan yang dapat
membantu meningkatkan cakupan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan
di Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan tentang MP-ASI untuk ibu yang mempunyai
anak BADUTA (bawah dua tahun) di Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji
Kabupaten Malang
1.2.2

Tujuan Khusus
a. Mengadakan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai anak BADUTA
(bawah dua tahun) tentang makanan pendamping asi (MP-ASI)

b. Memberikan pengetahuan gizi seimbang yang harus terkandung dalam


makanan pendamping ASI (MP-ASI)
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Akademis
Menambah ilmu pengetahuan dalam pentingnya pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) untuk anak usia 6-24 bulan dalam dunia
pendidikan.
1.3.2

Manfaat Praktis
Dapat memberikan pengetahuan dalam pembuatan dan pemanfaatan
bahan yang ada di Desa Sutojayan untuk pembuatan MP-ASI yang
bergizi bagi ibu bayi usia 6-24 bulan di Desa Sutojayan.

Vous aimerez peut-être aussi