Vous êtes sur la page 1sur 13

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI DENGAN HIDROCEPHALUS

Oleh : Gadur Blasius S.Kep

I. Pengertian
Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh
produksi

yang

tidak

seimbang

dan

penyerapan

dari

cairan

cerebrospinal (CSF) di dalam sistem Ventricular. Ketika produksi CSF


lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal mengakumulasi di
dalam sistem Ventricular.

II. Etiologi
1) Gangguan cairan cerebrospinal
2) Hambatan cairan cerebrospinal menuju sistem ventricular.

III. Patofisiologi
Sirkulasi cairan ventrikel mengalir dari cabang sampai ke ruang
ventrikel, melalui Foramen Monro menuju ventrikel ketiga, tempat ia
bergabung dengan cairan yang keluar pada ventrikel ketiga tersebut.
Dari sini cairan mengalir melalui saluran Sylvius menuju ventrikel
keempat tempat banyak cairan dibentuk, kemudian menuju cabang
samping foramen luschka dan garis tengah foramen Magendie ke
dalam Cisterna Magna. Kemudian mengalir ke bagian otak dan diserap
oleh beberapa mekanisme antara lain arachnoid villi, sinuses (lubang
yang menghubungkan rongga hidung dengan batak otak, pembuluh
darah kecil dan otak.
Mekanisme Ketidakseimbangan Cairan
Jarang

terjadi

sebuah

tumor

choroid

plexus

menyebabkan

perkembangan pengeluaran cairan cerebrospinal dalam ventrikel, yang


menjadi bertambah banyak dan memadat pada inti otak.
Hidrocephalus

yang

non

komunikans

adalah

gangguan

penyerapan cairan cerebrospinal, sedangkan adanya hubungan cairan


cerebrospinal

menuju

Hidrocephalus

yang

sistem

komunikans.

ventricular
Banyak

digolongkan

masalah

yang

pada
timbul

berkaitan dengan Hidrocephalus yang non komunkans yaitu cacat.

Meskipun cacat itu biasanya nampak pada masa kecil yang lebih awal,
itu bisa menjadi bukti bahwa hal tersebut telah ada sebelum lahir bagi
anak-anak yang lahir terlambat maupun orang dewasa yang lahir
prematur. Sebab lain mencakupi neoplasma, infkesi dan trauma.
Hambatan

cairan

cerebrospinal

normal

yang

dapat

terjadi

mengakibatakan

pada

saluran

peningkatan

tekanan

cairan
dan

pembesaran pada saluran terdekat di tempat hambatan.


Tempat yang paling banyak ada hambatan adalah :
SEBAB DAN KOMENTAR

TEMPAT DAN JENIS


*

Hidrocephalus non komunikans :


Tempat
:
Saluran Sylvius
Jenis
:
Stenosis/Atresia
Gliosis
Obstructive

Berjumlah 20% Hidrocephalus

Tempat

Kamar
jantung
keempat
dan
foramen magna

Tipe

Cacat Chiori
Berjumlah
50%
Cacat Arnold Chiari Hidrocephalus
Kemacetan ruang
jantung

dari

semua

Hidrocephalus komunikan :
Tempat

Arachnoid Villi danArachnoid yang tebal


cisterna magna

Jenis

Meningitis

Bakteri

Contoh perkembangan abnormal atau kerusakan : cacat Arnold


Chiari, saluran yang mengalami Stenosis, saluran Gliosis dan Atresin
foramina lushcka, dan hal kepala membesar pada usia dua tahun,
yang harus sudah diperiksa ketika masih bayi demi perkembangannya.
Ada masalah menetap seperti infkesi intra uterine dan bakteri-bakteri
sebelum

dan

saat

kelahiran

(prenatal

hemorrhage,

neonatal

meningoencephalistis). Cacat Arnol Chieri adalah gangguan yang


melibatkan isi prosterior fossa. Pada masa bayi kepala bertumbuh

secara tak normal meskipun tanda pertama tanpa pembesaran atau


tambahan. Bagian depan kepala biasanya keras. Pembuluh darah
kepala akan membesar ketika bayi menangis. Semakin keras bayi itu
menangis, tulang tengkorak menjadi tipis dan jahitan bedah menjadi
jelas terpisah dan menghasilkan bunyi-bunyi aneh. Pembesaran pada
garis depan membuat mata murung.

IV. Penatalaksanaan.
Pengobatan pada hidrocephalus langsung diberikan kepada :
1. Mengurangi hidrocephalus itu sendiri
2. Mengobati komplikasi
3. Mengatasi masalah yang berhubungan dengan efek pada gangguan
perkembangan psikomotor.
Pengobatan itu dilakukan dengan beberapa cara keucali operasi
pembedahan. Terapi medis sangat mengecewakan, banyak bayi yang lahir
dengan pendarahan terus-menerus yaitu sambungan syaraf mengalami
kebocoran

dan pengobatan

sudah

banyak

dilakukan

namun

tidak

membawa hasil yang memuaskan. Pada tindakan lumbal fungsi yang


serial dan medication yang digunakan hasilnya sangat bervariasi.
Pengobatan dengan acetazolamide dan isosorbide atau furosimida dapat
menekan produksi CSF pada setiap kasus.
Pengobatan dengan pembedahan (Operasi)
Penanganan bedah merupakan terapi pilihan pada sejumlah kasus
hidrocephalus.
Cara ini dengan secara langsung untuk mengeluarkan sumbatansumbatan sebagai contoh receptio neoplasma, kiste, hematom,
jarang terjadi pada produksi cairan yang berlebihan, exterpasi plexus
(pleboctomy

atau

coagulasi

electric)

namun

banyak

anak

membutuhkan prosedur shunt yang mengakibatkan pengaliran CSF


dari ventrikel ke bagian extracranial peritonium. Sistem shunt terdiri
dari cateter ventrikel, flush pompa, katup aliran unidirectional dan
sebuah

ujung

cateter.

Semuanya

merupakan

radiopaq

untuk

pengamatan setelah placemen. Semuanya dicoba ketepatannya


sebelum incersi. Sebuah recervoir ditambahkan untuk mengalirkan
secara langsung ke dalam sistim ventrikular untuk memberikan obatobatan dan mengeluarkan cairan. Untuk semua model katup
dibentuk untuk membuka dan menutup. Membuka sebelum terjadi
tekanan pada intraventrikuler dan menutup ketika tekanan berada
dibawah level yang normal, semuanya untuk mencegah aliran
kembali. Tekanan tinggi pada katup untuk mencegah komplikasi dari
decompretion pada ventrikel dan tekanan sedang pada katup
digunakan

pada

anak-anak

khususnya

pada

long

standing

hidrocephalus sedangkan tekanan rendah pada bayi kecil.

Komplikasi
Komplikasi terbesar pada VP Shunt adalah infeksi dan malfungsi.
Malfungsi lebih sering disebabkan oleh obstruksi mekanik di dalam
ventrikel dari bahan-bahan khusus (jaringan atau exudate) atau ujung
distal dari trombosis atau displacement sebagai akibat dari pertumbuhan.
Anak dengan obstruksi shunt sering menunjukan kegawatan dengan
manifestasi klinik peningkatan ICP, yang lebih sering disertai dengan
status neorologis yang jelek.
Komplikasi yang sering terjadi adalah infkesi shunt yang dapat terjadi
setiap saat tetapi resiko terbesar terjadi pada 1-2 bulan mengikuti
placement. Infeksi umumnya akibat dari intercurent infection pada saat
shunt placement. Infeksti itu meliputi septik, endocarditis bacterial, infeksi
luka,

nefritis

shunt,

meningitis

dan

ventrikulitis.

Meningitis

dan

ventrikulitis adalah of greatest concern, selama ditemukan komplikasi


infeksi CNS. Infeksi dapat diobati dengan pengobatan pasive antibiotika
yang diberikan secara intravena. Sebagian infeksi membutuhkan removal
of the shunt sampai infeksi dapat dikontrol. External ventricular drainase
digunakan sampai CSF steril.
Sebuah komplikasi shunt yang serius adalah hematoma subdural yang
disebabkan oleh reduksi yang cepat pada ICP dan ukurannya. Komplikasi
4

yang dapat terjadi adalah peritonitis abses abdominal, perporasi organorgan abdomen oleh catater atau trokar (pada saat insersi), fistula hernia
dan ilius.

Prognosis
Prognosis pada anak tergantung besarnya kecepatan perkembangan
hidrocephalus, durasi peningkatan ICP dan frekwensi komplikasi, dan
penyebab hidrocephalus. Sebagai contoh tumor-tumor ganas dapat
menyebabkan mortalitas yang tinggi berhubungan dengan faktor-faktor
komplikasi yang lain.
Hidrocephalus tak terobati mempunyai 50-60% mortalitis rate akibat
disorder

atau

intercurent

illneses.

Secara

spontan

pada

kasus

hidrocephalus 40% dengan intelegensi mendekati normal.


Akibat tindakan pembedahan 80% insident tertinggi mortalitas terjadi
dalam tahun pertama pengobatan.
Pada anak-anak dengan hidrocephalus juga beresiko terhadap masalah
perkembangan dan emosional seperti cemas, neorosis atau gangguan
sikap anti sosial. Pada umumnya hidrocephalus non infeksi menunjuk
prognosis

baik

sedangkan

hidrocephalus

biasanya

disertai

dengan

cerebral defect.

V. Asuhan Keperawatan.
A. Pengkajian.
1. Identitas.
Menurut T.H. Rampengan dan I.R. Laurentz diperkirakan insiden
demam tifoid pada tahun 1985 di Indonesia adalah sebagai berikut
umur 0-4 tahun 25,32 %, umur 5-9 tahun 35,59 % dan umur 10-14
tahun 39,09%. Namun menegakkan diagnosis demam tifoid pada
anak merupakan hal yang tidak mudah mengingat tanda dan gejala
klinis yang tidak khas terutama pada penderita di bawah usia 5
tahun. Insiden penyakit ini tidak berbeda antara anak laki dan anak

perempuan, tergantung pada status gizi dan status imunologis


penderita.

2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan utama.
Demam lebih dari 1 minggu, gangguan kesadaran : apati sampai
somnolen, dan gangguan saluran cerna seperti perut kembung
atau tegang dan nyeri pada perabaan, mulut bau, konstipasi
atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia
dan muntah.

b. Riwayat penyakit sekarang.


Ingesti makanan yang tidak dimasak misalnya daging, telur,
atau terkontaminasi dengan minuman.

c. Riwayat penyakit dahulu.


Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem
imun menurun.

d. Riwayat kesehatan keluarga.


Tifoid kongenital didapatkan dari seorang ibu hamil yang
menderita demam tifoid dan menularkan kepada janin melalui
darah. Umumnya bersifat fatal.

e. Riwayat kesehatan lingkungan.


Demam tifoid saat ini terutama ditemukan di negara sedang
berkembang

dengan

kepadatan

penduduk

tinggi

serta

kesehatan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.


Pengaruh cuaca terutama pada musim hujan sedangkan dari
kepustakaan barat dilaporkan terutama pada musim panas.

f. Imunisasi.
Pada tifoid kongenital dapat lahir hidup sampai beberapa hari
dengan gejala tidak khas serta menyerupai sepsis neonatorium.

g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.


h. Nutrisi.
6

Gizi buruk atau meteorismus

3. Pemeriksaan fisik.
a. Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, hipotensi dan shock jika perdarahan, infeksi sekunder
atau septikemia.

b. Sistem pernapasan.
Batuk nonproduktif, sesak napas.

c. Sistem pencernaan.
Umumnya konstipasi daripada diare, perut tegang, pembesaran
limpa dan hati, nyeri perut pada perabaan, bising usus melemah
atau hilang, muntah, lidah tifoid dengan ujung dan tepi
kemerahan dan tremor, mulut bau, bibir kering dan pecahpecah.

d. Sistem genitourinarius.
Distensi kandung kemih, retensi urine.

e. Sistem saraf.
Demam, nyeri kepala, kesadaran menurun : delirium hingga
stupor, gangguan kepribadian, katatonia, aphasia, kejang.

f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Nyeri sendi

g. Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan.

h. Sistem integumen.
Rose spot dimana hilang dengan tekanan, ditemukan pada dada
dan perut, turgor kulit menurun, membran mukosa kering.

i. Sistem pendengaran.
Tuli ringan atau otitis media.

j. Sistem penciuman.
4. Pemeriksaan diagnostik dan hasil.
Diagnosa yang dilakukan pada masa kecil dari kepala busung
sudah mendasar dan melingkar pada kepala, mengaliri satu atasu

lebih banyak jalur pada peta selam satu peirode dari dua sampai
empat minggu dan asosiasi neorologi berpendapat bahwa memang itu
ada dan berkembang. Dengan kata lain diagnosa dipelajari untuk
kebutuhan,
rontgen

lokalisasi

pada kepala

bagi ikuran
telah

halangan,

membawa

kebanyakan

ukuran

ketidakdewasaan

dengan

terdapatnya infeksi nyelomeningocele dan tulang bagian dalam.


Pada suatu evaluasi tentang ketidakdewasaan yang dibawa
sejak kecil dikutip bahwa kebanyakan terdapat pada kepala. Semua
dikonultasikan

agar

bila

membuktikan

tentang

ketidakwajaran

pertumbuhan mulai dari cepat dan tidak normal. Keutamaan diagnosa


sendiri untuk digunakan pada pendeteksian Hidrocephalus sejak anak
sudah ada gambaran. Evaluasi diagnosa pada anak-anak yang
mempunyai gejala Hidrocephalus setelah bayi sangat sama bagi
mereka yang menghidap tumor.
Ukuran kepala bisa berasal dari karakter keluarga.

Masa Anak-anak
Tanda-tanda

dan

gejala

dari

anak-anak

yang

mengalami

perkembangan terlambat berasal dari Neoplasma Posterios Fossa dan


saluran Stenosis dan manifestasi klinikal. Ini semua mengakibatkan sakit
kepala dan beberapa hal terjadi pada diri anak antara lain lekas marah,
lesu, bingung dan hilangnya kontak dengan sesama. Pada salah satu alat
bantu untuk membantu orang cacat berjalan, manifestasi mejadi tampak
banyak dan membuat bayi takut.
Manifestasi cacat bagi bayi berumur tiga tahun ke atas lebih
berhubungan dengan syaraf tulang belakang ketimbang berkaitan dengan
penempaan yang biasanya terpancar lewat kemarahan.

Manajemen Terapi

Nursing Konsiderasi
Perawatan

anak

dengan

hidrocephalus

meliputi

manajemen

preoperasi dan post operasi. Juga penting dalam mengkaji dengan teliti
anak dengan myelomeninggocele terhadap tanda-tanda meningkatnya
ICP, timbulnya hidrocephalus biasa dihubungkan dengan anomaly.

Pengkajian
Preoperasi

pada

infant

yang

telah

didiagnosa

atau

pada

hidrocephalus sedang diobservasi secara teliti terhadap meningkatnya


tanda-tanda
menentukan

ICP.

Pada

besaran

anak-anak

kepala

kepala/CFC.

Untuk

diikur

setiap

mencegah

hari

untuk

kemungkinan

ketidaksesuaian yang besar dalam pengukuran untuk itu dipakai kertas


ukuran yang sudah ada dan diberi tanda dengan pulpen. Garis pontanela
dan sutura diukur secara hati-hati, dan tanda yang menonjol waktu dan
pemisahan. Pada anak-anak dengan Hidrocephalus dan normal ICP anak
menampakan secara menonjol keadaan yang nyata seperti ketegangan
atau jeritan karena itu semua kelakuan yang menyertai harus dicatat.
Iritabel, letargi, dan gangguan aktivitas, seperti pada tanda-tanda vital,
kebiasaan makan dapat diidentifikasi kemajuan yang pathologis. Untuk
anak-anak yang telah mendapat perawatan di rumah sakit untuk
pelayanan shunt baik rutin maupun emergency kebanyak nilai indikator
pada kenaikan ICP lebih tinggi untuk tingkatan anak dengan kesadaran
kurang, dengan cara itu anak berinteraksi dengan lingkungan perubahan
diidentifikasi dengan observasi, dan dengan membandingkan dengan
keadaan

sekarang

dengan

keadaan

sebelumnya,

pola

tidur,

perkembangan kemampuan dan kebiasaan sehari-hari melalui riwayat


rinci dan dasar pengkajian. Infromasi dasar memberikan petunjuk untuk
pengkajian dan evaluasi setelah operasi pada shunt function

Diagnosa Perawatan
Setelah

pengkajian

keperawatan

diikuti

dengan

diagnosa

keperawatan agar lebih jelas. Mungkin sebagian diagnosa adalah garis


bersar dan dibahas dalam NCP

Perencanaan
Tujuan akhir perawatan anak dengan hidrocephalus adalah :
1.

Pencegahan komplikasi pada hidrocephalus dan atau observasi

pembedahan.
2.

Penyaluran pendidikan emoasi serta dukungan dari keluarga.

Implementasi
Perawat perlu menyediakan makanan khusus bagi pasien. Sedikit
makan secara terus-menerus lebih baik ketimbang sekali makan dalam
jumlah yang banyak. Seorang perawat bertanggung jawab atas persiapan
anak dalam mengikuti test diagnosa yaitu tomografy dan bersedia
membantu dokter. Sebelum mengadakan operasi, ukuran kepala perlu
diambil untuk mengetahui perkembangan kepala.

Perawatan Setelah Operasi


Setelah operasi, pasien boleh ditidurkan secara rata, dan perlu
diperhatikan agar tidak boleh ada tekanan terhadap daerah yang
dioperasi. Upaya mengetahui tekanan darah harus dilakukan terus
menerus.

Dukungan Keluarga
Kebutuhan-kebutuhan khusus dari orang tua selama mas pengoatan
dihubungkan dengan alasan pengobatan anak (melangsir, ulang infeksi,
diangosa) dan penelitian serta aturan yaitu anak menjadi sasaran. Sering
orang tua memiliki sangat sedikit tentang ilmu pembedahan dan ilmu
10

anatomi. Karena itu mereka membutuhkan penjelasan, penguatan dan


informasi banyak dari ahli psikis dan neuron, sebanyak informasi yang
mereka butuhkan. Perawat perlu melakukan banyak untuk menghilangkan
kegelisahan dengan penjelasan-penjelasan rasional dan jenis perawatan
yang beragam.
Sebagai persiapan untuk mengalai perubahan dan penjagaan anak,
orang tua melatih diri bagaimana mengenal tanda yang menunjukkan
kegagalan pemakaian atau tanda-tanda infeksi dan bagaimana menepa
kuat, bila perlu. Anak-anak yang aktif bisa mendapat musibah seperti
pengguguran yang dapat menghancurkan.
Pengaturan kepala busung pada seorang anak adalan tuntutan bagi
keluarga dan profesionalisme kesehatan dan pertolongan kepala keluarga
untuk anak-anak sebagai obyek perawatan penting. Penting untuk
ditekankan bahwa Hidrocephalus adalah masalah hidup yang panjang dan
bahwa anak membutuhkan evaluasi pada sebuah aturan dasar. Tujuan
pekerjaan ini adalah membangun sebuah tujuan nyatan dan program
pendidikan yang membantu anak dalam pencapaian kemampuan optimal.
Keluarga dapat menyerahkan dukungan kepada wakil komunitas dan
pimpinan.
Penyediaan

informasi

mengenai

keadaan

keluarga,

sangat

membantu kelompok yang tertarik untuk membangun organisasi lokal.


Proses yang tersedia sangat membantu dan sumber-sumber lain.
Antisipasi bimbingan akan menyiapkan orang tua bagi masalahmasalah yang mungkin terjadi dan menolong mereka dari keterlaluan
atau kelebihan melindungi anak. Dibutuhkan tempat aktivitas anak-anak
(sebagian

besar

berhubungan

dengan

olahraga).

Anak

dibesarkan

hati/diberanikan agar hidup seperti orang lain yang sama umur dan
kemampuan. Orang membutuhkan dorongan yang baik bagi anak-anak
dan persoalan-persoalan yang mungkin dialami, anak-anak yang umurnya
sebaya dan dengan orang lain. Reaksi dari anak-anak lain ketika anak itu
kelihatan sedang berpikir atau memutuhkan waktu untuk memperbaiki
situasi merupakan stress anak maupun orang tua.

11

Evaluasi
Penetapan bantuan perawatan yang efektif secara tekun dan terusmenerus, serta evaluasi perawatan berdasarkan observasi.

12

NURSING CARE PLANNING


1.

Potensial

injuri

berhubungan

dengan

peningkatan

tekanan

intrakranial.
Tujuan

Intervensi :

Menghindari peningkatan tekanan intrakranial


1.

Setelah operasi, rawat shunt sesuai ketentuan

2.

Atur posisi untuk memudahkan aliran dari cairan


cerebrospinalis.
Observasi
terhadap
tanda-tanda
awal

3.

meningkatnya ICP seperti irritability, letargic,


perubahan

tingkat

kesadaran,

sakit

kepala,

sutura-sutura terpisah, apatis, bingung.


Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tingkatan tekanan
intrakranial yang nyata.
2.

Potensial infeksi berhubungan dengan tekanan pada sistim drainase

mekanik.
Tujuan

Intervensi :

Menghindari infeksi
Lakukan perawatan luka sesuai standar

Hasil yang diharapkan : anak tidak menunjukan tanda-tanda infeksi


yang nyata.
3.
Gangguan proses keluarga berhubungan dengan anak dengan
deffect cronic

13

Vous aimerez peut-être aussi