Vous êtes sur la page 1sur 6

SUMMARY

THE POPULAR FOLK TALES IN INDONESIA


1. SANGKURIANG from West Java

Ondel - Ondel, Betawi puppet parade

2. SIPITUNG from Jakarta


3. MALIN KUNDANG from West Sumatera
4. PRAMBANAN TEMPLE LEGEND from Yogjakarta
5. TOBA LAKE LEGEND from North Sumatera
6. MANIK ANGKERAN From Bali

Prambanan Temple

Borobudur Temple

Ubud Bali

PRAMBANAN TEMPLE LEGEND

Once upon a time in Java Island, especially in Prambanan, there are two Hindu
kingdoms, they are Pengging and Kraton Boko. Pengging Kingdom is a prosperous and
welfare kingdom that is lead by a wise king named Prabu Damar Moyo who has a son
named Raden Bandung Bondowoso.
Kraton Boko is a part of Pengging Kingdom jurisdiction who is lead by a cruel and fully
anger king that is not a man but a giant who is a man eater, named Prabu Boko.
However, Prabu Boko has a very beautiful daughter named Princess Loro Jonggrang.
Prabu Boko also has a minister named Patih Gupolo that is a giant too. Prabu Boko has
a desire to revolt and has control over Pengging Kingdom. Therefore, together with Patih
Boko, they gathered the power by training men to become soldiers and collect goods
from civil people as provisions.
After having enough preparation, Prabu Boko and all soldiers go to Pengging Kingdom to
revolt. Then the war between Pengging and Boko Soldier happen in Pengging kingdom.
A lot of soldiers died from both side. People of Pengging become suffer, hunger and
poor.
Knowing that his people were suffering and there were lots of soldiers died, Prabu Damar
Moyo send his son, Raden Bandung Bondowoso to have a battle with Prabu Boko. The
fighting between Raden Bandung Bondowoso and Prabu Boko was very furious.
Because of the power of Raden Bandung Bondowoso, Prabu Boko can be defeated and
died. When Patih Gupalo found out that his king has died, he ran away from the battle.
Raden Bandung Bondowoso chases him to Kraton Boko.
After arrive at Kraton Boko, Patih Gupalo reported to Princess Loro Jonggrang that her
father has died in the battle, that he was killed by a Pengging knight named Raden
Bandung Bondowoso. Then the princess cries, she is very sad because of the death of
her father.

Raden Bandung Bondowoso finally arrives at Kraton Boko. He is surprise when he


saw Princess Loro Jonggrang that is very beautiful, so he propose her to become his
wife.
However, Princess Loro Jonggrang does not want to marry Raden Bandung
Bondowoso because he has killed her father. To refuse his propose, Princess Loro
Jonggrang has a strategy. She has 2 requests that should be fulfilled by Raden
Bandung Bondowoso so that she will agree to marry him. The first request is that she
asks him to make Jalatunda well. The second one she asks him to make 1000
temples in one night.
Raden Bandung Bondowoso accepts the requests. Immediately he starts to make
Jalatunda Well and asks Princess Loro Jonggrang to see it. Then, Princess Loro
Jonggrang asks Raden Bandung Bondowoso to go into the well, and after that she
ordered Patih Gupolo to pile up the well with stone. Both Princess Loro Jonggrang
and Patih Gupolo thought that Raden Bandung Bondowoso already died in the well,
however Raden Bandung Bondowoso still alive. He meditated and finally he can get
out form the well safely.
Raden Bandung Bondowoso was very angry with Princess Loro Jonggrang and look
after her, but because of her beauty, his anger become calm down.
After that, Princess Loro Jonggrang asking Raden Bandung Bondowoso to do the
second request which is to make 1000 temples in one night. Therefore Raden
Bandung Bondowoso commanded jinn to make the temples immediately. However
Princess Loro Jonggrang intends to foil his effort to make the temples. She ordered
the girls to pound and burn stubbles, so that it looks like bright that means the
morning has come and make the cocks crowing loudly.

Hearing the cock crowing and people pounding rice and also see the
brightness in east, therefore the jinn stop making temples. Jinn reported to
Raden Bandung Bondowoso that they cannot continue build the temple
because morning has come. Raden Bandung Bondowoso got the feeling that
morning has not come yet. He ask Princess Loro Jonggrang to count the
amount of the temples and come out that the total is only 999 temples, there
is still 1 temple left. Therefore Princess Loro Jonggrang refused to marry
Raden Bandung Bondowoso. Feeling deceived Raden Bandung Bondowoso
become very angry and curse her "Loro Jonggrang, there is only 1 temple left,
let you be the one to make it complete". It was a miracle that suddenly
Princess Loro Jonggrang transformed to a stone statue.
Until today, the stone statue of Princess Loro Jonggrang is still in Candi
Prambanan and Raden Bandung Bondowoso cursed the girls around
Prambanan area to become old virgins because they have helped Princess
Loro Jonggrang.
Based on what is believed by old people, the couple who are dating in
Prambanan temple will be broke up.

Pada jaman dahulu kala di pulau Jawa terutama di daerah Prambanan berdiri 2 buah kerajaan Hindu yaitu Kerajaan Pengging dan Kraton Boko. Kerajaan Pengging adalah kerjaan yang subur dan makmur yang
dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Damar Moyo dan mempunyai seorang putra laki-laki yang bernama Raden Bandung Bondowoso.
Kraton Boko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan Pengging yang diperintah oleh seorang raja yang kejam dan angkara murka yang tidak berwujud manusia biasa tetapi berwujud raksasa besar yang suka
makan daging manusia, yang bernama Prabu Boko. Akan tetapi Prabu Boko memiliki seorang putri yang cantik dan jelita bak bidadari dari khayangan yang bernama Putri Loro Jonggrang.
Prabu Boko juga memiliki patih yang berwujud raksasa bernama Patih Gupolo. Prabu Boko ingin memberontak dan ingin menguasai kerajaan Pengging, maka ia dan Patih Gupolo mengumpulkan kekuatan dan
mengumpulkan bekal dengan cara melatih para pemuda menjadi prajurit dan meminta harta benda rakyat untuk bekal.
Setelah persiapan dirasa cukup, maka berangkatlah Prabu Boko dan prajurit menuju kerajaan Pengging untuk memberontak. Maka terjadilah perang di Kerajaan Pengging antara para prajurit peng Pengging dan
para prajurit Kraton Boko.
Banyak korban berjatuhan di kedua belah pihak dan rakyat Pengging menjadi menderita karena perang, banyak rakyat kelaparan dan kemiskinan.
Mengetahui rakyatnya menderita dan sudah banyak korban prajurit yang meninggal, maka Prabu Damar Moyo mengutus anaknya Raden Bandung Bondowoso maju perang melawan Prabu Boko dan terjadilan
perang yang sangat sengit antara Raden Bandung Bondowoso melawan Prabu Boko. Karena kesaktian Raden Bandung Bondowoso maka Prabu Boko dapat dibinasakan. Melihat rajanya tewas, maka Patih
Gupolo melarikan diri. Raden Bandung Bondowoso mengejar Patih Gupolo ke Kraton Boko.
Setelah sampai di Kraton Boko, Patih Gupolo melaporkan pada Puteri Loro Jonggrang bahwa ayahandanya telah tewas di medan perang, dibunuh oleh kesatria Pengging yang bernama Raden Bandung
Bondowoso. Maka menangislah Puteri Loro Jonggrang, sedih hatinya karena ayahnya telah tewas di medan perang.
Maka sampailah Raden Bandung Bondowoso di Kraton Boko dan terkejutlah Raden Bandung Bondowoso melihat Puteri Loro Jonggrang yang cantik jelita, maka ia ingin mempersunting Puteri Loro Jonggrang
sebagai istrinya.
Akan tetapi Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Bandung Bondowoso karena ia telah membunuh ayahnya. Untuk menolak pinangan Raden Bandung Bondowoso, maka Puteri Loro Jonggrang
mempunyai siasat. Puteri Loro Jonggrang manu dipersunting Raden Bandung Bondowoso asalkan ia sanggup mengabulkan dua permintaan Puteri Loro Jonggrang. Permintaan yang pertama, Puteri Loro
Jonggrang minta dibuatkan sumur Jalatunda sedangkan permintaan kedua, Puteri Loro Jonggrang minta dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam.
Raden Bandung Bondowoso menyanggupi kedua permintaan puteri tersebut. Segeralah Raden Bandung Bondowoso membuat sumur Jalatunda dan setelah jadi ia memanggil Puteri Loro Jonggrang untuk
melihat sumur itu.
Kemudian Puteri Loro Jonggrang menyuruh Raden Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur. Setelah Raden Bandung Bondowoso masuk ke dalam sumur, Puteri Loro Jonggrang memerintah Patih Gupolo
menimbun sumur dan Raden Bandung Bondowoso pun tertimbun batu di dalam sumur. Puteri Loro Jonggrang dan Patih Gupolo menganggap bahwa Raden Bandung Bondowoso telah mati di sumur akan tetapi
di dalam sumur ternyata Raden Bandung Bondowoso belum mati maka ia bersemedi untuk keluar dari sumur dan Raden Bandung Bondowoso keluar dari sumur dengan selamat.
Raden Bandung Bondowoso menemui Puteri Loro Jonggrang dengan marah sekali karena telah menimbun dirinya dalam sumur. Namun karena kecantikan Puteri Loro Jonggrang kemarahan Raden Bandung
Bondowoso pun mereda.
Kemudian Puteri Loro Jonggrang menagih janji permintaan yang kedua kepada Raden Bandung Bondowoso untuk membuatkan 1000 candi dalam waktu 1 malam. Maka segeralah Raden Bandung Bondowoso
memerintahkan para jin untuk membuat candi akan tetapi pihak Puteri Loro Jonggrang ingin menggagalkan usaha Raden Bandung Bondowoso membuat candi. Ia memerintahkan para gadis menumbuk dan
membakar jerami supaya kelihatan terang untuk pertanda pagi sudah tiba dan ayam pun berkokok bergantian.
Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi serta di timur kelihatan terang maka para jin berhenti membuat candi. Jin melaporkan pada Raden Bandung Bondowoso bahwa jin tidak dapat meneruskan
membuat candi yang kurang satu karena pagi sudah tiba. Akan tetapi firasat Raden Bandung Bondowoso pagi belum tiba. Maka dipanggillah Puteri Loro Jonggrang disuruh menghitung candi dan ternyata
jumlahya 999 candi, tinggal 1 candi yang belum jadi.
Maka Puteri Loro Jonggrang tidak mau dipersunting Raden Bandung Bondowoso. Karena ditipu dan dipermainkan maka Raden Bandung Bondowoso murka sekali dan mengutuk Puteri Loro Jonggrang "Hai Loro
Jonggrang candi kurang satu dan genapnya seribu engkaulah orangnya". Maka aneh bin ajaib Puteri Loro Jonggrang berubah ujud menjadi arca patung batu.
Dan sampai sekarang arca patung Loro Jonggrang masih ada di Candi Prambanan dan Raden Bandung Bondowoso mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan kasep (perawan tua) karena
telah membantu Puteri Loro Jonggrang.
Dan menurut kepercayaan orang dahulu bahwa pacaran di candi Prambanan akan putus cintanya.

Vous aimerez peut-être aussi