Vous êtes sur la page 1sur 11

Gangguan apa saja yang bisa terjadi pada TIII ?

3
Jawab:

Pembesaran perut
Rahim terus membesar, sampai ke 36 ukuran uterus mencapai pinggir bagian bawah tulang iga
terendah pada dada. Pembesaran perut sering membuat puser/udel jadi menonjol.

Perubahan kadar hormon

Ini bisa memperlambat proses pencernaan dan merelaksasi otot lambung sehingga asam lambung
keluar ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi heartburn spt diatas. Sehingga dianjurkan
bumil untuk menghindari makanan yang pedas. berminyak dan goreng2an, serta makan dalam
porsi kecil2 dan sering. Setelah makan dianjurkan posisi tetap tegak (jangan berbaring), untuk
mencegah terjadinya aliran balik makanan dari lambung ke kerongkongan.

Bengkak/edema
Tubuh menhasilkan dan menyimpan cairan tambahan selama hamil, akibatnya banyak bumil
yang mengalami bengkak, terutama di akhir kehamilan. Bengkak sering timbul di kaki , tumit,
dan wajah. Penekanan pembesaran uterus pada pembuluh vena mengakibatkan darah balik
dari bagian bawah tubuh terhambat, sehingga menyebabkan kaki dan tungkai bawah menjadi
edema. Dianjurkan untuk banyak minum, mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan
meninggikan kaki pada saat duduk atau istirahat. Jika pembengakakan terjadi dengan cepat
serta berlebihan ini mungkin merupakan tanda pre-eklampsia.

Pembesaran payudara
Diakhir kehamilan payudara semakin membesar guna mempersiapkan proses ngASI.
Pertambahan jaringan payudara bisa mencapai 1.4 kg, sehingga menimbulkan rasa nyeri dan tdk
nyaman. Dianjurkan untuk memakai bra khusus untuk mensuport payudara. Payudara juga bisa
mengeluarkan kolustrum (ASI awal), sehingga dianjurkan untuk memasang pad khusus didalam
bra, agar asi nggak berceceran kemana2.

Perubahan rambut dan kuku


Terjadi perubahan tekstur dan tingkat pertumbuhan rambut. Kebanyakannya pertumbuhan lebih
lebat/tebal, akibat rangsangan hormon. Sementara ada sebagian yang mengalami perubahan
warna, lebih kering atu lebih berminyak dari biasanya. Keluhan lain adalah tumbuhnya bulu pada

tempat2 yng tidk diinginkan seperti pada wajah, perut dan puting susu. Hormon yng dihasilkan
selama hamil bisa mengakibatkan pertmbuhan kuku yang cepat serta lebih keras dari biasanya.
Ada juga yang mengalami kukunya mudah patah. Perubahan ini hilang setelah kelahiran.

Keringat meningkat
Sering terjadi peningkatan produksi keringat. Ini akibat meningkatnya metabolisme (pembakaran
kalori) tubuh wanita hamil. Jika udara panas, agar tidak over heating, dianjurkan meminum air
dingin, beristirahat, serta mandi air dingin.

Stretch mark
Garis2 parut berwarna merah, pink atau keunguan atau kehitaman bisa muncul diperut, paha,
bokong da payudara. Munculnya terutama mulai TM II dan bertambah bnyak di TM III. Separuh
wanita hamil mengalami ini. Setelah lahir stretch mark akan memudar sampai minimal, tetapi
tidak bisa hilang.

Perubahan warna kulit


Mulai TM II terjadi perubahan warna kulit menjadi lebih gelap. Daerah puting juga bisa
menghitam, juga timbul garis hitam dibagian tengah perut mulai dri udel ke darah diatas bulu
kemaluan (linea nigra). Juga bisa menimbulkan hitam atau coklat hidung, jidat dan pipi, dikenal
dengan istilah melasma atau chloasma (topeng hamil). Perubahan ini lazim menghilang setelah
persalinan.

Kehamilan trimester ketiga merupakan saat-saat yang paling mendebarkan bagi ibu
hamil, terutama menjelang mendekatinya proses persalinan. Gambaran persalinan, lahirnya
buah hati yang telah dikandung selama 9 bulan semakin dekat. Ibu hamil menanggapi kondisi
ini berbeda-beda, ada yang ingin segera melahirkan, bingung, perasaan menjadi tak tentu,
bahkan ada yang ketakutan dan panik menjelang mendekatnya proses persalinan, khususnya
bagi ibu hamil dengan anak pertama.
a. Cara menatalaksana PPH ? 3
Penatalaksanaan umum:
a. Ketahui secara pasti kondisi ibu bersalin sejak awal
b. Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan aman
c. Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat

d. Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila dihadapkan


dengan masalah dan komplikasi
e. Atasi syok jika terjadi syok
f. Pastikan kontraksi berlangsung baik ( keluarkan bekuan darah, lakukan
pijatan uterus, beri uterotonika 10 IV dilanjutkan infus 20 ml dalam 500 cc
NS/RL dengan tetesan 40 tetes/menit ).
g. Pastikan plasenta telah lahir lengkap dan eksplorasi kemungkinan robekan
jalan lahir
h. Bila perdarahan tidak berlangsung, lakukan uji bekuan darah.
i. Pasang kateter tetap dan pantau cairan keluar masuk
j. Lakukan observasi ketat pada 2 jam pertama paska persalinan dan lanjutkan
pemantauan terjadwal hingga 4 jam berikutnya.
Penatalaksanaan khusus
Atonia uteri
Kenali dan tegakan kerja atonia uteri
Sambil melakukan pemasangan infus dan pemberian uterotonika, lakukan
pengurutan uterus
Pastikan plasenta lahir lengkap dan tidak ada laserasi jalan lahir
Lakukan tindakan spesifik yang diperlukan :
- Kompresi bimanual eksternal yaitu menekan uterus melalui dinding abdomen
dengan jalan saling mendekatkan kedua belah telapak tangan yang melingkupi
uteus. Bila perdarahan berkurang kompresi diteruskan, pertahankan hingga uterus
dapat kembali berkontraksi atau dibawa ke fasilitas kesehata rujukan.
- Kompresi bimanual internal yaitu uterus ditekan diantara telapak tangan pada
dinding abdomen dan tinju tangan dalam vagina untuk menjempit pembuluh
darah didalam miometrium.
- Kompresi aorta abdominalis yaitu raba arteri femoralis dengan ujung jari tangan
kiri, pertahankan posisi tersebut genggam tangan kanan kemudian tekankan pada
daerah umbilikus, tegak lurus dengan sumbu badan, hingga mencapai kolumna
vertebralis, penekanan yang tepat akan menghetikan atau mengurangi, denyut
arteri femoralis.
Retensio plasenta dengan separasi parsial
Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang
akan diambil.
Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengejan, bila ekspulsi tidak
terjadi cobakan traksi terkontrol tali pusat.

Pasang infus oksitosin 20 unit/500 cc NS atau RL dengan tetesan 40/menit, bila


perlu kombinasikan dengan misoprostol 400mg per rektal.
Bila traksi terkontrol gagal melahirkan plasenta, lakukan manual plasenta secara
hati-hati dan halus.
Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia.
Lakukan transfusi darah bila diperlukan.
Berikan antibiotik profilaksis ( ampicilin 2 gr IV/oral + metronidazole 1 g
supp/oral ).
Plasenta inkaserata
Tentukan diagnosis kerja
Siapkan peralatan dan bahan untuk menghilangkan kontriksi serviks yang kuat,
tetapi siapkan infus fluothane atau eter untuk menghilangkan kontriksi serviks
yang kuat, tetapi siapkan infus oksitosin 20 Untuk500 NS atau RL untuk
mengantisipasi gangguan kontraksi uterus yang mungkin timbul.
Bila bahan anestesi tidak tersedia, lakukan manuver sekrup untuk melahirkan
plasenta.
Pasang spekulum Sims sehingga ostium dan sebagian plasenta tampak jelas.
Jepit porsio dengan klem ovum pada jam 12, 4 dan 8 dan lepaskan spekulum
Tarik ketiga klem ovum agar ostium, tali pusat dan plasenta tampak jelas.
Tarik tali pusat ke lateral sehingga menampakkan plasenta disisi berlawanan
agar dapat dijepit sebanyak mungkin, minta asisten untuk memegang klem
tersebut.
Lakukan hal yang sama pada plasenta kontra lateral
Satukan kedua klem tersebut, kemudian sambil diputar searah jarum jam tarik
plasenta keluar perlahan-lahan.
Ruptur uteri
Berikan segera cairan isotonik ( RL/NS) 500 cc dalam 15-20 menit dan siapkan
laparatomi
Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas pelayanan
kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit rujukan
Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan memungkinkan,
lakukan operasi uterus
Bila luka mengalami nekrosis yang luas dan kondisi pasien mengkwatirkan
lakukan histerektomi
Lakukan bilasan peritonial dan pasang drain dari cavum abdomen
Antibiotik dan serum anti tetanus, bila ada tanda-tanda infeksi.
Sisa plasenta

Penemuan secara dini, dengan memeriksa kelengkapan plasenta setelah


dilahirkan
Berika antibiotika karena kemungkinan ada endometriosis
Lakukan eksplorasi digital/bila serviks terbuka dan mengeluarkan bekuan darah
atau jaringan, bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan dilatasi dan kuret.
Hb 8 gr% berikan transfusi atau berikan sulfat ferosus 600mg/hari selama 10
hari.
Ruptur peritonium dan robekan dinding vagina
Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi dan sumber
perdarahan
Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan antiseptik
Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang
dapat diserap
Lakukan penjahitan luka dari bagian yang paling distal
Khusus pada ruptur perineum komplit dilakukan penjahitan lapis demi lapis
dengan bantuan busi pada rektum, sebagai berikut :
- Setelah prosedur aseptik- antiseptik, pasang busi rektum hingga ujung robekan
- Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan simpul sub mukosa,
menggunakan benang polyglikolik No 2/0 ( deton/vierge ) hingga ke sfinter ani,
jepit kedua sfinter ani dengan klem dan jahit dengan benang no 2/0
- Lanjutkan penjahitan ke lapisan otot perineum dan sub mukosa dengan benang
yang sama ( atau kromik 2/0 ) secara jelujur.
- Mukosa vagina dan kulit perineum dijahit secara sub mukosa dan sub kutikuler
- Berikan antibiotik profilaksis. Jika luka kotor berikan antibiotika untuk terapi.
Robekan serviks
Sering terjadi pada sisi lateral, karena serviks yang terjulur akan mengalami
robekan pada posisi spina ishiadika tertekan oleh kepala bayi.
Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap, tetapi terjadi perdarahan
banyak maka segera lihat bagian lateral bawah kiri dan kanan porsio
Jepitan klem ovum pada kedua sisi porsio yang robek sehingga perdarahan
dapat segera di hentikan, jika setelah eksploitasi lanjutkan tidak dijumpai robekan
lain, lakukan penjahitan, jahitan dimulai dari ujung atas robekan kemudian kearah
luar sehingga semua robekan dapat dijahit
Setelah tindakan periksa tanda vital, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan
perdarahan paska tindakan

Berikan antibiotika profilaksis, kecuali bila jelas ditemui tanda-tanda infeksi


Bila terjadi defisit cairan lakukan restorasi dan bila kadar Hb dibawah 8 gr%
berikan transfusi darah
a. Bagaimana

mencegah,

mengkoreksi

dan

melahirkan

Janin

dengan presentasi bokong ? 3


Jawab:
Lakukan tindakan konservatif dengan KCP (knee chest position)

Pada presentasi bokong, bokong berada di bawah sementara kepala di atas. Knee
chest position menggunakan gaya gravitasi sehingga bokong akan turun sendiri
(karena bokong lebih berat daripada kepala). Sehingga bokong jadi di atas dan
kepala di bwah. KCP dilakukan 2x dalam 1 hari (pagi saat bangun, malam
sebelum tdur) hal ini dikarenakan pada pagi hari dan malam hari otot uterus relatif
rileks dan tidak tegang.
Versi luar
1 Tahap mobilisasi:
Adalah tahap dimana penolong membebaskan bagian terbawah janin dari

pintu atas panggul.Posisi penolong berada di sebelah kiri ibu, menghadap


kaki ibu.
Tahap Eksentrasi
Adalah tahap setelah membebaskan bagian terendah janin, kemudian
diletakkan di fossa iliaca. Pada Tahap ini penolong berada di sebelah kanan

ibu, menghadap muka ibu


Tahap Rotasi
Pada tahap ini penolong merotasi janin dengan kedua tangan. Arah putaran
dilakukan ke arah yang lebih dekat ke pintu atas panggul, atau ke arah yang

tidak ada tahanan. Setelah putaran berhasil dilakukan, diperiksa denyut


4

jantung janin, apakah terjadi gawat janin atau tidak


Tahap Fiksasi
Setelah dilakukan rotasi sesuai dengan yang diinginkan, perut ibu dipasang
gurita, selama satu minggu sampai kontrol ulang

Versi luar
Indikasi
1. Versi sefalik: a. Letak lintang
b. Letak sungsang
2. Versi podalik

: a. Letak lintang
b. Presentasi kepala dengan tali pusat terkemuka
c. Presentasi kepala dengan tangan terkemuka
d. Presentasi dahi

Kontraindikasi

1. Perdarahan antepartum
Bila pada perdarahan antepartum (plasenta previa atau plasenta letak rendah) dilakukan
pemutaran janin, ditakutkan plasenta akan terlepas dari insersinya sehingga perdarahan
bertambah banyak.
2. Hipertensi
Pada wanita hamil dengan hipertensi pada umumnya sudah terjadi perubahan-perubahan
pada pembuluh darah arteriole di plasenta. Bila dilakukan manipulasi dari luar, kemungkinan
akan mengenai plasenta, sehingga pembuluh darah tersebut akan pecah dan dapat terjadi
solution plasenta.
3. Cacat rahim
Jaringan parut akhibat pembedahan pada dinding rahim merupakan tempat dengan tahanan
yang lemah, sehingga bila dilakukan manipulasi dari luar ditakutkan terjadi rupture uteri.

4. Kehamilan ganda
Bila dilakukan versi luar pada kehamilan ganda, maka pada waktu bahu janin diputar,
janinyang lain dapat ikut terputar.
5. Primigravida tua
Bila dijumpai kelainan letak pada primigravida tua, janin harus dilahirkan perabdominam.
6. Insufisiensi plasenta
Menggambarkan adanya gawat janin, sehingga perlu dilahirkan segera.
7. Extended legs (relatif)

Syarat-syarat Versi Luar


1. Bagian terendah janin masih dapat didorong ke atas keluar pintu atas panggul (PAP)
2. Dinding perut ibu harus cukup tipis (ibu tidak gemuk) dan rileks, agar penolong dapat
memegang bagian-bagian janin
3. Janin harus dapat lahir pervaginam

4. Selaput ketuban harus masih utuh


5. Saat mengerjakan versi luar dalam kehamilan (sebelum inpartu):

pada primigravida umur kehamilan 34-36 minggu

multigravida dapat pada umur kehamilan lebih dari 38 minggu


a. Kebutuhan gizi pada ibu hamil pada masing-masing trimester ? 3
Jawab:

* Kebutuhan Gizi Trimester Pertama


Pada usia kehamilan 1-12 minggu ini, calon ibu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kalori
yang mencapai 200 kilo kalori (kkal) per hari. Pasalnya, di masa ini janin berkembang pesat
sehingga butuh kecukupan energi. Calon ibu disarankan mengonsumsi sumber karbohidrat
seperti nasi, roti, mie, pasta, ditambah dengan daging, ikan, sayuran, buah, serta susu dan produk
olahannya.
Umumnya memasuki minggu kelima, calon ibu mengalami morning sickness berupa mual dan
muntah. Agar kebutuhan asupan makanan bergizi tetap pernuhi, pastikan mengonsumsi makanan
dengan porsi yang sedikit tapi sering. Selain itu, sajikan makanan dengan kondisi hangat dan
segar.
Selanjutnya, pada minggu ke-7 kebutuhan kalsium perlu diperhatikan demi menunjang
pembentukan tulang kerangka tubuh janin yang sedang berlangsung. Asupan kalsium yang
dibutuhkan sebanyak 1000 miligram per hari bisa diperoleh dari keju, yoghurt dan susu.
Selain itu, penuhi kebutuhan asam folat sebanyak 0,6 miligram per hari yang bisa didapat dari
telur, brokoli, hati, produk whole grain, jeruk untuk pembentukan jaringan tubuh janin,
penyerapan zat besi, dan mencegah preeklampsia. Kemudian, perbanyak protein untuk mendapat
asam amino bagi pembentukan otak janin, serta kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru.
Sumber kolin di antaranya roti gandum, telur, daging sapi, kacang-kacangan dan susu, sedangkan
sumber DHA seperti ikan, kuning telur, daging serta produk unggas.
Calon ibu juga perlu mencukupi kebutuhan vitamin seperti vitamin A, B1, B2, B3, dan B6, untuk
membantu proses tumbuh-kembang janin, vitamin B12 untuk membentuk sel darah baru, vitamin

C untuk penyerapan zat besi, vitamin D untuk pembentukan tulang dan gigi, dan vitamin E untuk
metabolisme. Begitu pula kebutuhan zat besi untuk memproduksi sel darah merah.
* Kebutuhan Gizi Trimester Kedua
Pada usia kehamilan minggu ke 13-28 ini, kebutuhan gizi semakin meningkat seiring banyaknya
kemajuan dan perkembangan janin dan calon ibu. Pada usia ini, diharapkan calon ibu menambah
asupan sekitar 300 kalori per hari untuk tambahan energi yang dibutuhkan untuk tumbuhkembang janin. Upayakan mengonsumsi camilan yang sehat 3-4 kali sehari dengan porsi sedang.
Hindari kafein, misalnya kopi, karena dapat mengganggu perkembangan sistem saraf pusat janin
yang sedang berkembang.
Pada minggu ke-17, umumnya calon ibu mengalami sembelit. Cegah hal ini denagn makan sayur
dan buah. Begitu juga pastikan minum setidaknya 8 gelas per hari untuk memenuhi kebutuhan
cairan tubuh yang meningkat. Di masa ini, jantung jantung dan sistem peredaran darah janin
sedang berkembang sehingga pastikan asupan zat besi dan vitamin C untuk mengoptimalkan
pembentukan sel darah merah baru. Caranya dengan mengonsumsi kuning telur, ayam, daging,
bayam dan lainnya.
Hindari risiko kaki bengkak serta tekanan darah tinggi dengan membatasi konsumsi garam. Pada
minggu ke-23 pembentukkan otak meningkat sehingga tak salah bila calon ibu
mengonsumsi seafooduntuk memenuhi asupan asam lemak omega-3.
* Kebutuhan Gizi Trimester Ketiga
Calon ibu perlu mendapat energi yang mencukupi terutama untuk persiapan melahirkan. Asupan
nutrisi berkualitas akan menjamin ibu tak mengalami kekurangan gizi. Pastikan kebutuhan kalori
terpenuhi dengan konsumsi karbohidrat dan lemak yang memadai. Misalnya, karbohidrat didapat
dari serelia (padi-padian) dan produk olahannya, kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan
susu. Lemak didapat dari mentega, susu, telur, daging berlemak, alpukat dan minyak nabati. (*)

1. bagaimana cara penegakkan diagnosis dan pemeriksaan penunjang


(Leopold) ? 3
awab:
Anemia defisiensi besi
o Anamnesis : didapatkan gejala pusing, malaise, juga didapatkan faktor

risiko : PPP, multipara, ekonomi rendah, aktivitas tinggi


o Pem. Fisik : konjungtiva palpebra pucat
o Pem. Lab : Hb <, MCV <, MCHC <, TIBC >
Presentasi bokong
Perasat Leopold
LI

: teraba keras, bulat, terdapat ballotement di fundus

LII

: teraba punggung di satu sisi (kasus: kanan)

LIII & IV

: bokong teraba di bagian bawah rahim

2. Apa saja manifestasi klinis kasus ? 3


Jawab:
Manifestasi klinis Anemia pada kehamilan:
Mudah lelah,
Pusing,
Konjungtiva pucat,
Sakit kepala,
Berkeringat dingin,
Sesak nafas,
Palpitasi,
Takikardi,
Hipotensi,
Stomatitis,
Atrofi papil lidah.
3. SKDI ? 3
Jawab:
Anemia defisiensi besi
Malpresentasi janin

:4
:2

Vous aimerez peut-être aussi