Vous êtes sur la page 1sur 8

Antibiotika Bagi Anak, Perlukah?

Bakteri jahat sudah tahu bagaimana cara mengakali plus melawan antibiotika,"
kata Richard Besser, M.D., mantan direktur medis di program edukasi antibiotika,
Centers for Disease Control and Prevention. Sayangnya, di banyak kasus, resistensi
terhadap antibiotika tidak menunjukkan angka penurunandan tidak ada
antibiotika khusus yang bisa menangani semua penyakit.

Anak berada di garis depan dalam pertempuran ini. Dan ia lebih sering mendapat
resep antibiotikauntuk melawan bakteria yang resisten terhadap obatketimbang
orang dewasa. Efeknya bisa sangat cepat: Bila si kecil mengalami infeksi dalam
beberapa minggu atau bulan setelah pemberian serangkaian obat antibiotika,
peluang jadi resisten akan lebih tinggi ketimbang jika ia sama sekali tidak
mengonsumsinya.

Makanya, banyak dokter di Amerika Serikat yang mempraktekkan taktik baru.


Dengan membatasi pemberian antibiotika sampai betul-betul diperlukan, mereka
yakin, kemungkinan terjadinya resistensi akan hilang seiring berjalannya waktu.

Jadi, kapan antibiotika benar-benar akan membantu anak Anda? Inilah cara
terampuh untuk menanganidan mencegahempat penyakit yang agak serius:

INFEKSI TELINGA
Dari sepuluh juta resep antibiotika untuk infeksi telinga anak setiap tahun di
Amerika, sekitar duapertiganya ternyata tidak diperlukan. Ini karena 80% dari kasus
infeksi telinga tengah (sering menyerang anak kecil), akan hilang dalam beberapa
hari, dan seringkali keliru didiagnosa.

Dalam banyak kasus, cara paling ampuh adalah menunggu dan mengurangi rasa
sakit dengan acetaminophen, obat tetes penghilang rasa sakit (yang diresepkan
dokter), serta mengompres telinga (dengan waslap yang dicelup air hangat).

Waspadai bila:

Gejala tidak mereda dalam 48 jam.


Infeksi telinga terjadi berulang kali.
Rasa nyeri yang hebat, hilangnya nafsu makan, atau anak kurang bersemangat
saat beraktivitas.
Terpapar asap rokok.
Anak berada di tempat penitipan anak (anak lebih rentan terhadap pilek dan flu,
yang bisa memicu infeksi telinga).
Jika anak memperlihatkan tanda di atas (umur di bawah dua tahun), dokter
mungkin meresepkan antibiotika.

Pencegahan: Vaksin Prevnar, yang bisa melindungi tubuh dari bakteri pemicu
radang selaput otak, juga bisa bertempur terhadap tujuh strain bakteri penyebab
infeksi telinga. (Bayi diimunisasi sampai empat kali, antara usia 2 - 15 bulan.) Sejak
tahun 2000, ketika vaksin dianjurkan untuk bayi-bayi di Amerika, angka kasus
infeksi telinga menurun sampai 7%.

INFEKSI STAFILOKOKUS
Diawali dari goresan atau garukan yang menjadi luka yang nyeri dan berisi nanah.
Infeksi ini kian resisten. Di kebanyakan kasus, anak diberi antibiotika, tapi lebih
banyak anak yang dirawat di rumah sakit agar diinfus dengan dosis yang lebih kuat.

Waspadai bila:
Goresan atau garukan memerah, terasa hangat bila disentuh, lebih besar dari uang
logam, atau berisi nanahsemua ini tanda-tanda infeksi. Kemungkinan timbulnya
infeksi stafilokokus lebih besar dari luka di wajah, leher, tangan, dan kaki. Minta
dokter untuk memeriksanya; ia mungkin akan melakukan kultur (membiakkan
bakteri) untuk melihat apakah anak mengalami infeksi dan apakah resisten pada
antibiotika yang standar.

Pencegahan: Jaga kebersihan. Cucilah serpihan atau kotoran dari luka di bawah air
mengalir, lalu bersihkan luka dengan sabun dan air, tepuk-tepuk sampai kering
dengan kain bersih, dan balut luka. Periksa luka sekali sehari.

INFEKSI STREPTOKOKUS PADA TENGGOROKAN


Kabar baik: Bakteri strep atau streptokokus tidak menjadi resisten, karena dokter
biasanya menunggu sampai hasil tes strep positif sebelum meresepkan antibiotika.
(Banyak radang tenggorokan karena virus, yang tidak bisa dibunuh dengan obat
biasa.)

Waspadai bila:
Radang tenggorokan menghebatsering disertai sakit kepala dan demamtapi
gejalanya bisa bervariasi, jadi selalu periksakan radang tenggorokan ke dokter. Jika
tidak ditangani, kasus yang ringan bisa membahayakan jantung.

Pencegahan: Karena menular, secara teratur mencuci tangan dengan sabun dan air
selama 20 detik adalah kuncinya.

SINUSITIS
Pilek dan flu (karena virus) tidak bereaksi terhadap antibiotika. Seringkali pilek
terus-menerus bisa jadi gejala sinusitis, infeksi bakteri di rongga sekitar hidung.

Waspadai bila:
Ingus kental dan terus mengalir; demam tinggi; batuk-batuk di malam hari; sakit
kepala. Bila gejalanya sampai sepuluh hari, segera ke dokter. Ia akan menganjurkan
pemberian decongestants (mengurangi sumbatan), memperbanyak minum, dan
beristirahat sebelum meresepkan antibiotika.

Pencegahan: Semakin sedikit pilek anak, semakin kecil kemungkinannya terkena


sinusitis. Sudah disebut kan, soal mencuci tangan?

Bila Anda mendapat resep antibiotika


Taati aturan pema-kaian. Menghentikan pemakaian sebelum waktunya menaikkan
risiko terjadinya resistensi.

Waspadai terjadinya efek samping. Diare, mual, atau gangguan perut bisa
berlangsung selama beberapa hari. Munculnya rasa gatal atau ruam bisa
menunjukkan adanya alergi. Bila terjadi, segera hubungi dokter.

Lupakan susu. Kebanyakan antibiotika bisa diminum dengan makanan atau


minuman. Namun, susu bisa mengurangi penyerapan beberapa jenis obat.
Takar yang akurat. Gunakan alat takaran yang ada pada kemasan obat, bukan
sendok teh. Untuk anak di bawah dua tahun, tanyakan dokter kemungkinan untuk
mendapat pipet, yang membuat obat lebih mudah masuk ke dalam mulut.

MANFAAT DAN DAMPAK ANTIBIOTIK PADA KESEHATAN ANAK


herbalanna | 05/07/2013 | 0 Comments
Penyakit Anak Yang Perlu dan Tak Perlu Antibiotika
Manfaat dan dampak antibiotik pada kesehatan anak???? Dua hal tersebut selalu
berhubungan karena orang tua sering memberikan antibiotik pada anak disaat
anak sedang sakit. Tetapi sebagai orang tua tidak boleh sembarangan memberikan
antibiotik pada anak. Hal itu juga dipicu oleh resep yang antibiotikdiberikan dokter
kepada orang tua. Padahal sebenarnya pemakaian antibiotik yang berlebihan dan
irrasional (tidak masuk akal ) malah akan membentuk kuman dan bakteri penyebab
penyakit akan menjadi resisten ( kebal ).

Efek penggunaan antibiotik yang irrasional sangat berbahaya khususnya untuk


anak-anak. Tidak hanya kuman menjadi kebal tetapi juga menggannggu fungsi
beberapa organ tubuh. Akibat nya anak yang sering menggunakan antibiotik akan
lebih sering sakit karena daya tahan tubuhnya rendah. Selain itu kerusakan pada
organ tubuh akan membuat anak menjadi rentan terhadap alergi karena obat .
Gangguan yang terjadi mulai yang ringan seperti rhuam atau gatal, sampai yang
berat yaitu pembengkakan bibir, atau kelopak mata, sesak nafas hingga kematian.

antibiotik anak
Penyakit Anak Yang Perlu dan Tak Perlu Antibiotika

Pemberian antibiotika berlebihan tampaknya semakin meningkat dan semakin


mengkhawatirkan. Pemberian antibiotika secara berlebihan atau irasional artinya
penggunaan tidak benar, tidak tepat dan tidak sesuai dengan indikasi penyakitnya.

Sebenarnya permasalahan ini lebih dari dua puluh tahun lalu dihadapi oleh negara
maju seperti Amerika Serikat. Namun saat ini di Indonesia masih mengalami dan
masih menjadi masalah serius. Menurut penelitian US National Ambulatory Medical
Care Survey, pada tahun 1989, setiap tahun sekitar 84% setiap tahun setiap anak
mendapatkan antibiotika. Hasil lainnya didapatkan, 47,9 persen resep pada anak
usia 0-4 tahun terdapat antibiotika.

Angka tersebut menurut perhitungan banyak ahli sebenarnya sudah cukup


mencemaskan. Dalam tahun yang sama, juga ditemukan resistensi kuman yang
cukup tinggi karena pemakaian antibiotika berlebihan tersebut. Di Amerika Serikat,
karena upaya kampanye dan edukasi terus menerus terhadap masyarakat dan
dokter ternyata dapat menurunkan penggunaan antibiotika secara drastis.

Proporsi anak usia 0 4 tahun yang mendapatkan antibiotika menurun dari 47,9
persen tahun 1996 menjadi 38,1 persen tahun 2000. Jumlah rata-rata antibiotika
yang diresepkan menurun pada tahun 2000. Rata-rata pengeluaran biaya juga
dapat ditekan cukup banyak, pada tahun 1996 sebesar 31,45 dollar AS menjadi
21,04 dollar AS per anak tahun 2000.

Di Indonesia belum ada data resmi tentang penggunaan antibiotika. Sehingga


banyak pihak saat ini tidak khawatir dan sepertinya tidak bermasalah. Tetapi
berdasarkan tingkat pendidikan atau pengetahuan masyarakat serta fakta yang
ditemui sehari-hari, tampaknya pemakaian antibiotika di Indonesia jauh banyak dan
lebih mencemaskan dan secara tidak langsung mencegah tubuh kita agar tidak
terinfeksi bakteri jahat.

5 Indikasi Pemberian Antibiotika

Indikasi yang tepat dan benar dalam pemberian antibiotika pada anak adalah bila
penyebab infeksi tersebut adalah bakteri. Menurut CDC (Centers for Disease Control
and Prevention) indikasi pemberian antibiotika adalah bila batuk dan pilek
berkelanjutan selama lebih 10 14 hari yang terjadi sepanjang hari (bukan hanya

pada malam hari dan pagi hari). Batuk malam dan pagi hari biasanya berkaitan
dengan alergi atau bukan lagi dalam fase infeksi dan tidak perlu antibiotika
Bila terdapat gejala infeksi sinusitis akut yang berat seperti panas lebih dari 39
derajat Celcius dengan cairan hidung purulen, nyeri, pembengkakan sekitar mata
dan wajah. Pilihan pertama pengobatan antibiotika untuk kasus ini cukup dengan
pemberian Amoxicillin, Amoxicillinm atau Clavulanate. Bila dalam 2 3 hari
membaik pengobatan dapat dilanjutkan selama 7 hari setelah keluhan membaik
atau biasanya selama 10 14 hari.
Radang tenggorokan karena infeksi kuman streptokokus. Penyakit ini pada
umumnya menyerang anak berusia 7 tahun atau lebih. Pada anak usia 4 tahun
hanya 15% yang mengalami radang tenggorokan karena kuman ini.
Infeksi saluran kemih. Untuk mengetahui apakah ada infeksi bakteri biasanya
dengan melakukan kultur darah atau urine. Apabila dicurigai adanya infeksi saluran
kemih, dilakukan pemeriksaan kultur urine. Setelah beberapa hari akan diketahui
bila ada infeksi bakteri berikut jenis dan sensitivitas terhadap antibiotika.
Penyakit Tifus. Untuk mengetahui penyakit tifus harus dilakukan pemeriksaan darah
Widal dan kultur darah gal. Anak usia di bawah 5 tahun yang mengalami infeksi
virus sering mengalami overdiagnosis penyakit Tifus. Sering terjadi kesalahan
persepsi dalam pembacaan hasil laboratorium. Infeksi virus dengan peningkatan
sedikit pemeriksaan nilai widal sudah divonis gejala tifus dan dihantam dengan
antibiotika.
Kondisi yang tak perlu antibiotika

Rekomendasi dan penyuluhan kepada para orangtua dan dokter di Amerika Serikat
telah dilakukan atas kerjasama CDC dan AAP (American Academy of Pediatrics)
sejak 10 tahun lalu. Penyuluhan ini untuk memberikan pengertian yang benar
tentang penggunaan antibiotika.

Di Indonesia, mitos dan kekeliruan masih banyak dianut sebagian dokter di


Indonesia. Berikut adalah kondisi yang sebenarnya tak perlu menggunakan
antibiotika.

Pilek, panas dan batuk adalah gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang
disebabkan virus.

Perubahan warna dahak dan ingus menjadi kental kuning, berlendir dan kehijauan
adalah merupakan perjalanan klinis infeksi saluran napas atas karena virus, dan
bukan merupakan indikasi antibiotika.
Pemberian antibiotika tidak akan memperpendek perjalanan penyakit dan
mencegah infeksi tumpangan bakteri.
Sebagian besar kasus penyakit pada anak yang berobat jalan penyebabnya adalah
virus. Dengan kata lain, seharusnya kemungkinan penggunaan antibiotika yang
benar tidak besar atau mungkin hanya sekitar 10 15% penderita anak. Penyakit
virus adalah penyakit yang termasuk self limiting disease atau penyakit yang
sembuh sendiri dalam waktu 5 7 hari. Sebagian besar penyakit infeksi diare,
batuk, pilek dan panas penyebabnya adalah virus. Secara umum setiap anak akan
mengalami 2 hingga 9 kali penyakit saluran napas karena virus. Sebaiknya jangan
terlalu mudah mendiagnosis (overdiagnosis) sinusitis pada anak. Bila tidak terdapat
komplikasi lainnya secara alamiah pilek, batuk dan pengeluaran cairan hidung akan
menetap paling lama sampai 14 hari setelah gejala lainnya membaik
Sebuah penelitian terhadap gejala pada 139 penderita pilek(flu) karena virus
didapatkan bahwa pemberian antibiotik pada kelompok kontrol tidak memperbaiki
cairan mucopurulent dari hidung. Antibiotika tidak efektif mengobati infeksi saluran
napas atas dan tidak mencegah infeksi bakteri tumpangan. Sebagian besar infeksi
saluran napas atas termasuk sinus paranasalis sangat jarang sekali terjadi
komplikasi bakteri.
MANFAAT DAN DAMPAK ANTIBIOTIK PADA KESEHATAN ANAK

Sedangkan waktu yang tepat untuk memberikan antibiotik menurut CDC ( center
for disease control and prevention ) adalah apabila ;

Anak mengalami pilek berkelanjutan (10-14 hr) dan pileknya sepanjang hari.
Adanya gejala sinusitis akut, panas tinggi disertai cairan hidung, nyeri serta
pembengkakan sekitar mata dan wajah.
Anak terkena radang tenggorokan karena kuman streptokokus. Gejalanya batuk
pilek sepanjang hari (10-14hr) disertai cairan berwarna kuning atau hijau dari
hidung.
Adanya infeksi saluran kemih dan penyakit tipus.
Sebagai orang tua kita juga harus tahu bahwa sebagian besar penyakit anak
disebabkan oleh virus. Dengan kata lain kemungkinan penggunaan antibiotik tidak
diperlukan. Sebab penyakit yang disebabkan oleh virus termasuk penyakit self

limiting disease ( akan sembuh dengan sendirinya ), biasanya dalam jangka waktu
5-7 hari. Oleh karena itu jangan sembarangan memberikan antibiotik pada anak.
Pada saat anak sakit sebaiknya saat ke dokter orang tua harus bersikap proaktif.
Tanyakan dengan jelas tentang obat yang diberikan serta efek samping dari obat
tersebut. Jangan pernah beranggapan bahwa tanpa antibiotik penyakit anak akan
sulit sembuh. Dan perlu diperhatikan adalah jangan mengulang resep tanpa
konsultasi dengan dokter. Dengan artikel ini semoga anda bisa menentukan kapan
sebaiknya anda memberikan antibiotik pada anak. BE HEALTY BE HAPPY

Vous aimerez peut-être aussi