Vous êtes sur la page 1sur 18

Get Homework/Assignment

Done

Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/

Research Paper help


https://www.homeworkping.com/

Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/

click here for freelancing tutoring sites


BAB I
STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. M

Usia

: 52 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jampang Kulon, Sukabumi

Masuk RS

: 28 September 2014

No. RM

: A274682

B. ANAMNESIS (ALLOANAMNESA)
Keluhan Utama
:Penurunankesadaransejaksemalam
Riwayat
Penyakit
Sekarang
:Pasiendatangkerumahsakitdibawaolehkeluarganyaakibatpenuruna
nkesadaransejak

12

jam

sebelummasukRumahSakit.

Sebelumnyapasiensadardanmelakukanaktivitassepertibiasa,
pasienmulaimengeluhnyerikepalasetelahmakansehabissholatisya

yang

semakinberat,

kali,

pasienmuntahmenyembursatu

lemassampaiakhirnyapasienpingsandantidaksadar.
Pasientidakmeresponmeskipundipanggildengansuarakerasdantubuhnya di
gerak-gerakkan.

hinggadibawakerumahsakit.

Sebelumnyapasienseringmengeluhsakitpadatengkukdansakitkepalasesaat
yang

hilang-timbul,

Keluhantidakdisertaidemam,

membaikbilapasienberistirahat.
keluhanbaaldankesemutanpadatanganserta

kaki tidakdiketahui, tidakterdapatkejang-kejang. Keluhan BAK dan BAB


tidakada.

Riwayat Penyakit Dahulu


:
Keluhan penurunankesadaranini pertama kali dialami oleh
pasien.Pasien tidakpernah stroke sebelumnya, riwayathipertensiselama 6
tahuntidakterkontrol,

tidakterdapatriwayatpenyakitjantung,

mellitustidakpernahdiperiksa.
RiwayatPenyakitKeluarga
:
Saatinitidakadaanggotakeluargapasien

diabetes

yang

mengalamikeluhanserupa. Terdapatriwayathipertensidan diabetes mellitus

padaayah pasien.
Riwayat Psikososial :

Menurutkeluarganyapasientidakpernahmerokok.
Pasienmengkonsumsiikanasindanempinghampirsetiaphari, minum kopi 23 gelasperhari. Pasientidakpernahberolahraga.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
: Sakit berat
2. GCS
: 12 (E3M5V4)
3. Kesadaran
: Somnolen, kontak (+)
4. Tanda tanda Vital
a. Tekanan Darah : 220/100 mmHg
b. Nadi
: 108 kali/menit (reguler,isi dan tegangan cukup)
c. Pernapasan
: 24 kali/ menit, regular
d. Suhu
: 37,0 C
5. Status Generalis
:
a. Kepala
1) Kepala
: Normochepal
2) Mata
:Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-),pupil
bulatisokor, refleks cahaya (+/+)
3) Hidung
: Normonasi, sekret (-/-), epistaksis (-/-).
4) Telinga
: Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
5) Mulut
:
Mukosa
bibir
basah
(+),bibir
tidak
simetris,sianosis (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-),faring
hiperemis (-)
b. Leher
: Pembesaran KGB(-), pembesaran

kelenjar

tiroid(-)
c. Thoraks
1) Paru
a) Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada (-/-)
b) Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan
c) Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
d) Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
2) Jantung
a) Inspeksi : Iktus kordis terlihat pada ICS 5 midclavikula
sinistra
b) Palpasi

: Iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula

sinistra
c) Perkusi

: Batas kanan jantung ICS 4linea parasternalis

dextra, batas kiri jantung lebih 2 jaridariICS 4 linea


midclavikularis sinistra, pinggangjantungpada ICS 3 sinistra.
d) Auskultasi: BJ I-II murni reguler, murmur (-), gallop(-)
d. Abdomen
1) Inspeksi
: Bentuk datar
2) Auskultasi : BU (+) normal pada 4 kuadran

3) Perkusi
4) Palpasi

: Timpani pada seluruh abdomen, asites (-)


: Supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (+),hepar

dan lien tidak teraba.


e. Ekstremitas
1) Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
2) Bawah: Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
6. Status Neurologis
:
a. Tanda Rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
:Laseques Sign : tidakterbatas/tidakterbatas
Kernigns Sign :tidakterbatas/tidakterbatas
Brudzinski I
:Brudzinski II
: -/b. Saraf Otak
1) N. I
: Nervus Olfaktorius
Fungsipenghidusulitdinilai
2) N. II
: Nervus Optikus

Visus
Lapang Pandang
Fundus
3) N. III

Dextra
Tidak dilakukan
Sulitdinilai
Tidak dilakukan
: Nervus Okulomotorius

Ptosis
Ukuran Pupil
Refleks cahaya langsung
Gerakan Bola Mata
Ke medial
Ke medial superior
Ke lateral superior
Ke lateral inferior
Akomodasi
4) N. IV
: Nervus Trokhlearis
Gerakan Bola Mata ke medial inferior
5) N. V

Sinistra
Sulitdinilai
Tidak dilakukan

Dextra
Sinistra
Bulat, isokor NN
+
+
Sulitdinilai
Sulitdinilai
Sulitdinilai
Sulitdinilai
Sulitdinilai

Sulitdinilai
Sulitdinilai
Sulitdinilai
Sulitdinilai
Sulitdinilai

Dextra
Sulitdinilai

Sinistra
Sulitdinilai

: Nervus Trigeminus

Motorik
Membuka mulut
Simetris, tidak terdapat deviasi rahang
Kekuatan menggigit
Sulitdinilai
Sensibilitas (sensasi rabadengan sapuan kuas)

Ramus oftalmik
Sulitdinilai
Ramus maksilaris
Sulitdinilai
Ramus mandibularis
Sulitdinilai
Refleks
Refleks kornea
Sulitdinilai
6) N. VI
: Nervus Abdusen
Dextra
Sulitdinilai

Gerakan Bola Mata ke lateral


7) N. VII

Sinistra
Sulitdinilai

: Nervus Fasialis

Lipatan dahi
Sebelahkirilebihmendatar
Plicanasolabialis
Sebelahkirilebihmendatar
Gerakan menutup mata
Kedua kelopak mata tertutup rapat
Mengangkat alis
Sulitdinilai
Menyeringai
Sulitdinilai
Menggembungkan pipi
Sulitdinilai
pengecapan 2/3 anterior lidah Tidak dilakukan
8) N. VIII : Nervus Vestibulokoklearis
Fungsi Pendengaran
Nistagmus
Sulitdinilai
Tes Bisik
Tidak dilakukan
Tes Schwabach
Tidak dilakukan
Tes Rinne
Tidak dilakukan
Tes Weber
Tidak dilakukan
Keseimbangan
Tidak dilakukan
9) N. IX
: Nervus Glosofaringeus
Arkus faring
Simetris
Pengecapan 1/3 posterior lidah Tidak dilakukan
10) N. X
: Nervus Vagus
Letak uvula
Refleks Muntah
Menelan
11) N. XI

Uvula ditengah, letak simetris


Tidak dilakukan
Tidak terdapat gangguan menelan
makanan cair maupun padat
: Nervus Aksesorius

Memalingkan wajah
Mengangkat bahu
12) N. XII
Sikap lidah

Sulitdinilai
Sulitdinilai

: Nervus Hipoglosus
Deviasi ke kanan
5

Fasikulasi
Tremor
Atrophy

-/-/-/-

c. Fungsi Motorik
Kekuatan otot

:2
4
2
4
(hemiparese)
: Sulitdinilai
: Tidak ditemukan pada keempat ekstremitas

Tonus
Atrophy

d. Fungsi Sensoris
Nyeri : Sulitdinilai
Raba : Sulitdinilai
Suhu : tidak dilakukan
e. Fungsi Vegetatif
Miksi
Defekasi
Kulit

BAK lancar
Tidak bisa BAB sejak masuk RS
Normal, produksi keringat baik, tidak dapat kulit yang

Pupil

kemerahan disertai keluhan panas pada kulit.


Kontraksi pupil terhadap cahaya baik pada ODS

f. Fungsi Luhur : MMSE tidak dilakukan


g. Refleks Fisiologis
Refleks biseps
: ++/++
Refleks brachioradialis
: ++/++
Refleks triceps
: ++/++
Refleks patella
: ++/++
Refleks ascilles
: ++/++
h. Refleks Patologis
Babisnski
Chaddock
Oppenheim
Gordon

: -/: -/: -/: -/-

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboraturium
Hasil pemeriksaan tanggal 28/09/2014

Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit

Hasil
13,2
39
17.000

Nilai rujukan
1418
4050
4000 9000

Satuan
g/dL
%
rb/ uL
6

Trombosit
Glu. Sewaktu

404 ribu
149

150 450
< 120

rb / uL
mg/dl

Ureum
Kreatinin

Hasil
33
0.96

Nilai rujukan
15-36
0.52-1.04

Satuan
mg/dl
mg/dl

Hasil Laboraturium 29/09/14

SGOT

Hasil
21.0

Nilai rujukan
< 34

Satuan
U/L/37C

SGPT
Kol. Total
Kol. HDL
Kol. LDL
TG
Ureum
Kreatinin
As. Urat
Natrium
Kalium
Kalsium
Klorida

19.0
207
34
154
95
45
0,94
6.8
143
3.23
7.01
107

< 46
<200
> 35
< 150
< 200
20-40
<1.1
<7.0
137-147
3.6-5.4
8.1 10.8
94 111

U/L/37C
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L
Mmol/L

E. DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis

: Stroke

Diagnosis Etiologi

: Perdarahan Intra Serebri

Diagnosis Faktor Risiko

: Hipertensi

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosa Klinis

: Stroke

Diagnosa Etiologi

: Infark Serebri

Diagnosa Faktor Resiko

: Hipertensi

F. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG


CT-Scan
Thoraks Foto

G. RENCANA PENATALAKSANAAN
- Head up 15-30o
- Pasang IV line
- Infus 2A 20 tpm
- Manitol di ulang setiap 8 jam selama 5 hari
- Neuroprotektan : Citicolin 3x 500 gram
- Piracetam 3x3 gram
- Furosemide 1 mg/kgBB
- Vitamin K 1 ampul
- Kalori 30 kkal/kgBB terbagi dalam 40% karbohidrat, 30 % protein, 30%
lemak dengan diet rendah garam.
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

I. RESUME
Wanita

52

tahundenganpenurunankesadaran

sebelumnyadiawalinyerikepala

disertai

muntah

yang

yang
menyembur.

Memilikiriwayathipertensisejak 6 tahun yang laludantidakterkontrol. Riwayat


DM

disangkal.

Riwayat

stroke

Seringmengkonsumsiikanasindanemping.

Gemarminum

danjarangolahraga.
Padapemeriksaanfisikditemukankesadaran
GCS:

12

(E3

M5V4),

sebelumnyadisangkal.

tekanandarah

somnolent,
220/100

kopi
kontak

mmHg.

(+)

Status

generalistidakditemukankelainan, status neurologisdenganrangsang meningeal


(-), 12 nervus cranial paresenervus VII sentralsinistra, paresenervus XII
sinistra.

Fungsimotorikhemiparesedextra,

fungsisensorisbelumdapatdinilai,

fungsi vegetative dalambatas normal, reflex fisiologis normal, tidakterdapat


reflex

patologis.

Hematologirutisditemukanleukositosis,

GDS

149,

ureumsedikitmeningkat.
DIAGNOSIS
Diagnosis Klinis

: Stroke

Diagnosis Etiologi

: Perdarahan Intra Serebri

Diagnosis Faktor Risiko

: Hipertensi

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: dubia ad bonam
8

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

BAB II
ANALISA KASUS
Daftar Masalah
1 Mengapa pada pasien ini di diagnosis stroke perdarahan dengan faktor resiko
2
3

hipertensi?
Bagaimana mekanisme hipertensi dapat menyebabkan stroke perdarahan?
Bagaimana tatalaksana pada stroke perdarahan?

Pembahasan Masalah
1 Mengapa pasien ini di diagnosis stroke hemoragik ?
Definisi Stroke
Gangguan defisit neurologis baik fokal atau global yang terjadi secara
mendadak yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (baik
tersumbatnya aliran darah maupun pecahnya pembuluh darah), lebih dari 24
jam dan mempunyai pola gejala yang berhubungan dengan waktu.
Pada pasien ini didapatkan :
Berdasarkan anamnesis didapatkan defisit neurologis fokal dengan adanya
hemiparese kanan yang terjadi mendadak saat pasien beraktivitas dan sifatnya
menetap,terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri kepala, muntah) serta Tekanan darah
meningkat tinggi dari biasanya. Keluhan ini terjadi >24 jam mulai dari
kejadian.

Perbedaan stroke infark dan stroke perdarahan dalam mendiagnosa pasien

Stroke Non Hemoragik

Stroke Hemoragik

Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat


pasien istirahat (pada saat tidur atau
pada saat pasien baru bangun tidur)

Kelumpuhan/kelemahan terjadi saat


pasien beraktivitas*

Tidak terdapat tanda-tanda TTIK


(nyeri kepala, muntah, kejang,
penurunan kesadaran)

Terdapat tanda-tanda TTIK (nyeri


kepala, muntah, kejang, penurunan
kesadaran)*

Tekanan darah tidak meningkat tinggi

Tekanan darah meningkat tinggi dari


biasanya*

*ditemukan pada pasien


Pada pasien ini didapatkan : kelumpuhan terjadi saat pasien beraktivitas,
terdapat tanda- tanda peningkatan TTIK, dan tekanan darah meningkat dari
biasanya. Jadi pasien ini didiagnosa stroke yang disebabkan karena perdarahan
dan didiagnosis banding dengan stroke karena infark.
Kategori
Klinis

Perdarahan
Intraserebral

Perdarahan
Subaraknoid

Saat awitan

Sering saat
aktivitas*

Sering saat
aktivitas*

TIA
Tanda
TTIK
Defisit
neurologis
Tekanan
darah

Cardioemboli

Tromboemboli

Aterotrombotik

Lakun

Sering saat
aktivitas
Dapat juga
saat istirahat*

Sering saat
istirahat

Sering s
istirah

Sering saat
aktivitas
Dapat juga
saat
istirahat*
Jarang
-

Jarang
-

+
-

+
-

Maximal at
onset
Normal/
Tinggi*

Maximal at
onset
Sedang/
Tinggi*

Maximal at
onset
Normal/
Sedang

Maximal at
onset
Normal/
tinggi*

Worsening

Normal/ sedang/
tinggi*

Kaku
kuduk
CT Scan

+/-

Norma
sedang
tinggi
-

Hiperdens

Hiperdens

Hipodens,da
erah kortikal

Hipodens

Hipode

Usia

Muda/Tua*

Muda/Tua

Muda/Tua

Hipodens,
daerah
subkortikal
Muda/Tua

Muda/Tua

Muda/T

*ditemukan pada pasien

Berdasarkan skor stroke :

10

Siriraj
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan
diastolik) (3 x ateroma) 12
Dimana :
Derajat kesadaran

0 = komposmentis; 1 = somnolen; 2 = sopor.

Muntah

0 = tidak ada; 1 = ada.

Nyeri kepala

0 = tidak ada; 1 = ada.

Ateroma

0 = tidak ada; 1 = salah satu/ lebih


(DM, angina, penyakit pembuluh darah).

Hasil : Skor > 1 : perdarahan intraserebri


Skor < 1 : infark serebri
Pada pasien : (2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 100) (3 x 1) 12 =1,5
Hasil Perdarahanintraserebri
Pada skor Gajah Mada
Penurunan
Nyeri Kepala
Babinski
Kesadaran
+*
+*
+
+
+
+
+
*ditemukan pada pasien menunjukkan perdarahan

Jenis Stroke
Perdarahan
Perdarahan
Perdarahan
Iskemik
Iskemik

11

Berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan serta skor Sisisraj dan
Gajah Mada, pasien ini masuk ke dalam kategori perdarahan infark serebri
Berdasarkan lokasi lesi pembuluh darah yang terkena, terbagi dalam :
1
2

Sistem karotis
Sistem vertebrobasiler

Gejala Klinik pada stroke sistem karotis :


Memperdarahi lobus frontalis, parietalis, basal ganglia, dan lobus temporalis.
Gejala- gejala timbul sangat mendadak berupa hemiparesis, hemihipestesi, bicara
pelo dan lain- lain.

12

Kesadaran umum : Penderita dengan stroke sistem karotis jarang mengalami


gangguan atau penurunan kesadaran, kecuali pada stroke yang luas. Hal ini
disebabkan karena struktur- struktur anatomi yang menjadi substrat kesadaran
yaitu Formatio Reticularis (susunan/ retikularis) digaris tengah dan sebagian
besar terletak dalam fossa posterior. Karena itu kesadaran biasanya

komposmentis
Tekanan darah : biasanya meningkat*
Pemeriksaan motorik : Hampir selalu terjadi kelumpuhan sebelah anggota
badan (hemiparesis). Jika terdapat perbedaan kelumpuhan nyata antara lengan
dan tungkai, kelainan berasal dari daerah kortikal, jika sama beratnya gangguan

aliran darah terjadi pada subkortikal atau veterbrobasiler*


Pemeriksaan fungsi sensorik: dapat terjadi hemisensorik tubuh

13

Pemeriksaan refleks fisiologis dan patologis : pada fase akut refleks fisiologi
pada sisi yang lumpuh akan menghilang, kemudian muncul kembali dalam

beberapa hari didahului dengan refleks patologis


Kelainan fungsi luhur : disfasia campuran, dapat juga terjadi apraxia dan lainlain

Gejala Klinik pada stroke sistem vetebrobasiler :


1

Penurunan kesadaran yang cukup berat karena terkena formasio lateralis (DD:

infark supratentorial yang luas).


Kombinasi berbagai saraf otak yang terganggu di sertai vertigo, diplopia dan

gangguan bulbar
Vertigo disertai paresis keempat anggota gerak (ujung-ujung distal).
Gejala Umum Klinis
Sistem Karotis
Motorik
Hemiparese kontralateral
dengan lesi
Parese saraf otak motorik
ipsilateral dengan ekstremitas
sejajar *
Sensorik
Hemihipestesi kontralateral
dengan lesi
Gangguan sensibilitas saraf
otak sensorik ipsilateral
dengan ekstremitas *
Penglihatan
Hemiamnopsia homonim
kontralateral
Amaurosis fugax

Gangguan lain

Afasia (dominan otak kiri)


Agnosia (non dominan)

Sistem Vertebrobasiler
Hemiparese alternans
dengan lesi
Parese motorik saraf otak
kontralateral dengan
ekstremitas
Hemihipestesi alternans
dengan lesi
Ganguan sensibilitas
saraf otak sensorik
kontralateral ekstremitas
Hemianopsia homonim
(satu atau dua sisi lapang
pandang)
Black out (buta kortikal)

Gangguan keseimbangan
Vertigo dan diplopia

Mekanisme hipertensi menyebabkan stroke hemoragik?


Timbulnya infark serebral regional dapat juga disebabkan oleh
pecahnya arteri serebral.Daerah distal dari tempat dinding arteri pecah, tidak
lagi kebagian darah sehingga wilayah tersebut menjadi iskemik dan kemudian

14

menjadi infark yang tersiram daerah ekstravasal hasil perdarahan.Daerah infark


itu tidak berfungsi lagi sehingga menimbulkan deficit neurologic, yang
biasanya berupa hemiparalisis.Dan daerah ekstravasal yang tertimbun
intraserebral merupakan hematoma yang cepat menimbulkan kompresi pada
seluruh isi tengkorak berikut bagian rostral batang otak.Keadaan demikian
menimbulkan koma dengan tanda-tanda neurologi yang sesuai dengan
kompresi akut terhadap batang otak secara restrokaudal, yang terjadi dari
gangguan pupil, pernapasan, tekanan darah sistemik dan nadi.Apa yang
dilukiskan di atas ialah gambaran hemoragia intraserebral yang di dalam
klinik dikenal sebagai apopleksia serebri atau hemorrhagic stroke.
Arteri

yang

sering

pecah

ialah

arteria

lentikulostriata

di

wilayahkapsula interna.Dinding arteri yang pecah selalu menunjukkan tandatanda, bahwa disitu terdapat aneurisma kecil-kecil yang dikenal sebagai
aneurisma Charcot Bouchard.Aneurisma tersebut timbul pada orang-orang
dengan hipertensi kronik, sebagai hasil proses degenerative pada otot dan unsur
elastic dinding arteri. Karena perubahan degenerative itu ditambah dengan
beban

yang

tekanan

darah

yang

tinggi,

maka

timbulah

pengelembungan kecil setempat yang dinamakan aneurisma

beberapa
Charcot

Bouchard.Karena sebab-sebab yang belum jelas, aneurismata tersebut kadang


berkembang terutama pada rami perforantes arteria serebri media, yaitu arteria
lentikulostriata.Pada lonjakan tekanan darah sistemik, sewaktu orang marah,
mengeluarkan tenaga banyak, dan sebagainya aneurisma kecil itu bisa
pecah.Pada saat itu juga orangnya jatuh pingsan, nafasnya mendengkur dalam
sekali dan memperlihatkan tanda-tanda hemiplegia. Oleh karena itu stress yang
menjadi factor presipitasi, maka haemoragic stroke disebut juga stress stroke.

Penatalaksanaan
A Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
Terapi Umum
1 Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
a) Perbaikan jalan nafas dengan pemasangan pipa orofaring.
b) Pada pasien hipoksia diberi suplai oksigen

15

Stabilisasi hemodinamik
a) Berikan cairan
b) kristaloid atau koloid intravena (hindari cairan hipotonik)
c) Optimalisasi tekanan darah
d) Bila tekanan darah sistolik < 120mmHg dan cairan sudah
mencukupi, dapat diberikan obat-obat vasopressor.
e) Pemantauan jantung harus dilakukan selama 24 jam pertama.
f) Bila terdapat CHF, konsul ke kardiologi.
Pemeriksaan awal fisik umum
a) Tekanan darah
b) Pemeriksaan jantung
c) Pemeriksaan neurologi umum awal
d) Derajat kesadaran
e) Pemeriksaaan pupil dan okulomotor
f) Keparahan hemiparesis
Pengendalian peninggian TIK
a) Pemantauan ketat terhadap risiko edema serebri harus dilakukan
dengan memperhatikan perburukan gejala dan tanda neurologik
pada hari pertama stroke
b) Monitor TIK harus dipasang pada pasien dengan GCS < 9 dan
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

pasien yang mengalami penurunan kesadaran


Sasaran terapi TIK < 20 mmHg
Elevasi kepala 20-30.
Hindari penekanan vena jugulare
Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
Hindari hipertermia
Jaga normovolemia
Osmoterapi atas indikasi: manitol 0,25-0,50 gr/kgBB, selama >20
menit, diulangi setiap 4-6 jam, kalau perlu diberikan furosemide

dengan dosis inisial 1 mg/kgBB IV.


j) Intubasi untuk menjaga normoventilasi.
k) Drainase ventrikuler dianjurkan pada hidrosefalus akut akibat
5

stroke iskemik serebelar


Pengendalian Kejang
a) Bila kejang, berikan diazepam bolus lambat IV 5-20 mg dan diikuti
phenitoin loading dose 15-20 mg/kg bolus dengan kecepatan
maksimum 50 mg/menit.
b) Pada stroke perdarahan intraserebral dapat diberikan obat
antiepilepsi profilaksis, selama 1 bulan dan kemudian diturunkan

dan dihentikan bila kejang tidak ada.


Pengendalian suhu tubuh

16

a) Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan

antipiretika dan diatasi penyebabnya.


b) Beri asetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5C
Pemeriksaan penunjang
a) EKG
b) Laboratorium: kimia darah, fungsi ginjal, hematologi dan faal
hemostasis, KGD, analisa urin, AGDA dan elektrolit.
c) Bila curiga PSA lakukan punksi lumbal
d) Pemeriksaan radiologi seperti CT scan dan rontgen dada

B Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat Inap


1) Cairan
a) Berikan cairan isotonis seperti 0,9% salin , CVP pertahankan antara
5-12 mmHg.
b) Kebutuhan cairan 30 ml/kgBB.
c) Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur produksi urin
sehari ditambah pengeluaran cairan yanng tidak dirasakan.
d) Elektrolit (sodium, potassium, calcium, magnesium) harus selalu
diperiksa dan diganti bila terjadi kekurangan.
e) Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi sesuai dengan hasil AGDA.
f) Hindari cairan hipotonik dan glukosa kecuali hipoglikemia.
2) Nutrisi
a) Nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam.
b) Beri makanan lewat pipa orogastrik bila terdapat gangguan menelan
atau kesadaran menurun.
c) Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30 kkal/kg/hari
3) Pencegahan dan mengatasi komplikasi
a) Mobilisasi dan penilaian dini untuk mencegah komplikasi subakut
(aspirasi, malnutrisi, pneumonia, DVT, emboli paru, dekubitus,
komplikasi ortopedik dan fraktur)
b) Berikan antibiotik sesuai indikasi dan usahakan tes kultur dan
sensitivitas kuman.
c) Pencegahan dekubitus dengain mobilisasi terbatas.
4) Penatalaksanaan medik yang lain
a) Hiperglikemia pada stroke akut harus diobati dan terjaga
normoglikemia.
b) Jika gelisah dapat diberikan benzodiazepin atau obat anti cemas
c)
d)
e)
f)

lainnya.
Analgesik dan anti muntah sesuai indikasi
Berikan H2 antagonist, apabila ada indikasi.
Mobilisasi bertahap bila hemodinamik dan pernafasan stabil.
Rehabilitasi
17

g) Edukasi keluarga.
h) Discharge planning.

DAFTAR PUSTAKA
Baehr M, Frotscher M. Duus. 2010. Topical Diagnosis in Neurology. 4th revised
edition. NewYork : Thieme.
Kelompok Studi Stroke PERDOSSI. 2007. Pencegahan Sekunder Stroke dalam
Guideline Stroke. Jakarta.
Lumbantobing, S.M. Neurologi klinis Pemeriksaan Fisik dan Mental.Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2010.
Mardjono, M. Sidharta, P. Neurologi klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta. 2006.
Setyopranoto, Ismail. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Kepala Unit
Stroke RSUP Dr Sardjito/ Bagian Ilmu Penyakit Saraf, Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

18

Vous aimerez peut-être aussi