Vous êtes sur la page 1sur 9

A Hundred Years Old Man

Who Climbed Out of the


Window and Disappeared
From Strategic Management View
Dian Prianka 91319039

Magister Manajemen Angkatan 47


Program Pascasarjana Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Surabaya

A Hundred Years Old Man Who


Climbed Out of The Window and
Disappeared
Sebuah Novel Karangan Jonas Jonasson
Dari Perspektif Manajemen Stratejik

Oleh:
Dian Prianka
91319039
Magister Manajemen Angkatan 47
Program Pascasarjana Fakultas Bisnis dan Ekonomika
Universitas Surabaya

Kisah ini menceritakan bagaimana suatu proses unik


dimana sebuah proses dapat dijalani tanpa adanya visi misi yang
jelas,

tanpa

latar

belakang

pendidikan

yang

jelas,

tanpa

persiapan yang cukup, dan hanya berbekal pengalaman serta


keberuntungan seorang kakek berumur satu abad dapat
memiliki pengalaman petualangan yang sangat luar biasa.
Allan Karlsson, kakek tua yang akan merayakan ulang
tahunnya yang ke 100 tiba tiba kabur dari panti jompo yang
telah merawatnya selama ini. Allan kabur hanya dengan uang
seadanya dan mengenakan sandal selop tidur pemberian panti
jompo. Allan pergi tanpa tujuan lokasi tertentu, ia hanya ingin
kabur dari sesaknya panti jompo. Di stasiun ia bertemu dengan
seorang preman, yang biasa di juluki Bolt. Bolt merupakan
anggota geng pemasok narkoba bernama Never Again, dan saat
itu ia sedang membawa uang hasil transaksi sebesar 50 juta
krona. Bolt menitipkan koper berisi uang tunai tersebut kepada
Allan, karena ia harus segera ke toilet. Allan, seorang kakek
berusia satu abad, mengetahui keretanya sudah tiba, dengan
tidak berpikir panjang dan tidak beralasan tertentu membawa
serta koper tersebut bersamanya. Dari sepenggal awalan cerita
ini, dapat diketahui bahwa Allan adalah seorang petualang yang
tidak suka berada di tempat yang sama meski di usia tua nya. Ia
ingin terus bergerak untuk memiliki petualangan yang baru dan
tidak ingin mati bosan di panti jompo yang tidak ia sukai. Dari
segi bisnis, bila dikritisi, ini menjadi sebuah nasehat untuk tidak
stuck di posisi yang sama tidak peduli usia tua maupun muda.
Dalam bisnis, penting untuk menyadari dimana posisi organisasi
sudah cukup mature dan me-recycle ulang life cycle bisnis yang
sudah ada dengan tetap mempertahankan visi misi yang ada.

Ditengah perjalanan, Allan Karlsson bertemu dengan Julius


Jonsson, seorang musuh masyarakat yang suka mencuri dan
memiliki banyak hutang. Allan menceritakan seluruh kejadian
yang dia alami dan Julius pun terkejut. Dalam waktu yang hampir
bersamaan tibalah Bolt yang berhasil mengejar Allan dengan
kopernya. Bolt menarik Julius yang disangkanya merupakan
sekongkolan Allan dan mulai menghajarnya. Allan yang melihat
sebatang kayu di dekatnya pun langsung menyambarnya dan
memukulkannya ke kepala Bolt. Penasaran dengan apa yang ada
di dalam koper yang membuat Bolt begitu marah mereka pun
membuka koper dan kaget melihat isi uang Krona sebanyak 50
juta krona. Mereka meninggalkan Bolt di dalam kulkas pendingin
makanan dalam dapur dan melupakannya semalaman hingga
Bolt mati kedinginan. Allan, yang tidak membutuhkan uang
sebanyak itu, mau membagikan separuhnya untuk Julius, tanpa
alasan tertentu. Mereka membuang mayat Bolt di container
berisi barang ekspor dan meninggalkannya begitu saja.
Bila dilihat dari penggalan cerita diatas seakan akan Allan
dan Julius merupakan kedua orang tanpa pemikiran panjang dan
perencanaan yang baik. Allan pun yang berusia satu abad cukup
menyadari tidak pentingnya memiliki uang sebanyak itu, dan
tanpa berpikir panjang untuk membagikannya kepada Julius,
orang yang baru ia kenal. Keberuntungan kali ini benar benar
ada di pihak Allan, dimana ia menemui orang yang cukup baik
untuk tidak merebut seluruh harta yang ada di dalam koper itu,
malah mau membantunya meneruskan perjalanan tiada tujuan
tersebut. Terkadang dalam bisnis, tidak selamanya keputusan
diambil dari hal hal yang sifatnya teoritis. Menurut saya pribadi
dari hasil pengalaman belajar manajemen stratejik, suatu
keputusan tidak dapat diambil dari teori saja, namun juga perlu

intuisi dari pengalaman pengalaman yang pernah dialami dan


juga faktor keberuntungan.
Bila ditarik kembali ke cerita masa lalu Allan, ia adalah
seorang yang tidak mengenyam pendidikan tinggi, selama
hidupnya hanya sempat mengikuti sekolah selama tiga tahun. Ia
bekerja di sebuah pabrik pembuat peledak, yang mengajarinya
banyak hal mengenai peledak. Allan merupakan orang yang
cerdas dan berbekal pengetahuan mengenai peledak inilah Allan
menjadi seorang petualang yang mengikuti segala macam
peperangan di berbagai negara yang berbeda. Allan pun bertemu
dengan

banyak

pemimpin

dunia

pada

masa

itu

yang

membawanya menjadi salah satu orang penting di dunia


khususnya dunia peperangan. Salah satu cerita masa lalu Allan
yang merupakan favorit saya adalah ketika ia berusaha kabur
dari sebuah penjara di Iran bersama dengan seorang pastur
bernama Ferguson. Allan dengan cerdas berhasil menipu penjaga
penjara dengan menjanjikan untuk membuatkan bom untuk
membunuh Winston Churchill. Allan memang membuatkan mobil
dengan bom yang aktif di dalamnya, namun dengan cerdik Allan
juga diam diam merubah kopi miliknya, yang biasa di pakai si
penjaga penjara untuk membersihkan bubuk rokoknya dengan
cairan nitrogliserin yang dicampur tinta hitam. Begitu si penjaga
penjara

membersihkan

bubuk

rokoknya

di

kopi

tersebut,

meledaklah kantor sang penjaga dan Allan pun berhasil kabur.


Cerita lain adalah ketika ia berhasil menemukan solusi atas bom
rancangan peneliti AS, ia berkata Stop reading the books Start
experimenting dan seketika itu pula ia mengalahkan semua
peneliti itu dengan membeberkan cara sederhana untuk dapat
merancang bom berkekuatan tinggi.

Allan mungkin tidak berpendidikan tinggi, namun atas


pengalaman dan pengetahuannya yang luas dibidangnya, Allan
dapat memiliki strategi yang jitu dan dapat mencapai tujuannya
dengan mudah. Implementasi strategi pun dijalankannya dengan
berbagai

pertimbangan,

Allan

mempelajari

terlebih

dahulu

kebiasaan kebiasaan targetnya dan memanfaatkannya untuk


kemenangannya. Sama seperti dalam kegiatan bisnis. Untuk
mengambil keputusan penting bagi seorang strategist untuk
mengumpulkan data dan analisa dan memiliki pemikiran out of
the box seperti Allan. Tanpa disadari, suatu penemuan yang luar
biasa atas pemecahan permasalahan timbul dari hal hal diluar
focus kita.
Kembali ke perjalanannya dengan koper dengan jutaan
krona,

Allan

dan

Julius

bertemu

dengan

Benny,

seorang

mahasiswa yang tidak pernah menyelesaikan pendidikannya dan


malah mengenyam berbagai jenis pendidikan meski tidak pernah
ia selesaikan. Benny didapuk menjadi supir Allan dan Julius
dengan tanpa tujuan. Pada akhirnya, teman Bolt yang bernama
Bucket, diperintah oleh Boss untuk mencari dimana koper yang
hilang. Bucket pun mendengar berita mengenai seorang tua
yang hilang sambil membawa koper besar. Penuh curiga Bucket
pun menyadari bahwa sang kakek lah yang mencuri kopernya.
Bucket tanpa sengaja melihat 3 orang dengan satu orang tua
serupa dengan yang ada di berita. Allan, Julius dan Benny pun
akhirnya berhenti disebuah cottage milik The Beauty, dan
meminta untuk tinggal disana. Beauty adalah wanita lokal yang
memelihara gajah hasil curiannya di sirkus beberapa waktu yang
lalu. Beauty pun mengijinkan mereka tinggal di cottagenya.
Bucket yang mengikuti ketiganya pun tiba di cottage dan
mengancam menembak Julius, Benny dan Allan. Tanpa sengaja,
Bucket menginjak kotoran gajah dan terpeleset hingga jatuh.

Allan, entah cerdik atau lugu, menyuruh gajah yang ada


disampingnya untuk duduk diatas Bucket dan matilah Bucket
dalam sekejap tertimpa gajah seberat 4 ton.
Dapat diamati bahwa ada sebuah opportunity, yang
dimanfaatkan dengan baik oleh Allan, dengan eksekusi yang luar
biasa

cerdik,

tanpa

harus

memanfaatkan

senjata.

(baca:

membunuh secara tidak langsung). Pembaca seakan ditegur


untuk dapat memanfaatkan segala situasi yang diberikan dan
tidak menyerah terhadap keadaan. Kesempatan ada jika kita jeli
melihatnya dan tahu cara menyelesaikannya. Dalam bisnis
seringkali

seorang

manajer

melewatkan

kesempatan

atau

bahkan tidak pandai membaca kesempatan yang ada di depan


mata. Terkadang kesempatan juga terlewat begitu saja Karena
hanya manajer saja yang memiliki pengetahuan atas visi misi
perusahaan,

sedangkan

organisasi

yang

dibawahnya

tidak

memiliki pengetahuan yang sama. Padahal penting bagi sebuah


organisasi untuk tiap individunya memiliki pengetahuan atas visi
misi

perusahaan

yang

sama

sehingga

opportunity

tidak

terlewatkan, karena opportunity tidak selalu ada terlihat di atas


di kalangan manajerial saja namun juga dapat terlihat pada
kalangan pekerja atau karyawan.
Selanjutnya Allan, Julius, Benny dan the Beauty pun
membuang mayat Bucket kedalam bagasi mobil Bucket sendiri.
Di tengah perjalanan, mereka berhenti sebentar untuk membeli
makanan di toko. Namun seorang pencuri datang dan mencuri
kendaraan berisi mayat tersebut. Mengetahui mobilnya dicuri,
mereka pun kembali ke cottage untuk membicarakan rencana
selanjutnya. Beauty pun diberitahu masalah uang yang ada di
koper dan Beauty menuntut kompensasi atas pembunuhan yang
terjadi

dengan

sebuah

bus

untuk

membawa

serta

gajah

peliharaannya kabur. Setelah berhasil membeli bus, mereka


berempat pergi dari cottage dan melanjutkan perjalanan dimana
perjalanan tersebut ternyata diikuti oleh Boss, pemimpin geng
Never Again geng milik Bolt dan Bucket. Boss pun berencana
mencegat mereka di tengah perjalanan, namun karena bus tidak
semudah itu untuk berhenti maka secara tidak sengaja mereka
menabrak Boss.
Singkat

cerita,

Boss

masih

selamat

dari

kecelakaan

tersebut, dan ternyata merupakan teman baik kakak Benny yang


bernama Bosse. Boss yang bernama asli Pike akhirnya tidak mau
memperpanjang permasalahan rumit mengenai koper. Mayat
Bolt yang dibuang kedalam container ternyata ikut terbakar
dalam insiden di pelabuhan di Afrika. Sedangkan di dalam waktu
yang bersamaan mayat Bucket ditemukan membusuk di Latvia.
Keadaan semakin membingungkan bagi polisi Swedia bagaimana
seorang kakek berusia satu abad dapat membunuh kedua
anggota geng di dua lokasi yang berbeda jauh, apalagi sudah
tidak ada bukti yang tersisa dari mayat Bolt. Investigasi atas
keempat tersangka tersebut menjadi sebuah karangan seorang
Allan Karlsson, yang dengan cerdasnya menghubungkan cerita
cerita yang ada dengan cerita masa lalunya sehingga polisi pun
terpedaya dan membebaskan mereka.
Dari pengalaman stratejik Allan Karlsson dan teman temannya,
saya belajar banyak hal, yaitu:
1. Teori tanpa pengalaman tidak berarti apa apa. Karena
apapun yang terjadi dilapangan tidak 100% sama seperti
yang

tertulis

dibuku.

Intuisi

seorang

decision

maker

merupakan hal yang penting, karena biasanya dari intuisi


tersebut lahir keputusan yang tepat.

2. Perlu adanya teman teman yang memiliki satu tujuan


yang sama dalam satu perahu. Dalam organisasi penting
untuk semua anggotanya untuk miliki satu visi, sehingga
organisasi dapat bergerak ke tujuan yang sama.
3. Harus dapat memiliki pola piker yang out of the box, baik
dalam melakukan analisa

maupun

dalam merancang

strategi.
4. Kesempatan tidak datang dengan begitu saja, namun perlu
kepekaan yang tinggi untuk dapat menyadari adanya
kesempatan yang datang.
5. Strategi yang dibuat harus bersifat dinamis dan dapat
secara fleksibel menyesuaikan keadaan dengan kondisi
yang ada tanpa harus merubah visi dan misi organisasi.

Vous aimerez peut-être aussi