Vous êtes sur la page 1sur 26

TUGAS AIK

GHOLDIR GHUM
(Peringatan Asyura
Syiah)
Kelompok 2
AGITHA FATIHANI
(142022000009)
RINDA A. MARDANI (142022000054)
AINUN JARIYAH
(1420220000XX)

Peringatan Asyura Syiah


Dalam setiap peringatan hari
besar, Pada tanggal 10 Muharram
atau disebut dengan hari Asyura,
kita akan melihat ritual berdarah
Syiah. berbeda dengan perayaan
hari besar kaum muslimin seperti
peringatan terbunuhnya Ali bin Abi
Tolib dan peringatan terbunuhnya
Husein bin Ali, kaum rafidhoh
melakukan upacara ritual untuk
mengekspresikan kesedihan
mereka terhadap musibah-musibah

Mereka sedih atas kematian Husain


saat itu sehingga mereka memukul
dada, menampar pipi, memukul
bahu, mengiris-ngiris kepala
mereka dengan pedang sampai
menumpakan darah.Sampai anak
kecil pun mengiris
kepalanya.Wallahul
mustaan.Itulah salah satu
kesesatan Syiah yang dapat
ditemukan pada hari Asyura.

SEJARAH RITUAL

Acara ritual ini bermula dari rasa


sedih para pengikut Ali bin Abi Tolib
yang telah berjanji untuk
berperang membela Ali namun
ketika terjadi perang mereka lari
meninggalkan Ali bin Abi Tolib
sendirian hingga Ali bin Abi Tolib
pun bosan dan membenci mereka
karena kemunafikan mereka. Lalu
Ali bin Abi Tolib berkhotbah di
kepada mereka dan menjuluki
mereka dengan sifat-sifat yang

Aku mengajak kalian untuk


berjihad dan kalian menolak, aku
telah memberitahu kalian tapi
kalian tidak mau mendengarkan,
aku telah berdakwah kepada kalian
mengajak kepada kebenaran tapi
kalian tolak dakwahku, aku telah
menasehati kalian tapi kalian
enggan untuk menerima..

Hingga Ali bin Abi Tolib berkata:


Demi Allah..aku ingin agar
Muawiyah menukar pengikutnya
dengan pengikutku seperti
menukar uang, maka 10 orang
pengikutku akan kutukar dengan 1
orang pengikut Muawiyah

Kesedihan pengikut Ali bin Abi Tolib


makin bertambah ketika mereka
menulis surat kepada Husein bin Ali
bahwa mereka berbaiat kepada
Husein dan berjanji akan
menolongnya, tetapi ketika Husein
bin Ali benar datang mereka
tinggalkan mati sendirian bersama
keluarganya seperti mereka
meninggalkan muslim bin aqil mati
sendirian. Maka bertambahlah
kesedihan mereka hingga hati kecil
mereka merasa bersalah, lalu

Ritual ini berkesinambungan,


setiap generasi menghukum diri
mereka sendiri atas kesalahan
yang dilakukan oleh generasi yang
hidup jauh sebelum mereka, yaitu
pengkhianatan terhadap Allah dan
Ahlul bait. Generasi yang datang
belakangan tidak pernah
memahami sebab utama ritual ini
dan mengira bahwa ritual ini hanya
bertujuan untuk mengungkapkan
kesedihan atas kejadian yang
menimpa Husein bin Ali dan ahlul

Mereka meyakini bahwa ritual ini


untuk mencari pahala dengan rasa
cinta kepada Husein bin Ali dan
mereka lupa bahwa sebenarnya
ritual ini diadakan sebagai
hukuman kepada diri mereka
sendiri yang telah menkhianati
Husein bin Ali. Ini hukuman di
dunia, di akherat Allah akan
menghukum mereka dengan
hukuman yang lebih berat.

Kenapa Kelakuan Mereka


Dikatakan Sesat?
Karena setiap perkaramuhdatsyang
tidak pernah dicontohkan dalam
Islam, tentu saja sesat. Hal-hal
semacam di atas jelas suatu
kemungkaran dan telah dilarang oleh
Nabi kita Muhammadshallallahu
alaihi wa sallam. Karena dalam Islam
tidak boleh melakukan semacam itu
baik karena kematian seorang yang
dianggap mulia atau kematian
seorang yangsyahiddi jalan Allah.

Kita tahu bahwa di masa Nabishallallahu


alaihi wa sallambanyak di antara para
sahabat yang mendapatisyahidseperti
Hamzah bin Abdul Muthollib (paman
Nabishallallahu alaihi wa sallam), Zaid
bin Haritsah, Jafar bin Abi Tholib,
Abdullah bin Rowahah. Namun tidak
pernah di masa beliau melakukan seperti
yang dilakukan oleh Rafidhah.Law kaana
khoiron, la-sabaqunaa ilaih, seandainya
perkara tersebut baik, tentu
Nabishallallahu alaihi wa sallamyang
lebih dahulu melakukannya.

Coba lihat pula bagaimana ketika


Nabi Yaqub alaihis salamtertimpa
musibah dengan hilangnya
Yusufalaihis salam, apakah beliau
sampai memukul-mukul dada?
Apakah sampai ingin
menumpahkan darahnya sendiri
dengan mengores-ngores badan?
Apakah sampai dijadikan ied
(perayaan) atau hari berduka
seperti yang dilakukan Rafidhah?
Amalan yang dilakukan Rafidhah
tidak lain hanyalah warisan dari

Hadits yang Membicarakan


Tentang Berduka yang
Terlarang

Dari Abdullah bin Masudradhiyallahu


anhu, ia berkata,
Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallambersabda,














Tidak termasuk golongan kami siapa
saja yang menampar pipi (wajah),
merobek saku, dan melakukan
amalan Jahiliyah. (HR. Bukhari no.
1294 dan Muslim no. 103).

Namun lihatlah bagaimana yang


dilakukan oleh Rafidhah di hari
Asyura. Yang mereka lakukan jelas
bukan ajaran Islam. Nabishallallahu
alaihi wa sallambegitu pula para
sahabat radhiyallahuanhumtidak
pernah melakukannya. Mereka tidak
pernah melakukannya ketika ada
yang meninggal dunia. Padahal
wafatnya Nabishallallahu alaihi wa
sallamlebih daripada kematian
Husainradhiyallahu anhu.

Sedih Atas Kematian Husain


Al Hafizh Ibnu
Katsirrahimahullahberkata,
Setiap muslim seharusnya
bersedih atas terbunuhnya
Husainradhiyallahuanhukarena ia
adalah sayyid-nya (penghulunya)
kaum muslimin, ulamanya para
sahabat dan anak dari putri
Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallamyaitu Fathimah yang
merupakan puteri terbaik beliau.

Akan tetapi kesedihan yang ada


janganlah dipertontokan seperti
yang dilakukan oleh Syiah dengan
tidak sabar dan bersedih yang
semata-mata dibuat-buat dan
dengan tujuan riya (cari pujian,
tidak ikhlas). Padahal Ali bin Abi
Tholib lebih utama dari Husain.

Lebih daripada itu Rasulullahshallallahu


alaihi wa sallam, beliau adalah sayyid
(penghulu) cucu Adam di dunia dan
akhirat. Allah telah mencabut nyawa
beliau sebagaimana para nabi
sebelumnya juga mati. Namun tidak
ada pun yang menjadikan hari kematian
beliau sebagaimatam(hari kesedihan).
Kematian beliau tidaklah pernah
dirayakan sebagaimana yang dirayakan
pada kematin Husain seperti yang
dilakukan oleh Rafidhah (baca: Syiah)
yang jahil.

Yang terbaik diucapkan ketika


terjadi musibah semacam ini
adalah sebagaimana diriwayatkan
dari Ali bin Al Husain,
dari kakeknya
Rasulullahshallallahu alaihi wa
sallam, ia bersabda,


Tidaklah seorang muslim tertimpa


musibah, lalu ia mengenangnya
dan mengucapkan kalimat istirja
(innalillahi wa inna ilaihi roojiun)
melainkan Allah akan memberinya
pahala semisal hari ia tertimpa
musibah Diriwayatkan oleh
Ahmad dan Ibnu Majah. Demikian
nukilan dari Ibnu Katsir dalam Al
Bidayah wan Nihayah, 8: 221.

Salah satu contoh bentuk


penyesalan mereka

Anak kecil pun ikut melukai


kepala nya

Peranan iran dalam


pengembangan ritual ini
Sejak berubah menjadi negara
islam, iran menggalakkan
warganya untuk menghidupkan
kembali ritual2 seperti ini bahkan
ikut mendanai kaum syiah di manamana untuk mengadakan perayaan
10 muharam besar-besaran. Tapi
yang aneh, sebagian syiah tidak
memiliki uang untuk membeli
makanan tetapi iran malah
memberikan dana dalam jumlah

Sehabis acara perayaan, kita


melihat pemandangan cukup
memalukan yang diliput oleh
media massa dunia. Darah, gambar
orang memukul diri disiarkan oleh
media massa dengan menuliskan
bahwa ini adalah perayaan hari
besar kaum muslimin. Hal ini
sangat memalukan kaum muslimin.

Pendapat dunia terhadap


ritual ini

Kantor berita reuter bagaikan


mendapat harta karun berharga
ketika wartawannya di wilayah
nabtiah lebanon merekam gambar
seorang syiah sedang memukul
kepala anaknya dengan pedang
pada perayaan 10 muharam.
Begitulah, para pengikut aliran
sesat selalu memberikan bukti atas
kecaman musuh terhadap islam.

Foto-foto berdarah perayaan


asyura dimuat di media masa
dunia, mereka membahasnya
panjang lebar di koran, majalah
bahkan channel TV untuk
membahas kebuasan dan sifat
haus dan ritual ibadah kaum
muslimin yang jauh dari
kemanusiaan.

Demikian kesesatan Syiah pada


hari Asyura. Kematian seseorang
tidaklah dengan perayaan sesat
seperti yang dilakukan oleh orang
Syiah. Moga Allah melindungi kita
dari kesesatan Syiah.

Vous aimerez peut-être aussi