Vous êtes sur la page 1sur 2

Etiologi

Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberculosis.


Mycobacterium tuberculosis merupakan jenis kuman berbentuk batang dengan ukuran
panjang 1 4 um dan tebal 0,3 0,6 um. Sebagian besar komponen M. Tuberculosis
adalah berupa lemak/lipid sehingga kuman mampu tahan terhadap asam serta sangat
tahan terhadap zat kimia dan factor fisik. Mikroorganisme ini adalah bersifat aerob
yakni menyukai daerah yang banyak oksigen. Oleh karena itu, M.Tuberculosis senang
tinggal di daerah apeks paru-paru yang kandungan oksigennya tinggi. Daerah tersebut
menjadi tempat yang kondusif untuk penyakit tuberculosis.
Bila dijumpai BTA atau Mycobacterium tuberculosis dalam dahak orang yang
sering batuk-batuk, maka orang tersebut di diagnosis sebagai penderita TB paru aktif
dan memiliki potensi yang sangat berbahaya (Achmadi, 2011). Secara khas bakteri
berbentuk granula dalam paru menimbulkan nekrosis atau kerusakan jaringan. Bakteri
Mycobacterium tuberculosis akan cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi
dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh
dapat dormant, tertidur lama selama bertahun-tahun
(Achmadi, 2008).
Patofisiologi
Individu rentan yang menghirup basil tuberkulosis dan menjadi terinfeksi. Bakteri
dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli, tempat dimana mereka terkumpul dan
mulai untuk memperbanyak diri. Basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan
aliran darah ke bagian tubuh lainnya (ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paruparu lainnya (lobus atas). Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi
inflamasi. Fagosit (neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri; limfosit spesifik
tuberkulosis menghancurkan basil-basil dan jaringan normal sehingga mengakibatkan
peumpukan eksudat dalam alveoli menyebabkan bronkopneumonia (Smeltzer dan
Bare, 2002).
Bronkopneumonia ini dapat sumbuh dengan sendirinya, sehingga tidak meninggalkan
sisa atau proses dapat berjalan terus dan menyebabkan nekrosis yang relatif padat dan
seperti keju disebut nekrosis kaseosa. Jaringan granulomas menjadi lebih fibrosa,

membentuk jaringan parut kolagenosa yang akhirnya akan membentuk suatu kapsul
yang mengelilingi tuberkel. Bagian sentral dari lesi primer paru disebut focus Ghon.
Kebanyakan infeksi TB paru, kompleks ghon yang mengalami pengapuran ini tidak
terlihat secara klinis atau dengan radiografi. Jika terjadi nekrosis kaseosa yang berat,
bagian tengah lesi akan mencair dan keluar melalui bronkus dan meninggalkan
kavitas. Kavitas dapat sembuh total tanpa meninggalkan bekas atau meluas dan
menimbulkan perkejuan penuh. Keadaan ini dapat membentuk lagi hubungan dengan
bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif. Penyakit menyebar melalui getah
bening atau pembuluh darah dan menimbulkan lesi pada organ lain, penyebaran ini
disebut limfohematogen yang biasanya sembuh sendiri. Sedangkan penyebaran
hematogen merupakan penyebab TB milier, ini terjadi apabila nekrotik merusak
pembuluh darah sehingga banyak organisme masuk dan tersebar ke organ-organ lain
(Price dan Wilson, 2006).

Vous aimerez peut-être aussi