Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
NUTRISI
LAPORAN KASUS
oleh:
Anis Vina Fatmasari
091611101087
BAB 1
PENDAHULUAN
Angular cheilitis atau disebut juga perleche atau angular cheilosis
merupakan suatu lesi yang ditandai dengan adanya fisur-fisur, pecah-pecah pada
sudut mulut, berwarna kemerahan, mengalami ulserasi disertai rasa terbakar, nyeri
dan rasa kering pada sudut mulut (Pinkham, 1988 & Derrick, 1987). Menurut
Stannus (dalam Scully, 2004) lesi ini dapat melebar sampai ke bawah bibir dan
kemungkinan meluas hingga mukosa pipi.
Angular cheilitis biasanya terjadi pada sudut bibir mulut, yang sering
dimulai dengan penyimpangan mukokutaneus dan berlanjut hingga ke kulit.
Angular cheilitis ini dikarakteristik oleh kemerahan yang menyebar, bentuknya
seperti fisur- fisur, kulit yang nampak terkikis, ulser yang permukaannya berlapis
dan disertai dengan gejala yang subjektif seperti rasa sakit, rasa terbakar, dan
nyeri.
Istilah perleche sebenarnya digunakan untuk Angular cheilitis yang
disebabkan
defisiensi
vitamin
kompleks,
namun
sekarang
telah
BAB II
LAPORAN KASUS
Usia
: 9 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Pekerjaan
: Pelajar
Status Perkawinan
: Belum Menikah
: 8 Januari 2014
2.2 Anamnesa
1
2
Keluhan Utama : Sakit pada sudut mulut sebelah kiri dan kanan.
Riwayat Penyakit : Pasien mengeluhkan rasa sakit pada sudut mulutnya
sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku sering mengalaminya dan selama
ini sakit tersebut tidak pernah diobati. Pasien juga mengaku menjadi tidak
enak makan karena keterbatasan membuka mulut. Sakit tersebut juga
4
5
6
21
2
1,23
= 13,88 (Underweight)
:-
PEMERIKSAAN KLINIS
1 EKSTRA ORAL
a. Muka
a.1. Pipi Ka / Ki
:N/N
:N/N
Fissure
horisontal,
kemerahan,
:N/N
:N
c. Kelenjar Limfe
:N
:N
:N
:N
INTRA ORAL
a Gigi Geligi
UE UE
V IV III II I
PE
UE
UE
II
III IV V
UE
UE
UE
UE
UE
UE
UE
UE UE
UE
V IV III II I
UE
II
UE
UE
III IV V
gigi
b
:N
:N
: garis putih setinggi oklusal, tidak
Kanan
dapat
d
e
Bucal Fold
Atas
:N
Bawah
:N
f
g
h
i
j
Lidah
Dasar Mulut, Kljr Sub Lingualis
Palatum
Tonsil Ka / Ki
Pharynx
:N
:N
:N
:N
:N
:N/N
:N
Fissure
horisontal,
kemerahan,
panjang
kedalaman
multiple,
+
0,5
2mm,
mm,
RENCANA PERAWATAN
Pengobatan
: Miconazole dan vitamin.
6 DIAGNOSA AKHIR
- Angular Cheilitis pada sudut mulut sebelah kiri dan kanan.
7
LEMBAR PERAWATAN
Tanggal
: 8 Januari 2014
Keterangan
1
2
3
Anamnesa.
Diagnosa.
Terapi.
Asepsis Angular Cheilitis :
Instruksi
a Gunakan obat sesuai anjuran
b Menjaga kebersihan rongga mulut
c Makan-makanan yang bergizi (4 sehat 5 sempurna)
d Kontrol maksimal 1 minggu kemudian.
Kontrol I
Tanggal
Keterangan
1 Anamnesa
: 15 Januari 2014
: Setelah dilakukan perawatan selama 7 hari, sudut mulut
sudah tidak sakit lagi dan tidak ada keluhan apapun dari pasien.
Ekstra Oral : terdapat garis putih, berbatas jelas, tidak sakit pada sudut
3
4
mulut.
Intra Oral
Terapi
Gambar 2. Kontrol pertama pasien Angular Cheilitis yang selesai dirawat selama 8 hari
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Etiopatologi
Banyak pendapat yang mengemukakan tentang etiologi dari Angular
cheilitis. Defisiensi nutrisi khususnya vitamin B yang menyebabkan Angular
cheilitis adalah akibat dari kekurangan riboflavin (vitamin B2), asam folat dan
piridoksin (vitamin B6). Sedangkan vitamin lainnya yang juga tergabung di dalam
vitamin B kompleks tidak menyebabkan terjadinya angular cheilitis walaupun
menimbulkan lesi-lesi di rongga mulut. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa angular cheilitis dapat disebabkan oleh defisiensi riboflavin
(vitamin B2) yang bertumpang tindih dengan infeksi jamur atau infeksi bakteri.
Salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya angular cheilitis pada laki-laki
berusia 11 tahun ini adalah defisiensi nutrisi.
banyak diperoleh pangan nabati, seperti sayuran hijau dan kembang kol
(Sulistyoningsih, 2011).
Vitamin B12 dan asam folat berperan penting dalam sintesis DNA. Untuk
mengubah folat menjadi bentuk aktif diperlukan vitamin B12, sehingga folat
dapat berfungsi normal memetabolisme semua sel, terutama sel-sel saluran cerna,
sumsum tulang, dan jaringan saraf (Guyton dan Hall, 2008).
Defisiensi vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan penurunan
DNA sehingga mengakibatkan kegagalan pematangan dan pembelahan inti. Hal
ini dapat menghambat dalam proses penyembuhan luka (Guyton dan Hall, 2008).
Terhambatnya proses penyembuhan luka menunjukkan terjadinya penurunan
kualitas mukosa oral yang mengakibatkan mikroorganisme bakteri dan jamur
mudah melekat pada mukosa dan menurunkan sintesis protein yang menghambat
metabolism sel. Perlekatan jamur khususnya Candida albican ini dapat menjadi
faktor penyebab angular cheilitis (Lynch dkk,1994).
Apabila tubuh megalami defisiensi asam folat, maka dapat terjadi
gangguan metabolisme DNA yang mengakibatkan terjadinya perubahan
morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah, seperti sel darah
merah, sel darah putih, serta sel epitel lambung dan usus, vagina, dan serviks.
Defisiensi asam folat juga dapat menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia
megaloblastik, dan gangguan darah lainnya, peradangan lidah (glositis), dan
gangguan saluran cerna (Almatsier, 2001).
Asupan vitamin B12 dan asam folat yang cukup bagi tubuh dapat
mengurangi resiko terjadinya defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang dapat
menyebabkan abnormalitas dan pengurangan DNA yang mengakibatkan
kegagalan pematangan inti dan pembelahan sel (Guyton dan Hall, 2008).
Menurut Stannus, Angular cheilitis ditandai dengan adanya fisur-fisur dan
eritema pada sudut mulut yang menyebar sampai ke bawah bibir dan
kemungkinan meluas ke mukosa pipi. Gejala awal Angular cheilitis ialah rasa
gatal pada sudut mulut dan terlihat tampilan kulit yang meradang dan bintik
merah. Pada awalnya, hal ini tidak berbahaya, tetapi akan terasa nyeri di sudut
mulut dan mudah berdarah yang dikarenakan oleh gerakan mulut seperti tertawa
ataupun berbicara. Tingkat keparahan inflamasi ini ditandai dengan retakan sudut
mulut dan beberapa pendarahan saat mulut dibuka (Murai et al, 2008).
Secara umum angular cheilitis mempunyai gejala utama bibir kering, rasa
tidak nyaman, adanya sisik-sisik dan pembentukan fisur (celah) yang diikuti
dengan rasa terbakar pada sudut mulut. Gambaran klimis yang paling sering
sebagai daerah eritema dan udema yang berbentuk segitiga pada kedua komisura
atau dapat berupa atropi, eritema, ulser, krusta dan pelepasan kulit sampai terjadi
eksudasi yang berulang. Reaksi jangka panjang, terjadi supurasi dan jaringan
granulasi (Murai et al, 2008).
Pada Angular cheilitis yang berhubungan dengan defisiensi nutrisi, dapat
terlihat penipisan papilla lidah (depapillated tongue) dikarenakan defisiensi besi
seperti yang tampak pada keadaan pasien (geographic tongue). Lidah yang merah
dan berkilat (depapillated glossy red tongue) pada pasien dengan defisiensi asam
folat, atau lidah ungu kemerahan (reddish-purple depapillated tounge) pada
defisiensi vitamin B. Angular cheilitis yang disertai alopesia, diare dan ulserasi
oral non-spesifik yang biasanya terdapat di lidah dan mukosa bukal, dapat diduga
dikarenakan defisiensi seng. Lesi terjadi bilateral yang biasanya meluas beberapa
mm dari sudut mulut pada mukosa pipi dan ke lateral pada kulit sirkum oral 1-10
mm. Dasar lesi lembab, adanya fissure yang tajam, vertical dari tepi vermilion
bibir dan area kulit yang berdekatan. Secara klinis, epitel pada komisura terlihat
mengerut dan sedikit luka. Pada waktu mengerut, menjadi lebih jelas terlihat,
membentuk satu atau beberapa fissure yang dalam, berulserasi tetapi tidak
cenderung berdarah. Walaupun dapat berbentuk krusta yang bernanah pada
permukaan, fisur ini tidak melibatkan permukaan mukosa pada komisura di dalam
mulut, tetapi berhenti pada mucocutan junctional (Lubis, 2006).
Berdasarkan gambaran klinis pada pasien, Angular cheilitis pada pasien
terdapat fissure yang disertai dengan krusta dan pseudomembran. Terlihat epitel
pada komisura mengalami pengerutan dan maserasi, yang lama kelamaan kerutan
tersebut membentuk satu atau lebih fisur dan akhirnya mengalami ulserasi, tetapi
tidak mudah berdarah walau terbentuk krusta di permukaan kulit. Fisur ini tidak
B12, Nikotinamida, Kalsium Pantotenat, dan Lysin. Fungsi dari vitamin C yaitu
dengan pembentukan kolagen, proteoglikan dan bahan-bahan organik lain pada
bagian antar sel dan jaringan.Vitamin B kompleks berfungsi sebagai koenzim
yang penting dalam metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Lysin
bermanfaat sebagi penambah nafsu makan. Terapi multivitamin tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kebutuhan nutrisi jaringan pada mukosa rongga mulut
khususnya dalam proses perbaikan dan proliferasi sel.
Angular cheilitis yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B perawatannya
dengan memberikan suplemen vitamin B kompleks atau multivitamin yang
mengandung vitamin B . Akan tetapi, defisiensi satu jenis vitamin biasanya diikuti
gejala defisiensi nutrisi, maka dalam perawatannya pemberian multivitamin lebih
efektif daripada pemberian vitamin B kompleks saja. Dilaporkan pengobatan
penyakit akibat defisiensi vitamin B12 dengan terapi vitamin dapat sembuh dalam
waktu 3 minggu (Decker RT, 2005).
Pasien diberikan instruksi agar dapat menjaga kebersihan rongga mulut
minimal dengan belajar menggosok gigi secara rutin dua kali sehari pada saat pagi
dan malam hari guna mengurangi faktor predisposisi terjadinya angular cheilitis.
Menggunakan obat yang telah diberikan (Biolisin sirup dan miconazole) sesuai
dengan anjuran, yaitu dengnan minum biolysin sirup dengan takaran 1 sendok teh
1xsehari dan dengan mengoleskan miconazole pada lesi 3xsehari. Makanmakanan yang bergizi (4 sehat 5 sempurna untuk meningkatkan nutrisi dalam
tubuh sehingga dapat mengurangi faktor predisposisi terjadinya Angular cheilitis.
instuksi yang terakhir adalah kontrol setelah tujuh hari melakukan perawatan.
Pada saat pertama, keadaan rongga mulut pasien sudah tidak seperti delapan hari
yang lalu, karena sakit pada sudut mulut, rasa sakit dan kmerahan pada lesi sudah
hilang tetapi masih terdapat sedikit warna putih yang berbatas jelas.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalalami Angular cheilitis oleh karena defisiensi nutrisi yang ditarik dari hasil
anamnesa, keadaan umum pasien (BMI = underweight) dan pemeriksaan klinis.
Berdasarkan hal tersebut, terapi yang diberikan adalah pemberian Biolisin sirup
untuk mengurangi faktor pendukung terjadinya Angular cheilitis yaitu defisiensi
nutrisi, miconazole juga diberikan sebagai obat anti jamur topikal pada lesi sudut
mulut, serta instruksi pada pasien untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan
mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Derrick, D. D. 1987. The Dental Annual. Bristol: Wright. P 234-423.
Guyton, Arthur C dan Hall, John E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
11. Jakarta: EGC.
Lynch, Malcolm A., Brightman, Vernon J., dan Greenberg, Martin S. 1994. Ilmu
Penyakit Mulut. Alih bahasa, drg. P. P. Sianita Kurniawan. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol II (1).
Pinkham, J. R. 1988. Pediatrick Dentistry. Philadelphia, London: W. B. Sauders
Co. p 28
Scully, C. 2004. Oral and Maxillofacial Medicine. Edinburgh: Wright. P 189-193
Smith, Padraic. 2008. Vitamin B12 Deficiency: Causes, Evaluation and
Treatment.
TSMJ,
Vol.
9:
36.
http://www.ted.ie/tsmj/archives/2008/vitaminb12.pdf[10Oktober2012]
Shafer, W. G. Hine M, K, dkk. A Textbook of Oral Pathology. 4th ed.
Philadelphia, London: W. B. Saunders Co. P 556-557.