Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A.
b. Trauma tumpul
-
2.
terpilin atau terputar dengan jaringan fiksasi sebagai titik tumpu atau porosnya.
d. Blast injury
- Kerusakan jaringan pada blast injury terjadi tanpa adanya kontak langsung
dengan penyebab trauma. Seperti pada ledakan bom.
- Gaya merusak diterima oleh tubuh melalui penghantaran gelombang
energi.
3.
b. Lokasi
Lokasi tubuh tempat trauma sangat menentukan jenis organ yang menderita
kerusakan, terutama pada trauma tembus. Seperti luka tembus pada daerah
pre-kordial.
c. Arah trauma
- Arah gaya trauma atau lintasan trauma dalam tubuh juga sangat mentukan
dalam memperkirakan kerusakan organ atau jaringan yang terjadi.
- Perlu diingat adanya efek "ricochet" atau pantulan dari penyebab trauma
pada tubuh manusia. Seperti misalnya : trauma yang terjadi akibat
pantulan peluru dapat memiliki arah (lintasan peluru) yang berbeda dari
sumber peluru sehingga kerusakan atau organ apa yang terkena sulit
diperkirakan
4. Beberapa Trauma dada yang berbahaya dan mengancam hidup
Berikut adalah keadaan atau kelainan akibat trauma toraks yang berbahaya
dan mematikan bila tidak dikenali dan di tatalaksana dengan segera:
a. Trauma pada dinding dada
1) Fraktur iga
Fraktur pada iga (costae) merupakan kelainan tersering yang
diakibatkan trauma tumpul pada dinding dada. Trauma tajam lebih jarang
mengakibatkan fraktur iga, oleh karena luas permukaan trauma yang
sempit,
sehingga
Fraktur
iga
gaya
terutama
trauma
pada
iga
dapat
melalui
IV-X
(mayoritas
sela
iga.
terkena)
bila
terdapat
fraktur
pada
iga
VIII-XII
a) Penatalaksanaan
Konservatif : "Verband figure of eight" sekitar sendi bahu.
Pemberian analgetika.
Operatif : fiksasi internal
b) Komplikasi
Timbulnya malunion fracture dapat mengakibatkan penekanan
pleksus brakhialis dan pembuluh darah subklavia.
3) Fraktur sternum
-
terutama
di
area
sternum,
krepitasi
Pemeriksaan
Seringkali pada pemeriksaan Ro toraks lateral ditemukan garis
fraktur, atau gambaran sternum yang tumpang tindih.
Pemeriksaan EKG : 61% kasus memperlihatkan adanya
perubahan EKG (tanda trauma jantung).
b) Penatalaksanaan
Untuk fraktur tanpa dislokasi fragmen fraktur dilakukan
pemberian analgetika dan observasi tanda2 adanya laserasi atau
kontusio jantung
Untuk fraktur dengan dislokasi atau fraktur fragmented dilakukan
tindakan operatif untuk stabilisasi dengan menggunakan sternal
wire, sekaligus eksplorasi adanya perlukaan pada organ atau
struktur di mediastinum.
4) Dislokasi sendi sternoklavikula
-
Kasus jarang
Pengobatan : reposisi
5) Flail chest
a) Definisi
Fail chest adalah area toraks yang "melayang" (flail) oleh sebab
adanya fraktur iga multipel berturutan 3 iga , dan memiliki garis
fraktur 2 (segmented) pada tiap iganya.
Akibatnya adalah:
b) Karakteristik
Gerakan
"paradoksal"
dari
(segmen)
dinding
dada
saat
Fisioterapi agresif
Tindakan bronkoskopi untuk bronchial toilet
Indikasi Operasi (stabilisasi) pada flail chest:
-
akan
meningkatkan
tekanan
negatif
intrapleura
bunyi
napas
hyperresonance
(perkusi),
pengembangan dada
Penatalaksanaan: WSD
b) Pneumothoraks Tension
Pneumothoraks tension adalah pneumotoraks yang disertai
peningkatan tekanan intra toraks yang semakin lama semakin
bertambah (progresif). Pada pneumotoraks tension ditemukan
mekanisme ventil (udara dapat masuk dengan mudah, tetapi tidak
dapat keluar).
Ciri- ciri pneumothoraks tension
Terjadi peningkatan intra toraks yang progresif, sehingga
terjadi : kolaps total paru, mediastinal shift (pendorongan
mediastinum ke kontralateral), deviasi trakhea venous return
hipotensi & respiratory distress berat.
Tanda dan gejala klinis: sesak yang bertambah berat dengan
cepat, takipneu, hipotensi, JVP , asimetris statis &
dinamisMerupakan keadaan life-threatening tdk perlu Ro
Penatalaksanaan:
WSD
c) Open Pneumothorax
Terjadi karena luka terbuka yang cukup besar pada dada sehingga
udara dapat keluar dan masuk rongga intra toraks dengan mudah.
Tekanan intra toraks akan sama dengan tekanan udara luar.
Dikenal juga sebagai sucking-wound. Terjadi kolaps total paru.
Penatalaksanaan:
-
2) Hematothoraks (Hemothoraks)
a) Defini hematothoraks (hemathoraks
Terakumulasinya darah pada rongga toraks akibat trauma tumpul atau
tembus pada dada.
b) Sumber perdarahan umumnya berasal dari A. interkostalis atau A.
mamaria interna. Perlu diingat bahwa rongga hemitoraks dapat
menampung 3 liter cairan, sehingga pasien hematotoraks dapat syok
berat (kegagalan sirkulasi) tanpa terlihat adanya perdarahan yang
ro
toraks
dan
pemeriksaan
lab
(PaO2
a) Definisi : Robekan pada parenkim paru akibat trauma tajam atau trauma
tumpul keras yang disertai fraktur iga.
b) Manifestasi klinik umumnya adalah : hemato + pneumotoraks
c) Penatalaksanaan umum : WSD
d) Indikasi operasi
c. Ruptur Diafragma
1) Ruptur diafragma pada trauma toraks biasanya disebabkan oleh trauma
tumpul pada daerah toraks inferior atau abdomen atas.
2) Trauma tumpul di daerah toraks inferior akan mengakibatkan
peningkatan tekanan intra abdominal mendadak yang diteruskan ke
diafragma. Ruptur terjadi bila diafragma tidak dapat menahan tekanan
tersebut.
3) Dapat pula terjadi ruptur diafragma akibat trauma tembus pada daerah
toraks inferior. Pada keadaan ini trauma tembus juga akan melukai organorgan lain (intratoraks ata intraabdominal).
4) Ruptur umumnya terjadi di "puncak" kubah diafragma (sentral)
5) Kejadian ruptur diafragma sebelah kiri lebih sering daripada diafragma
kanan
CT scan toraks
9) Penatalaksanaan
Torakotomi eksplorasi (dapat diikuti dengan laparotomi)
d. TRAUMA ESOFAGUS
Diagnostik: Esofagografi
e. TRAUMA JANTUNG
Kecurigaan trauma jantung :
Diagnostik
- Trauma tumpul : EKG, pemeriksaan enzim jantung (CK-CKMB /
Troponin T)
- Foto toraks : pembesaran mediastinum, gambaran double contour
pada mediastinum menunjukkan kecurigaan efusi perikardium
- Echocardiography untuk memastikan adanya effusi atau tamponade
Penatalaksanaan
-
Komplikasi
Salah satu komplikasi adanya kontusio jantung adalah terbentuknya
aneurisma ventrikel beberapa bulan/tahun pasca trauma.
b.
Tidak
dibenarkan
melakukan
langkah-langkah:
c.
portable
bronchoscope.
Tidak
dibenarkan
melakukan
e.
f.
g.
B. Asuhan Keperawatan
1.
pengkajian
Data yang harus dikaji pada pasien yang mengalami trauma dada sangat
tergantung pada jenis dari taruma dada. Gejala yang biasa didapatkan pada masingmasind trauma dada adalah sebagai berikut :
a. Pneumothoraks tertutup
Dyspnea
Agitasi
Chest pain
Tachycardia
Diaphoresis
Hipotensi
b. Tension pneumothoraks
Tracheal deviasi
Hipoksia
Dyspne hebat
Takikardi
Agitasi
Air hunger
Diaporesis
Hipotensi
Cyanosis
c. Hemotoraks
d. Pneumothoraks terbuka
e. Fail chest
Sianosis
ekspirasi)
f. Fraktur tulang iga
Krepitasi
g. Kontusia paru
takikardia
h. Kontusio jantung
Nyeri dada
Denyut jantung tidak teratur dan takikardia, dengan tekanan darah rendah
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
b.
c.
d.
3.
Perencanaan
a.
Kriteria Hasil
-
SP O2 > 95
Intervensi :
-
b.
Tujuan
Pasien
dapat
mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih dan ronchi
(-)
Kriteria Hasil
Intervensi
- Catat
perubahan
dalam
bernafas
dan
pola
nafasnya
karakteristik
dari
suara
nafas
Tujuan
Kriteria hasil
: nyeri berkurang
Pasien tampak rileks, mampu tidur atau istirahat dengan baik, nadi 8084 x/menit, pasien tidak meringgis, skala nyeri ringan (1-3)
Intervensi :
- Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan
non verbal setiap 6 jam
Rasional : menentukan tindak lanjut intervensi.
- Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap 6 jam
Rasional : nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah
meningkat, nadi, pernafasan meningkat
- Terapkan tehnik distraksi (berbincang-bincang)
Rasional : mengalihkan perhatian dari rasa nyeri
- Ajarkan tehnik relaksasi (nafas dalam) dan sarankan untuk
mengulangi bila merasa nyeri
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan otot-otot sehingga
nmengurangi penekanan dan nyeri.
- Beri dan biarkan pasien memilih posisi yang nyaman
Rasional : mengurangi keteganagan area nyeri.
- Kolaborasi dalam pemberian analgetika.
Rasional : analgetika akan mencapai pusat rasa nyeri dan
menimbulkan penghilangan nyeri.
d.
Intervensi
- Gunakan tehnik aseptik pada semua prosedur perawatan dan rawat
luka dengan tehnik streril
Rasional : mikroorganisme bisa masuk pada setiap prosedur yang
dilakukan
- Observasi tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, tumor, rubor, fungsio lasea
Rasional : infeksi atau tidak sehingga dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat
- Observasi tanda-tanda vital
Rasional : dengan adanya infeksi dapat terjadi sepsis
- Delegatif dalam pemberian obat antibiotika
Rasional : antibiotika dapat membunuh kuman penyebab infeksi
- kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
- Rasional : mengetahui secara dini adanya infeksi di dalam tubuh
4.
Evaluasi
a. Oksigenasi jaringan adekuat
b. Pasien dapat mempertahankan jalan nafas dengan bunyi nafas yang jernih
dan ronchi (-)
c. Nyeri berkurang
d. Tidak terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner & Suddarth, (1996), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC,
Jakarta.
2. Carpenito, L.J., (2006) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
3. Doengoes, M.E., (1998), Dokumentasi & Rencana Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
4. www.universityaircare.org
5. www.emedicine.com
6. www-cdu.dc.med.unipi.it/ECTC/indexectc.htm