Laporan keuangan merupakan alat dimana mengandug sebuah informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan ke padanya. Laporan keuangan dibutuhkan dalam mengambil keputusan ekonomi. Dalam pembuatannya setiap Negara memiliki cara penyajian tersendiri untuk sebuah laporan keuangan. Perbedaan dalam cara penyajian laporan keuangan di setiap negara menimbulkan sebuah masalah, yaitu pasar yang menjadi tidak efisien karena perusahaan tersebut diharuskan menyusun dua laporan keuangan dengan standard yang berbeda. Pada akhirnya muncullah sebuah Standard Akuntansi Keuangan (SAK). Standard Akuntansi Keuangan merupakan sebuah standar yang digunakan dalam pembuatan sebuah laporan keuangan, yaitu apa saja yang perlu dilaporkan dalam sebuah laporan keuangan, sehingga akan didapatkan keseragaman dalam penyajian laporan keuangan tersebut. Standar akuntansi diperlukan agar memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan
auditor,
dan
memudahkan
pembaca
laporan
keuangan
untuk
menginterpretasikan serta membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Standard
akuntansi keuangan ini diharapkan dapat mempermudah para pembuat laporan keuangan untuk menyampaikan informasi yang terkait dengan laporan keuangan mereka. Selain itu, Standard Akuntansi Keuangan (SAK) ini dibuat agar setiap perusahaan yang saling berkaitan dapat memahami laporan keuangan masing-masing perusahaan serta akan menimbulkan konsistensi pada laporan keuangan tersebut sehinnga mudah untuk dibandingkan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki Standard Akuntansi Keuangan, yang biasa digunakan ada empat yaitu SAK, SAK-ETAP, SAK Syariah, dan SAP. Standard Akuntansi Keuangan (SAK) ini dibuat oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) dimana dewan ini diberikan kewenangan untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan ISAK. Dalam pembuatan atau penyusunan SAK, IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) melalui DSAK harus melalui berbagai tahapan. Due Process Procedure penyusunan SAK dimulai dengan identifikasi issue, kemudian dikonsultasikan issue dengan DSAK. Lalu DSAK akan membentuk sebuah tim yang kemudian akan melakukan riset terbatas dan dilakukanlah penulisan draft awal. Selanjutnya akan diadakan pembahasan oleh komite khusus pengembangan standar yang kemudian dibahas oleh DSAK. Penyampaian Exposure Draft kepada DSAK untuk meminta pendapat dan pertimbangan dampak penerapan standard yang dilanjutkan peluncuran draft sebagai Exposure Draft dan pendistribusiannya serta Public hearing. Kemudian pembahasan atas Exposure Draft dan masukkan Public Hearing yang
dilanjutkan limited hearing dan persetujuan Exposure Draft PSAK menjadi PSAK. Kemudian pengecekan akhir serta sosialisasi standard.