Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
AKTIVA
Kas
Piutang dagang
Persediaan
Persekot biaya
Jumlah aktiva lancar
Tanah
TOTAL
2008 2009
(Rp.
(Rp.
000.000)
000.000)
3
130
210
20
363
5
164
235
25
425
1
36
58
5
100
15
15
% TOTAL
2008
2009
1
38
55
6
100
1
23
37
4
1
26
38
4
Bangunan
Aktiva tetap lainnya
Cad. peny. Ak. tetap
Jumlah aktiva tetap
Jumlah aktiva
147
63
(22)
203
566
109
90
(24)
190
619
72
31
(10)
100
167
35
81
283
10
210
70
60
340
10
59
12
29
100
4
panjang
Modal saham
Laba ditahan
Jumlah modal
Jumlah Hutang &
50
223
283
566
50
219
279
619
18
78
100
57
47
(12)
100
26
11
(5)
18
15
(4)
100
100
62
21
17
100
2
30
6
14
34
11
10
19
79
100
9
39
8
35
100
100
Modal
PT IMASINDO
Laporan Rugi Laba Perbandingan Commonsize
31 Desember 2008 dan 2009
Penjualan neto
Harga pokok
Laba kotor
Biaya operasi :
Biaya penjualan
Biaya administrasi
Laba operasi
Biaya lain lain
Laba bersih sebelum
pajak
Pajak
Laba bersih setelah
2008
2009
Persentase Per
700
566
134
898
638
260
komponen
100
100
81
71
19
29
40
22
72
5
67
127
68
65
11
54
14
10
1
9
7
1
6
20
47
16
38
2,9
6,1
1,6
4,4
pajak
Analisis dan interpretasi
Aspek likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka
pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Kondisi likuiditas PT IMASINDO dapat
dilihat dari distribusi pos pos aktiva lancar terhadap jumlah aktiva lancar, yang
menunjukkan bahwa likuiditas perusahaan mengalami kenaikan. Hal ini terlihat
dari persentase persediaan yang menurun dari 58% pada tahun 2008 menjadi
55% pada 2009. Sebagaimana diketahui bahwa semakin dominan pos pos
aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah seperti persediaan, menunjukkan
bahwa likuiditas perusahaan yang kurang baik.
Aspek solvabilitas
Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajiban
(jangka pendek dan jangka panjang) dengan modal sendiri yang dimilikinya.
Persentase modal sendiri dari hutang memperlihatkan bahwa modal sendiri PT
IMASINDO pada tahun 2008 sebesar 48% yang terdiri dari modal saham 9% dan
laba ditahan 39%. Jumlah utang sebesar 52%. Jumlah hutang sebesar 52%. Kalau
dibandingkan dengan tahun 2009, maka terlihat jumlah modal sendiri berkurang
menjadi 43% dan jumlah hutang bertambah menjadi 57%. Peranan hutang lebih
besar daripada modal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan semakin
besar menggunakan dana pinjaman. Dengan kata lain tingkat solvabilitas
perusahaan semakin menurun. Semakin besar peranan dana pinjaman berarti
margin of safety bagi para kreditur semakin menurun.
Tingkat efisiensi
Tingkat efisiensi biaya umumnya dikaitkan antara biaya dan pendapatan.
Berdasarkan angka angka persentase di laporan rugi laba. Persentase harga
pokok penjualan tahun 2008 sebesar 81%, artinya bahwa jumlah pendapatan
diserap untuk biaya produksi sebesar 81% dan sisanya sebagai laba kotor 19%.
Kalau dibandingkan dengan tahun 2009, harga pokok penjualan hanya menyerap
71% dari penjualan. Hal ini dapat disimpulkan adanya peningkatan efisiensi
dalam biaya produksi. Sebagai akibatnya, laba kotor mengalami peningkatan
dari 19% menjadi 29% dari penjualan . jika dilihat biaya operasi, nampak ada
peningkatan biaya yang cukup besar yaitu dari 9% tahun 2008 menjadi 22%
tahun 2009. Dengan demikian di bagian kantor nampaknya bekerja kurang
efektif.
Rentabilitas