Vous êtes sur la page 1sur 3

1.

WHO mengklasifikasikan ephitelial dysplasia menurut tingkat keparahannya


menjadi:
a. Mild Dysplasia, yaitu gangguan pertumbuhan sel dengan tingkat ringan
dengan pembentukan 1 atau 2 lapisan basaloid sel di atas membrane
basalis tanpa ditandai adanya atipia sel.
b. Moderate Dysplasia, yaitu gangguan pertumbuhan sel dengan tingkat
sedang dengan pembentukan lapisan basaloid sel hingga lapisan prikel
ditandai adanya atipia sel.
c. Seevere Dysplasia, yaitu gangguan pertumbuhan sel dengan tingkat sedang
dengan pembentukan lapisan basaloid sel hingga menggantikan seluruh
epithelium sel ditandai adanya atipia sel yang jelas.

2. Oral lichen planus adalah peradangan kronis pada mukosa yang etiologinya
tidak diketahui dengan pasti. Diduga terbentuknya lesi berhubungan dengan
keadaan autoimun.
Tanda klinis: Gatal, umumnya setelah satu atau beberapa minggu sejak gatal
tersebut diikuti oleh penyebaran lesi.

Gejala:
Patogenesis : OLP adalah penyakit autoimun mediasi sel T namun penyebabnya
tidak diketahui secara pasti pada kebanyakan kasus. Peningkatan produksi sitokin
TH1 merupakan kunci dan penanda awal terjadinya LP, yang diinduksi secara
genetik, dan adanya polimorfisme genetik dari sitokin yang terlihat mendominasi,
baik pada lesi yang berkembang hanya pada mulut(diasosiasikan dengan
interferon-gamma (IFN-)) atau pada mulut dan kulit(diasosiasikan dengan tumor
nekrosis faktor-alpha(TNF-)). Sel T yang teraktivasi kemudian akan tertarik dan
bermigrasi melalui epitelium mulut, lebih jauh akan tertarik oleh adhesi molekul
interseluler (ICAM-1 dan VCAM), regulasi ke atas dari protein matriks
ekstraseluler membran dasar epitelial, termasuk kolagen tipe IV dan VII, laminin
dan integrin, dan kemungkinan oleh jalur sinyal CXCR3 dan CCR5. Sitokin
disekresi oleh keratinosit misalnya TNF- dan interleukin (IL)-1, IL-8, IL-10, dan
IL-12 yang juga kemotaktik untuk limfosit. Sel T kemudian akan berikatan pada
keratinosit

dan

IFN-,

dan

regulasi

berkelanjutan

dari

p53,

matriks

metalloproteinase 1 (MMP1) dan MMP3 memicu proses kematian sel (apoptosis),


yang akan menghancurkan sel basal epitelial.

Perjalanan kronis dari OLP merupakan hasil dari aktivasi faktor nuklear mediator
inflamasi kappa B (NF-B), dan inhibisi dari jalur pengontrol faktor pertumbuhan
transformasi (TGF-beta/smad) yang menyebabkan hiperproliferasi keratinosit
yang memicu timbulnya lesi putih.
Sumber: Scully, Crispian. Carrozo, Marco. 2007. Oral Mucosal Diesease : Lichen
Planus. UK : British Journal Oral and Maxillofacial Surgery.

Vous aimerez peut-être aussi