Vous êtes sur la page 1sur 19

MAKALAH KIMIA ANORGANIK

UNSUR KROMIUM DAN VANADIUM

Disusun oleh:
Okto Firmantri

(4311413054)

Lisa Ayuningtyas W

(4311413080)

Aya Sofia

(4311413083)

Affrin Selviana D

(4311413084)

Dosen Pengampu:
Nuni Widiarti, S.Pd., M.Si.

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2015

Kata Pengantar
Puji syukur bagiAllah, Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada rasul yang mulia Muhammad bin Abdullah, kepada
keeluarganya, dan para sahabatnya.
Alhamdulillha telah terselesaikan makalah Kimia Anorganik dengan Judul
Unsur Karbon dan Silikon. Dalam makalah ini telah dikaji mengenai mengenai
sejarah, manfaat serta dampak negatif serta sifat -sifat yang dimiliki oleh unsurunsur dalam golongan IV A. Semoga, apa yang terlah disajikan dan dan dibahas ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun menyadari bahwa buku ajar ini banyak kekurangan, baik dari segi
materi maupun penyajianya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca demi perbaikan kualitas makalah ini.

Semarang, 16 Mei 2015

Penyusun

ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul ..................................................................................................... I
Kata Pengantar .................................................................................................... II
Daftar Isi ............................................................................................................. III
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB 2 PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Kromium ........................................................................................................ 3
2.2 Vanadium ....................................................................................................... 7
BAB 3 PENUTUP ............................................................................................... 14
3.1 Simpulan ...................................................................................................... 14
3.2 Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada
subkulit 3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan
IIB). Hal ini menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa
sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat
magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa
kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu
Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn),
Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn). Unsur transisi
dapat ditemukan dikerak bumi terutama sebagai bijih mineral (bijih logam)
dengan kadar tertentu.
Unsur vanadium merupakan unsur yang memiliki bilangan oksidasi yaitu
+5, +4, +3, dan +2 dimana membentuk persenyawaannya masing-masing.
Vanadium memiliki nomor atom 23 sehingga konfigurasi elektronnya [18Ar]
3d3 4s2 dimana dapat ,melepaskan 2 sampai 5 elektron menghasilkan tingkat
oksidasi +2, +3, +4 atau +5. Berkaitan dengan atom-atom yang berikatan
dengannya memiliki sifat sangat elektronegatif seperti oksigen. Sementara itu,
unsur kromium merupakan Kromium dengan bilangan oksidasi +2, +3, dan +6
dapat membentuk beberapa persenyawaan. Kromium merupakan logam yang
kuat dan bercahaya serta sangat tahan terhadap korosi karena reaksi dengan
udara menghasilkan lapisan Cr2O3 yang bersifat tidak berpori sehingga mampu
melindungi logam yang terlapisi dari serangan reaksi lebih lanjut. Untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai kelimpahan, sifat fisika dan kimia,
persenyawaan dari unsur vanadium maupun kromium, maka perlu
memepelajari lebih lanjut mengenai kedua unsur ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah kami adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimanakah sifat fisik dan sifat kimia dari unsur Vanadium dan
Kromium?

2.

Bagaimanakah bentuk geometri dari unsur Vanadium dan Kromium?

3.

Apa saja persenyawaan dari Unsur Vanadium dan Kromium?

4.

Bagaimana efek dari kelebihan atau kekurangan Vanadium dan Kromium?

1.3 Tujuan
Sedangkan tujuan penyusunan makalah kami yaitu:
1.

Mengetaui sifat kimia dan sifat fisika unsur vanadium dan kromium.

2.

Mengetahui bentuk geometri molekul dari vanadium dan kromium.

3.

Mengetahui persenyawaan yang dibentuk oleh vanadium dan kromium.

4.

Mengetahui manfaat dari vanadium dan kromium.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Unsur Vanadium (V)
A. Sejarah Vanadium
Vanadium berasal dari kata Vanadis, yaitu nama dewi kecantikan di
Skandinavia. Disebut demikian karena kaya warna dalam senyawaannya. Pada
mulanya ditemukan oleh N.G. Selfstrom di Swedia tahuan 1830 bersama-sama
dalam bijih besi. Sesungguhnya, unsur ini telah dikenali oleh A.M. Del Rio pada
tahun 1801 dalam bijih timbel yang disebut eritronium. Unsur ini akhirnya
ditemukan ulang pada tahun 1830 oleh Sefstrom, yang menamakan unsur itu untuk
memuliakan dewi Skandinavia, Vanadis, karena aneka warna senyawa yang
dimilikinya. Vanadium berhasil diisolasi hingga nyaris murni oleh Roscoe, pada
tahun 1867 dengan mereduksi garam kloridanya dengan hidrogen. Vanadium tidak
dapat dimurnikan hingga kadar 99.3% 99.8% hingga tahun 1922.

B. Sifat-sifat Vanadium
Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang
ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan
paduan logam. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung
oksida di permukaannya. Vanadium tidak pernah ditemukan secara murni di alam,
melainkan terdapat bersenyawa pada sekitar 65 mineral yang berbeda seperti
patronite, vanadinite, carnotite dan bauksit. Vanadium terbentuk pada endapan
mengandung karbon seperti minyak mentah, batubara, dan pasir tar. Cadangan
besar vanadium dapat ditemukan di Afrika Selatan dan di Rusia. Produksi bijih
vanadium dunia sekitar 45.000 ton per tahun.Vanadium umumnya terdapat di
sebagian besar tanah dalam jumlah bervariasi dan diserap oleh tanaman. Dalam
biologi, atom vanadium merupakan komponen penting beberapa enzim, terutama
nitrogenase vanadium yang digunakan oleh beberapa mikroorganisme nitrogen.

Tabel 1. Sifat fisik dan kimia unsur vanadium


Nama Unsur
Simbol
Nama Atom
Kategori Unsur
Grup, Periode, Blok
Warna
Massa Atom
Konfigurasi Elektron
Titik Leleh
Titik Didih
Kalor Pembentukan
Kapasitas Kalor ( 25 C)
Kapasitas Kalor ( 25 C)

Vanadium
V
23
Logam Transisi
5, 4, d
Logam Biru-Abu-Abu-Keperakan
50,9415 (1) gmol-1
[Ar] 3 4
2183 K (1915 C )
3680 K (3350 )
21.5 kJ
24.89 J
24.89 J

C. Senyawa dari Vanadium

D. Tingkat oksidasi dan stereokimia dari unsur vanadium

E. Mineral sumber utama vanadium

F. Manfaat Vanadium
1. Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat dan peralatan
yang digunakan dalam kecepatan tinggi.
2. Vanadium karbida sangat penting dalam pembuatan baja.
3. Sekitar 80% Vanadium yang sekarang dihasilkan, digunakan sebagai ferro
vanadium atau sebagai bahan tambahan baja.
4. Foil vanadium digunakan sebagai zat pengikat dalam melapisi titanium pada
baja.
5. Vanadium petoksida digunakan dalam pembuatan keramik dan sebagai
katalis.
6. Vanadium juga digunakan untuk menghasilkan magnet superkonduktif
dengan medan magnet sebesar 175000 Gauss.
7. Konsentrasi maksimum V2O5 yang masih diizinkan terdapat di udara adalah
0.05 (selama 8 jam kerja rata-rata selama 40 jam per minggu).
8. penggunaan industri pertama ekstensif dari logam vanadium adalah lebih
dari satu abadyang lalu di chassis paduan baja vanadium-dari mobil Ford
Model T.
G. Efek Kesehatan Vanadium
1. Seseorang yang terpapar debu vanadium peroksida yang ditemukan
menderita mata parah, hidung dan iritasi tenggorokan. Seseorang yang
terpapar debu vanadium peroksida yang ditemukan menderita mata
parah,hidung dan iritasi tenggorokan.
2. Penyerapan vanadium oleh manusia terutama terjadi melalui bahan
makanan, sepertigandum, kacang kedelai, minyak zaitun, minyak bunga
matahari, apel dan telur.
6

3. Ketika serapan vanadium mengambil tempat melalui udara dapat


menyebabkan bronkitisdan pneumonia.
4. Efek akut dari vanadium adalah iritasi paru-paru, tenggorokan, mata
dan rongga hidung.
5. Penyakit jantung dan pembuluh darah.
6. Radang lambung dan usus.
7. Kerusakan pada sistem saraf.
8. Perdarahan dari hati dan ginjal.
9. Kulit ruam.
10. Parah gemetar dan melumpuhkan.
11. Hidung berdarah dan nyeri tenggorokan.
12. Melemahnya.
13. Penyakit dan sakit kepala.
14. Pusing.
15. Perilaku perubahan.
16. Selanjutnya vanadium efek neurologis dapat menyebabkan gangguan
pernapasan,kelumpuhan dan efek negatif pada hati dan ginjal.
17. Vanadium dapat menyebabkan kerusakan pada sistem reproduksi hewan
jantan, dan itu terakumulasi dalam plasenta wanita.

2.2 Unsur Kromium


Kromium unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, dan keras.
Ditemukan dalam senyawa bijih kromit, FeCr2O4 dan dalam bentuk bijih kromium,
PbCrO4 yang berwarna merah. Banyak ditemukan di Rusia, Brazil, Amerika
Serikat, dan Tasmania. Selain itu, kromium juga ditemukan di matahari, meteorit,
kerak batu, dan air laut.
A. Sejarah Kromium
Pada tahun 1797, analis dari Prancis, yang bernama Louis-Nicholas
Vauquelin menemukan kromium. Namun sebelumnya, Vauquelin menganalisis
zamrud dari Peru dan menemukan bahwa warna hijau adalah karena adanya unsur
baru, yaitu kromium.

Bahkan, nama kromium berasal dari kata Yunani kroma yang berarti
warna, dinamakan demikian karena banyaknya senyawa berwarna berbeda yang
diperlihatkan oleh kromium Satu atau dua tahun kemudian seorang kimiawan dari
Jerman, Tassaert yang bekerja di Paris menemukan kromium dalam bijih Kromit,
Fe(CrO2)2, yang merupakan sumber utama kromit hingga sekarang.
Pada pertengahan abad ke-18 seorang analisis dari Siberia menunjukkan
bahwa kromium terdapat cukup banyak dalam senyawa PbCrO4, tetapi juga
terdapat dalam senyawa lain. Ini akhirnya diidentifikasi sebagai kromium oksida.
Kromium oksida ditemukan pada 1797 oleh Louis-Nicholas Vauquelin.
Pada 1761, Johann Gottlob Lehmann mengunjungi Mines Beresof di lereng
Timur dari Pegunungan Ural di mana ia memperoleh sampel dari mineral merahoranye yang disebutnya ujung merah Siberia. Setelah kembali ke St Petersburg pada
1766, ia menganalisis mineral ini dan menemukan bahwa itu berisi "mineralisasi
dengan spar selenitic dan partikel besi". Bahkan, mineral itu crocoite, sebuah
kromat timbal (PbCrO4).
Pada tahun 1770, Peter Simon Pallas juga mengunjungi Pertambangan
Beresof dan diamatinya "merah memimpin mineral yang sangat luar biasa yang
belum pernah ditemukan dalam tambang lainnya. Ketika dilumatkan, itu
memberikan guhr kuning indah yang dapat digunakan dalam lukisan miniatur.
Meskipun jarang dan kesulitan dengan yang diperoleh dari Pertambangan Beresof
(pengangkutan ke Eropa Barat sering mengambil dua tahun), penggunaan timbal
merah Siberia sebagai pigmen cat cepat dihargai dan itu ditambang baik sebagai
kolektor item serta untuk industri cat - kuning cerah yang terbuat dari cepat crocoite
menjadi warna modis untuk kereta bangsawan di Prancis dan Inggris.
Pada 1797, Nicolas-Louis Vauquelin, profesor kimia dan pengujian di
School of Mines di Paris, menerima beberapa sampel bijih crocoite.. Analisis
berikutnya mengungkapkan unsur logam baru, yang disebutnya kromium setelah
khrma kata Yunani, yang berarti warna.
Setelah penelitian lebih lanjut dia terdeteksi jejak unsur kromium dalam
permata

memberikan karakteristik warna merah batu delima dan zamrud hijau

khas, serpentine, dan mika krom.

Pada 1798, Lowitz dan Klaproth menemukan kromium dalam sampel batu
hitam berat ditemukan lebih ke utara dari Pertambangan Beresof dan pada 1799
Tassaert diidentifikasi kromium dalam mineral yang sama dari sejumlah kecil
deposit di wilayah Var Selatan-Timur Perancis. Mineral ini ia ditentukan sebagai
besi spinel krom sekarang dikenal sebagai kromit (FeOCr2O3).
Cadangan bijih kromit ditemukan di Pegunungan Ural sangat
meningkatkan suplai kromium untuk industri cat berkembang dan bahkan
menghasilkan bahan kimia pabrik krom disiapkan di Manchester, Inggris sekitar
1808. Pada 1827, Tyson Ishak mengidentifikasi simpanan bijih kromit di
perbatasan Pennsylvania-Maryland dan Amerika Serikat menjadi pemasok
monopoli untuk beberapa tahun. Tapi kelas kromit deposito-tinggi ditemukan dekat
Bursa di Turki pada tahun 1848 dan dengan kelelahan dari deposito Maryland
sekitar 1860, Turki yang kemudian menjadi sumber utama pasokan. Hal itu
berlangsung selama bertahun-tahun sampai pertambangan bijih kromium dimulai
di India dan Afrika Selatan sekitar 1906. Dan meskipun pigmen cat tetap menjadi
aplikasi utama selama bertahun-tahun, kromium memiliki kegunaan lain: Kochlin
memperkenalkan

penggunaan

kalium

dikromat

sebagai

mordan

dalam

industri pencelupan pada tahun 1820.


Penggunaan garam kromium dalam penyamakan kulit diadopsi secara
komersial pada tahun 1884. Sementara kromit pertama kali digunakan sebagai
bahan tahan api di Perancis pada tahun 1879, penggunaan sebenarnya dimulai di
Britania pada tahun 1886.
Paten pertama untuk penggunaan kromium dalam baja telah diberikan
tahun 1865, tetapi skala besar menggunakan kromium harus menunggu sampai
logam kromium bisa diproduksi oleh rute-termal alumino, dikembangkan pada
awal 1900-an dan ketika tungku busur listrik bisa mencium bau kromit ke dalam
paduan

master,

ferrochromium.

Sementara

finishing

logam

membawa

kecemerlangan untuk ditambahkan ke katalog warna krom, sebuah panggilan yang


benar datang dengan penemuan dari baja stainless, untuk krom adalah bahan yang
membuat stainless steel.

B. Sifat fisika dan kimia unsur kromium


Tabel 2 . Sifat fisika unsur kromium
Nomor Atom
Massa Atom
Golongan, periode, blok
Konfigurasi elektron
Jumlah elektron tiap kulit
Afinitas electron
Ikatan energi dalam gas
Panjang Ikatan Cr-Cr

24
51,9961 g/mol
VI B, 4, d
[Ar] 3d5 4s1
2, 8,13, 1
64,3 kJ / mol -1
142,9 5,4 kJ / mol -1.
249 pm

Tabel 3. Sifat kimia unsur kromium

Massa Jenis
Titik Lebur
Titik Didih
Entalpi Peleburan
Panas Penguapan
Entalpi Atomisasi
Kapasitas Kalor (250C)
Konduktivitas Termal
Koefisien ekspansi termal linier
Kepadatan
Volum Molar
Sifat Resistivitas listrik

7,15 g/cm3 (250C)


2180 K, 19070C, 3465 F
2944 K, 26710C, 4840 F
20,5 kJ mol -1
339 kJ mol -1
397 kJ mol -1
23,25 J/mol.K
94 W m -1 K -1
4,9 x 10 -6 K -1
7,140 kg m -3
7,23 cm 3
12,7 10 -8 m

10

C. Tingkat oksidasi dan stereokimia dari krom

D. Mineral sumber Kromium


Sumber kromium dapat berasal dari :
1.
2.
3.
4.
5.

Pabrik yang memproduksi semen yang mengandung kromium


Pembakaran sampah di kota kota dan sampah yang berbentuk lumpur
Kendaraan bermotor (knalpot)
Menara AC yang menggunakan kromium sebagai inhibitor
Limbah cair yang berasal dari lapis listrik, penyamakan kulit, dan industri
tekstil
6. Sampah dari industri yang menggunakan krom

11

E. Persenyawaan Cr
Kromium (III)
1. Keadaan oksidasi 3 adalah yang paling stabil.
2. Kromium (III) dapat diperoleh dengan melarutkan unsur kromium dalam
asam seperti asam klorida atau asam sulfat.
3. Cr3+ ion memiliki jari-jari yang sama (0.63 ).
4. Yang tersedia secara komersial kromium (III) klorida hidrat adalah
kompleks hijau tua [CrCl2 (H2O)4] Cl, hijau pucat [CrCl(H2O)5]Cl2, dan
ungu [Cr(H2O)6]Cl3.
Kromium (IV)
1. Senyawa Kromium (IV) (dalam bilangan oksidasi 4) sedikit lebih stabil
daripada krom (V) senyawa.
2. Tetrahedral, CRF4, CrCl4, dan CrBr4, dapat diproduksi oleh bereaksi
trihalida (CRX3) dengan kelebihan jumlah yang sesuai halogen pada
temperatur tinggi.
3. Sebagian besar senyawa rentan terhadap reaksi dan tidak stabil dalam air.
Kromium (V)
1. Padat merah ini memiliki titik lebur 30C dan titik didih 117C, dan dapat
disintesis oleh fluorin bereaksi dengan kromium pada 400C dan tekanan
200 bar.
2. Peroxochromate Kalium (K3[Cr(O2)4]) dibuat dengan mereaksikan kalium
kromat dengan hidrogen peroksida pada temperatur rendah.
3. Stabil pada suhu kamar tetapi terurai secara spontan pada 150-170 C.
Kromium (VI)
1. Kromium (VI) senyawa oksidan yang kuat, kecuali heksafluorida,
mengandung oksigen sebagai ligan, seperti kromat anion (CrO42-) dan
chromyl klorida (CrO2Cl2).
2. Kromat industri dihasilkan oleh memanggang oksidatif darikromit bijih
dengan kalsium atau natrium karbonat.
3. Kromium (VI) dalam larutan senyawa dapat
menambahkan asam peroksida hidrogensolusi.

dideteksi

dengan

12

F. Manfaat Kromium
1. Sebagai pengeras baja dan pembuatan stainless steel
2. Digunakan dalam plating dan untuk mencegah korosi
3. Untuk memberikan warna hijau pada kaca zamrud
4. Sebagai katalis, seperti KCrO
5. Merupakan suatu pigmen, khususnya krom kuning
6. Sebagai mordants dalam industri kecil
7. Industri yang tahan panas
8. Dibidang biologi kromium memiliki peran dalam metabolisme glukosa.
9. Sebagai aplikasi medis
10. Sebagai pigmen merah untuk cat minyak
11. Digunakan dalam pembuatan batu permata yang berwarna
12. Bahan baku dalam pembuatan kembang api
G. Efek kesehatan Kromium
1. Pemajanan akut kromium menyebabkan nekrosis hepar
2. Bila terjadi 20% tubuh tersiram asam kromat akan mengakibatkan
kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan ginjal akut.
3. Gangguan pada ginjal terjadi setelah menghirup dan menelan kromium.
4. Efek iritasi paru-paru terjadi pada pemajanan (menghirup debu kromium)
dalam jangka panjang.
5. Karakteristik luka karena krom, yaitu:
a) Mula-mula melepuh ( papulae) kemudian terbentuk luka dengan tepi
yang meninggi dan keras
b) Penyembuhan luka lambat
c) Luka tidak sakit

13

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan di dalam makalah, maka dapat
diambil kesimpulan:
1. Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang
ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan
paduan logam. Vanadium tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan
pelindung oksida di permukaannya. Vanadium tidak pernah ditemukan secara
murni di alam, melainkan terdapat bersenyawa pada sekitar 65 mineral yang
berbeda seperti patronite, vanadinite, carnotite dan bauksit.
2. Kromium unsur yang berwarna perak atau abu-abu baja, berkilau, dan keras.
Ditemukan dalam senyawa bijih kromit, FeCr2O4 dan dalam bentuk bijih
kromium, PbCrO4 yang berwarna merah.
3. Kromium dan Vanadium mempunyai dampak positif dan negatif terhadap
makhluk hidup dan juga pada lingkungan.

3.2 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, kami juga butuh
saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik
daripada masa sebelumnya.

14

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Kromium. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kromium), diakses tanggal
1 Juni 2015.
Anonim. 2015. Vanadium. (http://id.wikipedia.org/wiki/Vanadium), diakses
tanggal 1 Juni 2015.
Sugiyarto, Kristian H., 2003. Kimia Anorganik II. Yogyakarta: Jurusan Kimia
FMIPA UNY.

15

DAFTAR PERTANYAAN

Melinda Dwi Lestari: reaksi lengkap dari V2O5 + H2SO4

Lulua Romjanah: Dibidang biologi kromium memiliki peran dalam


metabolisme glukosa?

Duwanda Anawaristiawan: Senyawa apa yang paling tahan korosi? V atau


Cr?

Yogo Setiawan: Apakah yang dimaksud dengan mineral spesimen?

Melinda Dwi Lestari: Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis


[pembuatan asam sulfat dan anhidrida maleat serta dalam pembuatan
keramik], bagaimana prosesnya?

Sinta Herawati: Reaksi V2O5 dengan Cl

Muhammad Afif: Pemajanan akut kromium menyebabkan nekrosis hepar?

16

Vous aimerez peut-être aussi