Vous êtes sur la page 1sur 28
BAB2 DATA dan ANALISA 2.1 Data dan Analisa Data-data dan informasi pendukung proyek Tugas Akhir ini diambil dari berbagai sumber, diantaranya : 1 Literatur : buku dan artikel dari media elektronik maupun non- elektronik. A. Buku: © Kansil, C.S.7. dan Julianto, M.A.(1984). Sejarah Perjuangan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Erlangga, Jakarta. * Ricklefs, M.C.(2005). Sejarah Indonesia Modern 1200- 2004. PT. Ikrar Mandiriabadi, Jakarta. B. Elektronik : © http://www kebangkitan-nasional.or.id/?mod=teks&id=s ¢_http://id.wikipedia.org/wiki/Kebangkitan_nasional 2.1.1, Literatur Tahap-tahap perjuangan pergerakan.nasional Indonesia memiliki tingkatan- tingkatan dan dibagi dalam periode-periode (periodisasi). Periodisasi itu sebagai berikut: 1. Masa kejayaan nasional (tahun 400-1600) 2. Masa penindasan kolonial dan penghisapan feudal (tahun 1600-1908) 3. Masa menuju sosialisme Indonesia : A. Jaman Perintis (tahun 1908-1927) B, Jaman Penegas dan Jaman Pencoba (tahun 1927-1942) C. Jaman Pendobrak (tahun 1942-1945) JAMAN PERINTIS (1908-1927) Budi Utomo Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda kepada Indonesia selama lebih dari 350 tahun, membuat bangsa Indonesia menderita dan mengalami kemiskinan dalam bidang materi dan pendidikan. Dokter Wabidin Sudirohusodo yang pada waktu itu masih menjadi salah satu pengajar di Stovia mengusahakan didirikannya fonds untuk membantu beasiswa kepada pelajar-pelajar bumiputera. Usahanya didukung oleh pelajar-pelajar Stovia seperti Sutomo, Gunawan, Gumbrek, dan lain-lainnya. Maka hasil dari perjuangan Sutomo dan kawan-kawannya terbentuk suatu organisasi bemama Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Budi Utomo mempunyai program utama yaitu: “Mengusahakan perbaikan pendidikan dan pengajaran”. Pemusatan program yang dilakukan oleh Budi Utomo ini menentang keras pasal 111 R.R yang pada waktu itu melarang pembentukan organisasi politik, Dengan demikian Budi Utomo harus mencari segala jalan agar terhindar dari pasal 111 R.R tersebut, Budi Utomo memokokan programnya di bidang sosial dan budaya., karena pada saat itu pemerintah kolonial sedang melakukan program edukasinya melalui politik ethisnya. Politik Ethis itu pada hakekatnya sama dengan imperialisme kebudayean secara halus. Program sosial budaya yang dimiliki oleh Budi Utomo adalah reaksi terhadap imperialisme kebudayaan berselubung politik ethis itu. Inilah yang membuktikan kalau Budi Utomo bergerak di bidang politik. Salah satu tujuan Budi Utomo adalah: “Segala yang peru untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat”. Dari tujuan itu dapat dilihat yang tersirat pada Budi Utomo, yaitu “Kehormatan Bangsa”. Bangsa yang terhormat adalah bangsa yang mempunyai derajat dan martabat dengan bangsa lain. Indonesia pada saat itu masih dalam penjajahan Belanda, Oleh Karena itu, satu-satunya cara Indonesia dapat menjadi bangsa yang terhormat adalah dengan kemerdekaan, Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa Budi Utomo sudah mempunyai cita-cita tersembunyi yang kemudian ménjadi cita-cita kaum nasionalis Indonesia. Oleh karena itu pula pemerintah mengakui secara resmi kalau hari lahirnya Budi Utomo merupakan hari kebangkitan nasional, karena Budi Utomo merupakan perintis perjuangan pergerakan Indonesia. Pada tahun 1915, Budi Utomo ikut aktif dalam persoalan “Inlandsche Militie”, dan pada waktu Volksraad dibentuk, Budi Utomo dan organisasi lain bergabung dalam “Radicale Concentratie” yaitu persatuan yang dicap Kiri oleh Volksraad. Pada tahun 1921 dalam salah satu kongresnya, Budi Utomo mendesak Volksraad untuk menambah orang Indonesia ke dalam keanggotaannya. Di sekitar tahun 1924-1925, di mana gerakan buruh makin berpengaruh di Indonesia, terjadilah pemogokan buruh kereta api, hingga pemerintah jajahan bertindak keras. Tindakan tersebut menimbulkan kegelisahan di kalangan Budi Utomo. Pada tahun 1927 Budi Utomo ikut masuk ke dalam Permufakatan Perhimpuna- Pethimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang disponsori oleh Ir.Soekarno. Walau demikian Budi Utomo masih berasaskan kooperatif, meskipun pemah menyatakan berasas non Kooperatif, Sikap ini menimbulkan ketidaktetapan yang nantinya akan merugikan dan melemahkan tubuh Budi Utomo sendiri. Pada tahun 1928, Budi Utomo menambahkan asas perjuangannya, yaitu: “Ikut berusaha untuk melaksanakan cita-cita persatuan Indonesia”. Dari ini, Budi Utomo memperluas ruang geraknya bukan lagi untuk keharmonisan Jawa dan Madura, tetapi juga persatuan Indonesia. Usaha ini kemudian diteruskan lagi dengan mengadakan penggabunagn dengan PBI (Persatuan Bangsa Indonesia), suatu partai yang dipimpin oleh Sutomo. Penggabungan ini terjadi pada tahun 1935, hasil fusi ini melahirkan Partai Indonesia Raya (PARINDRA). Pergerakan Islam Di kalangan umat Islam Indonesia timbul pula kesadaran untuk berorganisasi.. Dari sejarah Indonesia, penyebaran agama Islam datang bersamaan dengan kedatangan bangsa Barat (Portugis dan Spanyol) yang juga berusaha untuk menyebarkan agama Kristen. Pada saat itu agama Islam telah digunakan oleh raja-raja Bandar (pantai) Indonesia untuk menyatukan iti melawan imperialisme Portugis, yang semboyannya: “Ingin melanjutkan perang salibnya di Timur (India)”, Bandar-bandar yang menganut agama Islam ini menyatukan diri di dalam front Islam di bawah pimpinan Demak. Rasa persatuan di kalangan umat Islam mulai terpupuk. Rasa persatuan ini, yang terpupuk sampai saat lahimya pergerakan itu sangat penting artinya bagi nasionalisme Indonesia. Pada waktu penyebaran agama tersebut pengaruh ulama-ulama Islam sangat besar. Di jaman VOC, para ulama sangat keras melawan Belanda. Pemerintah Belanda bertindak keras karena pengaruh Islam itu dirasa mengkhawatitkan pemerintah jajahan. Tapi sebaliknya bagi bangsa Indonesia, pengaruh agama Islam yang besar telah memberikan perasaan dan menciptakan apa yang dinamakan peranasionalisme Indonesia. Reaksi terhadap pengaruh barat (Belanda) bagi agama Islam dan nasionalisme boleh dikatakan sami, Kau nasionalis rierientang ‘Beldnda karena pergerakannya dipersempit, mereka melawan imperialsime Belanda dengan menggunakan alat-alat dan senjata dari dunia barat, yaitu: pers, demokrasi, organisasi modern, Sedangkan Islam menentang pengaruh barat dengan mengadakan pembaharuan dalam agama itu sendiri. Maka pada tahun 1911 atas inisiatif Ki Haji Samanbudi, seorang saudagar batik dari Lawiyan Sala, bersama-sama dengan mas Tirtoadisuryo, didirikanlah perkumpulan dengan nama “Sarikat Dagang Islam”. Tujuan awal dari perkumpulan ini adalah: “Memajukan perdagangan, melawan monopoli Tionghua dan memajukan agama Islam”. Kemudian dengan desakan seorang pelajar yang bekerja disuatu kantor dagang di Surabaya bemama Omar Said Cokroaminoto, sifat gerakan itu lebih diperluas. Tidak lagi dibatasi oleh kaum pedagang saja. Usung tersebut diterima dan dalam pernyataannya kemudian, nama “dagang” dihapus dan dirubah menjadi Sarikat Islam. Pada tanggal 10 September 1912, tujuan perkumpulan itu telah diperluas menj 1. Memajukan perdagangan. 2. Memberikan pertolongan kepada anggota yang mengalami kesukaran 3. Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli 4. Memajuikan agama Islam Karena perluasan Keanggotaan tersebut maka dalam waktu singkat jumlah anggota sarekat Islam mengalami penambaban. Makin bertambahnya jumlah pengikut Sarekat Islam itu sangat mengkhawatirkan pemerintah jajahan. Karena itu ketika Sarikat Islam mengajukan permohonan untuk diakui sebagai rechtspersoon (badan hukum), ditolak mentah-mentah oleh Gubernur Jenderal pada tanggal 30 Juni 1913. Tetapi, sesuai dengan siasat devide et impera pemerintah jajahan, maka permohonan badan hukum bagi tiap-tiap Sarikat Islam lokal akan diperhatikan, Pada tahun 1914 tercatat ada 56 perkumpulan lokal Sarikat Islam yang telah diakui sebagai badan hukum. Terhadap siasat pemerintah jajahan tersebut, pimpinan Sarikat Islam membentuk suatu badan sentral yang akan mengkoodinir Sarikat Islam lokal. Badan ini dinamakan Centrale Sarikat Islam. Pengurus pertama dari Sarikat Islam Sentral ini adalah Haji Omar said Cokroaminoto sebagai ketuanya, Abdul Muis dan H. Gunawan sebagai wakilnya dan H. Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Pada bulan Juni 1916, Sarikat Islam Sentral mengadakan konggres pertamanya. Konggres ini dinamai Konggres Nasional Sarikat Islam. Pada konggres itu dijelaskan 10 bahwa Sarikat Islam mencita-citakan adanya satu bangsa bagi penduduk asli Indonesia. Dengan demikian gerakan Sarikat Islam lebih meningkat kearah mempersatukan bangsa Indonesia sebagai satu bangsa. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Sarikat Islam lebih keras jika dibandingkan dengan Budi Utomo. Sewaktu peristiwa Inlandsche Militie, Sarikat Islam pun ikut mendesak pemerintah jajahan. Aksi Sarikat Islam yang paling terkenal adalah tuntutannya agar didirikan suatu dewan perwakilan rakyat bagi orang Indonesia, Pada saat-saat menggeloranya tuntutan-tuntutan Sarikat Islam tersebut, di Indonesia mulailah terjadi pengaruh gerakan-gerakan sosialistis, yang di Indonesia dipropagandakan oleh orang-orang Belanda seperti Sneeviiet dan Bergsma. Di kalangan Sarikat Islam sendiri, pengaruh itu telah tampak di diri seorang pemuda dari Sarikat Islam cabang Semarang bemama Semaun. Dengan pedasnya ia melancarkan kritik-kritik terhadap pemerintah jajahan. Mulai saat itu pengaruh Semaun mulai tertanam di dalam Sarikat Islam. Walau demikian Sarikat Islam tetap bertahan pada asas perjuangan parlementer dengan prinsip memperjuangkan zelf bestuur. Pada konggres kedua, Sarikat Islam mulai membicarakan wakil-wakil Sarikat Islam yang akan duduk didalam Volksraad, seolah-olah sudah terbayanglah Volksraad itu akan terbentuk. Dengan ditunjuknya Cokroaminoto dan Abdul Muis sebagai wakil Sarikat Islam di Volksraad, terlihat bahwa jalur yang ditempuh Sarikat Islam adalah cara kooperasi. Semaun menunjukkan ketidaksenangannya, dan dalam konggres yang ketiga, pengaruh Semaun makin Juas sebab dalam konggres tersebut terlihat perlu pengorganisiran kekuatan antara kekuatan kaum buruh dan kaum petani. Ini nv menunjukkan pethatian yang besar dari Sarikat Islam akan pentingnya Sarikat Pekerja. Dalam konggresnya yang keempat Mei 1919 diputuskan untuk membentuk Sentral- Sentral Sarikat Pekerja dengan Sosrokardono sebagai pemimpin. Sementara itu setelah Volksraad terbentuk, Sarikat Islam masuk ke dalam Radicale Consentrasi, dan tuntutan- tuntutan Sarikat Islam pun makin keras tethadap pemerintah jajahan antara Iain adalah tuntutan agar mengubah bentuk Volksraad sehingga tidak hanya sebagai badan legislatif. Pada tahun 1919 ini terjadi peristiwa-peristiwa yang menyulitkan kedudukan Sarikat Islam, peristiwa-peristiwa itu antara Jain: 1. Pemberontakan rakyat Toli-Toli (5 Juni 1919). Pemerintah jajahan menuduh ‘Abdul Muis sebagai orang yang = membuat propaganda . tercetusnya pemberontakan tersebut. 2, Perlawanan rakyat di Cimareme (ferkenal dengan nama Drama Cimareme). Seorang Haji menolak menyerahkan padinya pada pemrintah Belanda. Polisi Belanda bertindak keras dengan membunuh Haji tersebut beserta keluarganya. Rakyat sekitar membantu Haji tersebut melawan polisi kolonial. Dalam peristiwa kedua itu sebenamya Sarikat Islam tidak ada sangkut pautnya, tetapi terdapat perkumpulan bernama Sarikat Islam Afdeling B., yang tidak mempunyai hubungan apapun tethadap Sarikat Islam terkait dengan peristiwa kedua tersebut dan pemerintah colonial menganggap ada hubungan peristiwa tersebut dengan aktifitas Sarikat Islam, sehingga pemerintah kolonial bertindak tegas terhadap Sarikat Islam. 12 Akibat tindakan-tindakan dari pemerintah kolonial tersebut, banyak yang takut dan mengurdurkan diri dari Sarikat Islam dan memrosotkan keanggotaan Sarikat Islam. Pada saat-saat demikian, propaganda aliran-aliran komunistis makin diperhebat. Pada waktu itu pula telah berdiri perkumpulan sosialistis bernama Indische Sosialistisch DemokratischVereniging (SDV) di bawah pimpinan Sneeviit dan Semaun. Perkumpulan ini serta merta mengadakan infiltrasi di kalangan Sarikat Islam. Semaun yang menjabat ketua cabang Sarikat Islam Semarang, juga menjabat sebagai ketua ISDV. Kemudian pada tanggal 23 Mei 1920, ISDV dirubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Semaun menjabat sebagai ketua PKI Semarang. Akibat infiltrasi ini muncullah perpecahan di dalam diri Sarikat Islam, sehingga terdapat dua aliran pokok yaitu: 1. Yang tetap mempertahankan dasar agama, yang lazim disebut dengan nama Sarikat Islam Putih, di bawah pimpinan Cokroaminoto dan Agus Salim. 2, Yang bersifat ekonomis, dogmatis dan lazim dinamakan Sarikat Islam Merah, dibawah pimpinan semaun dan Darsono. Pertentangan pendapat di antara kedua aliran tersebut makin menjadi-jadi, Pada tahun 1921 Sarikat Islam mengadakan disiplin party. Hasilnya Semaun dikeluarkan dan Sarikat Islam Merah merubah namanya menjadi Sarikat Rakyat. PKI dengan cepat menanggapi hal tersebut dengan membuat Sarikat Rakyat sebagai bawahannya, Pada saat itu pula di kalangan Sarikat Islam muncul gagasan untuk memperluas gerakannya tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga keluar negeri dengan 13 mengadakan hubungan dengan gerakan Islam di luar negeri. Cita-cita ini banyak dikemukan olch H.Agus Salim dengan nama Pan Islamisme. Akibat munculnya gagasan ini, maka Muhammadiyah yang semula merupakan gerakan sosial dapat ditarik oleh pimpinan PSI untuk bersama-sama mendirikan suata badan yang bemama All Islam Congress. Badan ini berhasil didirikan di Garut pada bulan Mei 1924. Sementara itu Karena praktek-prakiek dalam Volksraad dianggap tidak menguntungkan oleh pimpinan PSI, karena hanya merupakan komidi omongan, maka di kalangan pimpinan PSI muncul kesadaran memutuskan kerja sama dengan pemerintah Jajahan dan menggunakan asas non kooperatif. Karena gerakan-gerakan nasional pun menjadi tegas maka Sarikat Islam pada tahun 1927 merubah haluannya menjadi “Mencapai kemerdekaan nasional berdasar agama Islam”. Karena tujuannya sudah jelas, maka PSI ikut bergabung dalam PPPKI yang didirikan oleh Ir.Soekarno di tahun 1927. Perkembangan Pergerakan Nasional Selanjutnya Kebangkitan Budi Utomo dan Sarikat Islam, diikuti dengan timbulnya organisasi-organisasi lainnya. Pada sekitar tabun 1914 beberapa organisasi kedaerahan muncul di berbagai tempat. Di daerah Ambon muncul gerakan-gerakan yang serupa yaitu AMBONSCH STUDIEFOND (1909) dan MENA MURIA (1911). 14 Di daerah Minahasapun tumbuh gerakan yang terkenal antara lain RUKUN MINAHASA (1912) yang dipimpin oleh Woworuntuu, Sam Ratulangi dan lain-lainnya, serta YONG MINAHASA (1919). Di Jawa bangkit pula gerakan-gerakan seperti itu, di antaranya yang terkenal ialah TRIKORO DHARMO yang pada tahun 1918 dirubah namanya menjadi YONG JAVA yang bertujuan antara Jain membangun persatuan Jawa Raya. Di samping munculnya gerakan-gerakan kedaerahan tersebut, timbul pula organisasi-organisasi yang bersifat sosial keagamaan dan budaya, Di antaranya yang terkenal adalah MUHAMMADIYAH (1912) yang didirikan oleh K.H.Akhmad Dahlan. Gerakan ini menghendaki reformasi dalam agama Islam, memajukan pengejaran yang berdasarkan Islam dengan membersihkan agamanya dari pengaruh tradisi dan sebagainya. Satu organisasi pergerakan yang terkenal lainnya adalah INSULINDE yang didirikan pada tahun 1907 di Bandung. Pada tahun 1912 namanya dirubah menjadi INDISCHE PARTI dengan tujuannya yang terkenal yaitu Hindia merdeka, Pemimpin organisasi ini adalah Dowes Dekker dan Suwarsi Suryodiningrat (Ki Hajar Dewantara). Ki Hajar Dewantara kemudian menjadi terkenal di kalangan pergerakan Karena tulisannya yang berjudul “ALS IK EEN NEDERLANDER WAS” yang dengan tajam mengecam kolonialisme Belanda(1913). 15 JAMAN PENEGAS DAN JAMAN PENCOBA (1928-1942) Perhimpunan Indonesia Dengan dibubarkannya PKI pada tahun 1926 tidaklah berarti bahwa gerakan nasional menjadi humpuh. Sebelum tahun itu, yaitu tahun 1908 di Negara Belanda didirikan suatu perhimpunan pelajar yang bernama “INDISCHE VERENIGING” oleh beberapa pelajar Indonesia. Himpunan ini semula tidak mempunyai tujuan politik sebab mereka memusatkan usahanya pada “Memperlihatkan kepentingan bersama dari penduduk Hindia Belanda yang ada di Negara Belanda”. Setelah Perang Dunia I di antara mereka muncullah dua aliran: 1. Aliran yang dipimpin oleh Notosuroto (seorang penyair), Aliran ini disebut aliran gematigd atau moderat, karena tidak menginginkan Indonesia lepas dari Belanda. 2. Aliran yang ingin melepas Indonesia dari Belanda, Aliran bechasil memperoleh kemenangan mutlak, Mereka kemudian mengubah nama Indische Vereniging menjadi PERHIMPUNAN INDONESIA. Pada tahun 1924 tujuan organisasi ini adalah kemerdekaan Indonesia. 16 Selain berpropaganda untuk tujuan-tujuannya itu Perhimpunan Indonesia juga melakukan kontak dengan gerakan-gerakan nasonal negeri lainnya. Pada bulan Februari 1927, Perhimpunan Indonesia pun ikut ambil bagian dalam Konggres Anti Kolonial (Liga Anti Kolonialisme). Yang diadakan di kota Brussel. Delegasi Indonesia pada waktu itu adalah Moh Hatta. Liga tersebut dalam konggresnya berhasil menuntut agar pemerintah Belanda menghapus interneringan yang ada di Indonesia dan melepaskan pemimpin-pemimpin Indonesia yang ditawan. Tuntutan ini membuat susah pemerintah kolonial, hingga pada akhimya empat orang pengurus Perhimpunan Indonesia yaitu Moh.Hatta, Abdulmajid, Ali Saistroamijoyo dan Natsir Dt. Pamoneak ditangkap. Pada sidang pengadilan tanggal 2 Maret 1928 pemerintah Belanda tak berhasil membuktikan kesalahan mereka. Karena itu mereka lalu dilepaskan. Yang penting dalam kejadian ini adalah, bahwa pengaruh Perhimpunan Indonesia di Indonesia menjadi bertambah besar. Ditambah dengan adanya pelarangan PKI, maka asas yang dianut Perhimpunan Indonesia yaitu asas nasionalisme yang radikal telah mapu menanding asas PKI. Beberapa pernyataan Perhimpunan Indonesia yang terkenal adalah: 1. Hanya Indonesia yang bersatulah dapat menyingkirkan pertikaian antar golongan. Tujuan bersama, kemerdekaan Indonesia itu memerlukan penghimpunan tenaga massa nasional yang sadar atas dasar kekuatan sendiri 7 2. Turut sertanya semua lapisan masyarakat mutlak perlu untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Kalan penjajah selalu ingin mengurangi jurang antara mereka dengan si terjajah, maka si terjajah harus melawannya dengan mempertajam jurang tersebut. 4, Segala macam usaha harus diusahakan untuk mengembalikan keadaan jasmani dan rohani ke keadaan biasa. Akibat penjajahan maka kehidupan jasmani dan rohani bangsa Indonesia menjadi rusak. Cita-cita ini dapat dikatakan radikal nasionalisme, dan dengan radikal ialah politik yang berdasar kekuatan diri sendiri, serta.non kooperatif, Tidak mengherankan kalau dalam waktu singkat pengaruh Perhimpunan Indonesia telah mengalahkan pengaruh PKI yang berhalauan Marxisme. Perhimpunan Indonesia dapat dikatakan merupakan pengasuh asas politik baru bagi Indonesia. Pemuda-pemuda pergerakan Indonesia menjadi sadar_ setelah menganalisa situasi dan yakin bahwa asas terscbut dapat dipakai sebagai senjata yang akan dapat melaksanakan cita-cita bersama. Pengaruh Perhimpunan Indonesia teratama tertanam di kalangan perkumpulan belajar yang pada waktu itu muncul di Bandung (di bawah pimpinan Ir.Soekarno) dan di Surabaya (di bawah pimpinan Sutomo). Maksud dari perkumpulan belajar itu tidak hanya secara teoritis mempelajari soal-soal pergerakan saja tetapi juga bekerja praktis melancarkan usaba-usahayang Konstruktif, antara lain mengadakan ceramah tentang pergerakan kepada rakyat, 18 Kemudian mendirikan rumah untuk menmapung wanita-wanita yang tersesat. Lalu mendirikan Weefschool (sekolah pertenunan). Tindakan perkumpulan belajar tersebut serta pengaruh Perhimpunan Indonesia mendorong pemimpin-pemipin muda di kota Bandung untuk mendiriken suatu partai politik baru yaitu PARTAI NASIONAL INDONESIA (pada awalnya bemnama PERSERIKATAN NASIONAL INDONESIA) pada tanggal 4 Juli 1927. Pendiri dari pattai. ini adalah anggota-anggota Perhimpunan Indonesia yang baru saja pulang dari Belanda. Tidak mengherankan kalau tujuan partai baru ini adalah “Indonesia Merdeka”. Asas dari partai PNI ini adalah ZELF HELP, prinsip menolong diri sendiri, kedua NON KOOPERATIF dan ketiga MARHAENISME. Pada tahun 1928, pada konggres di Surabaya, dijelaskan program PNI di berbagai bidang yang antara lain: 1. Bidang Politik: ‘A. Memperkuat perasaan kebangsaan dan persatuan Indonesia. B. Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional. C. Mempererat hubungan antara negara-negara Indonesia. D. Menuntut kemerdekaan pers dan kemerdekaan berserikat. 19 2. Bidang Ekonomi: A. Berusaha mencapai perekonomian nasional. B. Menyokong perdangangan dan perindustian nasional. C. Mendirikan fond nasional dan koperasi. 3. Bidang Sosial A. Memajukan pengajaran nasional. B. Memperbaiki kedudukan wanita. C. Memajukan sarikat buruh dan sarikat petani. D. Memperbaiki kesehatan rakyat. E. Menganjurkan monogami. Dengan program itu maka dipropagandakanlah ide-ide PNI dengan juru bicaranya Ir. Soekaro. Di seluruh wilayah pengaruh PNI meluas., menyebabkan Gubernur Jenderal terpaksa memperingatkan aktivitas PNI tersebut agar membatasi diri (Pidato pembukaan Volksraad ~Mei 1928). Peringatan-peringatan ini tidak dihiraukan oleh pemimpin-pemimpin PNI, sehingga peringatan yang kedua dating pada Juli 1929. Karena adanya provokasi, maka kemudian rumah-ruamh pemimpin PNI diperiksa dan keempat pemimpinnya ditangkap. Dalam siding kolonial, keempat pemimpin itu dituduh melanggar pasal 153 dan pasal 169 dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana kolonial pembelaan yang gigih 20 dan berapi-api dari Ir. Soekarno menjadi terkenal. Meskipun demikian landraad menghukum Ir, Soekamo dengan hukuman 4 tahun dan PNI dinyatakan sebagai partai yang bertujuan melakukan kejahatan. Untuk menyelamatkan anggota-anggota nya, Mr. Sartono membubarkan PNI pada bulan April 1931. Timbullah keguncangan diantara kalangan anggota-anggota PNI, karena ada yang menyetujui pembubaran dan ada yang tidak. Yang setuju mendirikan partai baru bemama PARTINDO (Partai Indonesia). Yang tidak setuju dipimpin oleh Moh Hatta dan Syahrir mempertahankan PNI dengan nama baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia (PNI baru). Ketika Ir. Soekamo keluar dari penjara maka ia langsung bergabung dengan PARTINDO. Dan karena ia tetap melancarkan aktifitas-aktifitasnya maka pemerintah kolonis menangkapnya pada tanggal 30 Juli 1933. Kemudian dibuang ke endeh, lalu dipindahkan ke Bengkulu. Pemerintah kolonial tetap ingin melumpubkan kedua partai tersebut, Dan karena Jarangan-larangan untuk mengadakan rapat terus diperkuat, pada tahun 1934 kedua partai itu dibubarkan. Hatta dan Syahrir ditangakap dan diasingkan ke Digul oleh pemerintah Belanda. Pada bulan April 1937, para pemimpin dari PARTINDO antara lain adlah MrSartono, Dr.A.K.Gani, Mr.Moh. Yamin mendirikan suatu organisasi yang diberi nama GERINDO (Gerakan Rakyat Indonesia). Tetapi partai ini pun tidak lama berdiri karena adanya perbedaaan pendapat di kalangan pemimpin antara lain tindakan Moh. Yamin yang menerima pengangkatannya sebagai anggota Volksraad. Setelah keluar dari partai 21 GERINDO, Moh. Yamin kemudian mendirikan PARTAI PERSATUAN INDONESIA. (21 Juli 1939). SUMPAH PEMUDA 28 OKTOBER 1928. Satu kejadian penting yang tidak boleh dilupakan dalam sejarah tanah air adalah peristiwa Oktober 1928, yang telah melahirkan suatu Sumpah yang mombuktikan sebuah tekad bangsa Indonesia. Pada saat-saat sekitar tahun 1928, imperialisme Belanda berhasil menyebarkan jala perpecahan. Berbagai.perkumpulan kedaerahan bermunculan seperti JONGIAVA, SUMATRANEN BON, SEKAR RUKUN, BON VERENINGING VAN AMBONCHE STUDEREDEN dan sebagainya. Meskipun demikian di kalangan tokoh-tokoh pemuda waktu itu ada yang berpandangan jauh dan revolusioner., mereka ingin menjebol dinding kedaerahan itu, Pada tahun 1927 mereka berhasil membentuk perkumpulan Unitaris dengan YONG INDONESIA (Februari 1927). Perkumpulan inilah yang mendorong pemuda waktu itu untuk bergerak melaksanakan cita-cita kesatuan. Rakyat makin gelisah karena tindakan imperialis yang makin mengganas anatara lain: 1. 23 September 1927, Hatta dan kawan-kawannya ditangkap. 2. Bulan Desember 1927 pemerintah jajahan mengasingkan seorang nasionalis Dr.Cipto. 3. Sarikat Islam dihalang-halangi. 22 Kejadian ini cukup menggelisahkan pergerakan rakyat waktu itu, namun pemimpin-pemimpin pergerakan tidak tinggal diam, Tantangan kolonial dibalas dengan usaha penggalan suatu partai persatuan seperti PPPKI. Waktu itulah cita-cita “Persatuan Indonesia” telah membayangi semua pergerakan Indonesia, Budi Utomopun merubah asasnya mengikuti persatuan Indonesia. Maka atas inisiatif bebrapa pemuda revolusioner seperti Moh. Yamin, Suyono Hadinoto, J.Leimena, Rohyani, W.RSupratman, Adnan K.Gani dan lain-lainnya, disiapkanlah suatu konggres yang bertujuan “Bagaimanakah mepersatukan pemuda- pemuda Indonesia”. Maka pada tanggal 28 Oktober 1928 pukul 23.00 di Wisma Indonesia, Jalan Kramat 106, Jakarta dengan khidmatnya dikumandangkanlah sumpah pemuda yang berisi seperti ini: Mengaku : SATU NUSA, SATU BANGSA, SATU BAHASA : INDONESIA. Dalam putusan konggres itu dicantumkanlah alasan-alasan untuk bersatu antara lain “Karena kemavan untuk bersatu telah mengatasi alasan-alasan lain seperti sejarah, bahasa, hukum adat”. Sumpah ini berarti serangan langsung tethadap sendi-sendi masyaraket kolonial. Untuk merealisir cita-cita tersebut, maka pada tanggal 23 April 1929 dibentuklah suatu komisi besar (COMMISSIE VAN VOORBEREIDING) untuk menyiapkan peleburan beberapa perkumpulan pemuda. Komisi ini terdiri dari Moh.Yamin, Wongsonegoro, Yusupadi, Tamsil dan sebagainya, Karena kesadaran perkumpulan pemuda itulah maka antara tahun 1929-1930 bertturut-turut beebrapa perkumpulan pemuda membubarkan diri, untuk kemudian meleburkan diti ke perkumpulan yang lebih besar. Dan pada 31 23 Desember 1930 pada pukul 24.00 diresmikanlah berdirinya organisasi yang merupakan ‘wadah semua pergerakan pemuda bernama “INDONESIA MUDA”. JAMAN PENDOBRAK (1942-1945) Situasi Pergerakan Nasional: Pada Saat Menjelang Penjajahan Jepang Dan Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Pada saat datangnya serbuan Jepang, pergerakan nasional tetap melancarkan berbagai aktifitasnya, mengajukan tuntutan-tuntutan kepada pemerintah jajahan, Tuntutan-tuntutan ini tidak dihireukan oleh pemerintah jajahan. Pemerintah jajahan membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki kehendak rakyat Indonesia (KOMISI VISMAN), tetapi kehendak rakyat sudah sangat jelas yaitu ingin merdeka. Sebelum komisi itu mulai bekerja, Jepang sudah mendarat di Indonesia pada Maret 1942. Karena kekecewaan rakyat itulah sikap rakyat pada pemerintah jajahan mulai mendingin, Dan-beberapa hari saja, pemerintah Kolonial menyerah tanpa syarat pada balatentara Dai Nippon. Setelah Dai Nippon masuk ke Indonesia, maka Jepang langsung mengeluarkan peraturan yang melarang segala kegiatan rapat dan politik. Pada tanggal 20 Maret 1942, 24 dikeluarkan perintah untuk membubarkan semua perkumpulan-perkumpulan. Tetapi pada tanggal 15 Juli 1942 diperbolehkan berdirinya perkumpulan-perkumpulan yang bersifat biburan, Demikian cara Dai Nippon untuk membendung usaba-usaha pergerakan nasional. Sebaliknya untuk mengambil hati golongan Islam, Jepang pada tanggal 13 Juli 1942 menghidupkan kembali MAJELIS ISLAM INDONESIA yang pada tanggal 24 Oktober 1943 berganti nama menjadi MAJELIS SURO MUSLIMIN INDONESIA (disingkat MASYUMD. Pemerintah Jepang segera mempropagandakan pergerakan yang sesuai dengan kehendaknya yaitu gerakan 3A (Nippon pelindung Asia, Cahaya Asia, Pemimpin Asia). Gerakai ini dipimpin oleh Mr.Syamsuidin, dengan barisan pemudanya yaiiu “PEMUDA ASIA RAYA” di bawah pimpinan Sukarjo Wiryopranoto. Karena gerakan itu tidak didukung oleh rakyat, maka segera dibubarkan oleh pemerintah Jepang dan menggantinya derigan gerakan yang dapat menarik hati rakyat. Sementara itu pergerakan rakyat yang tidak mau diperalat oleh Jepang terus berjalan. Untuk menyesuaikan strategi diambillah dua jalan: 1. Jalan legal, yaitu dapat bekerja sama dengan Jepang dengan menggunakan alat- alat dari Jepang untuk kepentingan pergerakan sendiri. Gerakan ini dipimpin oleh Soekamo-Hatta. 2. Jalan illegal, gerakan bawah tana, tidak bekerja sama dengan Jepang. Gerakan ini dipimpin oleh Amir Syariffudin dan St.Syabrir. 25 Pada bulan Maret 1942 itu didirikan PUSAT TENAGA RAKYAT (PUTERA),di mana pimpinannya diserahkan kepada Ir.Sockarno yang saat itu sudah dibebaskan dari tahanannya di Bukit Tinggi, bersama-sama dengan Moh.Hatta, Ki Hajar Dewantara dan Mas Mansur. Sebaliknya pemuda-pemuda yang tidak mau diperlat oleh Jepang, membentuk barisan pemuda yang terkenal dengan nama “PEMUDA MENTENG 31” dipimpin oleh Sukami dan Chaerul Saleh, Pada bulan Maret 1943 Dai Nippon membubarkan PUTERA Karena dianggap dapat menjadi ancaman dan diganti menjadi “PERHIMPUNAN KEBAKTIAN RAKYAT (JAWA HOOKOKAI) yang pimpinannyadiserahkan kepada I.Soekano sebagai Cuo-Honbicho. Selain itu dari desa hingga kota dibentuk organisasi Khusus pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi dengan “FUZINKAI” dimana perkumpulannya dibagi menjadi dua yaitu SEINENDAN (untuk pemuda/I berusia 14-25 tahun) dan KEIBODAN (untuk pemuda/i berusia lebih dari 25 tahun). Dua perkumpulan tersebut sebenarnya dimaksudkan untuk mempersiapkan terbentukaya alat peperangan untuk Jepang. Pada bulan September 1943 dibentuk lagi badanpenasehat pusat yang dinamakan “CUO SANGGIN? yang dipimpin IrSoekamo. Badan ini digunakan sepenuhnya oleh Ir.Sockarno untuk mencapai kemerdekaan, Pada bulan Oktober 1943 dibentuk tentara sukarela yang disebut “PEMBELA TANAH AIR (PETA). Pemuda-pemuda PETA inilah yang nantinya akan menjadi inti prajurit Indonesia. 26 Janji Jepang Untuk Memberi Kemerdekaan Pada tanggal 6 Agustus 1945 jatuhlah bom atom Amerika Serikat di Hiroshima. Pemimpin-pemimpin Jepang mengetahui, bahwa negaranya telah mendekati kekalahan. Bogitu juga Jenderal Terauchi, Panglima Angkatan Perang Jepang untuk Asia Tenggara, yang berkedudukan di Saigon. Untuk mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, pada tanggal 7 Agustus 1945, Jenderal Terauchi mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia i kemudian hari akan diberi kemerdekaan sebagai anggota Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk menerima petunjuk-petunjuk tentang penyelenggaraan kemerdekaan itu Ir.Soekamo, MohHatta dan Dr.Rajiman diminta datang ke Saigon pada tanggal 9 Agustus 1945, Tetapi ketika bom atom yang kedua meledak di Nagasaki, Jepang tidak ada kesempatan dan kekvatan lagi untuk memikirkan nasib bangsa lain. Pada tanggal 15 Agustus 1945 menyerahlah Jepang tanpa syarat kepada Sekutu. Maka lenyaplah “Janji Kemerdekaan” dari Jenderal Terauchi. Dan dengan penandatanganan penyerahan Jepang tanpa syarat itu pada tanggal 2 Juli 1945 di geladak kapal perang Amerika “Missouri” lenyaplah cita-cita Jepang untuk membentuk Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya di bawah pimpinannya. Rencana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang bertekuk Iutut kepada Sekutu. Walaupun Kekalan Jepang itu sangat dirahasiakan , namun berkat ketangkasan para pemuda kit yang bekerja di kantor berita, sampai jugalah berita itu kepada pemimpin-pemimpin kita. 27 Pada hari itu juga bertempat di gedung Pegangsaan Timur 16, Jakarta, para pemuda mengadakan perundingan di bawah pimpinan Chacrul Salch. Rapat memutuskan supaya kemerdekaan segera diproklamasikan oleh bangsa Indonsesia Pemuda-pemuda Wikana dan Darwis menyampaikan hasil keputusan rapat kepada Ir.Soekarno dan Moh. Hatta pada malam itu juga. Pada pukul 4.30 pagi tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda membawa Ir.Soekamo dan Moh Hatta ke Rengasdengklok. Namun sorenya kembali ke Jakarta. Lalu pada pukul 2.00 pagi tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta naskah Proklamasi Kemerdekaan siap dan ditandatangani oleh Ir.Soekamo dan Moh Hatta, disaksikan oleh para pemuda, Delapan jam kemudian pada pukul 10.00 pagi hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 di gedung Pegangsaon Timur 56, Proklamasi Kemerdekaan Bangsa dan Tanah Air Indonesia diumumkan oleh Ir.Soekarno. Pada tanggal 17 Agustus 1945 sampailah perjuangan rakyat Indonesia mengantarkan rakyat dan bangsa Indonesia ke “Jembatan Emas Kemerdekaan”. 2.2 Target Market Target market yang ingin dituju adalah kalangan remaja dewasa dengan status sosial menengah bawah sampai atas baik pria maupun wanita, yang mempunyai keinginan untuk mengetahui sejarah perjuangan pergerakan nasional bangsa Indonesia. 1. Geografi ° = Domisili «= Wilayah © Kepadatan 2. Demografi © Jenis kelamin © Usia target © Kependudukan © Agama © Kebangsaan * Kelas ekonomi 3. Psikografi © Tingkat sosial 28 : Kota-kota besar di Indonesia : Perkotaan : Tengah hingga pinggiran kota : Unisex (pria dan wanita) : Produktif (15-25 tahun) : Remaja dewasa : Universal (mencakup semua agama) : Indonesia : Menengah bawah sampai atas : Menengah bawah sampai atas (B- sampai A) 29 : Modern dan mempunyai minat dan ketertarikan i sejarah, terutama sejarah perjuangan porgerakan © Kepribadian : Berpikiran terbuke, mempunyai semangat nasionalisme, rasa ingin tabu yang besar ¢ Perilaku © Menghargai nilai sebuah sejarah © Memiliki minat dan ketertarikan untuk mempelajari sejarah di dalam kehidupan yang relatif modem © Mempunyai rasa ingin tabu yang besar akan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah sejarah 2.3 AnalisaSWOT Strength : « Isi dari media merupakan titik awal sejarah bangsa Indonesia menyatukan segala pemikiriran, usaha dan upaya untuk mewujudkan keinginan bersama yaitu kemerdekaan. * Film animasi dan motion graphic adalah media yang disukai oleh target market. © Mempunyai nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia. 30 Weakness : * Terbatas kepada pengguna media yang memiliki perangkat untuk menjalankan media ini (contoh computer). © Hal-hal yang berkaitan dengan sejarah Kurang diminati oleh para remaja di jaman modern ini. Opportunities : © Hal-hal yang mengandung edukasi/pengetahuan pada umumnya cepat ‘membosankan karena bersifat kaku dan dipenuhi oleh teks, maka pada media edukatif digunakan animasi dan berbagai motion yang dapat menjadi nilai ‘tambah pada media ini. © Memberikan edukasi/pengetahuan dengan media baru yaitu animasi. * Menambah wawasan sejarah bangsa Indonesia. © Tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga hiburan(entertainment). Threats : © Ketidakpedulian para remaja akan nilai-nilai sejarah bangsanya sendiri. * Banyaknya hiburan-hiburan lain yang bersifat modern yang dapat mengambil perhatian target market terhadap media edukatif ini.

Vous aimerez peut-être aussi