Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
MASALAH
Cara pemberian MgSO4 secara IV atau IM untuk pasien Preeklamsi dan Eklamsi
SOLUSI
Magnesium sulfat merupakan garam yang sangat larut dalam air dan dapat diberikan
melalui berbagai cara. Jika diberikan peroral ternyata magnesium sulfat sangat sedikit diserap
dari saluran pencernaan dan jumlah sedikit yang diserap tersebut segera dikeluarkan melalui
urin, sehingga kadar magnesium dalam serum hampir tidak dipengaruhi.
Kebanyakan yang digunakan sekarang adalah pemberian per infus secara continue
karena lebih manusiawi daripada suntikan intramuskuler yang sangat nyeri walaupun sudah
dicampur dengan procain. Suntikan intramuskuler berulang-ulang dapat berakibat mialgia
dan abses. Namun cara pemberian per infus membutuhkan pangawasan yang ketat karena
bahaya terjadinya henti napas.
Satgas Gestosis POGI dalam buku Panduan Pengolaan Hipertensi Dalam Kehamilan
di Indonesia menganjurkan cara pemberian dan dosis magnesium sulfat sebagai berikut:
Preeklampsia berat
Dosis awal
4 gram magnesium sulfat, (20% dalam 20 ml) intravena sebanyal 1 g/menit, ditambah 4
gram intra muskuler di bokong kiri dan 4 gram di bokong kanan (40% dalam 10 ml).
Dosis pemeliharaan
Diberikan 4 gram intramuskuler, setelah 6 jam pemberian dosis awal, selanjutnya
diberikan 4 gram intramuskuler setiap 6 jam.
Eklampsia
Dosis awal
4 gram magnesium sulfat (20% dalam larutan 20 ml) intravena selam 4 menit, disusul 8
gram larutan (40% dalam larutan 10 ml) diberikan pada bokong kiri dan bokong kanan
masing-masing 4 gram.
Dosis pemeliharaan
Tiap 6 jam diberikan lagi 4 gram intramuskuler.
Dosis tambahan
Bila timbul kejang lagi dapat diberikan MgSO4 2gram intravena 2 menit.
Diberikan sekurang-kurangnya 20 menit setelah pemberian terakhir.
Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan sekali dalam 6 jam saja.
Bila setelah diberikan dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan
amobarbital 3-5 mg/KgBB secara intravena perlahan-lahan.
Loading dose
Diikuti 10 gr MgSO4 (50% solution) IM, 5gr untuk setiap bokong dengan 1.0ml 2%
lidokain dalaim spuit yang sama.
Pastikan teknik aseptic dipraktekkan semasa melakukan IM, beritahu kepada pasien
bahwa akan merasa kepanasan semasa MgSO4 disuntikkan
Jika kejang berulang setelah 15 menit,berikan 2gr MgSO 4 (50% solution) IV dalam 5
menit
Maintainance dose
Secara prakteknya di rumah sakit, permberian MgSO 4 adalah secara drip IV dengan dosis
1gram/jam memandangkan kurangnya tenaga untuk memonitor pasien dan mudah untuk
segera menghentikan pemberian MgSO4 jika terdapat tanda-tanda toksisitas.
TOKSIKSITAS MgSO4
Parameter untuk memonitor toksiksitas adalah reflex patella setiap 10 menit pada 2
jam pertama seterusnya setiap 30 menit, frekuensi pernapasan (>16x/menit) termasuk saturasi
oksigen dan jumlah urin setiap jam (>25ml/jam). Jika MgSO4 digunakan secara berterusan
lebih dari 24 jam, jumlah magnesium didalam serum harus diperiksa. Jumlah magnesium
didalam serum 3,8-5mmol/l akan menyebabkan pasien merasakan kepanasan, flushing,
penglihatan ganda dan pembicaraan terganggu. Tanda pertama terjadinya toksiksitas adalah
menghilangnya reflek patella yang terjadi apabila jumlah magnesium didalam serum adalah 5
mmol/l. Paralisis pernapasan terjadi pada 5-6,5mmol/l, gangguan konduksi jantung pada
7,5mmol.l dan cardiac arrest terjadi apabila magnesium serum melebihi 12,5mmol/l. Namun
jika menggunakan Regimen Pritchard, rata-rata magnesium serum adalah 2,1mmol/l dan
regimen- regimen lain didapatkan 2-3,5mmol/l.
Management toksisiksitas MgSO4 oleh Singapore College of Obstetrics and
Gynaecologists adalah seperti berikut: