Vous êtes sur la page 1sur 32

ANALISIS DAMPAK ASEAN ECONOMIC COMMUNITY TERHADAP

PENANAMAN PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
yang dibina oleh Prof. Dr. Wahyudi Siswanto, M.Pd. dan
Muyassaroh, S.S., S.Pd., M.Pd

Oleh
Bagus Prasetyo Bayu Aji
140432605650

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI DAN STUDI PEMNAGUNAN
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN
Desember 2014

1
2
2.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
3

Dalam suatu negara, pertubuhan ekonomi tidak hanya

bergantung kepada perekonomian di dalam negeri tetapi juga dipengaruhi


oleh adanya kerjasama internasional antar satu negara atau lebih. Nopirin
(1995:1) mengatakan bahwa ilmu ekonomi internasional mempelajari
alokasi sumberdaya yang dianalisa dalam hubungan antar ekonomi satu
negara dengan negara lain. selanjutnya ekonomi internasional juga dapat
diartikan sebagai kegiatan transaksi dagang antara satu negara dengan
negara lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa, dan dilakukan
melewati batas daerah suatu negara.(ismawanto, 2009:106). Oleh karena
itu, ekonomi internasional lebih luas pengertiannya apabila di bandingkan
dengan perdagangan internasional yang hanya mencangkup pertukaran
barang dan jasa saja. Para pelaku yang mengadakan hubungan ekonomi
internasional meliputi swasta, pemerintah maupun organisasi
internasional.
4

Salah satu dari kerjasama internasional yang Indonesia ikut

serta didalamnya adalah ASEAN Economic Community (AEC) yang akan


dilaksanakan pada tahun 2015 mendatang. ASEAN Economic Community
(AEC) adalah kerjasama ekonomi bebas anggota ASEAN yang mengatur
jalannya ekonomi bebas dan global bagi negara-negara anggota ASEAN
(departemen perdagangan indonesia dalam buku menuju ASEAN
Economic Community 20015, 2013:3). Namun dalam perkembangannya
kerjasama internasional tidak hanya mempengaruhi tingkat penjualan
barang dan jasa akan tetapi juga mempengaruhi tingkat partisipasi dalam
penanaman keuangan pasar modal dalam suatu negara tersebut (mankiw,
2013:186).
5

Kemudian kegiatan pasar modal yang ada di Indonesia

diatur dalam UU no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal (UUPM). Yang
didalamnya tidak membedakan antara prinsip prinsip syariah atau tidak.
Dengan demikian, berdasarkan UUPM kegiatan pasar modal di indonesia

dapat dilakukan sesuai denga prinsip-prinsip syariah dan dapat pula


dilakukan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
6

Menurut Achsien(2000:45) pengembangan pertama indek

syariah dan aquity found, seperti reksa dana adalah berasal dari Amerika
Serikat, setelah The Amana Fund diluncurkan oleh The North American
Islamic Trust sebagai equity fund pertama di dunia tahun 1986, tiga tahun
kemudian Dow Jones Index meluncurkan Dow Jone Islamic Market Index
(DJIMI). Maka dengan adanya dasar inilah indonesia sebagai penduduk
yang beragama muslim terbesar di dunia (Fealy, 2006:39) juga ikut serta
dalam kontribusinya dalam pasar modal syariah.
7

Secara umum perkembangan dan pertumbuhan pasar modal syariah


mengalami pertubuhan yang cukup sgnifikan. Hal ini dapat terlihat dari data
statistik oleh Bapepam-LK yang menunjukkan peningkatan dibanding tahun
2007. Sejak awal tahun 2008 hingga hingga awal bulan agustus 2008 terdapat
enam emiten yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk
menawarkan sukuk dengan total nilai emisi sebasar Rp. 1,69 triliun yang
terdiri atas empat sukuk ijrah dengan nilai emisi sebesar Rp. 1,09 triliun dan
dua sukuk mudharabah dengan nilai emisi sebesar Rp. 600 miliyar. Hal ini
berarti jumlah sukuk yang telah memperoleh pernyataan efektif dari BapepamLK telah tumbuh sebesar 28,57% (dibanding dengan jumlah sukuk pada akhir
2007 sebesar 21 sukuk) dan nilai emisi tumbuh sebesar 52,25% (dibandingkan
nilai emisi pada akhir 2007 sebesar Rp. 3,23 triliun). Serta emiten yang telah
mendapatkan pernyataan efekttif dari Bapepam-LK untuk menerbitkan sukuk
mencapai 27 emiten dengan total nilai emisi Rp. 4,92 triliun itu berarti tubuh
sebesar 3,37% dari total nilai emisi obligasi.(pusat statisti Bapepam-LK:2008)
8

Dengan diberlakunya ASEAN Economic Community

(AEC) pemerintah harus siap dan dalam melaksanakan politik ekonomi


islam dimana politik ekonomi islam ini tidak hanya bertujuan dalam
meraih kamakmuran bagi manusia sedang meraka tidak melihat hak-hak
dari setiap individu lain ,tetapi juga politik ekonimi islam mampu
memberikan solusi dari masalah-masalah dari setiap individu yang
akhirnya dapat membela ekonomi islam dalam hal ini adalah pasar modal

syariah yang dilindungi oleh hukum di Indonesia (rivai, dkk.2012:489)


.Diharapkan pula bahwa ASEAN Economic Community (AEC) yang akan
dilaksanakan pada tahun 2015 mendatang merupakan solusi yang tepat
bagi perekonomian nasional yang harus tetap dipertahankan dalam kondisi
persaingan ekonomi terbuka internasional. Dengan demikian keinginan
pemerintah yang bertekad untuk meningkatkan perekonomian makro
termasuk juga ekonomi syariah, diharapkan dapat berimbas juga terhadap
sektor riil secara signifikan. (sofyan, 2011:24).
9
10 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh ASEAN Economic Community terhadap tingkat


penanaman pasar modal Syariah di Indonesia?

Bagaimana Pasar modal Syariah mempengaruhi tingkat pembangunan


ekonomi di Indonesia?

11
12 1.3 Tujuan

Mendeskripsikan tingkat agregat penanaman modal syariah ketika ASEAN


Economi Community di berlakukan di indonesia

Mendeskripsikan tingkat pertumbuhan ekonomi terhadap pasar modal


syariah ketika ASEAN Economi Community di berlakukan di Indonesia

13
14
15 PEMBAHASAN
16
17 2.1 Perkembangan Pasar Modal Syariah
18

Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian

sebuah negara sangat penting sebagai media investasi dan wadah


penyediaan modal bagi perusahaan untuk membesarkan aktivitas
perdagangannya. Pasar modal juga berfungsi sebagai tempat pencairan
kepemilikan saham sebuah perusahaan dengan menjualnya. Dengan
demikian, pentingnya peranan pasar modal adalah dalam rangka

memobilisasi 2 dana dari mayarakat dan dapat juga dijadikan sebagai


indikator perekonomian negara (Muhammad, 2004: 147). Namun
demikian, pasar modal yang ada selama ini diakui mengandung berbagai
hal yang menyimpang dari prinsip-prinsip syariah, seperti riba, maisir dan
gharar.
19

Pada praktek pasar modal di Indonesia, di dalam Undang-

undang Republik
20 Indonesia (UU RI) nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, selain berisi
21 pengaturan operasional pasar modal di Indonesia, didefinisikan juga berbagai
22 istilah berkaitan dengan pasar modal. Di antaranya dituliskan definisi pasar
modal,efek, dan bursa efek. Menurut UU RI no. 8/1995, pasar modal adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sementara efek didefinisikan
sebagai surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif,
kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Bursa efek adalah
pihak yang
23 menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
24 memperdagangkan efek di antara mereka.
25

Gelombang gerakan Islamisasi ekonomi pada abad ke-20

yang dipelopori oleh beberapa tokoh umat Islam mengajak penerapan


prinsip-prinsip dan nilai-nilai syariah pada lembaga-lembaga keuangan
dan aktifitasnya, seperti pada pasar modal. Akhirnya di Indonesia pada
tahun 2003, Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia
(MUI) mengeluarkan fatwa mengenai mekanisme beroperasinya pasar
modal syariah, objek yang diperdagangkan dan syarat-syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu emtien yang terlibat di dalamnya. Setelah itu, pada
tahun yang sama diresmikanlah pasar modal syariah oleh Menkeu
Boediono dan dihadiri oleh wakil dari MUI, Bapepam dan lainnya.

(Sudarsono, 2007: 95) Pasar modal syariah sebetulnya telah bermunculan


di berbagai negara Islam ataupun Barat, seperti Amerika serikat.
26

Menurut Achsien(2000:45) pengembangan pertama indek

syariah dan aquity found, seperti reksa dana adalah berasal dari Amerika
Serikat, setelah The Amana Fund diluncurkan oleh The North American
Islamic Trust sebagai equity fund pertama di dunia tahun 1986, tiga tahun
kemudian Dow Jones Index meluncurkan Dow Jone Islamic Market Index
(DJIMI).
27

Perkembangan pasar modal konvensional di Indonesia

sudah dimulai sejak tahun 1912. Efek yang diperdagangkan pada masa itu
adalah saham dan obligasi perusahaan-perusahaan Belanda dan pemerintah
Hindia Belanda. Akan tetapi, aktifitas pasar modal tersebut berhenti ketika
terjadi perang dunia kedua. Kegiatan bursa efek dibuka kembali setelah
Indonesia memperoleh kemerdekaan dengan diterbitkannya obligasi
pemerintah Indonesia tahun 1950. Pengaktifan ini didukung dengan UU
Darurat 3t entang Bursa No. 13 tahun 51 yang kemudian ditetapkan
dengan UU No. 15 tahun 52 (Usman, 1990: 185). Hadirnya pasar modal
syariah diharapkan menjadi tonggak sejarah baru, seperti Bank Muamalat
Indonesia (BMI) yang dibuka pada satu dasawarsa yang lalu (Sholahuddin,
2006: 155).
28
29 2.2 Pengertian Pasar Modal Syariah
30 Kasmir(2004: 193) mengemukakan bahwa Pengertian pasar dalam arti sempit
adalah tempat para penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi.
Pembeli dan penjual langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam
suatu tempat yang disebut dengan pasar. Dalam pengertian yang luas, pasar
merupakan tempat melakukan transaksi dan pembeli. Dalam pengertian ini,
antara penjual dan pembeli tidak harus bertemu dalam suatu tempat secara
langsung Hubungan antara keduanya dapat dilakukan dengan menggunanakan
sarana informasi yang ada seperti internet, telepon seluler ataupun saranasarana yang lain.

31

Secara umum, pengertian pasar modal adalah suatu tempat

bertemunya para penjual dan pembeli saham untuk melakukan suatu


transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal
ialah suatu perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), dengan cara
menjual efek-efek. Pembeli atau investor adalah pihak yang ingin membeli
modal pada perusahaan yang menurutnya akan mendatangkan keuntungan.
Pasar modal juga dikenal dengan nama bursa efek (Kasmir, 2004: 193).
32

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen

keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk


utang ataupun modal sendiri. Pasar modal merupakan juga pasar untuk
untuk surat berharga jangka panjang. Sedangkan, pasar uang merapakan
pasar surat berharga jangka pendek. Baik pasar modal maupun pasar uang
merupakan bagian dari pasar keuangan (Sudarsono, 2007: 184). Instrumen
keuangan yang diperjualbelikan pada pasar modal adalah saham, obligasi,
waran, right, obligasi konvertabel, dan berbagai produk turunan seperti
opsi dan lain-lain. Sedangkan, yang diperjualbelikan di antaranya adalah
Surat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU),
Commercial Paper Notes, Call Monery, Repurchase Agreement, Banker's
Acceptence, Treasury Bill dan lain-lain.
33
34 2.3 Analisis Dampak ASEAN Economic Community pada Pasar Modal
Syariah
35

Seperti yang telah dibahas sebelumnya pasar modal syariah memiliki


sejarah dan fungsinya sebagai alternatif baru dalam melaksanakan
perokonomian yang ada di Indonesia. Dengan pembahasan tersebut mampu
didapatkan analisis yang sesuai dengan prinsip ekonomi makro sebagai
berikut bahwa perluasan kerjasama internasional mampu menggeser kurva
saham syariah ke kanan sehingga meningkatkan pembangunan ekonomi
nasional.

36
37

38

39

40
41
42

Y2

43

Y1

44
45
46

X1

X2

47
48

Dengan pengertian sebagai berikut:

Y sebagai kerjasama Internasional


X sebagai peningkatan ekonomi nasional
Q sebagai indeks pasar modal syariah
49

Dari uraian tersebut maka perluasan kerjasama

internasional mampu meningkatkan pula perkembangan ekonomi nasional.


Analisis ini akan sesuai jika pasar modal syariah memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
50 2.3.1 Hukum Pasar Modal
51
Tidak dijumpai baik dalam Al-Qur'an maupun Hadist nash
yang membicarakan tentang masalah pasar modal dan juga hukumnya.
Namun demikian, perdagangan saham tidak bertentangan dengan hukum
Islam. Akan tetapi, kebolehan jual beli saham ini terbatas pada sahamsaham yang bidang usahanya tidak bertentangan dengan ketentuanketentuan syariat Islam. Seperti, perusahaan-perusahaan yang
memproduksi makanan, minuman atau jasa yang tidak dilarang Agama
(Lubis, 2004: 91). Oleh karena itu, orang Islam yang ingin membeli saham
suatu perusahaan, terlebih dahulu harus mengadakan penyelidikan yang
saksama tentang bidang usaha dari perusahaan yang menawarkan saham
tersebut.
52

Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia

(MUI) pada tahun 2003 mengeluarkan fatwa tentang kebolehan

bertransaksi di pasar modal selama mekanisme dan objeknya tidak


bertentangan dengan prinisp syariah. Fatwa yang dikeluarkan oleh DSN
berkaitan dengan ketentuan umum pasar modal syariah, prinsipprinsipnya, emiten yang menerbitkan efek syariah, kriteria dan jenis efek
syariah, transaksi yang dilarang dan penentuan harga saham (DSN-MUI,
2006: 264-277).
53

Di bawah ini akan dipaparkan tentang fatwa DSN yang

berkaitan dengan mekanisme transaksi di pasar modal syariah. Fatwa ini


terdapat pada bab V tentang Transaksi Efek dan Pasal 5 yang berkaitan
dengan Transaksi yang dilarang, sebagai berikut (DSN-MUI, 2006: 276277):
54

1. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-

hatian serta tidak boleh melakukan spekulasi dan manipulasi yang di


dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maisir, risywah, maksiat
dan kezaliman.
55

2. Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur dharar,

gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan kezaliman sebagaimana di


maksud dalam ayat 1 di atas meliputi:
56

a) Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu;

57

b) Bai al-adum, yaitu melakukan penjualan atas barang

(efek syariah) yang belum dimiliki (short selling);


58

c) Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam

untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilarang;


59

d) Menimbulkan informasi yang menyesatkan;

60

e) Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang

pada saat transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada


lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya;
61

f) Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek

syariah dengan fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban


penyelesaian pembelian efek syariah tersebut;
62

g) Ikhtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau

dan pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan

perubahan harga efek syariah, dengan tujuan mempengaruhi pihak


lain;
63

h) Dan transaksi-transaksi lain yang mengandung unsur di

atas.
64 Laranga riba dalam Al Quran :
65 Q.S Al Baqarah 275

66


67 Yang artinya :
68

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan


lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang
larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang

10

kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni


neraka; mereka kekal di dalamnya.
69

Q.S Al imran 130

70


71 Yang artinya :
72

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan

riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah


supaya kamu mendapat keberuntungan
73
74

Hukum pasar modal syariah harus diterapkan sesuai

dengan uraian di atas hukum ini diberlakukan agar saham memiliki syarat
sah yang halal dan sesuai dengan hukum islam dalam bidang ekonomi.
Pengaruh hukum dalam kelancaran peran pasar modal syariah harus
diterapkan dengat tepat. ASEAN Economic Community pada tahun 2015
memberikan peluang besar terhadap penanaman saham dari perusahaan
asing di seluruh ASEAN. Perusahaan yang ingin menjual sahamsahamnya di pasar modal syariah harus memenuhi hukum tersebut
sehingga sesuai dengan ketetapan yang syariah
75
76
77
78 2.3.2 Fungsi Pasar Modal Syariah
79

Pasar modal syariah harus memiliki fungsi yang sesuai dengan ketetapan
asalnya sehingga mampu berperan besar dalam ASEAN Economic
Community. Menurut M. Metwally sebagaimana dikemukakan dalam Heri

11

Sudarsono, menyebutkan ada lima fungsi dari pasar modal syariah. Kelima
fungsi pasar modal syariah tersebut adalah sebagai berikut (Sudarsono 2007:
186):
80

a. Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan

bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan resikonya.


81

b. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna

mendapatkan likuiditas.
82

c. Memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan modal dari luar

untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.


83
d. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka
pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal
konvensional.
84
e. Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh
kinerja kegiatan bisnis sebagaiman tercermin pada harga saham.
85

f. Dari beberapa fungsi pasar modal syariah di atas diketahui

bahwa keberadaan pasar modal syariah sangat bermanfaat dalam rangka


meningkatkan aktifitas perekonomian umat Islam dan selanjutnya dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka.
86

Dari uraian fungsi pasar modal syariah menurut M.

Metwally dapat disimpulkan bahwa pasar modal syariah memiliki


kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh pasar modal konvensional.
Hal ini mampu menarik jumlah emiten yang menjual saham-sahamnya di
pasar modal syariah dibanding dengan pasar modal konvensional. Namun
para emiten juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai anggota dalam
pasar modal syariah.
87
88 2.3.3 Pelaku Pasar Modal
89

Dalam pasar modal, terdapat beberapa pihak yang terlibat

dalam kegiatannya. Pihak-pihak tersebut adalah emiten, investor,


perusahaan pengelola dana dan reksa dana :
90 1. Emiten

12

91

Emitan adalah perusahaan yang melakukan penjualan surat-

surat berharga atau melakukan emisi. Dalam melakukan emisi, emiten


dapat memilih dua macam instrumen pasar modal yang bersifat
kepemilikan atau hutang. Jika emiten memilih instrumen yang bersifat
kepemilikan, maka ia menerbitkan saham. Tetapi, jika ia memilih
instrumen yang bersifat hutang, maka ia menerbitkan obligasi (Kasmir,
2004: 199).
92

Peran emiten dalam perkembangan pasar modal syariah

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat perkembangan


Ekonomi Syariah. Tetapi para emiten harus memenuhi syarat-syarat
sebagai emiten pasar modal syariah sehingga mampu memasukkan sahamsahamnya di pasar modal syariah. Di pasar persaingan bebas ASEAN
Economic Community para emiten di negara negara berpenduduk muslim
tertinggi akan ikut serta dalam anggota pasar modal suyariah atau bahkan
membuka lembaga pasar modal syariah bagi anggota ASEAN .
93 2. Investor
94

Pelaku kedua di pasar modal adalah investor atau pemodal.

Ia adalah yang membeli atau menanamkan modalnya pada perusahaan


yang melakukan emisi. Sebelum membeli surat-surat berharga, investor
biasanya meneliti dan menganalisanya terlebih dahulu. Penelitiannya
mencakup bonadifitas perusahaan prospek usaha emiten dan analis lainnya
(Kasmir, 2004: 200).
95

Investor dalam ekonomi bebas ASEAN Economic

Community merupakan semua warganegara yang terlibat didalamnya


seorang investor sangat mempengaruhi indek saham di pasar modal
syariah semakin besar dan luasnya investor akan membuka peluang pada
saham-saham yang dijual. Dan ini dapat menunjang tercapainya
pembangunan ekonomi nasional bagi indonesia.
96 3. Perusahaan Pengelola Dana (Investman Company)
97

Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang

beroperasi di pasar modal dengan mengelola modal yang berasal dari


investor. Perusahaan ini mempunyai dua unit, yaitu pengelolaan dana

13

(fund management) dan penyimpanan dana (qustodian). Bagian


pengelolaan dana adalah divisi yang memutuskan efek mana yang harus
dijual dan harus dibeli. Sedangkan, qustodian adalah bagian yang
melakukan penjualan atau pembelian efek. Selain itu, kustodian juga
melakukan menerima bunga (pada pasar modal konvesional) dan deviden
kepada emiten (Rivai dkk, 2007: 934).
98

ASEAN Economic Community akan berperan dalam

perluasan perusahaan internasional yang ikut serta di pasar modal syariah,


perusaan luar negeri akan memberikan peran penting terhadap indeks
pasar modal syariah. Seperti dalam analisis teori penulis yang
mengmukakan bahwa pertambahan perusahaan dalam penjualan saham
dipengaruhi oleh perluasan wilayah kerja sama. Kerja sama internasional
yang dimaksud adalah ASEAN Economic Community.
99 4. Reksa Dana
100

Reksa dana merupakan salah salah satu alternatif investasi

bagi masyarakat pemodal. Khususunya, pemodal kecil dan pemodal yang


tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas
investasi mereka. Reksa dana dirancang dalam rangka menghimpun dana
dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk
melakukan ivestasi. Akan tetapi, mereka hanya mempunyai waktu dan
pengetahuan yang terbatas. Reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal
(Darmaji dan Hendy MF, 2001: 47 dalam Sudarsono, 2007: 200).
101

Masyarakat internasional memiliki kencenderungan untuk

berinvestasi seluas-luasnya ASEAN Economic Community sebagai sistem


memberikan kesempatan investasi ini kepada masyarakat internasional hal
ini kususnya bagi masyarakat ASEAN. Terjadinya jual beli saham dan
investasi ini memberikan peluang besar bagi negara indonesia dalam
perkembangan ekonominya.
102
103

2.3.4 Jenis-Jenis Pasar Modal

14

104

Dalam menjalankan fungsinya, pasar modal dibagi menjadi

tiga macam. Yaitu, pasar primer, pasar sekunder dan bursa parallel (Rivai
dkk, 2007: 935):
105

a) Pasar Perdana (Primary Market)


106

Pasar perdana merupakan pasar di mana emiten pertama

kali memperdagangkan saham atau surat berharga lainnya. Kegiatan ini


biasa dinamakan dengan penawaran umum atau Initial Public Offering
(IPO). Informasi suatu perusahaan yang akan menawarkan sahamnya
untuk pertama kali pada masyarakat, dapat dilihat minimal di dua harian
nasional, publik ekspose atau prospektus. Prosedur pembeliannya melalui
pengisian Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang tersebar
melalui underwriter atau penjamin emisi efek atau agen-agen penjual
lainnya yang ditunjuk (Rivai dkk, 2007: 935). Harga saham pada pasar
perdana merupakan harga pasti yang tidak dapat ditawar lagi. Harga ini
ditetapkan oleh perusahaan penjamin emisi dan emiten (Haroen, 2000:
53).
107

b) Pasar Sekunder (Secondary Market)


108

Pasar sekunder adalah pasar yang memperdagangkan efek

setelah penawaran di pasar perdana. Perdagangan di pasar sekunder hanya


terjadi antar investor yang satu dengan lainnya. Transaksinya tidak lepas
dari bursa saham sebagai fasilitator perdagangan di pasar modal.
Pembelian di pasar ini, hanya pada saham yang telah beredar berdasarkan
aturan main yang telah ditetapkan pasar. Prosedurnya, investor melakukan
order beli atau jual melalui broker dan kemudian ia menerukannya ke
pasar atau bursa (Rivai dkk, 2007: 935).
109

Harga saham di pasar sekunder tidak lagi ditentukan oleh

emiten dan penjamin emisi, tetapi berdasarkan atas teori penawaran dan
permintaan serta prospek perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan
demikian, harga saham di pasar sekunder dapat lebih tinggi dari pasar
perdana (Haroen, 2000: 82).

15

110

Terdapat beberapa perbedan antara pasar perdana dan pasar

sekunder, apabila dilihat dari segi kepentingan investor dalam membeli


dan menjual saham.
111
112N 113Keterangan

114Pasar Perdana

115Pasar Sekuner

o
1161 117Harga

118Tetap (ditentukan

119Berfluktuasi (ditentukan

oleh penerbit surat

2.
124

125

Jangka

126

127

122

biaya promosi
Terbatas

Biaya

123

121

berharga)
Tidak dikenakan

120

3.

oleh pengaruh supplay


dan demand)
Dikenakan biaya
promosi
Tak terbatas

waktu

128

penjualan
129
Cara

4.
132

penjualan
melalui agen penjual
(Sumber : Veithzal Rivai, 2007, hal. 935)

133

c) Bursa Paralel

134

Tidak semua efek yang diterbitkan dapat dijual di bursa efek, karena

130

Dilaksanakan

131

Dilaksanakan oleh
agen bursa

persyaratan untuk mendaftar di bursa efek sangat ketat. Bursa paralel


merupakan alternatif bagi perusahaan yang go public yang tidak dapat
memenuhi syarat yang ditentukan bursa efek. Emiten-emiten yang
mendaftarkan efeknya di bursa paralel, modalnya relatif lebih kecil. Atas dasar
ini, bursa paralel merupakan pelengkap bagi pasar bursa efek yang sudah ada
(Rivai dkk, 2007: 934-935).
135

Permintaan dan penawaran masyarakat internasional akan sangat


mempengaruhi harga saham dalam pasar modal syariah hal ini berkaitan
dengan maksud dari jenis-jenis pasar modal yaitu pasar modal skunder.
Sebagai mana yang diterangkan dalam teori ekonomi mikro bahwa permintaan
dan penawaran yang kompleks akan mempengaruhi harga dan ditetapkan oleh
pertemuan garis antara permintaan dan penawaaran.

136
137

2.3.5 Instrumen-Instrumen Pasar Modal Syariah

16

138

Dalam suatu transaksi di pasar biasanya terdapat barang

atau jasa yang diperjualbelikan. Demikian juga pada pasar modal, barang
yang diperjualbelikan dinamakan dengan instrumen pasar modal.
Instrumen pasar modal yang diperdagangkan berbentuk surat-surat
berharga yang dapat diperjualbelikan kembali oleh pemiliknya, baik
instrumen pasar modal bersifat kepemilikan atau hutang. Instrumen pasar
modal yang bersifat kepemilikan berbentuk saham dan yang bersifat
hutang bentuknya adalah obligasi (Kasmir, 2004: 194-195).
139

Intrumen pasar modal syariah berbeda dengan instrumen

pasar modal konvensional. Sejumlah instrumen syariah di pasar modal


sudah diperkenalkan kepada masyarakat. Saham yang memenuhi kriteria
syariah adalah saham yang dikeluarkan perusahaan yang bergerak di
bidang usaha yang sesuai dengan syariah. Instrumen-instrumen pasar
modal yang diperjualbelikan di pasar modal konvensional adalah suratsurat berharga (securities) seperti saham, obligasi (Kasmir, 2004: 195-198)
dan instrumen turunannya (derivatif) seperti opsi, waran, dan reksa dana
(Sholahuddin, 2006: 163).
140

Sedangkan instrumen yang diperdangankan pada pasar

modal syariah adalah saham, obligasi syariah dan reksa dana syariah
(Sholahuddin, 2006: 163).
141

Instrumen-instrumen pasar modal di atas akan dijelaskan di bawah ini:

142

a. Saham (stock)
143

Saham adalah surat berharga yang bersifat kepemilikan

terhadap suatu perusahaan. Maksudnya, si pemilik saham merupakan


pemilik perusahaan. Semakin banyak saham yang ia miliki, maka semakin
besar pula kekuasaan dan wewenangnya pada perusahaan tersebut.
Keuntungan yang diperoleh dari saham adalah deviden. Pembagian
deviden ini ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
144

Yang dimaksud dengan saham dalam pasar modal syariah dengan


pasar modal konvensional tidak ada bedannya. Hanya saja, saham yang
diperdagangkan pada pasar modal syariah harus datang dari emiten yang
memenuhi kriteria-kriteria syariah.

17

145

b. Obligasi syariah
146

Di pasar modal modal, obligasi merupakan instrumen

hutang bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari


membeli obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Perbedaan obligasi
dengan saham adalah bahwa pembeli obligasi tidak mempunyai hak
terhadap manajemen dan kekayaan perusahaan.
147

Pihak perusahaan yang mengeluarakan obligasi hanya mengakui


mempunyai hutang kepada si pemegang obligasi sebesar obligasi dimilikinya.
Dengan demikian, obligasi termasuk dalam kategori modal asing atau hutang
jangka panjang. Hutang tersebut akan dibayarkan pada waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.

148

Modal yang diperdagangkan dalam pasar modal merupakan modal yang


bila diukur dari segi waktu merupakan modal jangka panjang. Maka dari itu,
bagi suatu emiten sangat menguntungkannya karena masa pengembaliannya
sangat panjang, baik modal yang bersifat kepemilikan ataupun hutang. Modal
yang bersifat kepemilikan masa pengembaliannya relatif lebih panjang dari
pada modal yang bersifat hutang. Modal jenis pertama jangka waktu
pengembaliannya sampai perusahaan yang bersangkutan tutup (Kasmir, 2004:
194).

149

Pemilik modal jenis ini dapat menjualnya kepada pihak lain jika ia
membutuhkan dana atau sudah tidak menginginkan lagi sebagai pemegang
saham. Sedangkan modal yang bersifat hutang, jangka waktunya lebih cepat
atau terbatas dalam waktu tertentu. Pemilik saham ini juga dapat menjualnya
kembali kepada pihak lain jika ia membutuhkan dana atau sudah tidak
menginginkan lagi sebagai pemegang saham (Kasmir, 2004: 194).
150

Obligasi di pasar modal syariah berbeda dengan obligasi di

pasar modal konvensional. Obligasi di pasar modal konvensioanal


merupakan suatu jenis produk keuangan yang tidak dibenarkan oleh Islam
karena menggunakan sistem bunga. Menurut Muhammad al-Amin yang
dikemukakan oleh Sholahuddin, bahwa instrumen obligasi syariah dapat
diterbitkan menggunakan prinsip mudharabah, musyarakah, ijarah,
istishna, salam, dan murabahah. Dengan menggunakan prinsip-prinsip

18

ini, obligasi syariah menjadi tergantung kepada prinsip mana yang


digunakan emiten (Sholahuddin, 2006: 163).
151

Dalam konsep mudharabah pada obligasi syariah, emiten menerbitkan


surat berharga jangka panjang untuk ditawarkan kepada para investor. Emiten
berkewajiban membayar pendapatan berupa bagi hasil atau margin fee serta
pokok hutang obligasi kepada para pemegang obligasi tersebut pada saat jatuh
tempo. Dalm hal ini, emiten berfungsi sebagai mudharib dan invester sebagai
shahibul mal. Sementara itu, emiten yang menerbitkan obligasi syariah harus
memenuhi persyaratan seperti persyaratan emiten yang masuk dalam kriteria
indeks Islam (Sholahuddin, 2006: 164).

152

c. Reksa dana syariah

153

Reksa dana syariah merupakan sarana investasi campuran yang


menggabungkan saham dan obligasi syariah dalam satu produk yang dikelola
oleh manajer investasi. Manajer investasi menawarkan reksa dana syariah
kepada investor yang berminat. Dana investor tersebut kemudian dikelola oleh
manjer investasi untuk ditanamkan dalam saham atau obligasi syariah yang
dinilai menguntungkan (Sholahuddin, 2006: 164).

154
155

2.4 Analisis Dampak Lanjutan Pasar Bebas Asia Terhadap Pasar


Modal Syariah

156

Sesuai dengan syarat dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pasar


modal syariah jika pasar bebas ASEAN deberlakukan diatas maka dapat
ditarik kesimpulan sementara bahwa perluasan kerjasama intertnasional
mampu mengembangakn sektor investasi dalam hal ini adalah pasar modal
syariah.

157

Semua fakor-faktor yang telah dibahas diatasa, hampir keseluruahnnya


dapat mempengaruhi perkembanga investasi baik secara nasional maupun
dalam dunia internasional. Dampak investasi yang meluas sesuai dengan
analaisis penulis maka investasi mampu mengangkat indeks pertumbuhan
ekonomi secara nasional. Pasar modal syariah yang merupakan alternatif baru
didalam dunia investasi, mampu sangat menari investor baik yang beragama
islam yang menutut adanya hukum islam didalamnya maupun mereka yang

19

bukan beragama islam tetapi ikut serta dalam pasar modal syariah karena
kemudahan dan keuntungan lebih yang didapatkan.
158

Sebagai pendorong analisis dampak pasar bebas ASEAN terhadap pasar


modal syariah tidak seutuhnya didukung oleh faktor-faktor dan syarat-syarat
yang telah dibahas diatas tetapi juga harus didukung oleh sistem manajemen
dan lembaga yang kreatebelitas sehingga pencapaian dalam perkembangan
investasi internal dan eksternal mampu berjalan sesuai dengan harapan yaitu
mampu meninkatka perkembangan pembangunan ekonomi bangsa agar
mampu bersaing di dunia internasional. Sistem manajemen, lembaga, dan
pemikiran perkembangan pasar modal syariah dapat dimaksud sebagai
berikut:

159
160

2.4.1 Jakarta Islamic Index atau Indeks Syariah (JII)

161

Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks terakhir yang dikembangkan


oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang bekerjasama dengan Danareksa
Investement Management. Adapun indeks sebelum JII, adalah Indeks
Individual, Indeks Harga Saham Sektoral, Indeks LQ 45, dan Indeks Harga
Saham gabungan. Indeks syariah merupakan indeks yang berdasarkan prinsipprinsip hukum Islam. Saham-saham yang termasuk dalam indeks syariah
adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan Islam,
seperti:
162

a) Usaha Perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang;


163

b) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk

perbankan dan asuransi konvensional;


164

c) Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta

memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram;


165

d) Usaha yang memproduksi, mendistribusikan atau menyediakan

barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat madharat.


166

Sebelum masuk kedalam indeks syariah, saham-saham melewati


beberapa tahapan ataupun seleksi, antara lain: a) Memilih beberapa saham
dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan prinsip syariah dan sudah

20

tercatat lebih dari tiga bulan (kecuali termasuk dalam sepuluh besar dalam hal
kapitulasi); b) Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau
tenaga tahun terakhir yang memiliki rasio kewajiban terhadap aktiva maksimal
sebesar 90%; c) Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan
urutan rata-rata kapitulasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir; d)
Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai
perdagangan reguler selama satu tahun terakhir.
167

Untuk lebih jelasnya, proses atau tahap penyeleksian saham sebelum


masuk ke indeks syariah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

168
169

Proses Penyaringan Emiten di Jakarta Islamic Index (JII)


170
Seleksi Syariah
Emiten tidak menjalankan perjudian/permainan yang tergolong judi, dan

171

perdagangan yang dilarang


172
Bukan lembaga keuangan konvensional
Tidak memproduksi, mendistribusikan dan memperdagangkan makanan dan

173

minuman yang haram


174

Bukan usaha yang memproduksi, mendistribusikan dan menyediakan


barang/jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat
175

177

179

176
Seleksi Kapitalisasi
Proses ini menyaring 60 saham dengan nilai kapitalisasi pasar tertinggi di BEJ
178

Proses ini menyaring 30 saham dengan nilai transaksi rata-rata tertinggi di


BEJ
180

181
182
183

PROSES EVALUASI EMITEN SETIAP 6 BULAN SEKALI


(Sumber : Heri Sudarsono, 2007, hal. 195)

Di JII terdapat 30 saham yang telah melewati penyeleksian syariah.


Saham-saham tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

21

184

Saham-Saham yang terdapat pada Indeks Syariah

185

186

Kode

187

Nama Saham

No
188

189

AALI

190

Astra Argo Lestari Tbk

1
191

192

APEX

193

Apexindo

2
194

195

AMFG

196

Asahimas Flat Glass

3
197

198

ANTM

199

PT Aneka Tambang (Persero) Tbk

4
200

201

ASGR

202

Astra Graphis Tbk

5
203

204

AUTO

205

Astra Otopart Tbk

6
206

207

BLTA

208

Berlian Laju Tangker

7
209

210

BNBR

211Bakrie & Brothers

8
212

213

CMPN

214

Citra Marga NusaphalaTbk

9
215

216

BYMA

217

Primarindo Asia Infras

10
218

219

ESTI

220

Evershine

11
221

222

FORU

223

Fortune Indonesia

12
224

225

GJTL

226

Gajah Tunggal

13
227

228

INDF

229

Indofood Sukses Makmur Tbk

14
230

231

INDR

232

Indorama Syntetics

15
233

234

ISAT

235

Indosat Tbk

16
236

237

LMAS

238

Limas

17
239

240

MEDC

241

Medco Energy Corporation Tbk

22

18
242

243

MLPL

244

Multipolar Tbk

19
245

246

MTDL

247

Metrodata Electronics

20
248

249

MYOR

250

Mayora

21
251

252

SMGR

253

Semen Gresik (Persero) Tbk

22
254

255

SMSM

256

Selamat Sampoerna

23
257

258

SMCB

259

Semen Cibinong

24
260

261

TINS

262

PT Timah Tbk

25
263

264

TLKM

265

Telekomunikasi Indonesi Tbk

26
266

267

TSPC

268

Tempo Scan Pasific Tbk

27
269

270

TRST

271

Trias Sentosa

28
272

273

UNTR

274

United Tractors Tbk

29
275

276

UNVR

277

Unilever

30
278

(Sumber: BEJ, 30 Januari 2003 dalam Heri Sudarsono, 2007,


hal. 196)

279

Dari data diatas dapat diketahui perusahaan yang ikut serta dalam
penyerahan saham-saham di pasar modal syariah begitu mempengaruhi
tingkat perkembangan modal bagi perusahaan dan memberikan jaminan
hukum yang halal bagi investor. Perkembangan ini mampu membagun tingkat
produktifitas perusahaan. Dengan peningkatan ini maka diharapkan dapat
menyeimbangkan keadaan ekonomi Nasional yang berdampak pada tingkat
kesejahteraan pekerja atau buruh. Dengan indeks syariah yang semakin tinggi
juga akan mempengaruhi pembangunan nasional. Karena pajak yang dibayar

23

perusahaan dapat dipergunakan semaksimal mungkin dalam pembangunan


Nasional.
280
281

2.4.2 Mekanisme Beroperasinya Pasar Modal Syariah

282

Dalam transaksi di pasar modal, investor dapat langsung meneliti dan


menganalisa keuntungan masing-masing perusahaan yang menawarkan modal.
Apabila investor mengetahui adanya kemungkinan mendapatkan keuntungan
dari jual beli saham, ia dapat langsung membeli saham tersebut dan
menjualnya kembali ketika harganya naik pada pasar yang sama. Jadi, investor
dapat pula menjadi penjual saham kepada investor yang lain (Kasmir, 2004:
194).
283

Pasar modal syariah sejatinya harus bebas dari transaksi-

transaksi yang tidak beretika dan bermoral, seperti insider trading dan
shrot selling. Menurut al-Habsyi yang dikemukakan oleh Sholahuddin,
idealnya pasar modal syariah tidak mengandung transaksi ribawi, gharar
dan saham perusahaan yang bergerak pada jenis usaha yang tidak dilarang
syariah (Sholahuddin, 2006: 164-165).
284

Sementara itu Obeidillah yang yang juga dikutip oleh

Sholahuddin, mengemukakan beberapa etika di pasar modal. Menurutnya,


pasar modal syariah harus mencakup kriteria-kriteria di bawah ini
(Sholahuddin, 2006: 165): a) Setiap orang bebas melakukan transaksi
(freedom contrac) selama tidak bertentangan dengan syariah; b) Bentuk
transaksi harus bersih dari unsur riba, gharar dan judi; c) Harga terbentuk
secara fair; d) Terdapat informasi yang sempurna.
285

Oleh karena itu, pasar modal syariah harus membuang

jauh-jauh setiap transaksi yang mengandung unsur spekulasi. Hal inilah


yang membedakannya dengan pasar modal konvensional yang salah satu
cara untuk mendapat keuntungannya dengan menggunakan spekulasi.
Walaupun diakui, dalam kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan
manipulasi pasar dengan membuat laporan yang palsu dilarang pada pasar
modal konvensional (Sholahuddin, 2006: 165).

24

286

Dalam mekanisme transaksi produk di pasar modal syariah,

Irfan Syuqi mengemukakan wacana pembelian dan penjualan saham tidak


boleh dilakukan secara langsung. Dalam pasar modal konvensional,
investor dapat membeli atau menjual saham secara langsung dengan
menggunakan jasa broker atau pialang. Keadaan ini memungkinkan bagi
para spekulan untuk memainkan harga saham. Dampaknya, perubahan
harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar bukan oleh nilai intrinsiknya.
Untuk itu, dalam pasar modal syariah, emiten memberikan otoritas kepada
agen di lantai bursa. Selanjutnya, agen tersebut bertugas untuk
mempertemukan emiten dengan calon investor, tetepi bukan untuk kenjual
dan membeli saham secara langsung. Kemudian, saham tersebut dijual
atau dibeli karana sahamnya memang tersedia berdasarkan first come-firs
served.
287

Dalam perdagangan obligasi syariah, menurut Muhammad

Gunawan, tidak boleh diterapkan harga diskon atau harga premium yang
lazimnya dilakukan pada obligasi konvensional. Prinsip transaksi obligasi
syariah adalah al-hiwalah, yaitu transver service atau pengalihan piutang
dengan tanggungan bagi hasil. Oleh karena itu, jual beli obligasi syariah
hanya boleh pada harga nominal pelunasan jatuh tempo obligasi
(Sholahuddin, 2006: 165).
288

Sedangkan dalam perdagangan reksa dana syariah, manajer

investasi menawarkan kepada pembeli reksa dana syariah baik yang


bersifat jangka panjang atau jangka pendek. Reksa dana syariah jangka
panjang ditawarkan di pasar saham dan reksa dana syariah di tawarkan di
pasar uang. Keuntunganinvestor dari reksa dana syariah tergantung
bagaimana manajer investasi menginvestasikan dana yang dikelolanya
(Sholahuddin, 2006: 165).
289
290

2.4.3 Karakteristik Pasar Modal Syariah

291

Menurut Metwally sebagaimana dikutip oleh Agustianto, bahwa dalam


rangka membentuk pasar modal syariah diperlukan beberapa karakteristik.
Karakteristik-karakteristik tersebut adalah:

25

292

a) Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek;

293

b) Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham

dapat diperjualbelikan melalui pialang;


294

c) Semua perusahaan yang sahamnya dapat diperjualbelikan di

bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan


(account) keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada
komite manajemen bursa efek dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan;
295

d) Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST)

tiap-tiap perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali;


296

e) Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi

dari HST;
297

f) Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST. HST ditetapkan

dengan rumus sebagai berikut (Huda dan Nasution, 2007: 176)


298

Jumlah kekayaan bersih perusahaan


HST=
Jumlah kekayaan bersih perusahaan
299

g) Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan

yang terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah;
300

h) Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu

minggu periode perdagangan setelah menentukan HST;


301

i) Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode

perdagangan, dan dengan harga HST.


302
303
304
305

2.4.4 Pemikiran Ekonom Muslim tentang Pasar Modal Syariah


306
para

Pasar modal belum dikenal pada masa Rasulullah SAW dan

26

307

sahabat. Kegiatan ekonomi pada masa itu adalah transaksi pada sektor riil
saja. Keikutsertaan modal dalam bentuk kepemilikan suatu perusahaan
(syirkah) tidak ditunjukkan dalam bentuk kepemilikan saham seperti saat ini.
Dengan demikian, transaksi yang terjadi hanya dalam bentuk transaksi jual
beli biasa dengan menggunakan uang atau dengan cara pertukaran antar
barang melalui barter.

308

Sistem ekonomi Islam didasarkan pada transaksi asset riil yang produktif
pada sektor riil.( Chapra 2008), Olehnya, pasar modal syariah juga harus
didasarkan pada pasar sekuritas berbasis ekuitas, bukan berbasis pada hutang.
Menurut iqbal (2008:220)Model pasar modal syariah yang memenuhi prinsip
syariah Islam belum diformulasikan secara formal. Namun, perlu
diidentifikasi beberapa isu penting sehingga dapat dibedakan pasar modal
syariah dengan pasar modal harus diperhatikan. Pertama, mengenai perjanjian
kontraktual yang dapat merepresentasikan dengan tepat bagian dalam
perusahaan saham gabungan dengan liabilitas (hutang) terbatas.
309

Hal ini menjadi penting terutama terkait dengan legalitas

entitas korporasi dan perlakuannya sebagai judicial person, terutama jika


terjadi kasus gagal bayar perusahaan atas liabilitas/kewajibannya. Kedua,
mengenai jenis kontrak yang sesuai untuk saham biasa sebagai mitra
dalam saham perusahaan, berdasarkan musyarakah mulk atau musyarakah
aqed. Pengklasifikasian saham perusahaan dalam kontrak musyarakah
mulk menyebabkan sebagian besar transaksi saham di pasar modal tidak
bisa diterima secara syariah. Negotiability, transferability dan tradability
di pasar primer dan sekunder menjadi isu penting ketiga yang perlu
dicermati.
310

Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa ekonomi Islam

mendorong transaksi atas asset/barang riil (tangible), yang berarti


pelarangan terhadap transaksi hutang (dayn), mata uang, obligasi yang
dibatasi dalam barang generik, serta hak kontinjen (seperti options,
futures, forward), dimana instrumen-instrumen ini ditransaksikan di pasar
modal. Perbedaan mendasar antara pasar modal syariah dan pasar modal
konvensional adalah bahwa pelaksanaan pasar modal syariah secara umum

27

tidak hanya ditentukan oleh kondisi bisnis, lingkungan sosial ekonomi,


dan politik.
311

Terdapat prinsip penting mengenai apa yang benar dan apa

yang tidak benar yang didasarkan pada al-Quran dan Hadis Rasulullah
SAW. Prinsip yang dimaksud adalah pelarangan riba, spekulasi serta
serangkaian kegiatan yang dilarang yaitu ketidakpastian (gharar), judi
(maysir), ketidaktahuan (jahl). Prinsip-prinsip tersebut harus dipedomani
dalam semua transaksi ekonomi, termasuk pasar modal. Dewan Syariah
Nasional (DSN)-MUI Indonesia memastikan bahwa kegiatan transaksi dan
investasi di pasar modal syariah Indonesia tidak melibatkan unsur-unsur
tersebut di atas. Hal ini berlaku baik untuk instrumen ekuitas (saham)
maupun hutang (obligasi) serta derivatif (instrumen turunan) dari saham.
Beberapa fatwa telah dikeluarkan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah
Nasional-Majelis Ulama Indonesia) terkait dengan transaksi dan instrumen
pasar modal yang memenuhi prinsip syariah.
312

Salah satu diantaranya adalah fatwa nomor

65/DSN_MUI/III/2008 mengenai Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu


(HMETD) atau right issue. Fatwa ini memastikan kehalalan investasi pada
instrumen saham dan juga pada produk turunan (derivatif), yaitu instrumen
yang berbentuk rights (hak) yang melekat pada produk induknya
(underlying asset) Hak ini merupakan salah satu produk pasar modal yang
bersifat hutang, yang dalam prinsip ekonomi Islam tidak diakomodasi.
(soemirto 2008:153).
313
314
315

3 Penutup

316

3.1 Simpulan

317

Perluasan kerjasama internasional pada dasarnya akan


mengembangkan sektor ekonomi menjadi lebih baik, jika ditinjau dari sudut
pandang perluasan investasi. Akan tetapi setiap keputusan kerjasama
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kekurangan dari

28

kerjasama internasional suatu negara dan negara lainnya adalah persaingan


yang sangat ketat. Ketidak mampuan dalam menghadapi persaingan ketat
dengan pasar internasional merupakan polemik masalah yang harus dihadapai
serta mejadi tantangan dalam mengembangkan perekonomian bangsa.
Terlepas dari itu, tidak seutuhnya kerjasama internasional hanya memiliki
dampak negatif.
318

Dampak positif dari perkembangan kerjasama internasional

adalah dalam bidang pasar modal. Indonesia dengan penduduk muslim


terbesar didunia memiliki sistem pasar modal syariah. Yang selanjudnya
akan menjadi pilihan alternatif dibidang investasi bersaing dengan pasar
modal konvensional. Secara umum perkembangan dan pertumbuhan pasar
modal syariah mengalami pertubuhan yang cukup sgnifikan. Hal ini dapat
terlihat dari data statistik oleh Bapepam-LK yang menunjukkan
peningkatan dibanding tahun 2007. Sejak awal tahun 2008 hingga hingga
awal bulan agustus 2008 terdapat enam emiten yang memperoleh
pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk menawarkan sukuk dengan
total nilai emisi sebasar Rp. 1,69 triliun yang terdiri atas empat sukuk ijrah
dengan nilai emisi sebesar Rp. 1,09 triliun dan dua sukuk mudharabah
dengan nilai emisi sebesar Rp. 600 miliyar. Hal ini berarti jumlah sukuk
yang telah memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK telah tumbuh
sebesar 28,57% (dibanding dengan jumlah sukuk pada akhir 2007 sebesar
21 sukuk) dan nilai emisi tumbuh sebesar 52,25% (dibandingkan nilai
emisi pada akhir 2007 sebesar Rp. 3,23 triliun). Serta emiten yang telah
mendapatkan pernyataan efekttif dari Bapepam-LK untuk menerbitkan
sukuk mencapai 27 emiten dengan total nilai emisi Rp. 4,92 triliun itu
berarti tubuh sebesar 3,37% dari total nilai emisi obligasi.
319

Kemajuan perokonomian nasional salah satunya adalah

dibantu oleh pasar modal syariah dalam mengelola tingkat investasi.


Sesuai dengan teori yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa perluasan
kerjasama internasional dalam hal ini adalah ASEAN Economic
Community mampu atau dapat meningkatkan pula pembangunan
perekonomian nasional. Dengan adanya kesempatan ini maka kedepan

29

perekonomian Indonesia akan lebih maju dan mampu bersaing di ASEAN


Economic Community.
320
321
322
323
324

3.2 Saran
Berdasarkan pendapat diatas maka diharapkan bahwa:

325
326
327

Pihak pemerintah
Pihak pemerintah sebagai lembaga hukum tertinggi di indonesia
diharpkan dan mampu menjalankan perannya dalam pengawasan, pengarahan
bagi lembaga pasar modal syariah di Indonesia hal ini berrtujuan agar lembaga
pasar modal syariah dapat melaksankan perannya sesuai dengan ketetapan
hukum yang telah diterapkann sehingga mampu meberikan kemanfaatan yang
lebih maksimal terhadap pembangunan perekonomian nasional.

328
329
330

Pihak Jakarta Islamic Index atau Indeks Syariah (JII)


Sebagai lembaga penyelengara hukum syariah di Indonesia
diharapkan dapat membangun lembaga yang kreadibilitas tinggi sehingga
mampu dipercaya oleh masyarakat sebagai lembaga yang dapat membangung
perekonomian nasional.

331
332

Pihak Perusahaan sebagai Emiten

333

Perusahaan sabagai emiten diharapkan mampu mengikuti hukum syariah


oleh ketetapan-ketetapan yang telah diberikan sehingga dapat menjalankan
perannya sesuai dengan yang telah diaharapkan jika tidak maka kemajuan
perokonomian bangsa akan mengalami hambatan dan tidak sesuai dengan
pengharapan sebelumnya.

334
335

Pihak Investor

30

336

Pihak investor sebagai salah satu pelaku dalam pasar modal syariah baik
itu investor dalam negeri maupun investor luarnegeri diharapkan mampu
menjadi investor yang taat hukum selebih lagi dengan hukum syariah karena
jika tidak mematuhi hukum yang telah ditetapkan hal ini mampu
mengahambat tujuan utama yaitu pembangunan perekonomian nasional.
337

338

DAFTAR RUJUKAN

Chapra, 2008. Is the Islamic Finance Model More Resilient the


Conventional Finance Model? Evidence from Sudden Changes in the
Dow Jones Indexes,jurnal SSRN, http://ssrn.com/abstract=18367651 di
akses 24 November 2014

339

Departemen perdagangan indonesia. Menuju ASEAN Economic


Community 2015. Departemen perdagangan indonesia.

340

Greg, Fealy, 2006. Voices of Islam in Southeast Asia: A Contemporary


Sourcebook. Singapore. Institute of Southeast Asian Studies

341

Haroen, Nasrun. 2000. Perdagangan Saham di Bursa Efek Tinjauan


Hukum Islam. Jakarta: Yayasan Kalimah.

342

Iqbal, Zamir dan Abbas Mirakhor. 2008. Pengantar Keuangan Islam:


Teori dan Praktik,Jakarta: Kencana

343

Kasmir. 2004. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

344

Kuncoro, Mudrajad. 2010. Masalah, Kebijakan, Politik Ekonomika


Pembangunan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

345
346

Lubis, Suhrawardi K. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2004.


Mardani. 2012. Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Groub.

347

Muhammad. 2004. Dasar-Dasar Keuangan Islami. Yogyakarta: Ekonosia.


348 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI)
Universitas Islam Indonesia. 2009. Ekonomi Islam. Jakarta. PT Rajafindo
Persada.

349

Rivai, Veithzal dkk, Bank and Financial Institution Management


Conventional & Sharia System, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

31

350

Samsul, mohamad. 2006. Pasar Modal Dan Manajemen Portofolio.


Jakarta. Penerbit Erlangga

351

Sholahuddin. 2006. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, Surakarta:


Muhammadiyah University Press.

352

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Edisi


Pertama, Cetakan I,Jakarta: Kencana,

353
354

Sofyan, riyanto, 2011. Bisnis Syariah. Jakarta. PT gramedia pustaka utama

355

Sudarsono, Heri. 2007. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi


dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonosia.

356

Sutedi, Adrian. 2011. Pasar Modal Syariah: Sarana Investasi Keuangan


Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta. Sinar Grafika.

357

Undang-undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar


Modal, pasal 1 ayat 4, 5, dan 13.

358

Vous aimerez peut-être aussi