Vous êtes sur la page 1sur 6

C.

ANTIKANKER PRODUK ALAM


Antikanker produk alam adalah senyawa yang dihasilkan dari produk alam dan
berkhasiat sebagai antikanker.
Antikanker produk alam dibagi menjadi tiga kelompok yaitu antibiotika antikanker,
antikanker produk tanaman dan antikanker produk hewan.

1. Antibiotika Antikanker
Beberapa
antibiotika,

yang

mula-mula

dikembangkan

sebagai

senyawa

antibakterinternyata didapatkan mempunyai efek sitotoksik tinggi. Efek samping tersebut


dievaluasi dan kemudian dikembangkan menjadi obat-obat antikanker.
Pada umumnya antibiotika antikanker sukar diabsorpsi di saluran cerna sehingga
diberikan melalui parenteral.
Contoh : mitomisin, daktinomisin, daunorubisin, doksorubisin, plikamisin, bleomisin dan
mitramisin.
a. Mitomisin C, didapat dari kultur Streptomyces caespitolus dan S.verticillatus .
mekanisme kerja sebagai antikanker adalah dengan cross-linking complementary
DNA-strand sehingga menghambat sintesis AND. Pada kadar tinggi mitomisin
menghambat sintesis ARN dan protein. Pada in vivo dengan aktivasi enzim, cincin
kuinon tereduksi, gugus metoksi tersier hilang dan mitomisin menjadi bentuk
terprotonasi. Bentuk inilah yang aktif sebagai senyawa pengalkilasi. Mitomisin aktif
tersebut membentuk cross-link dengan guanin dari pasangan guanin sitosin .
mitomisin C bekerja secara tidak khas terhadap siklus kehidupan sel dan lebih aktif
pada akhir fase G1 dan awal fase S. mitomisin digunakan untuk pengobatan
adenokarsinoma pada payudara, lambung dan kolorektal, sering dikombinasi dengan
5-fluorourasil dan adriamisin. Mitomisin juga efektif untuk pengobatan kanker paru
dan kandung kemih. Dosis I.V. 4-6 mg, 1-2 kali/minggu.
b. Daktinomisin, diisolasi dari kultur Streptomyces chrysomallus , S.parvulus dan
S.antibioticus . daktinomisin emmpunyai gugus kromofor aktinosin (3-fenoksazon1,9-dikarboksilat) yang dapat menginterkalasi, melalui interaksi alih muatan, gugus
guanine dari pasangan guanine-sitosin double heliks ADN. Dua cincin lakton peptide
daktinomisin dapat menduduki celah kecil pada dobel heliks ADN dan berinteraksi

dengan dua gugus amino dari guanine melalui ikatan hydrogen khas. Kompleks
antibiotika-ADN cukup stabil dan menghambat secara selektif sintesis DNAdependent RNA . pada kadar tinggi daktinomisin dapat menghambat sintesis AND.
Daktinomisin bekerja secara tidak khas terhadap siklus nkehidupan sel. Perubahan
struktur dan substiruen daktinomisin, seperti pembukaan cincin lakton, perubahan
stereokimia, penggantian gugus 4 dan 6-metil serta gugus 2-amino, akan
mempengaruhi

kerja

interkalasi

dengan

ADN

dan

biasanya

menurunkan

keefektifannya. Daktinomisin digunakan untuk pengobatan leukemia limfositik dab


granulotik akut. Dosis I.V. : 10-25 g/kg bb 1 dd, selama minimum 5 hari tiap 4-6
minggu.

c. Turunan antrasiklin, seperti doksorubisin, epirubisin, dab daunorubisin, didapat


dari kultur Streptomyces peucetius. Bekerja sebagai antikanker dengan menghambat
proses replikasi dan transkripsi ADN. Bagian struktur yang terlibat pada mekanisme
kerja tingkat molekul adalah cincin B dan C, sebagai interkalator, cincin A dan gugus
gula amino. Antibiotika tersebut mengikat double heliks ADN secara kuat dengan
menginterkalasi gugus kromofor planar (pada cincin B dan C) pada dua pasangan
basa. Komplek antibiotika-ADN ini ditunjang oleh interaksi antara substituen pada
cincin A (gugus gula amino) dengan celah kecil dari heliks. Turunan antrasiklin
bekerja secara tidak khas pada siklus kehidupan sel, meskipun menunjukan aktivitas
yang lebih besar selama fase S. turunan antrasiklin digunakan untuk pengobatan

mielositik dan limfositik leukemia akut, penyakit Hodgkin, beberapa limfoma,


sarcoma, dan karsinoma.
Doksorubisin (Adriamisin), dosis I.V. : 60-75 mg per m2, dengan selang 3 minggu.
Epirubisin HCl (Farmorubisin), 4-epidoksorubisin, dosis I.V. : 60-90 per m 2, dengan
selang 3 minggu..
Idarubisin HCl (Zavedos), dosis : I.V. : 8-12 per m2,selama 3-5 hari, kadang-kadang
dikombinasi dengan sitarabin.
d. Plikamisin (Mitracin, Mitramycin) didapat dari kultur Streptomyces plicatus,
S.tanashiensis dan S. argillaceus . mekanisme kerjanya dengan menghambat DNAdependent

RNA nukleotidiltarnsferase sehingga menghambat sintesis ADN dan

ARN. Plikamisin mengikat secara khas gugus guanine pada double heliks ADN , dan
tidak menginterkalasi pasangan basa ADN. Untuk mengikat ADN, gugus kromofor
antibiotika ini harus dalam bentuk kompleks dengan logam divalent (Mg atau Ca).
plikamisi bekerja secara tidak khas pada siklus kehidupan sel , meskipun menunjukan
aktivitas yang lebih besar selama fase S. plikamisin digunakan untuk pengobatan
tumor embrional pada testis, penyakit paget dan kanker tulang. Dosis I.V. infuse : 2530 g/kg bb/ hari, selama 8-10 hari.

e. Bleomisin (Bleocin), adalah campuran glikopeptida yang diisolasi dari kultur


Streptomyces verticillatus. Bleomisin bekerja sebagai antikanker setelah mengalami
aktivitas pada in vivo, yaitu membentuk kompleks dengan io fero, kemudian
melepaskan radikal hidroksil dan superoksida yang sangat reaktif. Gugus bitiazol dari

bleomisin menginterkalasi sebagian ADN dan radikal berinteraksi dengan double


heliks ADN , memecah ikatan fosfodiester sehingga sel kanker mengalami kematian.
Bleomisin menunjukan aktivitas yang lebih besar selama fase G 2 , tetapi juga aktif
pada akhir fase G1 , permulaan fase S dan pada fase M. bleomisin digunakan untuk
pengobatan kanker testis, limfoma malignan dan karsinoma pada kepala, leher,
uterus, vulva dan isofagus. Mempunyai waktu paro plasma lebih panjang 36 jam.
Dosis I.V. , I.M. atau S.C. : 10-20 mg (potensi), 1-2 kali/minggu.

2. Antikanker Produk Tanaman


Contoh : vinblastin, vinkristin dan podophyllotoksin, seperti etoposida.
Alkaloida vinca, seperti vinblastin dan vinkristin, diisolasi dari tanaman Vinca rosea
Linn. Mekanisme kerjanya sebagai antikanker adalah dengan mengikat tubuli dan
menghambat pembentukan komponen mikrotubuli pada kumparan mitosis sehingga
metaphase berhenti. Alkaloida vinca bekerja secara khas pada fase M. Vinkristin
mempunyai aktivitas lebih besar dibandingkan vinblastin karena mempunyai kemampuan
penetrasi ke dalam sel kanker yang lebih baik.

Podophillotoksin, seperti etoposida (Vepesid), berasal dari tanaman Phodophyllum


peltatum, dapat menghentikan pertumbuhan sel kanker pada fase S dan G 2. Sampai
sekarang mekanisme kerjanya belum diketahui secara pasti.
Paklitaksel , senyawa diterpenoid yang berasal dari kulit kayu tanaman Taxus brevifola.
Mekanisme kerja sebagai antikanker dengan cara meningkatkan polimerasi tubulin,
kestabilan polimer mikrotubuli akan menyebabkan hambatan mitosis pada fase G2 dsn M.
Contoh :
a. Vinblastin sulfat (Erbablas), dikombinasi dengqan bleomisin dan sisplatin ,
merupakan obat pilihan untuk pengobatan tumor testicular dan penyakit Hodgkin.
Vinblastin juga efektif untuk pengobatan karsinoma payudara, kariokarsinoma,
kanker kepala dan leher, neuroblastoma dan beberapa limfoma. Dosis I.V. : 3,7 mg/m 2
per minggu , dapat ditinggkatkan dengan dosis maksimal 18,5 mg/m2.
b. Vinkristin sulfat (Krebin) , dikombinasi dengan prednisone untuk pengobatan
leukemia limfositik akut. Vinkristin juga efektif untuk pengobatan beberapa leukemia,
limfoma sarcoma dan karsinoma. Dosis I.V. : 0,4-1,4 mg/m2 per minggu.
c. Etoposida , digunakan untuk pengobatan karsinoma paru, kanker testis,
kariokarsinoma, leukemia mielogenous akut dan limfoma. Dosis oral atau I.V. : 50100 mg/m2/hari, selama 5 hari.

d. Paklitaksel (Taxol), digunkan untuk pengobatan karsinoma ovarium yang telah


metastatis, dan kanker payudara.
Hubungan struktur aktivitas turunan paklitaksel dijelaskan sebagai berikut :

1. Posisi 3 dan 10 harus dalam bentuk teresterifikasi. Hidrolisis ester pada C-3
menyebabakan senyawa kehilangan aktivitas.
2. Modifikasi struktur dapat dilakukan OH pada C-2 dan C-7, pada umumnya
dilakukan dengan menambahkan gugus yang mudah larut dalam air (hidrofil),
untuk meningkatkan kelarutan senyawa dalam air, karena paklitaksel mempunyai
kelarutan yang sangat rendah.
Dosis I.V. : 175 mg/m2 selama 3 hari, dan diberikan setiap 3 minggu.
3. Antikanker Produk Rekayasa Genetik
Contoh : antineoplaston , interferon -2a, interferon -2b dan avaron.
interferon -2a (Roveron-A) dan interferon -2b (Intron-A) mengandung 165 asam
amino , dihasilkan melalui teknologi rekombinan ADN menggunakan rekayasa genetik
pad strain E.coli . mekanisme kerja antikanker masih belum jelas, meskipun demikian
diketahui bahwa pada percobaan in vitro Roveron-A menunjukan aktivitas antiproliferasi
pada bermacam-macam tumor manusia. Roveron-A digunakan untuk pengobatan hairy
cells leukemia. Turunan interferon lebih banyak digunakan sebagai antivirus. Dosis I.M. :
3 juta IU/hari, selama 4-6 bulan.

Vous aimerez peut-être aussi