Vous êtes sur la page 1sur 18

Ultrasonografi

Ultrasonografi dengan focused abdominal sonogram for trauma (FAST) sudah digunakan untuk
mengevaluasi pasien trauma lebih dari 10 tahun di Eropa. Akurasi diagnostik FAST secara umum
sama dengan diagnostic peritoneal lavage (DPL). Penelitian di Amerika dalam beberapa tahun
terakhir

menunjukkan

FAST

sebagai

pendekatan

noninvasif

untuk

evaluasi

cepat

hemoperitoneum (Feldman, 2006).


Pada pasien dengan trauma tumpul abdomen dan cidera multisystem, ultrasonografi portabel
dengan operator yang berpengalaman dapat dengan cepat mengidentifikasi cairan bebas di
intraperitoneal. Cidera organ berongga jarang teridentifikasi, namun cairan bebas bisa
tervisualisasi pada beberapa kasus (Salomone & Salomone,2011).
Evaluasi FAST abdomen terdiri visualisasi perikardium (dari lapang pandang subxiphoid),
rongga splenorenal dan hepatorenal, serta kavum douglas pada pelvis. Tampilan pada kantong
Morrison lebih sensitive, terlebih jika etiologinya adalah cairan (Jehangir et al., 2002).
Cairan bebas pada umumnya diasumsikan sebagai darah pada trauma abdomen. Cairan bebas
pada pasien yang tidak stabil mengindikasikan perlu dilakukan laparotomi emergensi, akan tetapi
jika pasien stabil dapat dievaluasi dengan CT scan (Feldman, 2006).

FAST (Focused Abdominal Sonography in Trauma)


Penggunaan USG pada trauma tumpul abdomen terutama untuk mendeteksi adanya
hemoperitoneum dan dilakukan berkaitan dengan didapatkannya hasil sensitifitas yang tinggi
pada berbagai penelitian. FAST telah dikembangan sebagai protocol di berbagai senter trauma,
pemeriksaan USG bergerak (driven ultrasound) bertujuan untuk mendeteksi dini adanya
hemoperitoneum dan hemopericardium dan manfaatnya telah banyak dilaporkan.
Di ruang gawat darurat, USG selalu diperlukan untuk penilaian yang cepat kemungkinan
adanya hemoperitoneum. Tujuan utama USG Emergency pada trauma abdomen adalah menilai
adanyacairan abnormal (cairan bebas) serta menetapkan indikasi untuk dilakukan operasi.

Saat ini penggunaan Ultrasonografi sebagai sarana diagnostic pada trauma lebih diperluas
dengan mengarah kepada penegakan diagnosis dengan cepat dan akurat dengan istilah FAST
(Focused Abdominal Sonography for Trauma).
PemeriksaanUltrasonografi (FAST) diindikasikan pada pasiendengan trauma tumpul
abdomen baik dengan hemodinamik stabil maupun tidak stabil. Ultrasonografi kurang peka
untuk identifikasi dan menentukan gradasi cedera organ solid, cederausus, dan cedera
retroperitoneal. Pemeriksaan USG (FAST) dapat langsung dengan jelas mendeteksi adanya
cairan bebas intraperitoneal ataua danya Cardiac Tamponade.
FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma) pertama kali dikemukakan oleh
Rozycki dkk. (1996). Pada saat awal ditemukannya FAST, paradigma yang berkembang yaitu
pada saat didapatkan cairan bebas intraperitoneal dengan FAST maka dianggap sudah
terjadi trauma yang hebat sehingga membutuhkan tindakan laparotomi eksplorasi.
Algoritma pemeriksaan USG (FAST) pada trauma tumpul abdomen sebagai berikut.

Pada tahun 1999 Consensus Conference on the Performance of Ultrasound in Trauma membuat
panduan pada kasus trauma tumpul abdomen sebagai berikut: 1. Pasien dengan hemodinamik
tidak stabil, FAST (+) langsung dilakukan laparotomi, 2. Pasien hemodinamik tidak stabil, FAST
(-) harus dicari sumber perdarahan lain, 3. Pasien dengan hemodinamik stabil, FAST (+)
dilakukan CT Scan pemeriksaan serial per 6 jam (USG/CT Scan)
1.

Alogaritma Ultrasonografi (FAST) pada trauma tumpul abdomen dengan hemodinamik


tidak stabil (Sistolik< 90 mmHg)

2.

Alogaritma Ultrasonografi (FAST) pada trauma tumpul abdomen dengan hemodinamik


stabil. (Sistolik 90 mmHg)

Trauma tumpul Abdomen yang dapat mencederai organ-organ intra abdominal merupakan suatu
masalah serius dan memerlukan penanganan segera khususnya di Instalasi Gawat Darurat. Faktor
kecepatan dan ketepatan diagnosis memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan.
Keterlambatan suatu diagnosis dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.
Pada trauma tumpul abdomen dengan cedera organ akan menyebabkan terjadinya perdarahan
(hemoperitoneum) atau rupture pada organ berongga (perforasi saluran cerna) baik dengan hemodinamik
stabil maupun tidak stabil. Untuk mendiagnosa keadaan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa
metode diagnostik penunjang seperti : DPL, CT scan abdomen, USG FAST (Focused Assesement
Sonography for Trauma), atau Laparatomi. Dimana metode-metode ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan tersendiri.
Ultrasonografi (US) merupakan salah satu alat diagnostik yang hampir selalu ada di semua
Rumah Sakit namun pemanfaatannya belum menjangkau pada pemeriksaan pasien trauma tumpul
abdomen secara langsung di UGD pada saat pasien datang. FAST (Focused Assessment Sonography for
Trauma) adalah teknik penggunaan Ultrasonografi (US) pada kasus trauma abdomen dengan menilai
adanya cairan bebas pada ruang potensial pada abdomen, yaitu Morissons pouch/ Hepatorenal recess,
splenorenal recess, paracolic gutter, perivesical space atau kavum Dauglas pada wanita, dan termasuk
pericardium. Selain itu juga dapat menilai adanya laserasi dari organ-organ solid abdomen. Kita ketahui
bahwa keunggulan dari US yaitu metode imejing bedside yang cepat yang dapat diintegrasikan dalam
resusitasi, serta US bersifat non-ionisasi dan tidak menggunakan kontras nefrotoksik sehingga merupakan

prosedur tindakan yang aman. Namun, US mempunyai keterbatasan antara lain dalam prosedur
pemeriksaan, yaitu dari faktor pengalaman pemeriksa/operator, faktor kondisi pasien, pasien terlalu
gemuk, emfisema subkutis atau banyak udara usus pada lapangan abdomen yang akan diobservasi, dan
pasien yang tidak sadar sehingga sulit diposisikan. Selain itu, penggunaan US semata tidak
direkomendasikan untuk menentukan grading cedera organ solid intraabdomen.
Untuk mengurangi penggunaan modalitas imejing yang kurang tepat dan meningkatkan
efektivitas waktu yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis adanya cedera organ pada trauma tumpul
abdomen, diperlukan algoritma yang sistematis yang disesuaikan dengan kondisi hemodinamik dan faktor
prediktor cedera pasien tersebut.
Sebelum penggunaan luas Ultrasonografi dan Computed Tomography (CT) telah meningkatkan
pendekatan diagnostik yang akurat untuk pasien dengan kecurigaan perlukaan abdominal dan pelvis dan
telah menggantikan Peritoneal Lavage dalam pendekatan diagnostik trauma tumpul abdomen. US juga
banyak diterima sebagai modalitas pertama dalam menilai radiologis dalam menentukan perlunya
eksplorasi bedah pada pasien terindikasi perdarahan intraperitoneal yang tidak stabil secara hemodinamik.
Di beberapa center trauma dilaporkan tentang sensitifitas, spesifisitas dan akurasi pemeriksaan
US baik sebagai sarana diagnostik inisial trauma tumpul abdomen di TRIAGE maupun sebagai alat
monitor di area resusitasi.
Penggunaan US pada trauma tumpul abdomen terutama untuk mendeteksi adanya
hemoperitoneum dan ini dilakukan berkaitan dengan didapatkannya hasil sensitifitas yang tinggi pada
berbagai penelitian. FAST telah dikembangkan sebagai protokol di berbagai center trauma,
pemeriksaan US bergerak (driven ultrasound) bertujuan untuk mendeteksi dini adanya hemoperitoneum
dan hemopericardium dan manfaatnya ialah telah banyak dilaporkan.
Hampir semua penelitian tentang FAST mendapatkan hasil sensitifitas, spesifisitas, dan akurasi
yang tinggi, tingkat akurasi yang tinggi tergantung pada praktisi mana yang melakukannya baik oleh
seorang ahli bedah, dokter emergency, teknisi USG, maupun ahli radiologi semua mendapatkan hasil
yang hampir sama.

Gambar A.1. perbandingan berbagai metode diagnostik untuk mengevaluasi trauma


tumpul abdomen.

Tabel A.1. Perbandingan data berdasarkan perbedaan cara dan teknik pencitraan pada trauma
tumpul abdomen.

1. ULTRASONOGRAFI - FAST
Ultrasonografi (US) pertama kali digunakan pada pasien trauma di Eropa tahun 1970-an. Sejak
tahun 1980-an di Amerika, penggunaan US pada trauma telah digunakan secara luas dan banyak
menggantikan Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL) di kebanyakan trauma center.pemeriksaan FAST
(Focused Assessment Sonography for Trauma) telah dimasukkan dalam bagian dari Advanced Trauma
Life Support sejak tahun 1997.
Tujuan pemeriksaan FAST adalah untuk mendeteksi cairan bebas intraperitoneal dan pericardial
dalam kasus trauma. DPL lebih sensitif dalam mendeteksi adanya darah intraperitoneal dibanding US
(100.000 sel darah merah/mm 3 dianggap positif dengan perbandingan 20 cc dari 1 liter cairan lavase),
namun DPL mempunyai kelemahan yaitu bersifat invasif yang dapat mempunyai komplikasi pada pasien
hamil, pembedahan sebelumnya, dan operator yang kurang berpengalaman, serta tidak sensitif untuk
trauma yang melibatkan organ retroperitoneal. Dibanding DPL, US merupakan pemeriksaan yang murah,
cepat dan dapat diulang, seta mempunyai spesifisitas lebih tinggi untuk laparotomi terapeutik. US dapat
mendeteksi minimal 250 mL cairan bebas Morissons pouch. Sensitifitas FAST untuk mendeteksi cairan
bebas intraperitoneal dari berbagai penelitian adalah 64-98%, sedangkan spesifisitasnya 86-100%. Variasi
yang besar dalam hasil tersebut disebabkan adanya perbedaan tingkat pengalaman operator (sonografer
berpengalaman, ahli radiologi, ahli bedah dan residen) dan standar referensi yang digunakan. Walaupun
FAST umumnya digunakan untuk metode imejing diagnostik pada pasien dengan trauma abdomen,
namun diagnosis cedera organ solid abdomen sangat terbatas.
Kecepatan sangat penting karena jika perdarahan intraabdominal ada, probabilitas kematian akan
meningkat sekitar 1% tiap 3 menit penundaan dilakukannya intervensi.
Tempat akumulasi cairan jika ada cedera organ solid, adalah : Hepatorenal recess (Morissons pouch),
Splenorenal recess, Paracolic gutter, Retrovesical pouch (pada pria) dan Pouch of Dauglas (pada
wanita).
Ultrasonografi FAST juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya cedera pada jantung dan
pericardium, namun kurang tepat untuk mendeteksi cedera usus, mesenterium, dan vesika urinaria,
dimana CT merupakan modalitas yang tepat.
Keuntungan FAST yang paling penting yaitu US merupakan metode imejing bedside yang cepat
dan dapat diintegrasikan dalam resusitasi. Kemampuan ini sangat membantu terutama pada pasien dengan
hemodinamik yang tidak stabil dimana ahli bedah traumatologi dapat membuat keputusan klinikyang
cepat. Sebagai tambahan, US bersifat non-ionisasi dan tidak menggunakan kontras nefrotoksik sehingga

merupakan prosedur tindakan yang aman. DPL juga memiliki peranan dalam diagnosis trauma abdomen
pada pasien hemodinamik yang tidak stabil yang tidak dapat dimobilisasi ke scanner CT, namun tidak
banyak dilakukan lagi karena prosedur invasif memiliki angka kekerapan terjadi komplikasi antara 0,62,3% dan dikontraindikasikan pada pasien post-surgical, terlalu gemuk, atau sedang hamil, serta
memakan waktu.

TEKNIK PEMERIKSAAN
1. Posisi pasien
Posisi pasien sebaiknya diperiksa dalam posisi supine. posisi lain (Trendelenburg, dan dekubitus) dapat
memfasilitasi penyatuan cairan di daerah tergantung, sehingga berpotensi meningkatkan hasil deteksi,
dan harus dipertimbangkan jika izin skenario klinis.
2. Transduser (Probe)
Pemilihan Probe tergantung pada ukuran pasien. Untuk orang dewasa yang khas, penetrasi gelombang
suara harus minimal 20 cm, oleh karena itu digunakan 2,5-5 MHz, bentuk melengkung pada Probe ini
memungkinkan medan pandang jauh lebih luas tetapi memiliki resolusi yang terbatas. Pada pasien
anak, Probe curvilinier dengan frekuensi tinggi memiliki resolusi yang lebih baik dan masih dapat
menghasilkan gelombang suara dengan penetrasi kedalaman yang memadai.

Gambar B.1. Teknik pemeriksaan FAST pada abdomen

DAERAH PEMERIKSAAN
FAST scan terdiri dari 6 posisi dasar dalam mendeteksi ada atau tidaknya cairan pada rongga peritoneum
dan pericardium. Mampu mendeteksi lebih dari 100-250 ml cairan bebas. CT scan sebagai
pembandingnya mampu mendeteksi lebih dari kira-kira 100 ml cairan bebas dalam rongga abdomen.
Untuk mencari cairan abnormal transduser ditempatkan pada :

1.
2.
3.
4.
5.

Subcostal atau Subxiphoid


Right Upper Quadrant (kuadran kanan atas)
Left Upper Quadrant (kuadran kiri atas)
Paracolic gutter
Regio Pelvis

Gambar C.1. Regio abdomen pada pemeriksaan FAST dan


Posisi Transduser pada Pemeriksaan dasar FAST

FAST view pada abdomen


1. Right Upper Quadrant view (Kuadran kanan atas) menilai Hepatorenal recess (Morissons
pouch )
Probe diposisikan di garis axilaris anterior kanan pada intercosta 7-9, posisi probe marker
kearah kepala, sagital terhadap tubuh.

Tampilannya harus menunjukkan hati, ginjal dan

diafragma. Hepatorenal recess (Morissons pouch) adalah ruang potensial yang terletak d kuadran
kanan atas diantara kapsul Glisson dari hepar dan fascia Gerota dari ginjal kanan. Dalam keadaan
normal, tidak terdapat cairan diantara organ tersebut, dan fascia tampak sebagai garis hiperekhoik
yang memisahkan hepar dan ginjal.

Gambar C.2. US FAST Normal pada Hepatorenal recess (Morissons pouch)


pada kuadran kanan atas.

Gambar C.3. US FAST Abnormal pada Hepatorenal recess: adanya celah berwarna hitam yang
berada diantara dua organ menunjukkan adanya cairan bebas dalam rongga peritoneum.
2. Left Upper Quadrant view (Kuadran Kiri Atas) menilai Splenorenal recess

Probe diposisikan di garis aksilaris anterior kiri pada intercosta 10 dan 11 bidang sagital
terhadap tubuh untuk melihat splenorenal recess, marker ke arah kepala. Tampilannya harus
menunjukkan limpa, ginjal dan diafragma. Probe diputar untuk mendapatkan tampilan longitudinal
dan menunjukkan adanya suatu cairan antara limpa dan ginjal. Pandangan ini dapat dirusak oleh
proyeksi dari bayangan akustik di atas gambaran dari costa.
Splenorenal recess adalah ruang potensial di kuadran kiri atas abdomen antara Spleen dengan
facia Gerotas dari Renal kiri. Normalnya tidak terdapat cairan bebas, dan fascia tampak sebagai garis
hiperekhoik yang memisahkan kedua organ.

Gambar C.4. US FAST Normal pada Splenorenal recess pada kuadran kiri atas

Gambar C.5. US FAST Abnormal pada Saplenorenal recess : Adanya bercak kehitaman diantara
dua organ menunjukkan adanya cairan bebas di dalam rongga peritoneum. Cedera pada organ
terkadang dapat terlihat.

3. Paracolic Gutter view


Paracolic gutter kanan terbentang dari Morissons pouch sampai ke pelvis. Sedangkan
paracolic gutter kiri tidak sedalam yang kanan, dan ligamentum phrenocolic menghambat
pergerakan cairan ke paracolic gutter kiri, sehingga mengalir secara bebas ke kanan.
Gambar C.6. Paracolic gutter kanan, tampak adanya bayangan berwarna gelap yang diduga adanya cairan
bebas.
4. Suprapubik
Probe

view

menilai Pelvis
ditempatkan

longitudinal di garis tengah


abdomen sekitar 4 cm dari
simfisis pubis dan mengarah
ke bawah kesudut panggul .
Tampilan USG menunjukkan
kandung kemih. Probe

ini

kemudian diputar 90 derajat


untuk memindahkan tampilan pada posisi sagital yang mana memberikan pandangan dari rektum,
kandung kemih dan cavum Dauglass.
Retrovesical pouch erbentuk dari lipatan peritoneum dari rektum ke vesika urinaria (laki-laki),
sedangkan pouch of Dauglas adalah kantung yang terbentuk dari lipatan peritoneum dari rektum ke
dinding belakang uterus (wanita).

Gambar C.7. US FAST Pelvis normal

Gambar C.8. US FAST pelvis Abnormal : adanya cairan pada Cavum Dauglass
5. Subkostal view menilai Pericardium
Transduser yang ditempatkan di daerah subxiphoid pada thorax dengan berkas pancaran
USG memproyeksikan pada bidang koronal. Sedikit agak menekan terhadap dinding abdomen
dengan seluruh transduser mungkin diperlukan untuk mengarahkan berkas pancaran retrosternally
untuk mendapatkan gambar. Ini menunjukkan gambaran pergerakan jantung, dalam 4 tampilan
ruang. Jantung mudah dikenali, karena geraknya yang karakteristik. Jantung akan dikelilingi oleh
lapisan echogenic perikardium.

Gambar C.9. FAST Subcostal Normal

Gambar C.10. FAST Subcostal Abnormal : tampak adanya celah hitam di berada
diantara lapisan dinding jantung yang diduga cairan dalam kantung pericardial.

Gambaran yang dapat mengimitasi pneumoperitoneum meliputi bayangan sebuah costa,


artifak ring-down dari paru yang terisi udara, dan udara kolon anterior yang interposisi terhadap
liver. Udara di kuadran kanan atas dapat keliru dengan kolesistitis emfisematosa, kalsifikasi
mural, kalsifikasi vesika fellea, vesika fellea porselen, adenomiosis, udara di dalam abses, tumor,
udara bilier, atau udara di dalam vena porta. Udara intraperitoneal sering sulit dideteksi daripada
udara di lokasi abnormal karena udara intralumen di sekitar.Namun, bahkan sejumlah kecil udara
bebas dapat dideteksi secara anterior atau anterolateral diantara dinding abdomen dan dekat liver,

dimana lingkaran usus biasanya tidak ditemukan.Sulit untuk membedakan udara ekstralumen
dengan udara intramural atau intraluminal.
FAST Subcostal View normal dan abnormal

FAST Kuadran kanan atas normal

dan abnormal
FAST Kuadran Kiri atas normal dan abnormal
FAST suprapubik view normal dan abnormal

2. KEUNGGULAN PEMERIKSAAN USG FAST


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pemeriksaan USG bisa dikerjakan oleh dokter emergency maupun residen bedah.
Pemeriksaan cepat hanya berkisar 2 menit.
Tidak mahal, non-invasif, dan sangat portabel.
Bersifat non-ionisasi dan tidak menggunakan kontras.
Dapat menilai toraks, dan rongga retro peritoneal disamping rongga peritoneum.
Pemeriksaan serial dapat mendeteksi perdarahan yang terus berlangsung dan meningkatkan
ketepatan diagnostik.

3. KEKURANGAN PEMERIKSAAN USG FAST


1. Untuk mendapatkan hasil positif diperlukan cairan intraperitoneal minimal 70 cc dibandingkan
DPL yang hanya 20 cc.
2. Akurasinya tergantung pada kemampuan operator atau pembaca hasil dan turun akurasinya bila
pernah operasi abdomen.
3. Secara teknik sulit pada pasien yang tidak suportif/ gelisah, pada pasien yang terlalu gemuk atau
adanya emfisema subkutis yang masif, dan pada pasien dengan kehamilan dari trimester 3.
4. Sensitifitasnya rendah untuk perforasi usus halus dan cedera pancreas.
5. Tidak dapat mendeteksi secara langsung adanya perdarahan aktif dan asal perdarahan tersebut.
6. Meskipun bekuan darah memberikan gambaran yang khas, tapi FAST tidak dapat dengan tepat
menentukan jenis cairan bebas intraperitoneal.

Keuntungan Kerugian

Pem. Klinik
DPL

USG FAST

Keuntungan
Cepat, noninvasif
Cepat, tidak mahal
Sensitive >90% deteksi darah
Complikasi minimal

spesifiknya terbatas
False (+) pada pelvic

fracture
Cepat, Noninvasif, Mudah, dapat
Tergantung operator

CT Scan

dilakukan bed side


Organ
specific,

Laparoskopi

retroperitoneal
Penentuan Grading injury
Estimasi jumlah perdaharan
Dapat untuk Follow Up Serial
Organ specifik

Laparotomi

Kerugian
Tidak meyakinkan
Invasif, terlalu sensitif,

Sangat spesifik

informasi

Butuh jarak waktu ke


ruang CT Scan
Potensial

alergi

thd

kontras
Nyeri,

perlu

anastesi

umum
Komplikasi, mahal

1. Salomone A. J., Salomone, J. P. 2011 Emergency Medicine: Abdominal Blunt


Trauma.Emedicine.

WebMD.

Diakses

pada

17

Januari

2014

dari

http://emedicine.medscape.com/article/433404-print.
2. Feldman, G. 2006 Blunt Abdominal Trauma : Evaluation. Diakses pada 17 Januari 2014
dari http://www.docstoc.com/docs/30321684/Blunt-Abdominal-Trauma-Evaluation
3. Jehangir B., Bhat A. H., Nazir, A. 2002 The Role of Ultrasonography in Blunt Abdominal
Trauma. JK-practitioner.
4. Mackersie RC. Abdominal Trauma, in : Norton AJ, Boliinger B, Chang, Lowry, Mulvihil,
Pass, dll (editor). Surgery Basic Science and Clinical Evidence Vol. 1. New York :
Springer-Verlaginc; 2001. Hal. 825-45.
5. Rozycki GS, Ochner GM, Feliciano, Thomas B, Boulanger BR, Davis FE, dll. Early
Detection of Hemoperitoneum by Ultrasound Examination of the Right Upper Quadrant.
J of Trauma. 1998; 45:878-83.
6. McGahan JP, Richards J, Gillen M. The Focused Abdominal Sonography for Trauma
Scan:

Pearls

and

Pitfalls.

Ultrasound

Med

2002;

21:

789-800.

http//:

www.ultrasoundmed.org/
7. Logan Peter, Lewis David. Emergency Ultrasound UK : FOCUSED ASSESSMENT
WITH

SONOGRAPHY

FOR

TRAUMA

(FAST).

2004.

http//:

www.emergencyultrasound.org.uk/resources/EDUC+Pre-Course+Reading.pdf
8. Patel Nirav Y, Riherd Jody M. FOCUSED ASSESSMENT WITH SONOGRAPHY FOR
TRAUMA : Methods, Accuracy, and Indications http//: www.surgical.theclinics.com
9. Chaundhry CR. FOCUSED ABDOMINAL SONOGRAPHY IN TRAUMA (FAST)

MJAFI 2007; 63 : 62-63


http//: www.medind.nic.in/maa/t07/i1/maat07i1p62.pdf

Vous aimerez peut-être aussi