Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Proses pemerolehan dan penguasaan bahasa anak-anak merupakan satu perkara
yang cukup menakjubkan.
Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertamatama dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah,
kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu buatnya.
Usia 3 minggu bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar misalnya wajah seseorang,
tatapan mata, suara dan gelitikan ini disebut senyum sosial.
Usia 12 minggu mulai dengan pola dialog sederhana berupa suara balasan bila
ibunya memberi tanggapan. Usia 2 bulan bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi
ibunya. Usia 5 bulan bayi mulai meniru gerak-gerik orang, mempelajari bentuk ekspresi
wajah. Pada usia 6 bulan bayi mulai tertarik dengan benda-benda sehingga komunikasi
menjadi komunikasi ibu, bayi dan benda-benda. Usia 7-12 bulan anak menunjuk sesuatu
untuk menyatakan keinginannya. Gerak-gerik ini akan berkembang disertai dengan bunyibunyi tertentu yang mulai konsisten.
1.1 Penelitian ini pun memiliki tujuan yang ingin dicapai penulis yakni :
1. Mendeskripsikan panjang kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur,
2. Mendeskripsikan penguasan kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam
bertutur, dan
3. Mendeskripsikan ujaran setiap giliran tutur yang digunakan anak usia tiga tahun dalam
bertutur.
BIODATA
Nama anak
Anak ke
: PERTAMA
: PEREMPUAN
Alamat
: MEKARALAM
PHOTO KESYAH
: Wiwin pernando
Ibu
Pekerjaan ortu
Ayah
: Wiraswasta
Ibu
Status pendidikan
Ayah
: SMA MAN
Ibu
: SMP
PHOTO AYAH DAN IBU
PEMBAHASAN
Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal
disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama anak terjadi bila
anak yang sejak semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa
pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk
bahasanya.
Pemerolehan
bahasa
anak-anak
dapat
dikatakan
mempunyai
ciri
kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata
sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.
1.2 Analisis Berdasarkan Panjang Kalimat
Pada hakikatnya, proses pemerolehan bahasa pada setiap anak sama, yaitu melalui
pembentukan dan pengujian hipotesis tentang kaidah bahasa. Pembentukan kaidah itu
dimungkinkan oleh adanya kemampuan bawaan atau struktur bawaan yang secara mental
dimiliki oleh setiap anak. Inilah yang disebut dengan alat pemerolehan bahasa (LAD).
Pemerolehan ini yang terjadi secara alamiah sebagai berikut
Ibu
Khesyah
Ibu
Khesyah
: Ya udm tatan tadi, ulay yam tuk apak.(saya sudah makan tadi, di
kasih ayah sayur nya ayam)
Ibu
Khesyah
:Amak adi ibal. Ya tatan a babak( ibu tadi keluar. Khesya nya
makan
Ibu
di kasi aya?)
: Minum e la udim belum nak? (minum nya suda atau belum nak?)
...
khesyah: dem num tutu adi( sudah minum susu tadi)
Dalam wacana di atas, jelas bahwa khesya mengucapkan kata-kata yangbelum
terlalu dapat di pahami. Jadi, dapat disimpulkan anak usia tiga tahun sebenarnya sudah
dapat berkomunikasi, meskispun secara terbatas. Komunikasi secara terbatas dalam tutur
ini karena keadaan situasi yang sedang dialami khesyah. Dalam bentuk percakapan seorang
ibu pada anak nya.
4
Ibu
: Au,, kuday ao? Mamak maseh gulay (b sebentar ya? Ibu masim
menyaur.
khesyah
Ibu
: Au kudai,sabar ao nak?...
khesyah
: Au.... amak anyak uwet ide nak adan ya ni ele? ( ya. Ibu banyak
uang tidak untuk khesya jajan nanti?)
Ibu
: Au.... banyak
Dalam tuturan ini dapat sebagai bukti bahwa anak umur34 bulan / 2 tahun 07 bulan,
sudah bisa menggunakan kalimat. Kalimat-kalimat yang diucapkan biasanya masih sangat
sederhana tetapi sudah dapat berdiri sebagai kalimat.
1.4 Analisis Berdasarkan Jumlah Ujaran Setiap Giliran Tutur
Pengambil giliran (turn taking) merupakan satu strategi yang penting dalam suatu
komunikasi khususnya dalam komunikasi dua hal. Dengan adanya strategi ini, suatu
tuturan dapat berjalan dengan lancar dan teratur menurut prinsip-prinsip komunikasi.
Dalam kajian ini, didapat bahwa ujaran setiap giliran untuk subjek kajian, Ulfa dengan
orang dewasa, yaitu Ibu adalah hampir sekata. Hal ini mungkin disebabkan observasi yang
dilakukan itu lebih merupakan tuturan yang berupa soal jawab antara Ulfa dengan Ibu.
Oleh karena itu, dalam percakapan tersebut, Ulfa hanya berperan untuk menjawab
pertanyaan yang dikemukakan oleh orang dewasa tadi. Adapun beberapa cuplikan tuturan
di bawah ini:
Ibu
khesyah
Ibu
khesyah
Ibu
: Nga mamak ni sayang pule dide?( sama ibu ini sayang juga atau
tidak)
khesyah
SIMPULAN
Sejalan dengan rumusan masalah dan tujuan penulisan yang disampaikan pada
bagian pendahuluan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan panjang kalimat yang dituturkan oleh Ulfa anak usia tiga tahun dalam
bertutur pada umumnya mengucapkan kata-kata secara terpenggal. Serta penguasaan
bahasa yang dikuasai anak diperoleh melalui tahapan-tahapan tertentu.
2. Anak umur tiga tahun sudah mampu menyusun kalimat dalam bertutur meskipun masih
sangat sederhana dan terbatas.
3. Berdasarkan jumlah ujaran setiap giliran tutur dibuktikan anak tiga tahun dalam bertutur
hanya menjawab pertanyaan dari lawan tutur.
SARAN
Penelitian ini bukan merupakan hasil yang sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan
dan wawasan peneliti dalam mendeskripsikan dan membahas permasalahan dalam
penelitian. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemerolehan bahasa
anak usia tiga tahun, sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna.
Demikian simpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga menjadi
manfaat dan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerolehan bahasa anak usia tiga tahun
khususnya dan perkembangan dunia pendidikan umumnya.
LATAR BELAKANG ANAK
Anak yang di analisis pemerolehan bahasa ini bernama Ulfa Aulia yang
merupakan anak pertama dari bapak Nopriansyah dan Ibu Serly yang bertempat tinggal di
Desa Pajar Tinggi Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat, Ulfa Aulia Lahir di Desa
Pajar Tinggi pada tanggal 01 Januari 2010 dan saat ini Ulfa belajar di Sekolah Kelompok
Bermain Paud Aisyiyah Pajar Tinggi. Ulfa termasuk anak yang aktif didalam sekolahnya
didalam bermain dan bersosialisasi sesama teman-temanya.
Adapun pekerjaan orang tua Ulfa yaitu ayahnya seorang Petani dan Ibunya hanya
sebagai ibu rumah tangga saja. Untuk lebih jelas dibawah
dokumentasi/foto anak tersebut sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Halijah, Abd dan Hamid. (1996). Bagaimana Manusia Memperoleh Bahasa?. Jakarta:
Pelita Bahasa (Jurnal penyelidikan IPBL, jilid 7, 2006).
Mulyono, Iyo. (2004). Dasar-Dasar Belajar Bahasa. Bandung: Fakultas Pendidikan
Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.