Vous êtes sur la page 1sur 8

PEMEROLEHAN BAHASA ANAK USIA

34 BULAN / 2 TAHUN 07 BULAN

ABSTRAK: Analisis ini mengunakan rumusan masalah sebagai berikut


(1) Bagaimana panjang kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur?
(2) Bagaimana struktur kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur?
(3) Bagaimana ujaran setiap giliran tutur yang digunakan anak usia tiga tahun dalam
bertutur?
Berdasarkan rumusan masalah analisis ini bertujuan
(1) Mendeskripsikan panjang kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur,
(2) Mendeskripsikan penguasaan kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam
bertutur, dan
(3) Mendeskripsikan ujaran setiap giliran tutur yang digunakan anak usia tiga tahun dalam
bertutur.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif
dengan teknik pengolahan data terhadap transkripsi data hasil dan photo dan percakapan ,
mengidentifikasi data, menganalisis data serta menyimpulkan data. Pengidentifikasian
dilakukan dengan menggunakan analisis fonologi pada anak usia 34 bulan / 2 tahun 07
bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis tindak tutur anak yang berusia 34
bulan / 2 tahun 07 bulan.
Anak umur 34 bulan / 2 tahun 07 bulan sudah mampu menyusun kata dalam bertutur
meskipun masih sangat sederhana dan terbatas. Berdasarkan jumlah ujaran setiap giliran
tutur dibuktikan anak berusia 34 bulan / 2 tahun 07 bulan dalam bertutur hanya menjawab
pertanyaan dari lawan tutur.
KATA KUNCI
Pemerolehan bahasa, fonologi (BAHASA IBU)

PENDAHULUAN
Proses pemerolehan dan penguasaan bahasa anak-anak merupakan satu perkara
yang cukup menakjubkan.
Perkembangan komunikasi anak sesungguhnya sudah dimulai sejak dini, pertamatama dari tangisannya bila bayi merasa tidak nyaman, misalnya karena lapar, popok basah,
kemudian bayi akan menangis bila meminta orang dewasa melakukan sesuatu buatnya.
Usia 3 minggu bayi tersenyum saat ada rangsangan dari luar misalnya wajah seseorang,
tatapan mata, suara dan gelitikan ini disebut senyum sosial.
Usia 12 minggu mulai dengan pola dialog sederhana berupa suara balasan bila
ibunya memberi tanggapan. Usia 2 bulan bayi mulai menanggapi ajakan komunikasi
ibunya. Usia 5 bulan bayi mulai meniru gerak-gerik orang, mempelajari bentuk ekspresi
wajah. Pada usia 6 bulan bayi mulai tertarik dengan benda-benda sehingga komunikasi
menjadi komunikasi ibu, bayi dan benda-benda. Usia 7-12 bulan anak menunjuk sesuatu
untuk menyatakan keinginannya. Gerak-gerik ini akan berkembang disertai dengan bunyibunyi tertentu yang mulai konsisten.
1.1 Penelitian ini pun memiliki tujuan yang ingin dicapai penulis yakni :
1. Mendeskripsikan panjang kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam bertutur,
2. Mendeskripsikan penguasan kalimat yang digunakan anak usia tiga tahun dalam
bertutur, dan
3. Mendeskripsikan ujaran setiap giliran tutur yang digunakan anak usia tiga tahun dalam
bertutur.

BIODATA
Nama anak

: KHESYAH PUTRI RAHAYU

Anak ke

: PERTAMA

Tempat tanggal lahir : PAGARALAM,O6 Juni 2011


Jenis kelamin

: PEREMPUAN

Alamat

: MEKARALAM
PHOTO KESYAH

Nama orang tua :


Ayah

: Wiwin pernando

Ibu

: Yeni yita raini

Pekerjaan ortu
Ayah

: Wiraswasta

Ibu

: Ibu rumah tangga

Status pendidikan
Ayah

: SMA MAN

Ibu

: SMP
PHOTO AYAH DAN IBU

PEMBAHASAN
Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal
disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama anak terjadi bila
anak yang sejak semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa
pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk
bahasanya.

Pemerolehan

bahasa

anak-anak

dapat

dikatakan

mempunyai

ciri

kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang bergerak dari ucapan satu kata
sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.
1.2 Analisis Berdasarkan Panjang Kalimat
Pada hakikatnya, proses pemerolehan bahasa pada setiap anak sama, yaitu melalui
pembentukan dan pengujian hipotesis tentang kaidah bahasa. Pembentukan kaidah itu
dimungkinkan oleh adanya kemampuan bawaan atau struktur bawaan yang secara mental
dimiliki oleh setiap anak. Inilah yang disebut dengan alat pemerolehan bahasa (LAD).
Pemerolehan ini yang terjadi secara alamiah sebagai berikut
Ibu

: Ya? Khesya? (memanggil anak nya)

Khesyah

: Ape mamak? ( ada apa ibu?)

Ibu

: Sni mamam day(mari kesini makan dulu)

Khesyah

: Ya udm tatan tadi, ulay yam tuk apak.(saya sudah makan tadi, di
kasih ayah sayur nya ayam)

Ibu

: Cuman mamak ni belum nginak ya makan tadi( tapi ibu kan


belum melihat khesya makan tadi)

Khesyah

:Amak adi ibal. Ya tatan a babak( ibu tadi keluar. Khesya nya
makan

Ibu

di kasi aya?)

: Minum e la udim belum nak? (minum nya suda atau belum nak?)

...
khesyah: dem num tutu adi( sudah minum susu tadi)
Dalam wacana di atas, jelas bahwa khesya mengucapkan kata-kata yangbelum
terlalu dapat di pahami. Jadi, dapat disimpulkan anak usia tiga tahun sebenarnya sudah
dapat berkomunikasi, meskispun secara terbatas. Komunikasi secara terbatas dalam tutur
ini karena keadaan situasi yang sedang dialami khesyah. Dalam bentuk percakapan seorang
ibu pada anak nya.
4

1.3 Analisis Berdasarkan Struktur Kalimat


Pemerolehan bahasa pertama, anak juga sudah mampu menyusun kalimat meskipun
masih sangat sedarhana. Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dipandang dari sudut logika,
kalimat didefinisikan sebagai ujaran yang didefinisikan pikiran lengkap yang tersusun dari
subjek dan predikat. Pengertian bahwa subjek adalah tentang apa sesuatu dikatakan dan
predikat adalah apa yang dikatakan tentang subjek, yang perlu diperhatikan ialah bahwa
istilah subjek dan predikat itu mengacu kepada fungsi, tidak kepada jenis kata. Adapun
beberapa cuplikan dialog antara lain:
khesyah

: Mamak adan e ( ibu jajan )

Ibu

: Au,, kuday ao? Mamak maseh gulay (b sebentar ya? Ibu masim
menyaur.

khesyah

: Aseh ulay amak ao? ( masih menyayur ya bu?)..

Ibu

: Au kudai,sabar ao nak?...

khesyah

: Au.... amak anyak uwet ide nak adan ya ni ele? ( ya. Ibu banyak
uang tidak untuk khesya jajan nanti?)

Ibu

: Au.... banyak

Dalam tuturan ini dapat sebagai bukti bahwa anak umur34 bulan / 2 tahun 07 bulan,
sudah bisa menggunakan kalimat. Kalimat-kalimat yang diucapkan biasanya masih sangat
sederhana tetapi sudah dapat berdiri sebagai kalimat.
1.4 Analisis Berdasarkan Jumlah Ujaran Setiap Giliran Tutur
Pengambil giliran (turn taking) merupakan satu strategi yang penting dalam suatu
komunikasi khususnya dalam komunikasi dua hal. Dengan adanya strategi ini, suatu
tuturan dapat berjalan dengan lancar dan teratur menurut prinsip-prinsip komunikasi.
Dalam kajian ini, didapat bahwa ujaran setiap giliran untuk subjek kajian, Ulfa dengan
orang dewasa, yaitu Ibu adalah hampir sekata. Hal ini mungkin disebabkan observasi yang
dilakukan itu lebih merupakan tuturan yang berupa soal jawab antara Ulfa dengan Ibu.
Oleh karena itu, dalam percakapan tersebut, Ulfa hanya berperan untuk menjawab
pertanyaan yang dikemukakan oleh orang dewasa tadi. Adapun beberapa cuplikan tuturan
di bawah ini:
Ibu

: Ya? Sape name babak e? ( khesya siapa nama ayah?)


5

khesyah

: Ame nye apak wewen ( nama nya ayah wiwin)

Ibu

: Sayang dide nga bapak e? ( sayang tidak dengan ayah nya?)

khesyah

: Atu ayng ai apak ( saya sayang dengan ayah)

Ibu

: Nga mamak ni sayang pule dide?( sama ibu ini sayang juga atau

tidak)
khesyah

: Ayang ele. Ayang ale nye( sayang juga, sayang semuanya)

Cuplikan wacana di atas membuktikan bahwa khesyah dalam bertutur hanya


menjawab pertanyan dari lawan tutur. Jumlah ujaran-ujaran yang diucapkan relatif pendek
dan sederhana. Hal ini sejalan dengan tingkat penguasaan bahasa oleh anak usia 2 tahun 07
bulan. Hal ini disebabkan karena bahasa pertama yang anak kuasai adalah bahasa yang
sesuai dengan lingkungan pembelajar.

SIMPULAN
Sejalan dengan rumusan masalah dan tujuan penulisan yang disampaikan pada
bagian pendahuluan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan panjang kalimat yang dituturkan oleh Ulfa anak usia tiga tahun dalam
bertutur pada umumnya mengucapkan kata-kata secara terpenggal. Serta penguasaan
bahasa yang dikuasai anak diperoleh melalui tahapan-tahapan tertentu.
2. Anak umur tiga tahun sudah mampu menyusun kalimat dalam bertutur meskipun masih
sangat sederhana dan terbatas.
3. Berdasarkan jumlah ujaran setiap giliran tutur dibuktikan anak tiga tahun dalam bertutur
hanya menjawab pertanyaan dari lawan tutur.
SARAN
Penelitian ini bukan merupakan hasil yang sempurna, hal ini disebabkan keterbatasan
dan wawasan peneliti dalam mendeskripsikan dan membahas permasalahan dalam
penelitian. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemerolehan bahasa
anak usia tiga tahun, sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih sempurna.
Demikian simpulan dan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga menjadi
manfaat dan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerolehan bahasa anak usia tiga tahun
khususnya dan perkembangan dunia pendidikan umumnya.
LATAR BELAKANG ANAK
Anak yang di analisis pemerolehan bahasa ini bernama Ulfa Aulia yang
merupakan anak pertama dari bapak Nopriansyah dan Ibu Serly yang bertempat tinggal di
Desa Pajar Tinggi Kecamatan Pajar Bulan Kabupaten Lahat, Ulfa Aulia Lahir di Desa
Pajar Tinggi pada tanggal 01 Januari 2010 dan saat ini Ulfa belajar di Sekolah Kelompok
Bermain Paud Aisyiyah Pajar Tinggi. Ulfa termasuk anak yang aktif didalam sekolahnya
didalam bermain dan bersosialisasi sesama teman-temanya.
Adapun pekerjaan orang tua Ulfa yaitu ayahnya seorang Petani dan Ibunya hanya
sebagai ibu rumah tangga saja. Untuk lebih jelas dibawah
dokumentasi/foto anak tersebut sebagai berikut:

ini saya tampilkan juga

DAFTAR PUSTAKA
Halijah, Abd dan Hamid. (1996). Bagaimana Manusia Memperoleh Bahasa?. Jakarta:
Pelita Bahasa (Jurnal penyelidikan IPBL, jilid 7, 2006).
Mulyono, Iyo. (2004). Dasar-Dasar Belajar Bahasa. Bandung: Fakultas Pendidikan
Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia.

Vous aimerez peut-être aussi