Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERTEMUAN 14
041314253004
2. Alfiana Fitri
041314253026
3. Dwi Koerniawati
041314253040
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2014
dari financial distress berdampak negatif bagi perusahan sebagai pengganti kerugian pajak
seiring dengan kenaikan hutang perusahaan, hubungan terhadap konsumen, pemasok,
karyawan dan kreditor menjadi rusak karena mereka ragu akan eksistensi perusahaan,
manajemen akan lebih fokus pada aliran kas jangka pendek dibandingkan kesehatan
perusahaan jangka panjang, biaya tidak langsung yang terkandung pada financial distress
akan lebih signifikan dibandingkan biaya langsung yang nyata seperti pembayaran untuk
pengacara, dan program untuk pemulihan kembali.
Pada saat perusahaan mengalami gejala, bahwa dia terserang sakit, maka kebijakan pun
diambil di antaranya adalah:
NoFinancial Restructuring
(Aset Restructuring)Dengan melakukan perancangan ulang pada struktur aset yang
dimiliki perusahaan. Kita telah mengetahui sebelumnya bahwa aset itu terdiri dari
current asset dan fixed asset. Dalam kondisi terjadi finansial distress, perusahaan
mencoba untuk melakukan pengurangan terhadap aset yang mereka miliki, atau
dengan kata lain mengubah struktur asetnya.. baik struktur current asset (aset lancar)
maupun fixed asset (aset tetapnya). Kita dapat melihat perubahan kondisi tersebut
dengan melihat pada rasio perusahaan yang berkaitan dengan aset, misalkan cash
ratio, current ratio, debt to Total Asset ratio, dll. Kalau perusahaan itu mengalami
Finansial Distress dan mencoba mengobatinya dengan Aset Restructuring, maka pasti
ada perubahan terhadap rasio yang berkaitan dengan asetnya.
Financial Restructuring
Sedangkan merestrukturisasi finansial, perusahaan akan fokus pada kolom passiva (liability
and acquity). Kalau tadi pada Aset Restructuring, perusahaan fokus pada aktiva (asset) maka
sekarang perusahaan pada financial restructuring berfokus pada passiva. Ketika perusahaan
melakukan hal ini, maka akan terjadi perubahan di dalam balance sheet berkaitan tentang
liabilitas dan ekuitas perusahaan. Perusahaan mengusahakan hutang, maka akan berpengaruh
pada liabilitas.. dan ketika perusahaan mengusahakan penjualan saham, maka akan
berpengauh pada ekuitas.
Asset Restructuring:
Selling major assets.
Reducing capital spending
Financial Restructuring:
Issuing new securities.
Negotiating with banks and other creditors.
Exchanging debt for equity.
Filing for bankruptcy.
1. Merger dan Akuisisi
a. Pengertian Merger dan Akuisisi
Ada beberapa pengertian mengenai merger:
377).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988 mendefinisikan merger
sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk
menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan
yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Dari berbagai pengertian tentang merger di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
merger adalah suatu proses penggabungan dua perusahaan atau lebih dimana perusahaan
pengambil alih akan tetap berdiri sedangkan perusahaan yang diambil alih akan lenyap. Pihak
yang masih hidup dalam atau yang menerima merger dinamakan surviving firm atau pihak
yang mengeluarkan saham (issuing firm). Sementara itu perusahaan yang berhenti dan bubar
setelah terjadinya merger dinamakan merged firm. Surviving firm dengan sendirinya memiliki
ukuran yang semakin besar karena seluruh aset dan kewajiban dari merger firm dialihkan ke
surviving firm. Perusahaan yang dimerger akan menanggalkan status hukumnya
sebagai entitas yang terpisah dan setelah merger statusnya berubah menjadi bagian (unit
bisnis) di bawah surviving firm. Dengan demikian merged firm tidak dapat bertindak hukum
atas namanya sendiri.
Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), secara harfiah akuisisi
mempunyai makna membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada
sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam teminologi bisnis, akuisisi dapat
diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu
perusahaan oleh perusaahaan lain (Muhammad Aji, 2010).
Pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.27 tahun 1998 tentang penggabungan,
peleburan dan pengambilalihan Perseroan Terbatas mendefinisikan akuisisi sebagai perbuatan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau perseorangan untuk mengambil alih baik
seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perseroan tersebut. Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK)
No.22 menyatakan bahwa akuisisi adalah bentuk pengambilalihan kepemilikan perusahaan
oleh pihak pengakuisisi (acquirer), sehingga akan mengakibatkan berpindahnya kendali atas
perusahaan yang diambil alih (acquiree) tersebut. Kendali perusahaan yang dimaksud adalah
kekuatan untuk:
Bank Danamon (besar), Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT
Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT
Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional
Konsolidasi
Konsolidasi: Penggabungan dua perusahaan atau lebih yang ukuranya relatif sama nenjadi
satu perusahaan baru. Misal:Perusahaan A dan Perusahaan B melakukan konsolidasi maka
muncul Perusahaan C sebagai hasil Konsolidasi. Contohnya: BBD, Bank Bapindo, Bank
Dagang Negara, Bank Exim melakukan konsolidasi menghasislkan Bank Mandiri.
Akuisisi
Akuisisi: Penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian
besar saham perusahaan yang diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang
diakuisisi berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masingmasing tetap beroperasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.
Pengukuran Keberhasilan
Mengukur keberhasilan perusahaan yang melakukan Merger, Konsolidasi ataupun Akuisisi
adalah setelah perusahaan tersebut melalui masa-masa setelah keputusan ketiga hal di atas.
Untuk perusahaan yang melakukan Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi bisa melakukan
pengukuran terhadap keberhasilan apa yang dilakukanya adalah setelah perusahaan
melakukan salah satu diantara ketiga hal itu. Tetapi kalau belum melakukannya dan
mengukur.. maka hasilnya masih penuh tanda tanya...karena kenyataan dilapangan setelah
M,K,A bisa saja berbeda.
Dinilai dengan Metode Earning perusahaan Setelah Merger. (EPS/ Earning Per
Share)
Dihitung Market Share nya.. ini merupakan pekerjaan khusus bagi manajer
pemasaran untuk menghitung perluasan pasar setelah melakukan merger
Contoh Merger
Contoh Satu: Merger Bank Lippo dan Bank Niaga
Perusahaan yang melakukan Merger adalah antara Bank Lippo dengan Bank Niaga... pada
tahun 2008. Ingat.. sifat dari merger adalah penggabungan antara dua perusahaan yang mana
yang satu mempunyai ukuran yang relatif lebih kecil daripada yang lainya... Antara Bank
Lippo dan Bank Niaga.. Keduanya bergabung untuk memperkuat posisinya di kancah
persaingan global.
Contoh Merger yang dilakukan Oleh Bank Lippo dan Bank Niaga
Mereka Menyetujui untuk menggabungkan perusahaan dengan kriteria Merger. Dari Merger
kali ini Perusahaan yang relative lebih kecil ukuranya adalah Bank Lippo.. sehingga bank
Lippo merelakan untuk diganti saham yang beredar dengan saham Bank Niaga... Dengan
demikian dengan harga tertentu yang telah disepakati mereka berdua.. tiap saham Bank Lippo
dihargai dengan harga tertentu sehingga mendapatkan nilai yang cocok untuk dibeli oleh
Bank Niaga.. Sehingga saham Bank Lippo berganti nama dengan Saham Bank Niaga..
Setelah kesepakatan keduanya.. Kedua Bank ini menyetujui untuk mengubah nama mereka
after merger menjadi Bank CIMB Niaga..
Nah inilah hasil yang diharapkan dari Merger kali ini.. yaitu Leverage (Pengungkit) kekuatan
kedua Bank untuk menjadi satu dengan kekuatan yang baru serta more creating value bagi
CIMB Niaga. Kalau kita ingin mengetahui bagaimana kinerja mereka after (setelah) Merger,
maka kita dapat menggunakan beberapa metode yang sudah umum dikalangan manajer
perusahaan
Dinilai dengan Metode Earning perusahaan Setelah Merger. (EPS/ Earning Per Share)
Dihitung Market Share nya.. ini merupakan pekerjaan khusus bagi manajer pemasaran
untuk menghitung perluasan pasar setelah melakukan merger
Untuk melihat tentang keefektifan dari Merger suatu perusahaan, maka analis keuangan perlu
melakukan di antara tiga hal diatas.
Pada sebuah penelitian mahasiswa univ.padjadjaran bahwa earnings per share Bank CIMB
Niaga setelah merger meningkat sebanyak 0.29842 poin dari Rp13.87444 menjadi
Rp14.17289. Artinya tiap lembar saham meninkat erningnya sebesar 0.29842 satuan.
Namun peningkatan ini tidak lebih besar signifikan secara statistik dengan t hitung (-0.07) t
tabel (1.761). Hal ini dimungkinkan karena pertambahan tidak terlalu banyak dan juga
adanya pertambahan jumlah saham beredar sebanyak 11.051.151.514 yang didapat dari
konversi saham.
Capital GainCapital gain Bank CIMB Niaga juga meningkat setelah merger sebanyak
2.8223867 poin dari 5.109399% menjadi 7.9317857%. Namun, hal ini tidak lebih besar
signifikan secara statistik dengan t hitung (-0.26) t tabel (1.761).Hal ini dimungkinkan
karena tidak banyaknya pertambahan dan harga saham yang fluktuatif.Debt to equity ratio
Bank CIMB Niaga setelah merger meningkat sebanyak 4.09958 poin dari 28.26778%
menjadi 24.16882%. Hal ini berkebalikan dengan hipotesis yang dibuat yaitu DER setelah
merger lebih kecil signifikan daripada sebelum merger.Hasil penelitian ini juga tidak
signifikan secara statistik dengan t hitung (-1.38) -t tabel (-1.761). Hal ini dimungkinkan
karena adanya pertambahan hutang Bank CIMB Niaga dari Bank Lippo melalui merger.
Kesimpulannya dari penelitian ini adalah EPS, capital gain dan DER meningkat setelah
merger
Market SharePada cara penilaian ini dibutuhkan marketer yang mengukur berapa market
share sebelum dan sesudah merger. Yaitu cakupan pasarnya apa ada peningkatan setelah
melakukan penggabungan atau malah mengalami penurunan.
Contoh dua: Bank Danamon Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank
Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank
International
dan
PT
Bank
Risjad
Salim
Internasional.
Danamon didirikan pada tahun 1956 dengan nama Bank Kopra Indonesia. Nama ini
kemudian berubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia pada tahun 1976 sampai sekarang.
Pada tahun 1988, Danamon menjadi bank devisa dan setahun kemudian adalah publik yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Jakarta.
Contoh Merger yang dilakukan oleh Bank Danamon, Bank Tamara, Bank Duta, Bank Tiara,
Bank Rama, Bank Nusa Internasional, Bank Pos Nusantara, Jaya Bank Internasional, dan
Bank RSI
Dalam membangun dari krisis keuangan Asia pada tahun 1998, Danamon ditempatkan di
bawah pengawasan Indonesia Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai Bank
Take Over (BTO). Pada tahun 1999, Pemerintah Indonesia, melalui BPPN merekapitalisasi
Danamon dengan Rp 32,2 triliun obligasi pemerintah. Dalam tahun yang sama (1999) PT
Bank PDFCI, BTO yang lain, digabung dengan Danamon sebagai bagian dari program
restrukturisasi BPPN.
Sebagai bagian dari paket merger, Danamon menerima rekapitalisasi kedua dari Pemerintah
melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun. sebagai surviving entity, Danamon muncul dari
merger sebagai salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.
Contoh Konsolidasi
Bank Bapindo
Bank Exim
Contoh Konsolidasi yang dilakukan oleh Bank Bumi Daya, Bank Exim, Bank Dagang
Negara, dan Bapindo
Mereka berempat melakukan konsolidasi dan berubah menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank
tersebut mengalami kesulitan dalam mengentaskan permasalahan rumah tangga perusahaanya
saat krisis ekonomi melanda Indonesia. Untuk menghentikan usahanya yang selama ini
mereka bangun pun merupakan hal yang sayang untuk dilakukan.. Salah satu hal yang dapat
dilakukan untuk dapat melakukan protect terhadap kemungkinan yang terjadi akibat krisis
adalah bersatu padu dengan bank yang lain dengan melakukan kerjama dalam bentuk
konsolidasi. Kerjasama dalam bentuk konsolidasi ini bisa terjadi ketika sekelompok
perusahaan yang mempunyai motif yang sama dalam meraih kehidupan baru bersama di
masa akan datang.
Konsolidasi keempat perusahaan ini terbukti berhasil dengan membuahkan Bank Mandiri
yang menjadi salah satu Bank besar di Indonesia yaitu Bank Mandiri.
Contoh Akuisisi
Contoh Akuisisi