Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
1.5. Metodologi
Peninjauan literature
permodelan desain
Bab V : Penutup
Berisi kesimpulan dari keseluruhan
pengerjaan proyek akhir dan saran-saran
untuk memperbaiki kelemahan sistem dari
robot
yang
telah
dibuat
demi
pengembangan dan penyempurnaan di
waktu mendatang.
Daftar pustaka
Pada bab ini ber isi referensi yang
digunakan dalam proyek akhir ini
Perancangan
desain ballast
ROV
Perancanga
n desain
bodi ROV
TEORI PENUNJANG
simulasi
simulasi
Penggabungan dan
percobaan alat
Perancang
an desain
ROV
Selesai
:Pendahuluan
Berisi latar belakang pembuatan, tujuan,
batasan masalah yang dikerjakan dan
sistematika pembahasan
Fa = v g
Tenggelam
(2.1)
Keterangan :
Fa = gaya ke atas (N)
w > Fa
(2.2)
b X Vb X g > a X Va X g
(2.3)
b > a
(2.4)
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung
dari rapat massa zat cair ()
Melayang
w = Fa
(2.5)
b X Vb X g = a X Va X g
(2.6)
b = a
(2.7)
Terapung
dalam
keadaan
B = -fVdispg
(2.16)
FA = W
(2.12)
B = fVg
(2.17)
Vb2 =
cair.
rc . Vb2 . g = rb . Vb . g
(2.13)
Vb = Vb1 + Vb 2
(2.14)
F = 0 = mg - fVg
(2.18)
FA = rc . Vb2 . g
(2.15)
mg = fVg
(2.19)
maka
m = fV
(2.20)
T = fVg mg
(2.21)
N = mg- fV
(2.22)
T=F.r=BIL.r
(2.26)
2.4.1 Bagian diam/tetap (stasioner)
Stator ini menghasilkan medan magnet, baik
yang
dibangkitkan
dari
sebuah
koil
(elektromagnetik) atau magnet permanen. Bagian
stator terdiri dari bodi motor yang memiliki magnet
yang melekat padanya. Untuk motor kecil, magnet
tersebut adalah magnet permanen sedangkan untuk
motor besar menggunakan elektromagnetik.
Kumparan yang dililitkan pada lempeng-lempeng
magnet disebut kumparan medan.
2.
Motor DC Seri
Motor DC seri mempunyai medan penguat
yang dihubungkan seri dengan medan
jangkar. Arus jangkar lebih besar daripada
arus jangkar pada motor jenis shunt dan
jumlah kumparan N, lebih sedikit.
Tahanan pada motor DC seri lebih kecil
karena tahanan itu sendiri merupakan
bagian dari jumlah lilitan yang sedikit.
Kecepatan motor dapat diatur melalui
pengaturan catu.
Daya = Usaha x n
(2.29)
Motor Kompond
Motor ini merupakan gabungan dari sifatsifat dari motor DC shunt dan motor DC
seri, tergantung mana yang lebih kuat
lilitannya,umumnya motor jenis ini
memiliki momen start yang lebih besar
seperti motor DC seri. Perubahan
kecepatan sekitar 25% terhadap kecepatan
tanpa beban. Motor ini dibagi menjadi 2
jenis yaitu motor kompond panjang dan
motor kompond pendek
Motor DC Shunt
3.1.
Instrument mekanik
1. Desain ROV
Desain dari ROV yang dibuat berdasarkan
dari referernsi yang telah didapatkan sehingga
menjadi acuan untuk mendisain ROV.
2. Pembuatan ROV
10
Sehingga
didapatkan
nilai
perhitungan
Vtot
Vtot
=(3,14*r2*h)+(1/2*4/3*3,14*r3)
(1/3*3.14*r2*t)
=(3,14*72*80)+(1/2*4/3*3,14*73)+(1/3*3,
14*7 *25)
2
=(12308.8)+(718)+(1282,2)=14309,3 cm3
=14,31 dm3
(3.5)
b > a
(3.6)
1431 kg/m3>1000kg/m3
Benda akan mengapung :
w = Fa
(3.7)
b X Vb X g = a X Va X g
(3.8)
b < a
12
(3.9)
Perhitungan
y0=1/4*25=5,125 cm
w = Fa
(3.10)
b X Vb X g = a X Va X g
(3.11)
b = a
(3.12)
setengah bola
y0= 3/8R
(3.18)
v=2/3*pi*r*R*R
(3.19)
perhitungan
yo=2/3*10,8=7,2 cm
b = 1000 kg/m3
berat total- berat kosong-air yg diperlukan=Fa
1431kg/m3 - 610kg/m3 - x = 1000 kg/m3
508-x = 1000
x=1000 - 508
x=489 kg/m3
- y0
y1+y2+y3=45+5,125+7,2=57,325 cm
489 cm3
vol total
(3.13)
= (3,14*r*r*h)
492
= (3,14*5,7*5,7*h)
492
= (102*h)
= 4,82 cm
silinder pejal
y0= 1/2 *t
(3.14)
V=pi*r2*t
(3.15)
Perhitungan
y0= 1/2 * t
total=
=1/2* 90=45 cm
kerucutpejal
y0=1/4*t
(3.16)
V=(pi**r*r*t)/3
(3.17)
13
3.
Push button
Untuk kontrol pada sistem ballast
digunakan sistem kontrol seperti gambar 3.23
dibawah ini yang terhubung dengan kabel
kemudian dihubungkan dengan rangkaian
mikrokontoler ATMEGA
4.
2.
Valve 1 arah
Submersible pump
14
5.
Inverter dc to ac
Data pengukuran
Length:
Diameter:
14 cm
2,5 kg
Mass (dry):
6,1 kg
Typical speed:
0,035 m/s
Volume:
14,31 dm3
Center of gravity:
76 cm
61 N
25 N
15
Diameter:
11,4 cm
1.9 kg
Mass (dry):
5 kg
=(3,14*72*80)+(1/2*4/3*3,14*73)+(1/3*3,
14*7 *25)
2
Volume:
5,1 dm3
Center of gravity:
30 cm
50 N
19 N
=(12308.8)+(718)+(1282,2)=14309,3 cm3
=14,31 dm3
Dimana gaya tekan yang terjadi pada ROV adalah
sebagai berikut :
Dimisalkan kita ambil nialai kedalaman ROV saat
tenggelam yaitu 100 cm
=13 ,734 N
Gaya tekan yang diterima oleh body adalah
sebesar 13,734 N dengan kedalaman 100 cm
dan untuk kedalaman kedalaman lainy dapat
degan mengganti nilai h
Peralatan:
1. ROV
2. Karet ban
3. Lilin
4. Silicon
5. Resin
Hasil dan Analisa:
Vtot
=(3,14*r2*h)+(1/2*4/3*3,14*r3)
(1/3*3.14*r2*t)
Kondisi
bocor
bocor
Kedap
Bocor
Kedap
Analisa :
Vtot
Bahan lapisan
Karet Ban
Lilin
Silicon
Karet ban + silicon
karet
ban+silicon+resin
16
FA = x g x V
Keterangan
dimana
FA = x g x V
FA = 1000 x 10 x 0,014
= 140 N
4.5 Pengujian rangkaian penggerak motor dc
dan sistem ballast 1
Untuk mengetahui kecepatan memasukkan dan
mengeluarkan air dilakukan percobaan dengan
mengukur lama sistem ballast mengisi tabung
dengan total volume 120 cc
Analisa :
Massa jenis dari ROV sendii dengan berat 6,1 kg
dan volume total adalah 0,014 m3 sehingga didapat
nilai massa jenisnya yaitu
Massajenis ROV = 6,1 kg / 0,014 m 3= 435,71
kg/m3
Massa jenis air = 1000 kg/m3
Sehingga benda akan mengapung
Benda mengapung :
w = Fa
b X Vb X g = a X Va X g
b < a
3
17
10
15
20
25
199 ml
299 ml
399 ml
499 ml
Grafik :
Ket
= (3,14*r2*h)
= (3,14 * 5,72*30) = 536,94 cm3
=0,51 dm3
= 0,51 kg
Kecepatan memompa air = panjang pipa / waktu
= 30 / 25 =1,2 cm/s
Sehingga didapatkan total berat ROV tanpa Ballast
yaitu sebagai berikut
Total ROV vol ballast = 14,31 0,51 = 13,80 kg
Dengan berat ROV sebesar itu sistem Ballast tidak
mampu untuk membuat ROV menyelam dan
mengapung dikarenakan sistem ballast hanya dapat
memasukkan air sebesar 0,51 kg dan sistem ballast
ini membutuhkan ruangan yang cukup besar
sehingga dapat mengurangi berat dari ROV
tersebut
Vballast
1 mililiter = 1 cm3 = 1 cc
1000 kg= 1 m3
Vol Shrynge @1=60cc
Total vol srynge = 240 cc= 240 cm3 =
0,24dm3=0,24 kg
Kecepatan hisap air = panjang syringe /
waktu
= 30 / 30 = 1 cm/s
Sehingga didapatkan total baret ROV tanpa Ballast
yaitu sebagai berikut
Total ROV vol ballast = 14,31 0,24 = 14,07 kg
Dengan berat ROV sebesar itu sistem Ballast tidak
mampu untuk menenggelamkan ROV dikarenakan
sistem ballast hanya dapat memasukkan air sebesar
0,24 kg dan sistem ballast ini membutuhkan
ruangan yang cukup besar sehingga dapat
mengurangi berat dari ROV tersebut
18
Baterai
Inverter
12 V DC
Submersible
pump
4L
15 s
6 L
20 s
8L
25 s
10 L
Grafik :
r= 5,7 cm
h= 50 cm
Vballast
= (3,14*r2*h)
= (3,14 *
5,72*50)=5100,93 cm3
=5,1 dm3=5.1 kg
Kecepatan memompa air = panjang pipa / waktu
= 50/ 20 =2,5 cm/s
sistem ballast dapat menghisap 4000 ml air selama
20 detik dan sistem ballast 3 ini dapat mendorong
air sebanyak 4000 ml dari tangki ballast selama 20
detik, sistem ini memiliki mekanisme yang tidak
membutuhkan banyak ruangan dan efisien
Peralatan:
1. Baterai
2. Inverter 12V DC to 220V AC
3. Submersible pump
4. Gelas ukur
Peralatan:
1. System ballast
2. Driver motor
3. Minimum system mikrokontroler ATMega16
4. DC power supply
Persiapan :
19
5.
FA= x g x V
FA = 1000 x 10 x 0,009
= 90 N
kecepatan menyelam
s= vt
50 = v 20
V = 2,5 cm/s
Saat kondisi awal ROV dimana saat itu sistem
ballast dalam keadaan kosong dan tak berisi air
maka kondisi ROV akan mengapung
Benda akan mengapung :
Blok Diagram
w = Fa
b X Vb X g = a X Va X g
b < a
Gambar 4.5 : Blok Diagram Pengujian sistem
ballast 3 pada ROV
FA= x g x h
FA = 1000 x 10 x 0,05
= 500 N
berat ROV = 16 kg
berat ballast = 5 kg
gaya keatas saat ballast penuh dengan air
1431 kg/m3>1000kg/m3
FA= x g x V
4.10
FA = 1000 x 10 x 0,014
ROV
= 140 N
Tujuan:
20
berat ROV = 21 kg
berat ballast = 5 kg
gaya keatas saat ballast penuh dengan air
FA= x g x V
FA = 1000 x 10 x 0,014
= 140 N
Blok Diagram
Push button
Mikrokontroler
ATMEGA 32
FA= x g x V
FA = 1000 x 10 x 0,009
Pompa
submersible
= 90 N
kecepatan menyelam
s= vt
50 = v 20
V = 2,5 cm/s
Grafik :
21
FA= x g x h
FA = 1000 x 10 x 0,05
= 500 N
dengan dilai gaya tekan sebesar 500 N
dibandingkan dengan gaya dorong yang
dimiliki motor torsi maka motor tidak dapat
mendorong air keluar
Benda akan tenggelam:
w > Fa
b X Vb X g > a X Va X g
b > a
1431 kg/m3>1000kg/m3
Dengan penambahan berat pada body ROV sebesar
20 kg maka ROV dapat dengan mudah melakukan
gerak tenggelam dan mengapung pada saat
tenggelam ROV dapat dengan cepat melakukan
proses penyelaman dan pada saat proses pengapung
ROV diangkat beberapa cm dari permukaan
dikarenakan pumpa tidak dapat melawan gaya
tekan yang terjadi pada posisi kedalaman tertentu
PENUTUP
Pada Bab V ini akan dibahas mengenai kesimpulan
percobaan yang
telah dilakukan serta saran untuk pengembangan
sistem yang lebih baik.
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan perencanaan dan
pembuatan system ballast kemudian dilakukan
pengujian dan analisa, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan kinerja dari sistem ballast
yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Diperlukan perhitungan yang tepat untuk
dapat membuat sistem ballast tersebut
untuk dapat bekerja pada ROV sehingga
dapa melakukan pergerakan naik dan
turun dengan nilai volume ROV sebesar
14,31 dm3dan volume ballast sebesar 5,1
dm3 maka pada kondisi ini ROV
memenuhi untuk melakukan gerak
mengapung dan tenggelam disetrtai nilai
titik tengah yang dipergunakan untuk
menjaga stabilitas ROV yaitu 57,325 cm
22
[1]www.expresspcb.com/Feedback/ROV/ROV
.htm
[2]www.heiszwolf.com/subs/tech/tech01.html
[3]www.mbari.org/auv/mappingauv/vehicle_s
pecs.htm
[4] Nurul Fauzi,M: Sistem navigasi pada
wahana bawah air tanpa awak, politeknik
elektronika negeri surabaya
[5] www.wikipedia.org/wiki/BuoyancyAlvin,
H., 1998. 3000 Solved Problems in Phisics,
New York:McGraw-Hill Book Company.
J. Cadiou, S. Coudray, P. Lon and M. Perrier,
"Control
architecture of a deep scientific ROV:
VICTOR 6000", in
http://konversi.wordpress.com/2009/06/12/seki
las-rotary-encoder/
http://puremtc.com/info_faq/ballast_system/ind
ex.htm
http://pierreyerokine.perso.sfr.fr/Ballast_EV.ht
m
Remotely Operated Vehicles of the World,
98/99 edition,
published by Oilfield Publications Limited,
UK.
R. Bachmayer, S. Humphris, dkk. 1999. A
New Remotely
Operated Underwater Dynamics for Wynamics
and Control
Research.
Robinson, H. and Keary, A. (2000) : Remote
Control of Unmanned Undersea Vehicle,
International Unmanned Undersea Vehicle
Symposium
Rutherford, k : Evolution of an AUV design
strategy, university
of Southampton
Smallwood, D., Bachmayer, R., and
Whitcomb, L. (1999) : A New Remotely
Operated Underwater Vehicle for Dynamics
and Control Research, International
Symposiumon Unmanned Untethered
Submersible Technology.
http://universe-review.ca/R13-10-NSeqs.htm
23