Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Agustina Nugrahini
A.
Pengertian
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS / inflamasi
jaringan otak, seringkali sebagai akibat infeksi virus, tetapi pada
sepertiga kasus penyebabnya tidak dapat ditemukan. Dalam
beberapa hal keadaannya tumpang tindih dengan meningitis virus
yang disebabkan oleh virus atau mikro organisme lain yang non
purulent.
B.
Patofisiologi
Virus masuk tubuh klien melalui kulit,saluran nafas dan
saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar
ke seluruh tubuh dengan beberapa cara:
Setempat:
permukaan
atau
organ
tertentu.
Etiologi Ensefalitis:
Penyebab terbanyak : adalah virus
Sering : - Herpes simplex
- Arbo virus
Manifestasi klinis :
- Panas badan meningkat ,photo fobi, sakit kepala ,muntahmuntah lethargy ,kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi
mengenai meningen.
- Anak tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku.
Dapat disertai gangguan penglihatan ,pendengaran ,bicara dan
kejang.
- Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam,
sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri
ekstremintas dan pucat
- Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku,
gangguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda
Neurologis tokal berupa
dan
anak
Perhitungan
anak
menurut
Berat
Weech
badan
:
:
Panjang
1
tahun
badan
:
75
:
cm
KLASIFIKASI ENSEFALITIS
1. Ensefalitis Virus Akut
Ensefalitis virus akut adalah penyait yang menakutkan dan
seringn membahayakan. Sayangnya untuk manusia, ukuruan
virus dengan neurotropisme kuat kecil. Ensefalitis virus dapat
terjadi musiman dan epidemic, atau sporadic sepanjang tahun.
Togavirus yang termasuk virus ensefalitis kuda, virus ensefalitis
st. Louis, dan virus ensefalitis Jepang, menyebabkan sebagian
kasus ensefalitis epidemik di dunia. Virus ensefalitis Jepang
anoreksia,
dan
Pemeriksaan funduskopi
keluhan
non
spesifik
lainya.
seperti
yang
telah
terjadi
setelah
trauma
atau
dini.
Pemeriksaan
fiisik
mungkin
memperlihatkan
EEG.
Terdapat
tetapi relatif
infksi
virus
fokal
pada
jaringan
otak
dapat
sering
berupa
hemiparases
kejang
yangn
sulit
memperlihatkan
reaksi
peradangan,
dan
pada
unilateral
Tahap perkembangan
Perkembangan Psikoseksual menurut (Sigmund Freud) :
Fase anal (1 3 tahun ): Daerah anal aktifitas,pengeluaran tinja
menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukan
keakuannya .sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri) dan
egoistik.
dengan
anak
lain.
anak
benda
Berjalan
kecil
dengan
(GH),mengungkapkan
keinginan
scr
sendiri
gelas
tidak
dari
sendiri
jari
sederhana
tidak
dan
jatuh
telunjuk
(BBK),minum
tumpah
(BM).
melempar
dan
menangkap
bola
besar
kemudian
anak
Berjalan
mundur
langkah
(BBK),meniru
melakukan
pekerjaan
tangga
dini
Melatih
anak
(BM).
berdiri
dengan
satu
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PADA KLIEN ( ANAK ) DENGAN ENSEFALITIS
A.
PENGKAJIAN
1. Identitas
Ensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur.
2. Keluhan utama
Panas badan meningkat, kejang, kesadaran menurun.
b. Status Ekonomi
Biasanya menyerang klien dengan status ekonomi rendah.
c. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Menyepelekan anak yang sakit ,tanpa pengobatan yang
sepenuhnya.Nutris biasanya klien dengan gizi kurang asupan
makanan dan cairan dalam jumlah kurang dari kebutuhan tubuh.,
d. Pada klien dengan Ensefalitis biasanya ditandai
A,berat
rumus
Umur
badan
dari
kurang
BEHRMAN,umur
(dalam
tahun)
dari
sampai
2
normal.
6
+
tahun
8
pada
klien
Ensefalitis
frekuensi
kebiasaan
miksi
normal
normal.
POLA AKTIVITAS
a Aktivitas sehari-hari : klien biasanya terjadi gangguan karena
klien Ensefalitis mengalami kelemahan penurunan kesadaran.
b Kebutuhan gerak dan latihan : bila terjadi kelemahan maka
latihan gerak dilakukan latihan positif.
Upaya pergerakan sendi : bila terjadi atropi otot pada klien gizi
buruk maka dilakukan latihan pasif sesuai ROM
Kekuatan otot berkurang karena klien Ensefalitis dengan gizi
buruk
Kesulitan
.
yang
dihadapi
bila
terjadi
komplikasi
ke
jantung
cairan
serebrospinal
dapat
dipertimbangkan
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
YANG
SERING
TERJADI
gelisah.
ROM
Gangguan
asupan
berhubungan
nutrisi
terbatas.
kurang
dengan
dari
kebutuhan
mual
tubuh
muntah.
b/d
kerusakan
susunan
saraf
pusat.
Resiko
infeksi
terjadi
kontraktur
turun.
b/d
spastik
berulang.
perkembangan
Meningkosamia .
3. Berikan antibiotika sesuai indikasi
R/. Obat yang dipilih tergantung tipe infeksi dan sensitivitas
individu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Resiko tinggi terhadap trauma b/d aktivitas kejang umum
Tujuan :
Tidak terjadi trauma
Kriteria hasil :
Tidak mengalami kejang / penyerta cedera lain
Intervensi :
1. Berikan pengamanan pada klien dengan memberi
bantalan,penghalang tempat tidur tetapn terpasang dan berikan
pengganjal pada mulut, jalan nafas tetap bebas.
R/. Melindungi px jika terjadi kejang , pengganjal mulut agak lidah
tidak
Tergigit.
Catatan: memasukkan pengganjal mulut hanya saat mulut
relaksasi.
2. Pertahankan tirah baring dalam fase akut.
R/. Menurunkan resiko terjatuh / trauma saat terjadi vertigo.
3. Kolaborasi.
Berikan obat sesuai indikasi seperti delantin, valum dsb.
R/. Merupakan indikasi untuk penanganan dan pencegahan
kejang.
4. Abservasi tanda-tanda vital
R/. Deteksi diri terjadi kejang agak dapat dilakukan tindakan
lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan
Terapi,
Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya, 1998
Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran
EGC,Jakarta,1997.
Rahman M, Petunjuk Tentang Penyakit, Pemeriksaan Fisik dan
Laboratorium, Kelompok Minat Penulisan Ilmiah Kedokteran
Salemba, Jakarta, 1986.
Sacharian, Rosa M, Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2 Penerbit
Buku
Kedokteran EGC, Jakarta ,1993.
Sutjinigsih (1995), Tumbuh kembang Anak, Penerbit EGC, Jakarta.
www.google.com