Vous êtes sur la page 1sur 12

Konsep dasar Geomorfologi

10 Konsep dasar geomorfologi yang berada dalam buku Principles of Geomorphology


adalah:
1.

Proses-proses fisik dan hukumnya yang terjadi saat ini berlangsung selama waktu
geologi,

2.

Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk
lahan,

3.

Tingkat perkembangan relief permukaan bumi tergantung pada proses-proses


geomorfologi yang berlangsung,

4.

Proses-proses geomorfik terekam pada land forms yang menunjukan karakteristik


proses yang berlangsung,

5.

Keragaman erosional agents tercermin pada produk dan urutan land forms yang
terbentuk,

6.

Evolusi geomorfologi bersifat kompleks,

7.

Obyek alam di permukaan bumi umumnya berumur lebih muda dari Pleistosen,

8.

Interpretasi yang sempurna mengenai landscapes melibatkan beragam faktor


geologi dan perubahan iklim selama Pleistosen,

9.

Apresiasi iklim global diperlukan dalam memahami proses-proses geomorfik yang


beragam, dan

10.

Geomorfologi, umumnya mempelajari land forms / landscapes yang terjadi saat ini
dan sejarah pembentukannya.

http://kelompoklimahmg09.wordpress.com/2010/12/19/geomorfologi-2/

KONSEP-KONSEP GEOMORFOLOGI
v Ada sepuluh konsep dasar geomorfologi meliputi:
Konsep 1

Hukum dan proses fisika yang bekerja saat ini, bekerja pada waktu yang lampau
meskipun tidak dengan intensitas yang sama.

Penjelasan:
Hal ini mengandung pengertian bahwa hokum dan proses fisik yang bekerja saat ini telah
bekerja sejak waktu geologi meskipun dengan daya kehebatan yang berbeda.
Dalam prinsif uniformitarianisme dari James Hutton dikomunikasikan bahwa hokum dan
proses fisik yang berlangsung pada waktu lampau sama dengan yang bekerja saat ini. Pada
kenyataannya hokum dan proses fisik itu masing-masing mempunyai intensitas yang
berbeda.
Konsep 2

Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam perkembangan


bentuk permukaan bumi.

Penjelasan:

Pada setiap daerah akan memperlihatkan struktur geologi masing-masing, dimana struktur
geologi ini akan berubah-ubah menurut tingkat kedewasaannya. Dengan sendirinya
perkembangan bentuk permukaan bumi ini akan dapat dilihat melalui struktur geologi yang
berkembang pula.
Konsep 3

Pada bentuk lahan yang besar, permukaan bumi mempunyai relief (tinggi/rendah
permukaan) karena proses geomorfologi telah berlangsung dengan hal yang berbeda.
Konsep 4

Proses geomorfik akan meninggalkan bekasnya di atas permukaan bumi dan masingmasing proses geomorfik membentuk suatu kelompok bentuk permukaan bumi sesuai
dengan karakternya.
Konsep 5

Karena ada perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi, maka
dihasilkan urutan bentuk permukaan bumi yang mempunyai karakteristik tertentu sesuai
dengan tingakat perkembangannya.

Dalam hal ini akan didapatkan suatu bentuk lahan tertentu sesuai dengan tingkatan yang
bekerja (menurut orde). Misalnya :
Orde 1 (first order relief)

Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal perkembangan


bumi. Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut.
Orde 2 (second order relief)

Merupakan bentuk-bentuk lahan terbesar yang terbentuk pada awal-awal perkembangan


bumi. Terdiri atas benua (pangea) dan cekungan dasar laut.
Orde 3 (Third Order Relief)
Ditemukan relief berupa sisa pegunungan. Tenaga yang membentuknya adalah tenaga
eksogen.
Konsep 6

Evolusi geomorfik yang komplek lebih umum didapat dari pada bentuk yang sederhana.
Karena banyaknya proses geomorfologi yang terjadi, maka bentuk-bentuk lahan dihasilkan
tidak hanya disebabkan oleh satu proses saja.

Misalnya: Adanya pegunungan kompleks, di mana di daerah itu terdapat lipatan, patahan
intrusi dan lain-lain.
Konsep 7

Sebagian kecil dari topografi bumi dibentuk lebih tua dari zaman Tersier dan sebagian
besar tidak lebih tua dari zaman Pleistosen. Hal ini dikarenakan pada zaman Tersier banyak
terjadi perubahan-perubahan bumi.

Misalnya: Pada zaman Tersier terjadi aktivitas vulkanis.

Pada zaman Pleistosen sebagian air dipermukaan bumi membeku (menjadi es).
Konsep 8

Interpretasi bentangan bumi pada saat ini tidak mungkin dilakukan tanpa menilai
pengaruh geologi dan perubahan iklim selama zaman pleistosen.
Konsep 9

Apresiasi penilaian iklim yang terjadi di dunia adalah sangat penting untuk mengetahui
perbedaan proses-proses geomorfik.

Konsep 10
Di dalam geomorfologi, walaupun terutama berkaitan dengan bentangan bumi yang ada
sekarang, tetapi untuk mengkaji hal-hal tersebut harus meninjau masa lampau. Karena
bentangan bumi yang ada sekarang asalnya juga dari pembentukan masa lampau maka
untuk meninjau kembali kita tidak lepas dari sejarah pembentukannya.
http://teachgeograf.blogspot.com/2012/05/makalah-geomorfologi-bentukan-lahan.html
Konsep Dasar Geomorfologi
Untuk mempelajari geomorfologi diperlukan dasar pengetahuan yang baik dalam bidang
klimatologi, geografi, geologi serta sebagian ilmu fisika dan kimia yang mana berkaitan erat
dengan proses dan pembentukan muka bumi. Secara garis besar proses pembentukan
muka bumi
menganut azas berkelanjutan dalam bentuk daur geomorfik (geomorphic cycles), yang
meliputi
pembentukan daratan oleh tenaga dari dalam bumi (endogen), proses
penghancuran/pelapukan
karena pengaruh luar atau tenaga eksogen, proses pengendapan dari hasil pengahncuran
muka
bumi (agradasi), dan kembali terangkat karena tenaga endogen, demikian seterusnya
merupakan
siklus geomorfologi yang ada dalam skala waktu sangat lama.

1. Hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada
masa lampau, dengan kata lain gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk permukaan
bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak terbentuknya bumi.
2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang paling dominan dalam evolusi
bentangalam dan struktur geologi akan dicerminkan oleh bentuk bentangalamnya.
3. Relief muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya boleh jadi karena
derajat
pembentukannya juga berbeda.
4. Proses-proses geomorfologi akan meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada
bentangalam
dan setiap proses geomorfologi akan membentuk bentuk bentangalam dengan karakteristik
tertentu (meninggalkan jejak yang spesifik yang dapat dibedakan dengan proses lainnya

secara jelas).
5. Akibat adanya intensitas erosi yang berbeda beda di permukaan bumi, maka akan
dihasilkan
suatu urutan bentuk bentangalam dengan karakteristik tertentu disetiap tahap
perkembangannya.
6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum dijumpai dibandingkan dengan evolusi
geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi pada umumnya sangat
kompleks/rumit, jarang sekali yang prosesnya sederhana).
7. Bentuk bentuk bentangalam yang ada di permukaan bumi yang berumur lebih tua dari
Tersier
jarang sekali dijumpai dan kebanyakan daripadanya berumur Kuarter.
8. Penafsiran secara tepat terhadap bentangalam saat ini tidak mungkin dilakukan tanpa
mempertimbangkan perubahan iklim dan geologi yang terjadi selama zaman Kuarter
(Pengenalan bentangalam saat sekarang harus memperhatikan proses yang berlangsung
sejak
zaman Pleistosen)
9. Adanya perbedaan iklim di muka bumi perlu menjadi pengetahuan kita untuk memahami
proses-proses geomorfologi yang berbeda beda yang terjadi dimuka bumi (dalam
mempelajari
bentangalam secara global/skala dunia, pengetahuan tentang iklim global sangat
diperlukan)
10. Walaupun fokus pelajaran geomorfologi pada bentangalam masa kini, namun untuk
mempelajari diperlukan pengetahuan sejarah perkembangannya
http://ibnuseven.files.wordpress.com/2013/03/bab-5-geomorfologi.pdf
10 Konsep Geomorfologi Menurut Thornbury

18FEB
Setelah mengerjakan tugas, tidak ada salahnya saya posting hasilnya
10 Konsep Geomorfologi Menurut Thornbury

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Proses fisik dan hukum yang terjadi seluruhnya saat ini telah terjadi juga sepanjang
waktu geologi, meskipun intensitasnya tidak sama seperti sekarang. Konsep ini hampir
sama dengan prinsip yang dikemukakan oleh James Hutton pada 1785 yaitu
prinsip uniformitarianisme. James Hutton mengajarkan the present is the key to the past,
tetapi dia mengaplikasikan prinsip ini terlalu kaku dan berpendapat bahwa proses geologi
yang terjadi dahulu dan sekarang mempunyai intensitas yang sama. Telah terbukti bahwa
intensitas kejadian geologi tiap waktu tidak sama, seperti gletser pada Pleistosen lebih besar
intensitasnya dibanding sekarang.
Struktur geologi adalah salah satu pengontrol dominan dalam evolusi pada bentang
alam dan tercermin pada daratan tersebut. Pada suatu waktu W.M Davis mengajarkan
bahwa struktur, proses, dan tingkatan adalah faktor pengontrol utama pada bentang alam.
Tetapi apa yang diajarkan Davis tentang tingkatan cukup diragukan oleh para
geomorfologist. Hal yang tidak diragukan adalah tentang proses dan struktur. Istilah struktur
tidak hanya mencakup lipatan, kekar, dan uncomfotmity tetapi juga mencakup cara
bagaimana material bumi membentuk daratan yang meninggalkan jejak yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya seperti sikap batuan, kehadiran kekar, sesar, unsur
mineral, dan sebagainya.
Banyak relief permukaan Bumi karena proses geomorfologi berlangsung pada
kecepatan yang berbeda. Alasan utama gradasi pada permukaan bumi terjadi secara
berbeda adalah batuan pada kerak Bumi memiliki ragam litologi dan struktur dan oleh
karena itu menyebabkan perbedaan resistensi dalam proses gradasi. Perbedaan pada
komposisi dan struktur batuan tercermin tidak hanya pada variasi geomorfologi secara
regional tetapi juga pada topografi lokal. Selain litologi dan struktur ada juga faktor lain yang
mempengaruhi seperti suhu, kelembaban, ketinggian, mikroklimatik, dan jumlah vegetasi
yang menutupi permukaan. Pengaruh-pengaruh ini akan tampak pada intensitas
pengendapan, laju penguapan, jumlah embun tanah, dan sebagainya.
Proses geomorfologi meninggalkan jejak khusus pada bentang alam, dan setiap
proses geomorfologi menghasilkan karakter yang terkumpul pada pembentukan muka
bumi. Proses yang dimaksud mencakup proses fisik dan kimia yang terjadi saat modifikasi
muka Bumi. Bentang alam mempunyai pembeda yang bergantung pada proses
geomorfologi pada saat pembentukannya seperti dataran banjir, kipas aluvial, dan delta
yang dibentuk oleh arus. Meskipun sangat tepat bahwa pembentukan bentang alam berasal
dari proses geomorfologi yang terpisah, tetapi kita akan menyadari bahwa bentang alam
adalah produk dari sekelompok proses.
Karena agen erosional berbeda pada permukaan Bumi, maka akan menghasilkan
urutan yang sesuai dengannya pada bentang alam. Hampir semua geomorfologist percaya
bahwa bentang alam memiliki proses yang teratur dan berurutan, tetapi tidak selalu
melewati tahapan muda, dewasa, dan tua. Konsep muda, dewasa, dan tua mungkin cocok
pada tingkat dasar tetapi tidak cocok ketika pendekatan canggih dilakukan pada evolusi
bentang alam.
Kompleksitas dari evolusi geomorfologi lebih lazim dibandingkan dengan yang
sederhana. Biasanya kebanyakan detail topografi dibuat dari proses selama siklus erosi,
sangat jarang kumpulan bentang alam yang terbentuk dari satu proses geomorfologi.
Horberg (1952) mengelompokkan interpretasi bentang alam dalam 5 kategori utama :

sederhana (produk dari satu proses geomorfologi yang utama), campuran (produk dari dua
atau lebih proses geomorfologi baik dipermukaan seperti angin dan gletser maupun di
bawah permukaan seperti sesar dan larutan air bawah tanah), monosiklik (menghasilkan
jejak hanya dari satu siklus erosi, lebih sedikit dibanding multisiklik), multisiklik
(menghasilkan jejak lebih dari satu siklus erosi), dan resurrected landscapes. Selain itu ada
konsep tambahan yaitupolyclimatic landscapes, yaitu banyak bentang alam yang
berkembang dalam kondisi lebih dari satu kondisi iklim bersamaan dengan variasi kondisi
dominan pada proses geomorfologi. Resurrected landscapes adalah bentang alam yang
terbentuk selama periode waktu geologi yang lalu, kemudian terkubur di bawah yang ditutupi
oleh batuan sedimen atau beku.
7.
Sedikit topografi Bumi lebih tua daripada Tersier dan kebanyakan tidak ada yang
lebih tua daripada Pleistosen. Ashley (1931) memperkirakan setidaknya 90 persen daratan
yang ada sekarang terbentuk pada post-Tersier dan mungkin sekitar 99 persen terbentuk
pada post-tengah Miosen. Contohnya seperti pegunungan Himalaya pertama terlipat pada
zaman Kapur dan hampir seluruh topografi seperti sekarang terbentuk pada Pleistosen.
8.
Interpretasi yang tepat pada bentang alam masa kini tidak mungkin tanpa apresiasi
dari pengaruh perubahan geologi dan iklim selama Pleistosen. Gletser
dan diastropishm adalah kejadian yang signifikan pada Plesitosen yang mempengaruhi
bentang alam yang kita jumpai pada masa kini.Diastropishm berperan pada pembentukan
bentang alam disekitar batas lempeng laut pasifik. Gletser yang terjadi pada Plesitosen
salah satunya berefek pada arus yang terjadi pada sungai Ohio dan Missouri yang kita lihat
sekarang. Air lelehan dari zaman es diperkirakan berefek pada permukaan Bumi seluas
10.000.000 m2.
9.
Apresiasi terhadap perubahan iklim dunia diperlukan untuk memahami secara tepat
terhadap ragam penting dari proses geomorfologi yang berbeda. Ragam iklim dapat
mempengaruhi operasi dari proses geomorfologi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengaruh secara tidak langsung adalah seperti iklim yang berpengaruh terhadap
jumlah, jenis, dan distribusi tumbuhan yang menutupi bentang alam. Pengaruh secara
langsung adalah seperti jumlah dan jenis pengendapan, intensitasnya, hubungan antara
pengendapan dan penguapan, rentang suhu harian, dan kecepatan dan arah angin.
10.
Geomorfologi tidak hanya fokus terhadap bentang alam masa kini, tetapi juga masa
lalu. Geomorfologist juga dapat menyusun sejarah tentang suatu bentang alam yakni
dengan prinsip uniformitarianisme .
http://diamondgeologist.wordpress.com/2012/02/18/10-konsep-geomorfologi-menurutthornbury/

Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M. Davis. Davis
menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi (morphology of landforms) dikontrol
oleh tiga faktor utama, yaitu struktur, proses, dan tahapan. Struktur di sini mempunyai arti sebagai
struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan yang mempengaruhi bentuk permukaan
bumi (lihat Gambar 1). Proses-proses yang umum terjadi adalah proses erosional yang dipengaruhi
oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-sifat lainnya dari batuan. Bentuk-bentuk pada muka bumi

umumnya melalui tahapan-tahapan mulai dari tahapan muda (youth), dewasa (maturity), tahapan
tua (old age), lihat Gambar 2.Pada tahapan muda umumnya belum terganggu oleh gaya-gaya
destruksional, pada tahap dewasa perkembangan selanjutnya ditunjukkan dengan tumbuhnya
sistem drainasedengan jumlah panjang dan kedalamannya yang dapat mengakibatkan bentuk
aslinya tidak tampak lagi. Proses selanjutnya membuat topografi lebih mendatar oleh gaya
destruktif yang mengikis, meratakan, dan merendahkan permukaan bumi sehingga dekat dengan
ketinggian muka air laut (disebut tahapan tua). Rangkaian pembentukan proses (tahapan-tahapan)
geomorfologi tersebut menerus dan dapat berulang, dan sering disebut sebagai Siklus Geomorfik.

Gambar 1. Sketsa yang memperlihatkan bentuk-bentuk permukaan bumi akibat struktur geologi
pada batuan dasarnya.

Gambar 2. Sketsa yang memperlihatkan perkembangan (tahapan) permukaan bumi (landform).


Dari (A s/d D) memperlihatkan tahapan geomorfik muda sampai dengan tua.

http://wingmanarrows.wordpress.com/2012/10/05/dasar-dasar-geomorfologi-1-prosesproses-geomorfik/
Konsep-Konsep Dasar Studi Geomorfologi

Gejala morfologi ada sejak jaman romawi dan yunani. Pada waktu itu sampai
abad petengahan terdapat terori malapetaka (Catastrophism theory). Teori ini
menyatakan perubahan bumi akan berubah apabila terjadi ciptaan baru oleh
tuhan. Perubahan-berubahan ini diiringi oleh malapetaka-malapetaka bagi
manusia, misalnya : tanah longsor, banjir, letusan gunung berapi dan lain-lain.
Pada abad 18, seorang sarjana Scotlandia yaitu J.Mutton (1726-1797)
menyusun teori uniformitarianisme (uniformitarianism theory). Teori ini
mengatakan bahwa gaya dan proses yang mengubah bentuk permukaan dari
dahulu hingga sekarang sebenarnya sama, yang berbeda hanya kekuatan,
kecepatan gaya dan proses tersebut. Selanjutnya dinyatakan bahwa semua
bentukan lahan dipermukaan bumi terbentu secara berlahan tetapi secara terus
menerus.

Prinsip dasar dalam kajian geomorfologi :


1)

Gaya dan proses pembentukan bentang alam sepanjang masa adalan sama.
Perbedaannya terletak pada kekuatannya.

2)

Gaya dan proses geomorfologi yang berbeda menghasilkan bentang alam yang
berbeda juga

3)

Iklim sangat mempengaruhi pembentukan bentang alam

4)

Tingkat perkembangan pembentukan bentang lahan akan menghasilkan


bentang alam yang berbeda juga

5)

Siklus geomorfik yang komplek pada bentuk lahan yang ada sering dijumpai
pada siklus geomorfik yang tunggal

6)

Mahluk hidup yang berpengaruh terhadap pembentukan dan perubahan


bentang
alam.
daftar
pustaka
:
Suharini, erni dan Abraham Palangan.2009.Geomorfologi gaya, proses dan
bentuk lahan.Semarang : Widya karya.
http://inizaka.blogspot.com/2013/07/geomorfologi-pengertian-hakekat-dan.html

Konsep Dasar Geomorfologi antara lain :

1. Proses geomorfik yang berkerja pada masa lampau juga bekerja sekarang, walaupun
dengan intensitas yang berbeda (The present is the key to the past)
2. Struktur geologi sebagai faktor pengontrol dominan dalam evolusi bentuklahan, dan
struktur geologi dicerminkan oleh bentuklahannya.
3. Setiap proses geomorfologi meninggalkan bekas tertentu pada bentuklahan
4. Perbedaan tenaga erosi yang bekerja akan dihasilkan urutan bentukan yang mempunyai
karakteristik dalam tahap perkembangannya.
5. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih banyak ditemukan dibanding dengan evolusi
geomorfik yang sederhana.

Konsep ini harus dipahami secara benar, karena akan digunakan untuk membuka rahasia
dalam geomorfologi

6. Sebagian kecil bentukan di permukaan bumi lebih tua dari Tersier (>13.000 th) dan
sebagian besar lebih muda dari Pleistosen (< 10.000 th).
7. Studi bentanglahan yang ada sekarang tidak akan berhasil baik tanpa memperhatikan
perubahan geologi dan iklim pada Masa Pleistosen.

8. Perubahan iklim di dunia sangat diperlukan untuk mengetahui perbedaan proses


geomorfologi.
9. Geomorfologi mengutamakan bentukan yang ada sekarang, namun perlu mempelajari
sejarah pembentukannya (Thornbury, 1954)
http://www.bappeda.tasikmalayakab.go.id/index.php/fispra/119-pengertian-geomorfologidasar

Menurut Thornbury (1969), terdapat 10 konsep geomorfologi yaitu:


1. Proses proses fiskal yang sama dan hukum hukumnya yang bekerja saat ini
telah berlangsung sepanjang waktu geologi meskipun intensitasnya tidak selalu sama
seperti sekarang.
2. Struktur geologi merupakan faktor pengontrol dominan dalam evolusi
bentuklahan dan tercerim padanya.
3. Pada tingkat tertentu permukaan bumi mempunyai relief karena proses geomorfik
bekerja dengan kecepatan yang berbeda.
4. Proses proses geomorfik meninggalkan bekas yang nyata pada bentuklahan dan
setiap prosesnya berkembang sesuai dengan karakteristik bentuklahan.
5. Disebabkan karena tenaga erosional yang bekerja di permukaan bumi itu berbeda
beda maka terjadi suatu tingkat urutan perkembangan bentuklahan.
6. Evolusi geomorfik yang kompleks itu lebih umum terjadi daripada yang
sederhana.
7. Bentuklahan di permukaan bumi yang berumur lebih tua dari tersier jarang
dijumpai dan kebanyakan berumur kuarter.
8. Penafsiran secara tepat terhadap bentangalam saat ini tidak mungkin dilakukan
tanpa mempertimbangkan perubahan iklim dan geologi yang terjadi selama zaman
kuarter.
9. Pemahaman iklim dunia sangat penting untuk memahami proses geomorfk yang
berbeda beda.
10. Walaupun fokus geomorfologi pada bentuklahan masa kini, namun untuk
mempelajarinya diperlukan pengetahuan sejarah perkembangannya.
http://erikadwic.blogspot.com/2013/07/penerapan-konsep-geomorfologi.html

Secara garis besar dikenal beberapa konsep


dasar dalam studi geomorfologi yang
dikemukakan oleh Thornbury (1958) dalam
Suprapto (1997: 17) dan Suwijanto (tanpa tahun
: 2) adalah sebagai berikut :
1. Proses-proses dan hukum fisik yang sama
bekerja sekarang, bekerja pula pada waktu
geologi yang, walaupun intensitasnya tidak
sama seperti sekarang.
2. Struktur geologi merupakan faktor
pengontrol yang dominan dalam evolusi
bentuklahan dan struktur geologi dicerminkan
oleh bentuklahannya.
3. Perbedaan muka bumi yang berbeda antara
satu dengan yang lain disebabkan karena
derajat pembentukannya berbeda pula.
4. Proses-proses geomorfologi meninggalkan
bekas-bekas yang nayata pada bentuklahan
dan setiap proses geomorfologi akan
membangun suatu karakteristik tertentu pada
bentuklahannya (meninggalkan jejak yang
spesifik dan dapat dibedakan dengan proses
lain secara jelas).
5. Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja
pada permukaan bumi, maka dihasilkan suatu
urutan bentuklahan yang mempunyai
karakteristik tertentu pada masingmasing
tahap perkembangannya.

6. Evolusi geomorfik yang kompleks lebih


umum terjadi dibandingkan dengan
evolusigeomorfik yang sederhana
(perkembangan bentuk muka bumi umumnya
sangat kompleks/rumit, jarang yang
disebabkan oleh proses yang sederhana).
7. Hanya sedikit saja dari topografi permukaan
bumi adalah lebih tua dari zaman Tersier, dan
kebanyakan daripadanya tidak lebih dari
zaman Pleistosen.
8.
9. Apresiasi iklim-iklim dunia amat perlu untuk
mengetahui secara benar dari berbagai
kepentingan di dalam proses-proses
geomorfologi yang berbeda (dalam
mempelajari bentanglahan secara global/skala
dunia, pengetahuan tentang iklim global perlu
diperhatikan).
10. Walaupun geomorfologi menekankan
terutama pada bentanglahan sekarang, namun
untuk mempelajarinya secara maksimal perlu
mempelajari sejarah perkembangannya
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/LAINNYA/UPI_SUPRIYATNA/10_KONSEP_DASAR_GEO
MORFOLOGI.pdf

Vous aimerez peut-être aussi