Vous êtes sur la page 1sur 17

AJARAN AGAMA YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN

~ IBADAH, AKHLAK TERPUJI, AKHLAK PADA PENCIPTA ~


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keagamaan

Disusun oleh:

2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang
diridhoi Allah SWT.
Maksud penulis membuat makalah ini adalah untuk dapat lebih memahami
tentang Ajaran Agama Yang Berhubungan Dengan Kesehatan (Ibadah,
Akhlak Terpuji, Akhlak Pada Pencipta). mudah-mudahan makalah ini bisa
membantu bagi mahasiswa untuk bekal nanti di lapangan.
Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis
yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini. Amin.

Sukabumi, September 2015


Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Tujuan ..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ibadah...................................................................................................2
B. Akhlak Terpuji......................................................................................6
C. Akhlak Kepada Sang Pencipta..............................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam lingkungan masyarakat banyak sekali berbagai macam budaya
yang berpengaruh dalam suatu kepercayaan yang di anutnya seperti Agama
atau kepercayaan. Karena penduduk di Indonesia beragam suku serta agama
yang di anutnya Pemerintahpun juga berperan penting untuk mengatur
kebebasan memeluk agama sesuai kepercayaan masing masing yang di atur
dalam UUD 1945 bahwa tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk
memilih dan mempraktikkan kepercayaannya dan menjamin semuanya akan
kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya. Agama
juga berhubungan dengan kesehtan karena ada penyakit yang di sebabkan
karena virus dan bakteri tapi ada juga penyakit yang diakibabkan karena jiwa
atau hati. Penyakit tersebutlah yang dinamakan dengan penyakit hati atau
penyakit mental, untuk mengatasi penyakit tersebut diperlukan menejemen
hati atau mental yang baik. Hal ini yang membuat penlis mengambil sebuah
judul yaitu agama dan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan
yang di harapkan dapat bermanfaat untuk pembaca.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan ibadah dengan kesehatan
2. Untuk mengetahui hubungan akhlak terpuji dengan kesehatan
3. Untuk mengetahui hubungan akhlak pada pencipta dengan kesehatan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ibadah
1. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta
tunduk. Sedangkan menurut syara (terminologi), ibadah mempunyai
banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain
adalah:
a. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para Rasul-Nya.
b. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu
tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah
(kecintaan) yang paling tinggi.
c. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang
zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling
lengkap.
Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa
khauf

(takut),

raja

(mengharap),

mahabbah

(cinta),

tawakkal

(ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah


qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir,
tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah
(lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah
badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macammacam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
2. Pengaruh Ibadah Terhadap Kesehatan
Manusia terdiri dari 2 unsur yang terdiri atas jasmani dan rohani,
kedua unsur tersebut saling terkait, saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan. Dikarenakan apabila salah satu unsur ada yang terganggu
maka keseimbangan didalam kehidupan akan terganggu juga.

Di dalam kegiatan sehari-hari manusia sehari-hari manusia sering


kali dihadapkan berbagai macam masalah dari hal yang paling kecil
sampai yang paling besar, dari yang simple sampai yang paling rumit dan
kompleks. Yang bisa menyebabkan atau menimbulkan sebab-sebab
gangguan kejiwaan, oleh karena itu banyak media-media sebagai sarana
solusi untuk mengatasi masalah-masalah dalam kejiwaan. Macam-macam
media yang berkembang saat ini, antara lain: Psikologi, terapi kejiwaan,
yoga, dll.
Secara psikis, ibadah sangat cocok sebagai mediator dalam
merileksasikan dan menentramkan kejiwaan. Definisi ibadah menurut
pengamatan saya yang dilihat dari segi riilnya, ibadah yaitu sebagai
kegiatan-kegiatan kerohanian yang dilakukan oleh umat islam maupun
umat beragama lainnya untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta
yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Tapi pada kenyataannya walaupun ibadah
terkesan hanya untuk mendapatkan pahala atau untuk sekedar menjalankan
kewajiban sebagai umat beragama. Tetapi disisi lain saya melihat umat
beragama yang beribadah hanya sebagai sarana rileksasi, dikarenakan
dalam ibadah bisa mengembalikan pikiran dan stamina yang sudah
terpakai karena kegiatan rutinitas sehari-hari, sehingga pikiran menjadi
normal kembali dan hati menjadi tenang, serta membuat manusia lebih
bersemangat menjalankan kegiataan rutinitas sehari-hari.
Karena ini pelajaran tentang masail fiqh, jadi saya mengambil dua
sample ibadah sebagai sarana kesehatan dari ajaran agama Islam, yaitu
shalat dan puasa. walaupun masih banyak Ibadah-ibadah yang lain yang
bisa dijadikan sebagai pembahasan.
3. SHALAT
Salat memang merupakan bagian dari perintah Allah kepada orangorang yang beriman. Dengan mengingat Allah, kita pun membuka jalan
untuk keluar dari segenap persoalan atau masalah yang kita hadapi. Allah
adalah Sang Maha Penolong. Segala sesuatu adalah mudah bagi-Nya. Kita
sendiri adalah dalam kekuasaan-Nya dan akan berpulang kepada-Nya.

Dengan mengingat Allah dalam salat, kita menyadarkan diri kembali akan
fakta-fakta ini; kita menyadarkan diri kembali akan kebesaran Allah,
sehingga kita melihat segenap masalah yang kita hadapi adalah kecil dan
mudah di hadapan Allah. (Ingat, dalam salat, kita mengulang-ulang ucapan
Allhu akbar, yang berarti: Allah Mahabesar; segala sesuatu yang ada di
dunia ini kecil, dan Allahlah Yang Besar). Oleh karena itu, menjalankan
salat sebenarnya juga berarti membuka jalan bagi datangnya pertolongan.
Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan kesabaran dan salat.
(al-Baqarah [2]: 45; lihat pula ayat 153).
Salat dengan demikian menjadikan muslim lebih siap menghadapi
hidup dan problematikanya dibanding sebelumnya. Kesiapan ini terwujud
salah satunya karena aktivitas mengingat Allah itu membuat hati kita
tenteram.
Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi tenteram. (al-Rad
[13]: 28).
Pada sisi lain, ketenteraman hati ini sangatlah bermanfaat bagi
kesehatan psikis kita. Berbagai penyakit mental orang zaman sekarang
acap kali adalah dampak dari hilangnya perasaan tenteram di hati mereka.
Melalui salat, ketenteraman ini bisa kita peroleh. Wajar bila para pakar
ilmu jiwa berhasil menunjukkan berbagai pengaruh positif aktivitas
menjalankan salat terhadap kesehatan mental pelakunya.
Kesehatan psikis telah terbukti mempunyai pengaruh terhadap
kesehatan fisik. Ini berarti aktivitas salat juga akan berdampak secara tidak
langsung pada kesehatan tubuh kita. Akan tetapi, para pakar kesehatan pun
telah menunjukkan bahwa salat (terutama gerakan-gerakan salat) memiliki
pengaruh-langsung yang nyata pada kesehatan jasmani. Dengan demikian,
salat itu menyehatkantidak saja bagi kondisi kejiwaan, namun pula bagi
kondisi badan. Kesehatan raga dan jiwa yang seimbang tentu akan
memudahkan orang untuk menghindari perbuatan-melanggar-batas dan
kemungkaran (sehingga salat memang benar mencegah orang dari
fakhsy dan munkar [sesuai surah al-Ankabt ayat 45]).

4. PUASA
Menjalankan ibadah puasa adalah sebuah kewajiban bagi umat
muslim, namun jika dilihat dari sisi kesehatan dibalik nilai ibadah yang
dijalankan sebulan penuh tiap tahun ini, juga tersimpan banyak manfaat.
Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda.
Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu diberikan kesempatan untuk
istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum,
dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari
terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk
menjaga kesehatan jasmani dan rohani pelakunya.
Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan
yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi, belum tentu baik untuk
kesehatan seseorang. Kelebihan gizi atau overnutrition mengakibatkan
kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif seperti
kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis (diabetes
mellitus), dan lain-lain.
Pengaruh puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek
kesehatan, diantaranya yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan.


Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh.
Memperbaiki fungsi hormon, meremajakan sel-sel tubuh.
Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran (detoksifikasi).
Menambah jumlah sel darah putih.
Meningkatkan fungsi organ tubuh.

B. Akhlak Terpuji
1. Pengertian Akhlak
Diterjemah dari kitab Isaf thalibi Ridhol Khllaq bibayani
Makarimil Akhlaq. Akhlak adalah sifat-sifat dan perangai yang
diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang bersifat
maknawi dan rohani. Dimana dengan gambaran itulah manusia
dibangkitkan disaat hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.
Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan
manusia, kata khuluk lawan kata dari kholq. Perilaku dan tabiat manusia

baik yang terpuji maupun yang tercela disebut dengan akhlak. Akhlak
merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain, perilaku
manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap
lingkungan hidup. Segala macam perilaku atau perbuatan baik yang
tampak dalam kehidupan sehari-hari disebut akhlakul kharimah atau
akhlakul mahmudah. Acuhannya adalah Al-Quran dan Hadist serta
berlaku universal.
Menurut Al-Ghazali :
a. Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya
timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran lebih dahulu.
b. Akhlak umumnya disama artikan dengan arti kata budi pekerti,
kesusilaan atau sopan santun dalam bahasa Indonesia, atau tidak
berbeda pula dengan arti kata ethic (etika)
2. Macam-macam Akhlak Terpuji
Akhlakul karimah (sifat-sifat terpuji) ini banyak macamnya,
diantaranya adalah husnuzzan, gigih, berinisiatif, rela berkorban, tata
karma terhadap makhluk Allah, adil, ridho, amal shaleh, sabar, tawakal,
qonaah, bijaksana, percaya diri, dan masih banyak lagi. Husnuzzan adalah
berprasangka baik atau disebut juga positive thinking. Lawan dari kata ini
adalah suuzzan yang artinya berprasangka buruk ataup negative thinking.
Gigih atau kerja keras serta optimis termasuk diantara akhlak mulia yakni
percaya akan hasil positif dalam segala usaha.
Berinisiatif adalah perilaku yang terpuji karena sifat tersebut berarti
mampu berprakarsa melakukan kegiatan yang positif serta menhindarkan
sikap terburu-buru bertindak kedalam situasi sulit, bertindak dengan
kesadaran sendiri tanpa menunggu perintah, dan selalu menggunakan nalar
ketika bertindak di dalam berbagai situasi guna kepentingan masyarakat.
Rela berkorban artinya rela mengorbankan apa yang kita miliki demi
sesuatu atau demi seseorang. Semua ini apabila dengan maksud atau
dilandasi niat dan tujuan yang baik. Tata karma terhadap sesama makhluk
Allah SWT ini sangat dianjurkan kepada makhluk Allah karena ini adalah

salah satu anjuran Allah kepada kaumnya. Adil dalam bahasa arab
dikelompokkan menjadi dua yaitu kata al-adl dan al-idl.Al-adl adalah
keadilan yang ukurannya didasarkan kalbu atau rasio, sedangkan al-idl
adalah keadilan yang dapat diukur secara fisik dan dapat dirasakan oleh
pancaindera seperti hitungan atau timbangan. Ridho adalah suka, rela, dan
senang.
Konsep ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima
secara suka rela terhadap sesuatu yang terjadi pada diri kita. Amal Shaleh
adalah perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal positif atau
bermanfaat. Sabar adalah tahan terdapat setiap penderitaan atau yang tidak
disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah SWT. Tawakal adalah berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam
menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan. Qonaah adalah
merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat
ketidakpuasan atau kekurangan..
Bijaksana adalah suatu sikap dan perbuatan seseorang yang
dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu
permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun
pada orang lain.
Percaya diri adalah keadaan yang memastikan akan kemampuan
seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan karena ia merasa memiliki
kelebihan baik itu kelebihan postur tubuh, keturunan, status social,
pekerjaan ataupun pendidikan.
C. Akhlak Kepada Sang Pencipta
Setiap muslim meyakini, bahwa Allah adalah sumber segala sumber
dalam kehidupannya. Allah adalah Pencipta dirinya, pencipta jagad raya
dengan segala isinya, Allah adalah pengatur alam semesta yang demikian
luasnya. Allah adalah pemberi hidayah dan pedoman hidup dalam kehidupan
manusia, dan lain sebagainya. Sehingga manakala hal seperti ini mengakar
dalam diri setiap muslim, maka akan terimplementasikan dalam realita bahwa
Allah lah yang pertama kali harus dijadikan prioritas dalam berakhlak.

Jika kita perhatikan, akhlak terhadap Allah ini merupakan pondasi atau
dasar dalam berakhlak terhadap siapapun yang ada di muka bumi ini. Jika
seseorang tidak memiliki akhlak positif terhadap Allah, maka ia tidak akan
mungkin memiliki akhlak positif terhadap siapapun. Demikian pula
sebaliknya, jika ia memiliki akhlak yang karimah terhadap Allah, maka ini
merupakan pintu gerbang untuk menuju kesempurnaan akhlak terhadap orang
lain.
Diantara akhlak terhadap Allah SWT adalah:
1. Taat terhadap perintah-perintah-Nya.
Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika
kepada Allah SWT, adalah dengan mentaati segala perintah-perintah-Nya.
Sebab bagaimana mungkin ia tidak mentaati-Nya, padahal Allah lah yang
telah memberikan segala-galanya pada dirinya. Allah berfirman (QS. 4 :
65):
Maka demi Rab-mu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga
mereka

menjadikan

kamu

hakim

dalam

perkara

yang

mereka

perselisihkan, kemdian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka


terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya.
Karena taat kepada Allah merupakan konsekwensi keimanan seoran
muslim kepada Allah SWT. Tanpa adanya ketaatan, maka ini merupakan
salah satu indikasi tidak adanya keimanan. Didalam sebuah hadits,
Rasulullah SAW juga menguatkan makna ayat diatas melalui sabdanya
yaitu:
Tidak beriman salah seorang diantara kalian, hingga hawa nafsunya
(keinginannya) mengikuti apa yang telah datang dariku (Al-Quran dan
sunnah)." (HR. Abi Ashim al-syaibani).
2. Memiliki rasa tanggung jawab atas amanahyang diembankan
padanya.

Etika kedua yang harus dilakukan seorang muslim kepada Allah


SWT, adalah memiliki rasa tanggung jawab atas amanah yang diberikan
padanya. Karena pada hakekatnya, kehidupan inipun merupakan amanah
dari Allah SWT. Oleh karenanya, seorang mukmin senantiasa meyakini,
apapun yang Allah berikan padanya, maka itu merupakan amanah yang
kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari Allah. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah SAW pernah bersabda:
Dari ibnu Umar ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab
terhadap apa yang dipimpinnya. Seorang amir (presiden/ imam/ ketua)
atas manusia, merupakan pemimpin, dan ia bertanggung jawab atas apa
yang

dipimpinnya.

Seorang

suami

merupakan

pemimpin

bagi

keluarganya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya.


Seorang wanita juga merupakan pemimpin atas rumah keluarganya dan
juga anak-anaknya, dan ia bertanggung jawab atas apa yang
dipimpinnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya, dan ia
bertanggung jawab terhadap apa yang dipimpinnya. Dan setiap kalian
adalah pemimpin, dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya."
(HR. Muslim)
3. Ridha terhadap ketentuan Allah SWT.
Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap
Allah SWT, adalah ridha terhadap segala ketentuan yang telah Allah
berikan pada dirinya. Seperti ketika ia dilahirkan baik oleh keluarga yang
berada maupun oleh keluarga yang tidak mampu, bentuk fisik yang Allah
berikan padanya, atau hal-hal lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap
seorang muslim senantiasa yakin (baca; tsiqah) terhadap apapun yang
Allah berikan pada dirinya. Baik yang berupa kebaikan, atau berupa
keburukan. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
"sungguh mempesona perkara orang beriman. Karena segala urusannya
adalah dipandang baik bagi dirinya. Jika ia mendapatkan kebaikan, ia
bersyukur, karena ia tahu bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi

dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu bahwa


hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Bukhari)
Apalagi terkadang sebagai seorang manusia, pengetahuan atau
pandangan kita terhadap sesuatu sangat terbatas. Sehingga bisa jadi,
sesuatu yang kita anggap baik justru buruk, sementara sesuatu yang
dipandang buruk ternyata malah memiliki kebaikan bagi diri kita.
4. Senantiasa bertaubat kepada-Nya.
Sebagai seorang manusia biasa, kita juga tidak akan pernah luput
dari sifat lalai dan lupa. Karena hal ini memang merupakan tabiat manusia.
Oleh karena itulah, etika kita kepada Allah, manakala sedang terjerumus
dalam kelupaan sehingga berbuat kemaksiatan kepada-Nya adalah
dengan segera bertaubat kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran Allah
berfirman (QS. 3 : 135)
"Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon
ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapakah yang dapat
mengampuni dosa selain Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu sedang mereka mengetahui."
5. Obsesinya adalah keridhaan ilahi.
Seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT, akan
memiliki obsesi dan orientasi dalam segala aktivitasnya, hanya kepada
Allah SWT. Dia tidak beramal dan beraktivitas untuk mencari keridhaan
atau pujian atau apapun dari manusia. Bahkan terkadang, untuk mencapai
keridhaan Allah tersebut, terpakasa harus mendapatkan ketidaksukaan
dari para manusia lainnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW pernah
menggambarkan kepada kita:
"Barang siapa yang mencari keridhaan Allah dengan adanya kemurkaan
manusia, maka Allah akan memberikan keridhaan manusia juga. Dan
barang siapa yang mencari keridhaan manusia dengan cara kemurkaan
Allah, maka Allah akan mewakilkan kebencian-Nya pada manusia." (HR.
Tirmidzi, Al-QadhaI dan ibnu Asakir).

10

Dan hal seperti ini sekaligus merupakan bukti keimanan yang


terdapat dalam dirinya. Karena orang yang tidak memiliki kesungguhan
iman, otientasi yang dicarinya tentulah hanya keridhaan manusia. Ia tidak
akan perduli, apakah Allah menyukai tindakannya atau tidak. Yang penting
ia dipuji oleh oran lain.
6. Merealisasikan ibadah kepada-Nya.
Etika atau akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap Allah SWT adalah merealisasikan segala ibadah kepada Allah
SWT. Baik ibadah yang bersifat mahdhah, ataupun ibadah yang ghairu
mahdhah. Karena pada hakekatnya, seluruh aktiivitas sehari-hari adalah
ibadah kepada Allah SWT.
Dalam Al-Quran Allah berberfirman (QS. 51 : 56):
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku.
Oleh karenanya, segala aktivitas, gerak gerik, kehidupan sosial dan
lain sebagainya merupakan ibadah yang dilakukan seorang muslim
terhadap Allah. Sehingga ibadah tidak hanya yang memiliki skup mahdhah
saja, seperti shalat, puasa haji dan sebagainya. Perealisasian ibadah yang
paling penting untuk dilakukan pada saat ini adalah beraktivitas dalam
rangkaian tujuan untuk dapat menerakpak hukum Allah di muka bumi ini.
Sehingga Islam menjadi pedoman hidup yang direalisasikan oleh
masyarakat Islam pada khususnya dan juga oleh masyarakat dunia pada
umumnya.
7. Banyak membaca al-Quran.
Etika dan akhlak berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim
terhadap Allah adalah dengan memperbanyak membaca dan mentadaburi
ayat-ayat,

yang

merupakan

firman-firman-Nya.

Seseeorang

yang

mencintai sesuatu, tentulah ia akan banyak dan sering menyebutnya.


Demikian juga dengan mukmin, yang mencintai Allah SWT, tentulah ia

11

akan selalu menyebut-nyebut Asma-Nya dan juga senantiasa akan


membaca

firman-firman-Nya.

Apalagi

menakala

kita

mengetahui

keutamaan membaca Al-Quran yang dmikian besxarnya. Dalam sebuah


hadits, Rasulullah SAW mengatakan kepada kita:
"Bacalah Al-Quran, karena sesungguhnya Al-Quran itu dapat
memberikan syafaat di hari kiamat kepada para pembacanya." (HR.
Muslim)
Adapun bagi mereka-mereka yang belum bisa atau belum lancar
dalam membacanya, maka hendaknya ia senantiasa mempelajarinya
hingga dapat membacanya dengan baik. Kalaupun seseorang harus terbatabata dalam membaca Al-Quran tersebut, maka Allah pun akan
memberikan pahala dua kali lipat bagi dirinya. Dalam hadits lain,
Rasulullah SAW bersabda:
"Orang (mumin) yang membaca Al-Quran dan ia lancar dalam
membacanya, maka ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi suci.
Adapun orang mumin yang membaca Al-Quran, sedang ia terbata-bata
dalam membacanya, lagi berat (dalam mengucapkan huruf-hurufnya), ia
akan mendapatkan pahala dua kali lipat." (HR. Bukhori Muslim)

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di
muka bumi ini. Islam sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur
hubungan manusia dengan Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam
memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat komprehensif1, harmonis, jelas
dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu
maupun masyarakat.
Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a =
tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang
dapat membebaskan manusia dari kekacauan.

Ibadah secara bahasa

(etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara


(terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan
maksudnya satu. Dalam melakukan Ibadah banyak hikmah yang kita ambil
manfaatnya bagi kesehatan kita. Ibadah bukan hanya semata-semata untuk
Allah atau sekedar mendapatkan pahala, tetapi Ibadah bisa sebagai mediator
dalam kesehatan. Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut
sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam
kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor,
dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki
oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mundurnya suatu bangsa atau
Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.
B. Saran
Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai
dengan fitrah manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah
memantapkan dirinya dengan menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan
dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

13

http://Mihwanudin.wordpress.com
http://Makalahmajanii.blogspot.com
http://Id.shvoong.com/books/guidance self improvement
http://Guruit07.blogspot.com
http://Makalahdanskripsi.com
http://anakciremai.com/2009/01/makalah-pendidikan-agama-islam-tentang.html
http://tugas2kuliah.wordpress.com/2011/12/10/makalah-pendidikan-agama-islamhubungan-filsafat-dengan-islam/
http://an-naba.com/kesehatan-dalam-pandangan-islam/
Ali,mohammad Daud:pendidikan agama islamjakarta 1997.
Aizid,Rizem. 2011. Manfaat Sholat Bagi Kesehatan dan Kecantikan. Yogyakarta
Yacub,Hamzah.1983..Etika islam.Bandung

14

Vous aimerez peut-être aussi