Vous êtes sur la page 1sur 119

:

Amalan Termulia
VS
Oleh: Ahmad Zainuddin

Mukaddimah









.
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah
Ta'ala kita memuji-Nya, meminta pertolongan
kepada-Nya, meminta ampunan kepada-Nya dan
meminta perlindungan kepada-Nya dari kesalahan
diri kita dan kejelekan perbuatan kita, barang siapa
yang diberi hidayah oleh Allah ta'ala maka tidak
ada seorangpun yang dapat menyesatkannya dan
barang siapa yang disesatkan-Nya maka tidak ada
seorangpun yang bisa memberinya petunjuk. Aku
bersaksi bahwa tiada sembahan yang berhak
disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan rasul-Nya.
Allah Ta'ala berfirman:

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman,


bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu
mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam"1.
Dan Allah Ta'ala berfirman:




Artinya: "Hai sekalian manusia, bertakwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya dan dari pada keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.

QS. Ali Imran : 102.

Sesungguhnya Allah selalu menjaga


mengawasi kamu"1.
Dan Allah Ta'ala berfirman:

dan

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman,


bertakwalah kamu kepada Allah dan
Katakanlah perkataan yang benar. Niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu
dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya,
Maka Sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar"2.




1
2

QS. An-Nisa-' : 1.
QS. Al Ahzab : 70-71.

Sesungguhnya sebaik-baik perkataan


adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam dan seburuk-buruk perkara
adalah sesuatu yang mengada-ada dalam
agama dan setiap yang mengada-ada dalam
agama adalah bid'ah dan setiap yang bid'ah
adalah sesat dan setiap kesesatan di dalam
neraka.

Yang Dimaksudkan Amalan Termulia adalah

Tauhid
Allah Ta'ala berfirman:



Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus"1.

- -
,
:
,


QS. Al Bayyinah: 5.

Artinya: "Ma'iz radhiyallahu 'anhu menuturkan


tentang Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam, bahwasanya beliau ditanya: "Amalan
apakah yang paling mulia?", beliau menjawab:
"Beriman kepada Allah satu-satu-Nya kemudian
berjihad lalu haji yang mabrur lebih tinggi dari
seluruh amalan bagaikan antara terbitnya
matahari dengan terbenamnya"1.

Yang Dimaksudkan Dosa Terbesar adalah

Syirik
Allah Ta'ala berfirman:

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata


kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
1

HR. Ahmad dan Ath-Thabarani dan dishahihkan oleh Al


Albani di dalam Shahih Al Jami', no. 1091.

mempersekutukan
(Allah)
sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kelaliman yang besar"1.



Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar"2.


- -
,

, ,



Artinya: "Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu,
beliau menuturkan bahwa Nabi Muhammad
1
2

QS. Lukman: 13.


QS. An Nisa-' : 48.

shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dosa


yang paling besar adalah mensyirikkan Allah,
membunuh seseorang, durhaka kepada orang
tua dan kesaksian palsu"1.

HR. Bukhari.

10

Kenapa Selalu Membicarakan Tauhid?


1. Karena tauhid adalah hak Allah Ta'ala.




Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu
bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia"1.

QS. Al Isra-' : 23.

11

-


:



-
.
.



.




.



Artinya: "Mu'adz bin Jabal radhiyallahu 'anhu
menuturkan: "Aku pernah diboncengkan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam di atas keledai, lalu
beliau bersabda kepadaku: "Wahai Mu'adz,
tahukah kamu, apa hak Allah atas hamba-Nya,
dan apa hak hamba atas Allah?" Aku
menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui". Beliaupun bersabda: "Hak Allah
atas hamba adalah: mereka beribadah kepadaNya, dan tidak menyekutukan-Nya dengan
sesuatupun, sedang hak hamba atas Allah
yaitu: Allah tidak akan mengadzab orang yang
tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun".
Lalu aku bertanya: "Wahai Rasulullah, bolehkah
12

aku sampaikan kabar gembira ini kepada orangorang?" Beliau menjawab: "Jangan kamu
sampaikan kabar gembira ini, nanti mereka
akan menyandarkan diri saja"1.
2. Karena tauhid adalah kewajiban seorang
manusia.



Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali
supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus"2.
3. Karena tauhid adalah dakwahnya seluruh

para nabi dan rasul Allah 'alaihimussalam.


1
2

HR. Bukhari dan Muslim.


QS. Al Bayyinah : 5.

13




Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu
ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan ada pula diantaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu di muka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orangorang yang mendustakan (rasul-rasul)"1.

QS. An Nahl : 36.

14

Artinya: "Dan Kami tidak mengutus seorang


rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku"1.
4. Karena tauhid adalah permintaan Nabi
Ibrahim 'alaihis salam.



Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
(Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah
aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala"2.

1
2

QS. Al Anbiya-' : 25.


QS. Ibrahim : 35.

15

5. Karena
dengan
tauhid
seseorang
mendapatkan keamanan dan petunjuk
dunia akhirat.

Artinya: "Orang-orang yang beriman dan tidak


mencampur adukkan iman mereka dengan
kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang
yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk"1.

QS. Al An'am : 82.

16

Mengenal Tauhid
Manusia dan jin diciptakan oleh Allah
Ta'ala agar mereka mentauhidkan-Nya:


Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia, melainkan untuk beribadah kepadaKu"1.
Muqatil bin Sulaiman bin Basyir (w:150H)2, Abul
Laits As Samarqandi (w:373H)3, Muhammad bin
Ahmad Al Qurthubi (w:671H)4, Abu Hayyan Al
Andalusi (w:745H)5, Muhammad bin Ahmad Asy
Syirbini (w:977H)6, Muhammad bin Ali
Asyaukani (w:1250H)7, mereka rahimahumullah
berkata:
Maksud
liyabudun
adalah
1

QS. Adz Dzariyat : 56.


Lihat: Tafsir Muqatil, juz 3, hal: 412.
3
Lihat: Tafsir Bahr Al Ulum, juz 4, hal: 199.
4
Lihat: Tafsir Al Jami li Ahkam Al Quran, juz 17, hal: 56.
5
Lihat: Tafsir Al Bahr Al Muhith, Juz 8, hal: 141.
6
Lihat: Tafsir As Siraj Al Munir, juz 4, hal: 99.
7
Lihat: Tafsir Fath Al Qadir, juz 7, hal: 51.
2

17

liyuwahhidun
yang
artinya
untuk
mentauhidkan-Ku.
Al Baghawi rahimahullah berkata: "Diartikan
pula " " adalah melainkan supaya mereka
mentauhidkanku,
seorang
mukmin
mentauhidkan-Nya di dalam kesempitan dan
kelapangan, sedangkan seorang yang kafir
hanya mentauhidkan-Nya di dalam kesempitan
dan ketika terjadinya musibah, tidak
mentauhidkannya dalam keadaan nikmat dan
kelapangan, penjelasannya adalah Firman Allah
Ta'ala:



Artinya: "Maka apabila mereka naik kapal
mereka berdoa kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka
tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke

18

darat,
tiba-tiba
mereka
(kembali)
12
mempersekutukan (Allah)" .
Secara bahasa tauhid berasal dari kata

maknanya menunjukkan kepada yang


tunggal,
sendirian,
menyendiri,
sebuah
keputusan dan pengetahuan bahwa sesuatu itu
satu3.
Secara istilah syarie makna tauhid adalah
menjadikan Allah Taala satu di dalam perkaraperkara yang merupakan kekhususan milik
Allah4.
Pemakaian lafazh tauhid untuk arti yang
disebutkan di atas telah tetap dan ada di dalam
Al Quran dan Sunnah, di antaranya;

QS. Al 'Ankabut: 65.


Lihat: kitab Ma'alim At Tanzil, karya Abu Muhammad Al
Husein bin Mas'ud Al Baghawi, juz 7, hal: 381.
3
Lihat: Yang disebutkan oleh Al-Jauhari di dalam kitab Ash
Shihah, juz 2, hal: 547, Ibnu Manzhur di dalam kitab Lisan Al
Arab, juz 15 hal: 230-232.
4
Lihat: Asy Syirk fi Al Qadimi wa Al hadits, karya Abu Bakar
Muhammad Zakariyya, juz 1 hal: 21.
2

19



Artinya: "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang
Ahad, Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak
dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia"1.


Artinya: "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang
Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang"2.

1
2

QS. Al Ikhlash: 1-4.


QS. Al Baqarah: 163.

20




Artinya: "Sesungguhnya kafirlah orang-orang
yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah
satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari
apa yang mereka katakan itu, pasti orangorang yang kafir di antara mereka akan ditimpa
siksaan yang pedih"1.



" :


" :


QS. Al Ma-idah: 73.

21





."
Artinya: "Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
menuturkan: "Ketika Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam mengutus Muadz ke Yaman,
beliau bersabda kepadanya: "Sesungguhnya
engkau akan mendatangi satu kaum dari ahli
kitab, maka hendaknya pertama kali yang
engkau dakwahkan kepada mereka agar
mereka mentauhidkan Allah, bila mereka telah
mengetahui hal tersebut, maka sampaikanlah
kepada mereka bahwa Allah mewajibkan atas
mereka shalat lima waktu dalam sehari
semalam, dan jika mereka telah shalat, maka
sampaikan kepada mereka bahwa Allah
mewajibkan atas mereka zakat, yang diambil
dari orang-orang kaya dari mereka dan
dikembalikan kepada orang-orang miskin dari
mereka. Dan jika mereka menerima hal
tersebut, maka ambillah dari mereka (harta
22

sebagai zakat). Dan jauhilah harta-harta yang


mulia dari harta mereka"1.

:

,

:
(
)

Artinya: "Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma
menuturkan
bahwa
Nabi
Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Islam itu
dibangun di atas lima perkara: agar Allah
ditauhidkan, mendirikan shalat, membayar
zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan
menunaikan haji"2.
Arti tauhid yang ada di dalam seluruh
nash-nash di atas adalah menerapkan dengan
sebenar-benarnya makna syahadat
yang itu sebenarnya adalah hakekat
dari agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
1
2

HR. Bukhari dan Muslim.


HR. Muslim.

23

dengan bukti terdapatnya kalimat ini dalam


bentuk yang sama di dalam Al Quran dan
Sunnah.
Setelah meneliti dan mengkaji akan ayat-ayat
suci Al Quran dan hadits-hadits Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam, maka untuk
memudahkan pemahaman, para ulama
mengklasifikasikan tauhid menjadi 3 yaitu:
Tauhid Rububiyyah
Tauhid Uluhiyyah
1
Tauhid Asma' wa sifat
1. Tauhid Rububiyyah. Yaitu menyatakan Allah
Ta'ala Yang satu-satunya mengatur,
berkuasa dan mencipta, tiada sekutu bagiNya.
Jika seseorang meyakini tauhid jenis ini
tidak otomatis menyebabkan seseorang masuk
ke dalam Islam dan tidak menjadikan haram
darahnya serta tidak menjadikannya selamat
dari neraka. Jenis tauhid ini telah diakui oleh
kaum musyrikin zaman dahulu, tidak ada yang
1

Lihat: kitab Asy Sirk fi Al Qadim wa Al Hadits, karya: Abu


Bakar Muhammad Zakariya, juz 1, hal:71.

24

mengingkari macam tauhid ini kecuali


menyombongkan diri dan bodoh. Dalil yang
menunjukan pengakuan orang-orang musyrikin
terhadap tauhid Rububiyah adalah firman Allah:

Artinya: "Dan sesungguhnya jika kamu


tanyakan kepada mereka siapakah yang
menciptakan langit dan bumi tentu mereka
akan menjawab "Allah""1.

QS. Luqman: 25.

25

Artinya: "Siapakah yang memberi rizki


kepadamu dari langit dan bumi, dan siapakah
yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan
penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan
yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan
yang mati dari yang hidup, dan siapakah yang
mengatur segala urusan, maka mereka akan
menjawab "Allah", maka katakanlah mengapa
kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya). (Dzat yang
demikian) itulah Allah tuhanmu yang
sebenarnya. Maka tidak ada setelah kebenaran
itu melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah
kamu dipalingkan (dari kebenaran)"1.

Artinya: "Dan sesungguhnya jika kamu


tanyakan kepada mereka siapakah yang
menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka

QS. Yunus: 31-32.

26

akan menjawab semuanya diciptakan oleh yang


Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui"1.



Artinya: "Dan sesungguhnya jika kamu
tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan
matahari dan bulan?" Tentu mereka akan
menjawab: "Allah", maka betapakah mereka
(dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)"2.



Artinya: "Dan sesungguhnya jika kamu
menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menurunkan air dari langit lalu menghidupkan
1
2

QS. Az-Zukhruf: 9.
QS. Al Ankabut: 61.

27

dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu


mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah:
"Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan
mereka tidak memahaminya"1.


Artinya: "Dan sungguh jika kamu bertanya
kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah",
maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan
(dari menyembah Allah)?"2.
Di dalam ayat-ayat yang mulia ini, Allah
Ta'ala menjelaskan bahwa orang-orang kafir
menyatakan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala
Dialah Sang Pencipta, Yang Berkuasa, Yang
Mengatur, meskipun demikian mereka tidak
mentauhidkan Allah dalam beribadah, yang
menunjukkan akan besarnya kezhaliman, dusta
dan kelemahan akal mereka.

1
2

QS. Al Ankabut: 63.


QS. Az Zukhruf: 87.

28

Karena Dzat yang mempunyai sifat


tersendiri dengan sifat-sifat ini maka tidak boleh
disembah kecuali Dia saja dan tidak boleh di
tauhidkan kecuali Dia, Maha suci Allah Ta'ala
dari segala yang mereka sekutukan.
Oleh sebab itu barangsiapa yang
mengakui akan tauhid rububiyyah ini dengan
pengakuan yang benar, maka harus baginya
untuk mengakui dan menyatakan akan tauhid
ibadah, artinya, jika seorang manusia mengakui
hanya Allah-lah Yang Maha Pengatur, Maha
Kuasa, Maha Pencipta tiada sekutu bagiNya
maka harus bagi manusia tersebut untuk tidak
beribadah kecuali hanya kepada Allah Ta'ala
semata tiada sekutu bagi-Nya dalam ibadah.
2. Tauhid Uluhiyah. Yaitu menyatakan Allah

satu-satunya Yang berhak diibadahi dengan


semua jenis peribadatan yang disyari'atkan
yang dikerjakan oleh seorang hamba. Dalildalil akan tauhid ini:


29

Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan


supaya kamu jangan menyembah selain Dia"1.


Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun"2.
Dan dinamakan juga tauhid ibadah
karena berkaitan dengan pekerjaan hambahamba.
Dinamakan juga tauhid uluhiyyah karena
tauhid ini dibangun di atas ibadah kepada Allah
yaitu merendahkan diri kepadanya yang
dibarengi dengan kecintaan dan pengagungan.
Dinamakan juga Tauhid Ath thalab, Al
iradah: karena seorang hamba tidak meminta
dan tidak bermaksud kecuali hanya wajah Allah
semata, maka akhirnya ia beribadah kepada
Allah dengan seikhlash-ikhlashnya.

1
2

QS. Al Israa': 23.


QS. An Nisaa': 36.

30

Barangsiapa yang keliru dalam tauhid ini,


yaitu dengan menujukan sebuah ibadah kepada
selain Allah Ta'ala maka ia keluar dari ajaran
Islam dan telah melenceng dari jalan yang lurus.
Tidak ada yang berhak mendapatkan
ibadah apapun kecuali Allah Ta'ala, meskipun
itu nabi yang diutus atau malaikat yang
mempunyai kedudukan dekat di sisi Allah,
terlebih lagi kepada yang lain.
Tauhid jenis inilah yang terjadi banyak
pengingkaran, yang membedakan antara
seorang muslim dan kafir, oleh sebab itulah
Allah Ta'ala mengutus para rasul, menurunkan
beberapa kitab, Allah Ta'ala berfirman:

Artinya: "Dan Kami tidak mengutus seorang


rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada

31

Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka


sembahlah olehmu sekalian akan Aku"1.
Akan tetapi hanya sedikit yang beriman
kepada dakwah ini, sebagaimana ketika Allah
Ta'ala menceritakan tentang kaum nabi Nuh
'alaihissalam:

Artinya: "Hingga apabila perintah Kami datang


dan dapur telah memancarkan air, Kami
berfirman: "Muatkanlah ke dalam bahtera itu
dari masing-masing binatang sepasang (jantan
dan betina), dan keluargamu kecuali orang
yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya
dan (muatkan pula) orang-orang yang
beriman."Dan tidak beriman bersama dengan
Nuh itu kecuali sedikit"2.
1
2

QS. Al Anbiya-': 25.


QS. Hud: 40.

32

Dan begitu juga dalam cerita Nabi Yusuf


'alaihis salam:


Artinya: "Dan sebahagian besar manusia tidak
akan beriman, walaupun kamu sangat
menginginkannya"1.
Secara umum pengikut para rasul
'alaihimus salam itu sedikit, mari perhatikan
hadits di bawah ini:

:











Artinya: "Abdullah bin Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: "Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wasallam menemui kami pada suatu
hari, lalu beliau bersabda: "Diperlihatkan
1

QS. Yusuf: 103.

33

kepadaku beberapa umat, ada seorang nabi


bersamanya seorang pengikut, seorang nabi
bersamanya dua orang laki-laki dan nabi
bersamanya beberapa orang dan seorang nabi
tidak ada seorangpun yang bersamanya"1.
Dan sangat disayangkan sekali hanya
sedikit yang menjadikan tauhid sebagai
perioritas dakwah padahal tauhid jenis ini
adalah pembeda antara kekufuran dengan
Islam, sebagaimana yang disebutkan di atas2.

Arti Ibadah
Secara bahasa ibadah bermakna
merendahkan diri dan tunduk. Seperti
ungkapan di dalam bahasa Arab "thoriq
mu'abad" yaitu jalan yang sudah diratakan 3.
Secara istilah syar'i makna ibadah adalah:

HR. Bukhari dan Muslim.


Lihat: Kitab Al Qaul Al Mufid, juz 1, hal: 15-16.
3
Lihat: yang disebutkan oleh Al Azhari di dalam kitab Tahdzib
Al Lughah, juz 2, hal: 234.
2

34

Ketaatan kepada Allah dengan menjalankan


apa yang diperintahkan dan menjauhi yang
dilarang1.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
berkata: "Ibadah adalah kata yang
mencakup semua jenis perkataan dan
perbuatan, yang dicintai dan diridloi Allah,
baik yang lahir maupun bathin"2.
Contoh ibadah seperti; Mendirikan
shalat, puasa, membayar zakat, menunaikan
haji, membaca Al Quran, menganjurkan kepada
kebaikan, melarang kemungkaran, menolong
orang lain, memberi makan kepada orang lain,
berdoa, khouf (takut), raja- (harap), tawakkal,
raghbah (berkeinginan), rahbah (takut),
khusyu, khasyah (takut disertai pengagungan),
taubat, minta pertolongan, menyembelih,
nazar, thawaf, istianah (meminta pertolongan),
istiadzah (meminta perlindungan), istighatsah
(meminta pertolongan dari suatu kesempitan)
dan ibadah yang lainnya yang diperintahkan1

Lihat: Tafsir Ibnu Katsir, juz 1, hal: 25.


Lihat: kitab Al Ubudiyyah, hal: 38 dan kitab Majmu Fatawa,
juz 10, hal: 149.
2

35

Nya di dalam Al Quran atau sunnah Nabi


Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
3. Tauhid Asma' dan Sifat, yaitu beriman
dengan setiap nama dan sifat Allah yang
disebutkan Allah Taala dan Rasul-Nya
shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang sesuai
dengan kemuliaan dan keagungan-Nya tanpa
tahrif, takyiif, ta'thil, tamtsil, tafwiidh.
Tahrif: Merubah lafazh atau makna nama-nama
Allah atau sifat-sifat-Nya menjadi makna atau
arti yang batil, tanpa dalil yang dibenarkan.
Ta'thil: Mengingkari sifat-sifat Allah dan
meniadakannya, baik sebagian atau seluruhnya.
Takyiif: Menanyakan bagaimana sifat-sifat
Allah.
Tamtsil: Yaitu menyerupakan sifat-sifat Allah
dengan sifat-sifat mahluk-Nya,
Tafwidh: Yaitu mengatakan bahwa nama atau
sifat Allah tidak diketahui maknanya dan
menyerahkannya kepada Allah.
Tauhid yang ketiga ini dibangun di atas
dua pondasi dasar:
36

Yang pertama: Penetapan, maksudnya adalah


menetapkan apa yang telah Allah tetapkan
untuk diri-Nya di dalam Al Quran atau yang
telah ditetapkan oleh nabi-Nya shallallahu
'alaihi wasallam berupa nama-nama Yang
Husna dan sifat-sifat-Nya Yang 'Ula sesuai
dengan keagungan Allah dan kemuliaan-Nya
tanpa ada tahrif, ta'wil, ta'thil atau takyif.
Yang kedua: Pensucian, yaitu mensucikan Allah
dari seluruh aib, dan meniadakan bagi-Nya dari
seluruh sifat-sifat kekurangan, dalil akan hal ini
adalah:


Artinya: "Tidak ada sesuatu pun yang serupa
dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat"1.
Allah Ta'ala mensucikan diri-Nya dari
menyerupai
makhluk-makhluk-Nya
dan
menetapkan bagi diri-Nya seluruh sifat-sifat

QS. Asy Syura-: 11.

37

kesempurnaan yang sesuai dengan keagungan


dan kemuliaanNya1.
Contoh sifat Allah Yang Mulia: Al Istiwa-, Allah
Ta'ala berfirman:


Artinya: "(Yaitu) Tuhan Yang Maha luas rahmatNya, Yang beristiwa di atas 'Arsy2.
Abul 'Aliyah (seorang tabi'ie) rahimahullah
menafsirkan dengan ( tinggi)
Mujahid (seorang tabi'ie)
rahimahullah
menfasirkannya dengan ( di atas)3.
Di dalam permasalahan sifat Istiwa, mari
kita terapkan dua pondasi dasar yang sudah kita
pelajari sebelumnya, yaitu penetapan dan
pensucian. Maka, kita katakan bahwa kita
menetapkan sifat Istiwa bagi Allah Ta'ala,
sesuai dengan apa yang telah Allah Ta'ala
1

Lihat: Al Hujjah fi bayan Al Mahjjah, juz: 1, hal: 305 dan


Lawami'Al Anwar Al Bahiyyah, juz: 1, hal: 57.
2
QS. Thaha: 5.
3
Lihat: Shahih Bukhari, Juz: 6, hal: 2698.

38

tetapkan untuk diri-Nya di dalam Al Quran atau


yang telah ditetapkan oleh nabi-Nya shallallahu
'alaihi wasallam, yang sesuai dengan keagungan
Allah dan kemuliaan-Nya tanpa ada tahrif,
ta'wil, ta'thil atau takyif.
Dan dengan sifat Istiwa ini, kita
mensucikan Allah Ta'ala dari seluruh aib, dan
meniadakan bagi-Nya dari seluruh sifat-sifat
kekurangan, yang maksudnya kita menyatakan
istiwanya
Allah
Ta'ala
menunjukkan
kesempurnaan keagungan dan kemuliaan Allah
Ta'ala, berbeda dengan istiwanya para
makhluk-Nya yang penuh dengan kekurangan
dan aib, serta kita menetapkan bagi Dzat Allah
seluruh sifat-sifat kesempurnaan yang sesuai
dengan keagungan dan kemuliaan-Nya.
Oleh sebab inilah seorang muslim harus
menetapkan dan meyakini bahwa Allah Taala
beristiwa di atas Arsy, dan inilah keyakinan yang
benar yang berdasarkan dalil-dalil dari Al Quran
atau Sunnah Nabi Muhammad shallallahu
alaihi wasallam. Tidak seperti keyakinan
sebagian orang yang menyatakan; Allah
dimana-mana, Allah di hatiku dan lain-lain.
39

Ketika seorang muslim meyakini tentang


Istiwanya Allah Taala diatas Arsy, maka dia
memahami arti istiwa, tetapi tidak mengetahui
bagaimana Allah beristiwa, dan memang
seorang muslim tidak dituntut untuk
mengetahui bagaimana istiwanya Allah Taala.
Seorang muslim hanya dituntut mengimani
bahwa Allah Taala beristiwa di atas Arsy sesuai
dengan keagungan dan kemuliaan-Nya tanpa
mentahrif maknanya kepada makna yang batil,
mentathilnya, mentamtsilnya dengan istiwanya
makhluk atau mentakyiifnya.
Oleh sebab inilah Imam Malik
rahimahullah ketika ditanya tentang istiwa',
beliau menjawab : "Istiwa itu maknanya sudah
diketahui, caranya tidak diketahui dan iman
kepadanya wajib, adapun bertanya tentang ini
hukumnya bid'ah"1.

Lihat: Tafsir Al Qurthubi, juz 7, hal: 220.

40

Balasan Bagi Orang Yang Bersih Tauhidnya.


Allah Taala berfirman:

Artinya: Orang-orang yang beriman dan tidak


mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik), mereka Itulah yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk1.
Ubadah bin Ash-Shamit radhiyallahu
'anhu menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:

,





,


1

QS. Al An'am: 82.

41

Artinya: "Barangsiapa bersyahadat1 bahwa


tidak ada sesembahan yang hak selain Allah
saja, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muham-mad
adalah
Hamba
dan
Rasul-Nya;
dan
(bersyahadat) bahwa Isa adalah hamba Allah,
Rasul-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikanNya kepada Maryam serta ruh daripada-Nya;
dan (bersyahadat pula bahwa) Surga adalah
benar adanya dan Neraka pun benar adanya;
maka Allah pasti memasukkannya ke dalam
Surga
betapapun
amal
yang
telah
2
diperbuatnya" .
Sebuah riwayat juga dari Itban
radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:


, :

1

Syahadat ialah: persaksian dengan hati dan lisan, dengan


mengerti maknanya dan mengamalkan apa yang menjadi
tuntutannya, baik lahir maupun batin.
2
HR. Bukhari dan Muslim.

42

Artinya: "Sesungguhnya Allah mengharamkan


kepada Neraka orang yang berkata: "La Ilaha
Illallah" (Tiada sesembahan yang hak selain
Allah), dengan ikhlas dari hatinya dan
mengharapkan (pahala melihat) Wajah Allah"1.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu
berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda:

,



{ :

}

Artinya: "Allah Ta'ala berfirman: "Hai anak
Adam, seandainya kamu datang kepadaKu
dengan dosa sepenuh jagad, sedangkan kamu
ketika mati berada dalam keadaan tidak
berbuat syirik sedikit pun kepadaKu, niscaya
akan Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh

HR. Bukhari dan Muslim.

43

jagad pula"1.
Dan masih banyak lagi keutamaan yang
di dapatkan oleh seorang yang mentauhidkan
Allah Ta'ala dengan bersih dan suci tidak
tercampur sedikitpun dengan kesyirikan yang
akan kita terangkan selanjutnya dalam buku ini.

HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Silsilah


Al Ahadits Ash Shahihah, no: 127 .

44

Syirik
Pengertian syirik
Secara bahasa kata syirik menunjukkan
kepada pertemanan dan tidak sendirian1.
Secara istilah syarie arti syirik adalah
menyamakan selain Allah dengan Allah Ta'ala
di dalam perkara-perkara yang merupakan
kekhususan milik Allah Taala2.
Inilah perkataan orang-orang musyrik di
neraka kelak, sebagaimana kabar yang kita
dapatkan dari Allah Ta'ala tentang mereka di
dalam Al Quran:


Artinya: "Demi Allah: sungguh kita dahulu (di
dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita
1

Lihat: Mujam Maqayiis Al Lughah, dari perkataan Ibnu Faris


juz:3, hal:265, asal kata: .
2
Lihat: Al Mulakhkhash Fi Syarh Kitab At-Tauhid, juz: 1, hal:
15.

45

mempersamakan kalian dengan Rabb semesta


alam"1.
Dan kekhususan Allah itu meliputi tiga hal
utama.
Pertama: hak rububiyah, seperti mencipta,
mengatur alam, berkuasa.
Kedua: hak uluhiyah, seperti berhak untuk
diibadahi, menjadi tujuan doa, permintaan
tolong, permintaan perlindungan, tujuan dalam
melaksanakan persembahan atau sembelihan,
menjadi tujuan harapan, rasa takut dan
kecintaan yang disertai dengan ketundukkan.
Ketiga: hak kesempurnaan nama-nama dan
sifat-sifat, seperti menyandang nama Allah, Ar
Rabb dan Ar Rahman, atau memiliki sifat
mengetahui yang Gaib, Maha Mendengar,
Maha Melihat, Maha Mengetahui, yang tidak
ada sesuatupun yang menyamai-Nya. Jadi
kesyirikan itu bisa terjadi dalam hal rububiyah,
uluhiyah maupun nama dan sifat-Nya.
1

QS. Asy Syu'ara': 97-98.

46

Pembagian Syirik
Sebagian ulama membagi syirik menjadi Akbar
dan Ashghar

Syirik akbar adalah menjadikan sekutu bagi


Allah di dalam rububiyyah, uluhiyyah dan
nama-nama dan sifat-sifat1.

Macam-macam Syirik Akbar


Pertama, syirik dalam berdoa. Yaitu perbuatan
memanjatkan permohonan kepada selain Allah
meskipun di lain waktu juga memohon kepada
Allah. Allah Ta'ala berfirman:

Lihat apa yang disebutkan oleh Hafidz Al Hakami di dalam


Maarij Al Qabul, juz: 2, hal: 483, Fatwa Lajnah Daimah, juz: 1,
hal: 517.

47

Artinya: "Apabila mereka menaiki kapal (dan


terombang-ambing di tengah samudera) maka
mereka pun berdoa kepada Allah dengan ikhlas
(tidak syirik sebagaimana ketika dalam kondisi
tentram di darat). Kemudian tatkala Kami
selamatkan mereka ke daratan maka
merekapun berbuat syirik"1.
Termasuk kategori syirik ini adalah
meminta perlindungan (isti'adzah) kepada
selain Allah dalam perkara yang hanya dapat
dilakukan oleh Allah, meminta pertolongan
(isti'anah) kepada selain Allah, meminta
dihilangkan bala (istighatsah) kepada selain
Allah, dan lain-lain.
Kedua, syirik dalam hal niat dan keinginan.
Yaitu melakukan suatu amal ibadah dengan niat
karena selain Allah. Seperti orang yang beramal
akhirat semata-mata untuk meraih keuntungan
duniawi. Allah Ta'ala berfirman:

QS. Al Ankabut: 65.

48




Artinya: "Barangsiapa yang mengharapkan
kehidupan dunia dan perhiasannya maka Kami
akan penuhi keinginan mereka dengan
membalas amal itu di dunia untuk mereka dan
mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka
itulah orang-orang yang tidak meraih apa-apa
ketika di akhirat melainkan siksa neraka dan
lenyaplah semua amal yang mereka perbuat
selama di dunia dan sia-sialah segala amal
usaha mereka"1.
Ketiga, syirik dalam hal ketaatan. Yaitu
menaati selain Allah untuk berbuat durhaka
kepada Allah. Seperti contohnya mengikuti para
tokoh dalam hal mengharamkan apa yang
1

QS. Hud: 15-16.

49

dihalalkan Allah atau menghalalkan apa yang


diharamkan Allah. Allah Ta'ala berfirman:




Artinya: "Mereka telah menjadikan para
pendeta (ahli ilmu) dan rahib (ahli ibadah)
mereka sebagai sesembahan-sesembahan
selain Allah, begitu pula (mereka sembah) Al
Masih putra Maryam. Padahal mereka itu tidak
disuruh melainkan supaya menyembah
sesembahan yang satu. Tidak ada sesembahan
yang hak selain Dia, Maha suci Dia (Allah) dari
segala bentuk perbutan syirik yang mereka
lakukan"1.
Keempat, syirik dalam hal kecintaan. Yaitu
mensejajarkan selain Allah dengan Allah Ta'ala
dalam hal kecintaan. Allah Ta'ala berfirman:
1

QS. At Taubah: 31.

50



Artinya: "Dan di antara manusia ada orang
yang mengangkat sekutu-sekutu selain Allah
yang mereka cintai sebagaimana kecintaan
mereka kepada Allah"1.2
Hukum Pelaku syirik akbar:
Syirik akbar menghapuskan seluruh amal
ibadah pelakunya mengeluarkan ia dari agama
Islam, darah dan hartanya halal, sembelihannya
tidak halal dimakan, ia tidak mewarisi dan
mewariskan akan tetapi hartanya diserahkan ke
baitul mal kaum muslimin, tidak dishalati dan
tidak dikuburkan di pekuburan kaum muslimin
dan di akhirat, ia diharamkan dari surga dan
1

QS. Al Baqarah: 165.


Lihat: kitab Ushul Al Iman Fi Dhau Al Kitab wa As Sunnah, juz:
1, hal: 77.
2

51

kekal abadi di dalam neraka. Mari kita


perhatikan nash-nash yang menunjukkan akan
hal tersebut:



Artinya:
"Maka
bunuhlah
orang-orang
musyrikin itu di mana saja kamu jumpai
mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah
mereka dan intailah di tempat pengintaian"1.



Artinya:
"Sesungguhnya
orang
yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,
maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah

QS. At Taubah: 5.

52

ada bagi orang-orang lalim itu seorang


penolong pun"1.



Artinya: "Itulah petunjuk Allah, yang dengannya
Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.
Seandainya mereka mempersekutukan Allah,
niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang
telah mereka kerjakan"2.

1
2

QS. Al Ma-idah: 72.


QS. Al An'am: 88.

53

Artinya: "Dan janganlah kamu memakan


binatang-binatang yang tidak disebut nama
Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu
kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan
kepada
kawan-kawannya
agar mereka
membantah kamu; dan jika kamu menuruti
mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi
orang-orang yang musyrik"1.

:


:



Artinya: "Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu
'anhuma, beliau menuturkan: "Rasulullah
shallallahu
'alaihi
wasallam
bersabda:
"Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan
menyembah kepada selain Allah sebagai sekutu
(bagi Allah) maka niscaya masuk ke dalam
neraka"2.
1
2

QS. Al An'am: 121.


HR. Bukhari.

54

Syirik Ashghar
Sebagian ulama mendefinisikan syirik
ashghar (kecil) yaitu perbuatan yang dilarang
oleh syari'at yang merupakan sarana
mengantarkan kepada syirik akbar dan telah
disebutkan dalam nash sebagai perbuatan
syirik1, akan tetapi lebih baik syirik ashghar ini
tidak perlu didefinisikan dan hanya disebutkan
dengan contoh-contohnya, karena terlalu
banyak bagian dan macam-macamnya2.
Sumber nama syirik ini berasal dari sebuah
riwayat:


,
-

-







:
: .
1

Lihat: Fatawa Lajnah Daimah, juz: 1, hal:517.


Lihat Asy Syirk fi Al Qadim wa Al Hadits, juz: 1, hal: 166-167,
sebagaimana yang dipahami dari perkataan Ibnul Qayyim
dalam kitab Madarij As Salikin, juz: 1, hal: 344.
2

55

:







Artinya: "Dari Mahmud bin Labid radhiyallahu
'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang
paling aku takuti atas kalian adalah syirik
ashghar", mereka (para shahabat) bertanya:
"Apakah itu syirik ashghar wahai Rasulullah?"
beliau menjawab: "Riya', jika seluruh manusia
diberikan ganjarannya, Allah berfirman kepada
mereka (yang berbuat riya') pada hari kiamat:
"Pergilah kalian kepada yang kalian riyakan
kepadanya selama di dunia, maka lihatlah!
Apakah kalian akan mendapatkan balasan dari
mereka?"1.

HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Silsilah


Al Hadits Ash Shahihah (no. 591).

56

Pembagian syirik Ashghar1 dan sebagian


contoh-contohnya:
1. Syirik ashghar dengan lisan:
Bersumpah dengan nama selain Allah
Taala.
Perkataan: "Sekehendak Allah dan
kamu".
Perkataan: "Hakimnya para hakim,
rajanya para raja".
Sebutan: "Abdun Nabi" (Hamba Nabi)
atau "'Abdur Rasul" (Hamba Rasul), dan
sebutan ini jikalau tidak menghendaki
penghambaan yang hakiki.
Bersandarkan kepada sesuatu yang
syariat tidak menjadikannya sebagai
sebab, seperti perkataan: "Kalau bukan
karena anjing menggonggong pasti
rumah kami sesudah kecurian".
Perkataan: "Hujan turun disebabkan
karena keadaan cuaca yang mendung".

Lihat: kitab Asy Syirk fi Al Qadim Wa Al Hadits, juz: 1, hal:


169-173.

57

2. Syirik ashghar dengan perbuatan:


Tathayyur1, jika tidak berkeyakinan
bahwa sesuatu tersebut mempunyai
kekuasaan.
Mendatangi dukun, tukang ramal, tukang
pellet dan orang-orang semisal mereka.
3. Syirik ashghar dengan hati:
Riya jika kadarnya sedikit.
Keinginan seseorang dari ibadahnya
untuk mendapatkan kenikmatan dunia.

Merasa bernasib sial atau buruk disebabkan melihat sesuatu,


atau akibat pengaruh sesuatu yang dikira mendatangkan
keburukan.

58

Perbedaan Antara Syirik Akbar dan Ashghar


1. Pelaku syirik akbar, jika mati tidak diampuni
oleh Allah Ta'ala kecuali dengan bertaubat
sebelum meninggalnya, sedangkan pelaku
syirik ashghar di bawah kehendak Allah
Ta'ala, maksudnya yaitu masih ada
kemungkinan mendapatkan ampunan Allah
Ta'ala meskipun mati dalam syirik ashghar.
2. Syirik akbar menghapuskan seluruh amal
ibadah sedangkan syirik ashghar hanya
amalan yang dibarengi dengannya syirik
ashghar.
3. Pelaku syirik akbar keluar dari agama Islam
sedangkan syirik ashghar tidak.
4. Pelaku syirik akbar darah dan hartanya halal,
sedangkan pelaku syirik ashghar masih
dalam keadaan mukmin namun kurang
imannya dan fasik berdasarkan hukum
syar'ie.
5. Pelaku syirik akbar diharamkan masuk surga
selamanya dan kekal abadi di dalam neraka,

59

sedangkan syirik ashghar seperti dosa-dosa


besar lainnya1.

Lihat: Al Madkhal Li dirasat Al Aqidah Al Islamiyyah, hal: 127128, Fatawa Lajnah Daimah, juz: 1, hal: 518.

60

Apa itu syirik khafi?


Apakah termasuk syirik akbar atau ashghar?
Syirik khafi adalah syirik yang
tersembunyi dan syirik jenis ini kadang bisa
masuk ke dalam syirik akbar dan kadang bisa
masuk ke dalam syirik ashghar, tidak
mempunyai sifat yang tetap1.
Mari kita perhatikan nash-nash di bawah
ini:




Artinya: "Kesyirikan di dalam umatku lebih khafi
(tersembunyi) dari langkah semut"2.

Lihat: Asy Syirk Fi Al Qadimi Wa Al Hadits, juz. 1, hal. 179.


HR. Abu Ya'la di dalam Musnadnya dan disebutkan di dalam
Majma' Az-Zawa-id serta dishahihkan oleh Al Albani di dalam
Shahih Al Jami' (no. 3624, 3625).
2

61



.




.




.
Artinya: "Dari Abu Sa'id Al Khudri radhiyallahu
'anhu,
beliau
menuturkan:
"Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam menemui kami saat
kami sedang membicarakan tentang Al Masih
Dajjal", lalu beliau bersabda: "Maukah kalian
aku beritahukan sesuatu yang lebih aku takuti
atas kalian dari al Masih Dajjal?", kamipun
menjawab: "Sungguh mau", beliau bersabda:
"Itulah Syirik Khafi yaitu seseorang shalat
kemudian ia memperbagus shalatnya karena ia
memperhatikan
ada
seseorang
yang
1
melihatnya" .

HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh Al Albani di


dalam Shahih At Targhib (no. 17).

62

Kenapa harus takut kepada syirik:


1. Karena Allah tidak akan mengampuni orang

yang mati dalam kesyirikan.



Artinya:
"Sesungguhnya
Allah
tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang
selain dari syirik itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.
Barang
siapa
yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah,
maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauhjauhnya"1.
Kita lihat dosa syirik tidak akan diampuni
oleh Allah selamanya jika tidak bertaubat
darinya: karena hal ini merupakan kesalahan
besar atas hak Allah yang khusus milik-Nya,
yaitu tauhid.
1

QS. An Nisaa': 116.

63

Beberapa maksiat seperti zina, mancuri


maka kadang-kadang di dalamnya manusia
mempunyai tujuan syahwat hawa nafsu yang
ingin ia lampiaskan, sedangkan syirik adalah
penentangan terhadap Allah Ta'ala karena di
dalamnya manusia tidak mendapatkan bagian
dunia untuk dirinya dan bukan syahwat yang
menjadi prioritasnya akan tetapi semata-mata
sebuah kezhaliman, oleh sebab itulah Allah
berfirman:



Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata
kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan
(Allah)
sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kelaliman yang besar"1.2
1

QS. Lukman: 13.


Lihat: Majmu' Fatawa wa Rasail milik Ibnu 'Utsaimin, juz: 2,
hal: 102.
2

64

2. Karena Nabi Ibrahim 'alaihissalam saja

khawatir akannya, sehingga beliau berdoa:



Artinya: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim
berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini
(Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah
aku beserta anak cucuku daripada menyembah
berhala-berhala"1.
Perhatikanlah Nabi Ibrahim 'alaihissalam
takut kesyirikan menimpa dirinya, padahal
beliau adalah khalilurrahman (orang yang paling
dekat dengan Allah) dan imamul hunafa'
(pemimpin orang-orang yang lurus dalam
mentauhid Allah Ta'ala). Dan tidak diragukan
lagi jika beliau dijauhkan dari kesyirikan maka
beliau akan selalu tetap berada di dalam tauhid.

QS. Ibrahim: 35.

65

3. Karena syirik menghapuskan seluruh amal

ibadah.



Artinya: "Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang
sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan
(Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan
tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi"1.
4. Karena syirik adalah kezhaliman yang

terbesar.

QS. Az Zumar: 65.

66

Artinya: "sesungguhnya mempersekutukan


(Allah) adalah benar-benar kelaliman yang
besar"1.
5. Pelaku syirik akan mendapatkan kerugian
yang sangat besar, ia akan rugi di dunia
karena tidak akan mendapatkan manfa'at
apapun dari dunia ini, padahal sudah tegak
baginya hujjah, telah datang kepadanya
pemberi peringatan. Di akhirat ia pasti rugi
karena ia akan masuk ke dalam neraka dan
kekal selama-lamanya. Wal 'iyadzu billah.
Allah Ta'ala berfirman:

QS. Lukman: 13.

67

Artinya: "Dan di antara manusia ada orang


yang menyembah Allah dengan berada di tepi;
maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia
dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh
suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang.
Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang
demikian itu adalah kerugian yang nyata. Ia
menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat
memberi mudarat dan tidak (pula) memberi
manfaat kepadanya. Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh. Ia menyeru sesuatu yang
sebenarnya mudaratnya lebih dekat dari
manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu
adalah sejahat-jahat penolong dan sejahatjahat kawan"1.


-



-
.
1

QS. Al Hajj: 11-13.

68

Artinya: "Jabir bin Abdillah radhiyallahu


'anhuma menuturkan: "Aku telah mendengar
Rasulullah
shallallahu
'alaihi
wasallam
bersabda: "Barangsiapa yang bertemu dengan
Allah dalam keadaan tidak menyukutukan-Nya
dengan sesuatupun niscaya ia akan masuk
surga dan barangsiapa yang bertemu denganNya dalam keadaan menyekutukannya niscaya
ia masuk neraka"1.
6. Karena pelaku syirik tidak diizinkan masuk

ke dalam surga dan itu pasti, kalau


diharamkan surga maka merupakan
kelaziman akan dimasukkan ke dalam
neraka dan berada selama-lamanya di
dalamnya. Allah Ta'ala berfirman:

HR. Bukhari dan Muslim.

69

Artinya: "Sesungguhnya telah kafirlah orangorang yang berkata: "Sesungguhnya Allah


adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al
Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu"
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan
kepadanya
surga,
dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun"1.
7. Karena sebagian manusia menyangka
dirinya telah benar-benar menerapkan
tauhid padahal masih ada ruang kesyirikan
di dalam amalannya.
Oleh sebab itulah sebagian salafush
shalih berkata: "Tidak pernah aku berjuang atas
diriku
melawan
sesuatu
sebagaimana
1

QS. Al Ma-idah: 72.

70

perjuangan menegakkan ikhlas ketika beramal",


hal ini disebabkan karena terikat dan sangat
haus akan dunia baik berupa harta atau pangkat
atau kepemimpinan. Kadang anda mengerjakan
amalan akhirat akan tetapi ingin mendapatkan
dunia dan ini merupakan sebuah kekurangan di
dalam keikhlashan, hanya sedikit yang tujuan
akhirat di setiap amal ibadahnya.
8. Karena penerapan tauhid dengan sebenarbenarnya harus ada perasaan takut kepada
syirik, setiap orang yang benar-benar
menegakkan tauhid pasti takut kepada
kesyirikan.

71

Takut kepada syirik menumbuhkan beberapa


hal positif, diantaranya:
1. Mengetahui jenis-jenis syirik agar ia tidak
masuk ke dalamnya
2. Mengetahui jenis-jenis tauhid sehingga
tegak di dalam hatinya perasaan takut
kepada syirik dan selalu hati-hati agar tidak
terjatuh ke dalamnya.
3. Orang yang takut kepada syirik maka hatinya
selalu lurus dan istiqamah di dalam ketaatan
kepada Allah dengan tujuan mencari
keridhaan Allah. Jika ia bermaksiat atau lalai,
maka ia akan cepat beristighfar, dengan
istighfarnya orang yang mengetahui
keagungan istighfar dan mengetahui
besarnya kebutuhannya terhadap istighfar.
Karena perlu diketahui, manusia di dalam
permasalahan istighfar bermacam-macam,
orang yang mengetahui hak-hak Allah Azza
wa Jalla dan ingin menerapkan tauhid
dengan sebenar-benarnya, ia memahaminya
dengan sebaik-baiknya serta berusaha
menjauhkan diri dari kesyirikan, jika pada
72

suatu saat dia lalai dan masuk dalam


kemaksiatan, maka sungguh ia akan
melakukan istighfar secepatnya.

73

Cara-Cara untuk Membentengi Diri dari Syirik


1. Menuntut ilmu syari.
Karena kebanyakan yang terperosok ke dalam
kesyirikan adalah orang-orang bodoh.
2. Mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah
Azza wa Jalla dengan senantiasa
berupaya memurnikan tauhid.
3. Mengenali dampak kesyirikan dan
menyadari bahwasanya syirik itu akan
menghantarkan pelakunya kekal di
dalam Jahanam dan menghapuskan amal
kebaikan.
4. Menyadari bahwasanya syirik akbar tidak
akan diampuni oleh Allah jika pelakunya
tidak bertaubat sebelum meninggal.
5. Tidak berteman dengan orang-orang
yang bodoh yang hanyut dalam berbagai
bentuk kesyirikan.

74

Hal-hal yang bisa mengantarkan kepada


Kesyirikan.
1. Ghuluw (terlalu berlebih-lebihan di dalam
mengkultuskan
seseorang,
memuji,
menyanjung, dsb).
Mari kita lihat bagaimana Allah
menjelaskan bahwa ghuluw adalah salah satu
penyebab utama seseorang bahkan sebuah
umat masuk ke dalam jurang kesyirikan, Allah
Ta'ala berfirman:

Artinya: "Sesungguhnya telah kafirlah orangorang yang berkata: "Sesungguhnya Allah


adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al
Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu"
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
75

(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah


mengharamkan
kepadanya
surga,
dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang lalim itu seorang penolong pun"1.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
"Allah menghukumi akan kafirnya kelompokkelompok Nashrani, dari Al Malakiyah, Al
Ya'qubiyyah, an Nasthuriyyah, yang mana
mereka mengatakan bahwa Al Masih Isa adalah
Allah, Maha Tinggi dan Suci Allah setinggitingginya dari perkataan mereka. Demikianlah,
padahal Al Masih Isa telah memberitahukan
kepada mereka bahwasanya ia adalah hamba
Allah dan rasul-Nya, dan itu adalah kalimat
pertama ketika ia masih di dalam buaian: "Aku
adalah hamba Allah yang telah diberikan
kepadaku Al Kitab dan menjadikanku sebagai
nabi", dan ia tidak mengatakan: "Aku adalah
Allah" dan tidak juga mengatakan: "Anak Allah"
akan tetapi ia mengatakan: "Aku adalah hamba
Allah yang telah diberikan kepadaku Al Kitab
dan menjadikanku sebagai nabi", sampai
kepada perkataannya: "Dan sesungguhnya
1

QS. Al Maidah: 72.

76

Allah adalah Rabbku dan Rabb kalian, maka


sembahlah Ia, inilah jalan yang lurus"1.
Dan demikian pula, ketika beliau berkata
kepada mereka pada waktu masa tuanya dan
kenabiannya, dengan memerintahkan kepada
mereka untuk beribadah kepada Allah Rabbnya
dan Rabb mereka satu-satunya, tiada sekutu
bagi-Nya, Allah Ta'ala berfirman:


Artinya: "Padahal Al Masih (sendiri) berkata:
"Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan
Tuhanmu".
Maksudnya adalah: "Menyembah Allah
bersamaan dengan menyembah kepada selain
Allah".


Artinya: "maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
1

QS. Maryam: 30-36.

77

tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang


penolong pun".
Maksudnya adalah: maka wajib baginya masuk
ke dalam neraka dan diharamkan atasnya surga,
sebagaimana firman Allah Ta'ala:


Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya"1.
Dan Allah Ta'ala berfirman:



Artinya: "Dan penghuni neraka menyeru
penghuni surga: "Limpahkanlah kepada kami
sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan
Allah kepadamu". Mereka (penghuni surga)
1

QS. An Nisa-': 48, 116.

78

menjawab:
"Sesungguhnya
Allah
telah
mengharamkan keduanya itu atas orang-orang
kafir"1.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda:


." " : ,


Artinya: "Sesungguhnya surga tidak akan
memasukinya kecuali jiwa yang muslim", di
dalam lafazh yang lain "Yang beriman"2.3
Pada ayat selanjutnya Allah Ta'ala
berfirman:

QS. Al A'raf: 50.


HR. Muslim.
3
Lihat: Tafsir Ibnu Katsir, juz. 3, hal. 157.
2

79

Artinya: "Al Masih putra Maryam hanyalah


seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu
sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya
seorang yang sangat benar, kedua-duanya
biasa
memakan
makanan.
Perhatikan
bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka
(Ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami),
kemudian perhatikanlah bagaimana mereka
berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami
itu)".
"Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah
selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat
memberi mudarat kepadamu dan tidak (pula)
memberi manfaat?" Dan Allah-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui".
"Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu
berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan
cara tidak benar dalam agamamu. Dan
80

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orangorang yang telah sesat dahulunya (sebelum
kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan
mereka tersesat dari jalan yang lurus"1.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata2:
"Maksudnya adalah: (Isa) seperti seluruh para
rasul yang telah mendahuluinya, dia adalah
seorang hamba dari hamba-hamba Allah dan
seorang rasul dari rasul-rasul-Nya yang mulia,
sebagaimana firman Allah Ta'ala:


Artinya: "Isa tidak lain hanyalah seorang hamba
yang Kami berikan kepadanya nikmat
(kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda
bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israel"3.
Kemudian Allah berfirman:

QS. Al Ma-idah: 75-77.


Lihat: Tafsir Ibnu Katsir , juz. 3, hal. 158-160.
3
QS. Az Zukhruf: 59.
2

81


Maksudnya
(kata
Ibnu
Katsir
rahimahullah): "Janganlah kalian melampaui
batas tatkala mengikuti al haq (kebenaran) dan
janganlah kalian terlalu mengkultuskan orang
yang
diperintahkan
untuk
dimuliakan,
kemudian kalian melampaui batas, sampai
mengeluarkannya dari batas kenabian kepada
derajat ketuhanan, sebagaimana yang kalian
telah lakukan terhadap Al Masih Isa. Ia adalah
salah seorang nabi lalu kalian jadikannya
sebagai sembahan selain Allah. Yang demikian
itu tidak lain kecuali, karena ketunduk-patuhan
kalian
kepada
pendeta-pendeta
sesat,
pendahulu kalian yang sesat semenjak dahulu,


Artinya: "Dan mereka telah menyesatkan
kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat
dari jalan yang lurus".
82

Maksudnya adalah (berkata Imam Ibnu


Katsir rahimahullah): "Dan mereka telah keluar
dari jalan yang lurus dan pertengahan kepada
jalan yang melenceng dan kesesatan"1.
Ibnu Katsir rahimahullah di dalam tafsirnya,
menyebutkan sebuah riwayat yang mengerikan
dan menjadikan seseorang harus benar-benar
berfikir, ketika mau mengerjakan kesyirikan
apalagi sampai mengajak orang lain untuk
mengerjakannya, beliau berkata: "Dari Ar Rabi'
bin Anas, beliau berkata: "Dahulu ada seorang
pemimpin, ia menjadikan Al Quran dan As
Sunnah (sebagai sandarannya) dalam waktu
yang lama, lalu datanglah setan berkata: "Kamu
hanya mengikuti peninggalan atau perintah
yang telah dikerjakan orang-orang sebelummu,
kamu tidak akan mendapatkan pujian dari
perbuatanmu ini, akan tetapi buatlah perintah
dari dirimu sendiri, lalu ajak dan paksalah
manusia untuk mengerjakannya", lalu ia
mengerjakan saran tersebut. Kemudian, setelah
lama waktu berlalu, ia sadar akan
1

Lihat: Tafsir Ibnu Katsir, juz. 3 hal: 159.

83

perbuatannya. Ia ingin bertaubat darinya, iapun


melepaskan kerajaan dan kekuasaannya, ia
ingin beribadah, selang beberapa hari ibadah,
ada yang berkata kepadanya: "Jika kamu
bertaubat dari kesalahan yang telah kamu
kerjakan antaramu dan Rabbmu, maka niscaya
Dia akan mengampunimu, tetapi si fulan, si
fulan dan si fulan telah sesat karenamu,
sehingga mereka meninggalkan dunia ini masih
dalam keadaaan sesat, lalu bagaimanakah kamu
bisa memberikan petunjuk kepada mereka?!,
tidak ada taubat bagimu selamanya", itulah
yang kami dengar dan yang seperti kejadian ini
adalah apa yang disebutkan di dalam ayat
berikut ini:

Artinya: "Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah

kamu

berlebih-lebihan
84

(melampaui

batas)

dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan


janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orangorang yang telah sesat dahulunya (sebelum
kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan
mereka tersesat dari jalan yang lurus".
Di dalam ayat yang lain, Allah Ta'ala
berfirman:






Artinya: "Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu, dan
janganlah kamu mengatakan terhadap Allah
kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa
putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan
(yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan
85

tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu


kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah
kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga",
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha
Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak,
segala yang di langit dan di bumi adalah
kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai
Pemelihara"1.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata2: "Allah
Ta'ala telah melarang Ahli Kitab dari sikap
ghuluw dan berlebih-lebihan, dan hal ini banyak
terjadi
pada
orang-orang
Nashrani,
sesungguhnya mereka telah melampaui batas
dalam membenarkan Isa sehingga mereka
mengangkatnya di atas kedudukan yang telah
Allah berikan. Mereka memindahkan Isa dari
daerah kenabian kepada menjadikannya
sebagian sembahan selain Allah, mereka
menyembahnya
sebagaimana
mereka
menyembah Allah bahkan mereka telah
bersikap ghuluw kepada para pengikutnya dan
1
2

QS. An Nisa-': 171.


Lihat: Tafsir Al-Quran Al-Azhim, juz. 2, hal. 477.

86

kelompoknya, yang mengaku bahwasanya ia di


atas agamanya, mereka mengakui bahwa
mereka itu ma'shum (terjaga dari kesalahan),
akhirnya setiap perkataan mereka selalu diikuti.
Baik itu adalah sebuah kebenaran atau
kebatilan atau kesesatan atau petunjuk atau
kejujuran atau kebohongan. Oleh sebab itulah
Allah Ta'ala berfirman:




Artinya: "Mereka menjadikan orang-orang
alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan
selain
Allah,
dan
(juga
mereka
mempertuhankan) Al Masih putra Maryam;
padahal mereka hanya disuruh menyembah
Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah
dari apa yang mereka persekutukan"1.
1

QS. At Taubah: 31.

87

Oleh sebab itulah Nabi Muhammad


shallalahu 'alaihi wasallam di dalam haditshaditsnya banyak sekali melarang akan ghuluw
ini, diantara sabda beliau:


- -

- -

, ,


Artinya: "Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu
'anhuma, beliau telah mendengar Umar
radhiyallahu 'anhu berkata di atas mimbar:
"Aku telah mendengar Nabi Muhammad
shallallahu
'alaihi
wasallam
bersabda:
"Janganlah
kalian
terlalu
mengagungagungkanku
sebagaimana
orang-orang
Nashrani mengagung-agungkan Ibnu Maryam,
karena sesungguhnya aku hanyalah hamba-

88

Nya, maka katakanlah: aku adalah hamba Allah


dan rasul-Nya"1.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu pernah
bercerita: "Bahwa seseorang berkata: "Wahai
Muhammad, wahai penghulu kami dan anak
dari penghulu kami dan yang terbaik dari kami
dan anak yang terbaik dari kami". Kemudian
Rasulullah
shallallahu
'alaihi
wasallam
bersabda:







"Wahai Manusia, bertakwalah kalian dan
janganlah kalian tertipu oleh syetan, aku
Muhammad bin Abdillah, hamba Allah dan
rasul-Nya. Demi Allah aku tidak ingin kalian

HR. Bukhari.

89

mengangkatku di atas kedudukanku yang telah


Allah berikan"1.
Ada faedah penting dari Abu As Sa'adat
Al Mubarak bin Muhammad Al Jazari
rahimahullah pengarang kitab An Nihayah Fi
Gharibil
Atsar,
beliau
berkata
ketika
mengomentari hadits:



Artinya: "Aku adalah pemimpin anak Adam
tanpa penyombongan"2.
"Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
mengatakannya suntuk memberitahukan apa
yang telah Allah muliakan kepada beliau berupa
keutamaan dan kepemimpinan, sekaligus
nikmat Allah yang ada pada beliau. Ini juga
pemberitahuan bagi umatnya agar iman mereka
kepada beliau berdasarkan kesesuaian dan
1

HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam Silsilah


Al Ahadits Ash-Shahihah (no. 1097).
2
HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam
Shahih Ibnu Majah (no. 4308).

90

kewajibannya, oleh sebab itulah beliau ikutkan


perkataan beliau dengan perkataan: "Tanpa
kesombongan", maksudnya adalah bahwa
keutamaan yang aku dapatkan ini adalah
kemurahan dari Allah dan aku tidak
mendapatkannya dari diriku sendiri. Aku tidak
bisa mencapainya dengan kekuatanku sendiri
maka
tidak
pantas
bagiku
untuk
1
menyombongkan diri" .
Sekarang mari kita lihat contoh lain dari
sikap ghuluw, yaitu yang disebutkan di dalam
Qashidah Barzanji dan Burdah:
Hambamu
yang
miskin
mengharapkan
Karuniamu (wahai Rasul) yang sangat banyak
Padamu aku telah berbaik sangka Wahai
pemberi kabar gembira dan Pemberi
Peringatan
Maka tolonglah Aku, selamatkan Aku Wahai
Penyelamat dari Saiir (Neraka)
Wahai penolongku dan tempat berlindungku
Dalam perkara-perkara besar dan berat yang
menimpaku
1

Lihat: An Nihayah Fi Gharib Al Hadits, juz. 2, hal. 1029.

91

Penjelasan :
Misi dan tujuan kedatangan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam yang utama adalah
untuk
membebaskan
manusia
dari
penghambaan diri kepada selain Allah.
Sementara penyair dalam petikan syair Barzanji
di atas menyatakan penghambaan dirinya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
(bukan kepada Allah) dan mengharapkan
pemberian yang banyak dari beliau.
Pada bait yang ke-2 telah berbaik sangka
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
(untuk menyelamatkan dirinya). Padahal Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam sendiri menyuruh
untuk berbaik sangka hanya kepada Allah saat
akan menghadap Allah (akan mati). Hal ini
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
'anhuma bahwasanya ia pernah mendengar
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda
(3 hari sebelum wafatnya):


92

Artinya: "Janganlah pernah mati salah seorang


dari kalian, melainkan ia berbaik sangka kepada
Allah 'Azza wa Jalla".
Berbaik sangka dalam hadits tersebut
maksudnya adalah mengharap rahmat dan
ampunan.
Pada bait yang ke-3 penyair minta
pertolongan kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dan minta perlindungan dari
beliau supaya diselamatkan dari api neraka,
padahal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
sendiri melarang umatnya memohon untuk
menghilangkan kesusahan dan kesulitan yang
menimpa (istighatsah) kecuali hanya kepada
Allah. Bahkan beliau sendiri meminta
perlindungan hanya kepada Allah dan
memerintahkan ummatnya untuk memohon
perlindungan hanya kepada Allah semata.
Rasulullah
shallallahu
'alaihi
wasallam
bersabda:
"Tidaklah
boleh
memohon
untuk
menghilangkan kesusahan dan kesulitan yang
menimpa (istighatsah) kepadaku (karena Nabi
93

tidak mampu melakukannya), dan istigotsah itu


hanya boleh kepada Allah semata"1.
Pada bait yang ke-4 penyair menjadikan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai
penolong dan tempat berlindung dalam
perkara-perkara besar dan berat yang
menimpanya dengan melupakan Allah 'Azza wa
Jalla sebagai penolong dan tempat berlindung
yang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri
meminta pertolongan dan perlindungan hanya
kepada-Nya.
Keempat bait syair ini di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat yang mengandung kesesatan
dan kesyirikan yang sangat berat. Hal ini tidak
diketahui oleh orang-orang yang berdiri
mendendangkan syair-syair Barzanji tersebut.
Berdirinya mereka (pembaca Barzanji) pada
acara Maulid dan Cukuran (potong rambut
bayi) dan acara ziarahan di rumah calon jamaah
hajji. Dikatakan oleh Ulama bahwa hal itu
didasarkan kepada Itiqad (keyakinan) sesat
1

HR. Ath Thabrani, semua perawi shahih kecuali Ibnu Lahi'ah,


hadits darinya hasan.

94

bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam


menghadiri majelis yang di dalamnya di baca
kisah maulid tersebut. Setelah mendapat
kritikan Ulama mereka pindah kepada itiqad
(keyakinan) lain yang sama juga sesatnya yaitu
anggapan bahwa Ruh Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam hadir menyertai mereka. Sehingga
terdengar dari mereka ungkapan Jasadnya
tidak menyertai kita akan tetapi rohaniatnya
selalu bersama kita.
Sedangkan di dalam Qashidah Burdah
yang dicetak bersama kitab Barzanji, ada baitbait yang dikritik oleh Ulama karena
mengandung pujian melampaui batas yang
ditujukan
kepada
Rasulullah,
sehingga
menempatkan Nabi pada posisi dan tingkatan
Allah 'Azza wa Jalla. Diantara bait yang dikritik
itu adalah:



95

"Wahai makhluk yang mulia tiadalah bagiku


tempat berlindung"
Selain engkau, di kala bencana besar
menimpaku



Maka sesungguhnya termasuk sebagian dari
pemberianmu (adalah) dunia dan akhirat
Dan termasuk sebagian dari ilmumu adalah
ilmu tentang apa yang tercatat dalam Al-Lauh
Al-Mahfudzh dan apa yang tertulis oleh Pena
Allah
Inilah sebagian dari syair Qashidah yang
mengandung
Pujian
kepada
Rasululah
shallallahu 'alaihi wasallam yang melampaui
batas.
2. Menjadikan kuburan sebagai masjid

96

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam


sangat melarang umatnya menjadikan kuburan
sebagai masjid. Dipakai untuk shalat, berdoa,
membaca Al Quran, bertafakkur dan
sebagainya. Karena hal itu adalah pekerjaan
orang-orang Yahudi dan Nashrani. Dan karena
perbuatan inilah akhirnya mereka mendapatkan
laknat
Allah.
Mereka
sesat
dengan
menyekutukan Allah Ta'ala. Mari kita lihat
sabda-sabda Nabi kita yang mulia:



,

.

,
Artinya: "Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau
menuturkan bahwa Ummu Habibah dan Ummu
Salamah radhiyalahu 'anhuma bercerita
tentang gereja yang mereka lihat di negeri
97

Habasyah di dalamnya ada gambar-gambar,


kemudian keduanya menceritakan kepada Nabi
Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam akan
perihal itu. Nabipun bersabda: "Sesungguhnya
mereka itu jika ada seorang shalih diantara
mereka meninggal dunia, maka mereka bangun
di atas kuburannya sebuah masjid dan mereka
gambari dengan gambar-gambar tersebut,
mereka adalah seburuk-buruknya makhluk
dalam pandangan Allah pada hari kiamat"1.
Di dalam riwayat yang lain Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasalam melaknat yang
melakukan hal ini:


- -
, ,

.
.
1

HR. Bukhari dan Muslim.

98

Artinya: "Bahwa Aisyah dan Abdullah bin Abbas


radhiyallahu 'anhum berkata: "Ketika Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan
sakit keras, beliau meletakkan kain di atas
wajahnya, jika sadar beliau membukanya dari
wajahnya dan bersabda dalam keadaan seperti
itu: "Laknat Allah atas orang Yahudi dan
Nashrani karena mereka menjadikan kuburan
nabi-nabi mereka sebagai masjid"1.
3. Bepergian ke selain 3 masjid baik itu

kuburan, tempat bersejarah, tempat yang


dikeramatkan dengan bersusah payah
bertujuan untuk beribadah disitu.



Artinya: "Dari Abu Sa'id Al Khudry radhiyallahu
'anhu, beliau menuturkan bahwa Rasulullah
1

HR. Bukhari dan Muslim.

99

shallallahu
'alaihi
wasallam
bersabda:
"Janganlah kalian bersusah payah untuk
melakukan perjalanan kecuali ke tiga masjid,
masjidku ini dan Masjidil Haram serta Masjidil
Aqsha"1.
4. Menggambar makhluk hidup
"Kenapa melukis, memahat patung dan
membuat symbol yang menyerupai makhluk
yang bernyawa merupakan perbuatan yang bisa
menghantarkan kepada kesyirikan?", untuk
mengetahui jawabannya mari kita perhatikan
beberapa nash berikut, Allah Ta'ala berfirman:


Artinya: "Dan mereka berkata: "Jangan sekalikali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhantuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu

HR. Bukhari dan Muslim.

100

meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan


jangan pula Suwaa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr"1.
Abdullah bin Abbas radhiyallahu
'anhuma berkata: "Akhirnya berhala-berhala
yang semula ada di kaum Nuh masuk ke kaum
Arab, Wadd adalah berhala untuk Kaum Kalb di
daerah Daumatul Jandal, sedangan Suwa'
adalah berhala milik Hufzail, sedangkan Yaguts
adalah milik Murad kemudian milik Bani
Ghuthaif di daerah Jurf dekat Saba', sedangkan
Ya'uq adalah milik Hamdan, dan Nasr adalah
milik kaum Himyar, untuk keluarga Dzil Kala'.
Nama-nama ini adalah nama orang-orang shalih
dari kaum Nuh, ketika mereka mati, syetan
memberikan bisikan kepada kaumnya agar
membuat patung yang diketakkan di tempattempat berkumpul mereka, dan menamainya
dengan nama-nama mereka. Akhirnya mereka
lakukan itu dan pada saat itu belum disembah
sampai generasi tersebut habis dan ilmu
berganti akhirnya (patung-patung tersebut)
disembah"2.
1
2

QS. Nuh:23.
HR. Bukhari (no. 4920).

101

Sedangkan Ibnu Jarir Ath Thabari rahimahullah


berkata: "Ketika generasi mereka (para
pembuat patung) habis dan datang generasi
lain, Iblis membisikkan kepada mereka:
"Sesungguhnya mereka menyembah dan minta
hujan dengannya", akhirnya merekapun
menyembahnya (patung-patung tersebut)"1.
Jadi, menurut riwayat ini bahwa melukis,
memahat patung dan membuat symbol yang
menyerupai
makhluk
yang
bernyawa
merupakan
perbuatan
yang
bisa
menghantarkan kepada kesyirikan.
Dan Allah Ta'ala telah mengancam
orang-orang yang menyerupainya di dalam
penciptaannya, sebagaimana di dalam FirmanNya:

Lihat: Tafsir Ath Thabari, juz. 23, hal.639.

102



Artinya: "Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit
dan bumi?" Jawabnya: "Allah", Katakanlah:
"Maka patutkah kamu mengambil pelindungpelindungmu dari selain Allah, padahal mereka
tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula)
kemudaratan bagi diri mereka sendiri?".
Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan
yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita
dan terang benderang; apakah mereka
menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang
dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya
sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut
pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah
Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan
Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa"1.
Sedangkan kalau kita lihat sabda-sabda
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam,

QS. Ar Ra'du: 16.

103

maka kita akan dapati banyak sekali yang


menerangkan akan hal ini:



Artinya: "Allah Azza wa Jalla berfirman: "Dan
siapakah yang paling berani dari orang yang
mencipta seperti ciptaanku, maka hendaklah
mereka menciptakan satu biji dan hendaklah
mereka menciptakan dzarrah (semut merah
kecil1)"2.

Lihat: An Nihayah Fi Gharib Al Atsar, asal kata:


HR. Bukhari dan Ahmad dan lafazh ini menurut riwayat
Ahmad.
2

104

Artinya: "Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu


'anhu, beliau menuturkan: "Aku Telah
mendengar Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Sesungguhnya yang
paling pedih adzabnya di sisi Allah pada hari
kiamat adalah al Mushawwirun"1.
Dari Sa'id bin Abul Hasan, beliau
menuturkan ada seseorang datang kepada
Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma dan
berkata: "Sesungguhnya aku adalah seorang
yang menggambar gambar-gambar ini, maka
berikanlah fatwa kepadaku akan perkara ini?",
Beliau menjawab: "Mendekatlah kepadaku",
lalu ia mendekat, kemudian beliau berkata lagi:
"Mendekatlah kepadaku", lalu ia mendekat
sampai akhirnya beliau meletakkan tangan di
atas kepala orang tersebut, dan berkata: "Aku
akan beritahukan kepadamu apa yang telah aku
dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam, Beliau bersabda:

HR. Bukhari dan Muslim.

105








"Barangsiapa yang membuat gambar (makhluk
hidup) maka sesungguhnya Allah menyiksanya,
sampai dia (diperintahkan) meniup ruh ke
dalam gambarnya, dan sungguh dia tidak akan
pernah bisa meniupkannya selamanya"1.

Dari Abu Hayyaj Al Asadi, beliau berkata: "Ali


bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu berkata
kepadaku: "Maukah kamu aku utus dengan
sesuatu yang Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam pernah mengutusku, yaitu:

HR. Muslim.

106




"Janganlah kamu biarkan sebuah patung
kecuali kamu hancurkan dan sebuah kuburan
yang tinggi kecuali kamu ratakan"1.

HR. Muslim.

107

Kesyirikan Di Zaman Sekarang Lebih Parah,


karena1:
1. Kesyirikan di zaman dahulu hanya di waktu

lapang tapi di zaman sekarang pada waktu


lapang dan sempit.



Artinya: "Dan apabila kamu ditimpa bahaya di
lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru
kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan
kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia
adalah selalu tidak berterima kasih"2.

Sebagian cerita-cerita yang disebutkan penulis di bawah ini


adalah hasil dari penelitian lapangan dan pertanyaan lagsung
di berbagai daerah yang disebutkan.
2
QS. Al Isra-': 67.

108





Artinya: "Dialah yang menjadikan kamu dapat
berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
Sehingga apabila kamu berada di dalam
bahtera, dan meluncurlah bahtera itu
membawa orang-orang yang ada di dalamnya
dengan tiupan angin yang baik, dan mereka
bergembira karenanya, datanglah angin badai,
dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru
menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka
telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa
kepada
Allah
dengan
mengikhlaskan
ketaatannya
kepada-Nya
semata-mata.
(Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau
menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah
kami akan termasuk orang-orang yang
bersyukur. Maka tatkala Allah menyelamatkan
mereka, tiba-tiba mereka membuat kelaliman di
109

muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai


manusia, sesungguhnya (bencana) kelalimanmu
akan
menimpa
dirimu
sendiri;
(hasil
kelalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup
duniawi,
kemudian
kepada
Kami-lah
kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan"1.
Tapi di zaman sekarang, kesyirikan dilakukan
baik dalam keadaan sempit dan lapang, contoh:
Pada Abad ke 19 H, seorang ulama yang
bernama Shiddiq Hasan Khan rahimahullah
mengerjakan
ibadah
haji
dengan
mengendarai kapal laut. Ketika di tengahtengah lautan, sebagian penumpang
mengucapkan nama wali-wali mereka,
bukan berdoa kepada Allah Azza wa Jalla.
Di Indonesia ketika terjadi gempa di daerah
Bantul, sebagian media massa menyebutkan
bahwa kalau bukan karena seorang Embah
Fulan maka gunung merapi meletus
bersamaan dengan datangnya gempa.
1

QS. Yunus: 22-23.

110

Di sebuah kota di Kalimantan, jika seorang


anak sering sakit maka dia bawa ke sebuah
masjid. Di dalam masjid tersebut ada bekas
mihrab yang mereka anggap wali,namun
sudah direnovasi. Maka anak tadi
dibaringkan di atas mihrab tersebut
kemudian orang tuanya berdoa akan
kesembuhannya.
2. Sesuatu yang dijadikan sesembahan kaum
musyrikin dulu lebihj ringan, seperti:
malaikat, nabi, rasul atau orang-orang
shalih. Namun sekarang:
Menyembah dan mengambil berkah seorang
syeikh yang telanjang tanpa sehelai
benangpun dan berkeyakinan bahwa ia
memakai baju yang tidak terlihat oleh
manusia biasa, di Bangladesh Timur.
Menyembah ikan-ikan yang diyakini milik
seorang syeikh bernama Syah Jalal yang di
kubur di sekitar. Cara menyembahnya
dengan bertabarruk dari ikan tersebut.
Apabila ada orang yang sakit minta
111

kesembuhan melewati ikan-ikan tadi, atau


apabila ada ikan yang mati maka mereka
menyolatkannya seperti layaknya shalat
jenazah, di Bangladesh Utara.
Ada yang menyembah kuburan gajah,
kuburan anjing di India.
Ada yang menyembah sesuatu yang
disangka kuburan, ceritanya: seorang
penjual minyak wangi membawa minyak
wangi lalu jatuh ke tanah, kemudian tanah
yang ke jatuhan minyak wangi tersebut
dijadikan kuburan disangka kuburan seorang
wali Allah yang berbau wangi, di daerah
India yang berbahasa Tamil.
Di sebuah kota di Kalimantan, kuburan
bekas orang gila dikeramatkan dan
disembah serta diambil berkahnya.
Di sebuah gunung di daerah Jawa, orangorang ngalap berkah dengan mendatangi
kuburannya Pangeran Samudra dan Nyai
Ontrowulan yang mana mereka berdua ini
adalah anak dan ibu tiri kemudian berzina
dan diasingkan dari kerajaan Majapahit. Wal
'iyadzu billah.
112

3. Orang-orang musyrik di zaman dahulu

menyekutukan Allah di dalam perkara


Uluhiyah sedangkan sekarang di dalam
perkara Rububiyyah dan Uluhiyyah.


Artinya: "Dan sungguh jika kamu bertanya
kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab:"Allah",
maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan
(dari menyembah Allah)"1.

Artinya: "Dan sesungguhnya jika kamu


tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi" Tentu mereka
akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala
1

QS. Az Zukhruf: 87.

113

puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka


tidak mengetahui"1.
Contoh kemusyrikan pada perkara rububiyyah
di zaman sekarang:
Keyakinan bahwa kuburan para wali/pohon
keramat/pohon beringin kalau tidak
diberikan sesajen maka satu kampung akan
mendapatkan bahaya dan musibah.
Keyakinan orang bahwa yang mengatur
pantai selatan adalah Nyi Roro Kidul maka
bagi nelayan harus menyisakan hasil dari
penangkapan ikannya untuk laut dan tidak
boleh memakai baju hijau/kuning ketika
bernelayan.
Ketika terjadinya Tsunami di sebuah daerah
dekat pantai selatan mereka berbondongbondong membawa sesajen bagi penjaga
pantai tersebut. Wallahul musta'aan wa
'alaihit tuklan.

QS. Luqman: 25.

114

Penutup
Para pembaca yang semoga dirahmati Allah
Ta'ala
Di penghujung tulisan ini, sebagai
kesimpulan, maka penulis katakan:
1. Tauhid adalah amalan termulia.
2. Keutamaan Tauhid sangatlah agung.
3. Syirik adalah dosa terbesar dari seluruh
dosa.
4. Bahaya dan buruknya perbuatan syirik
membuat kita bertekad untuk tidak akan
pernah melakukan syirik, selama hayat
masih dikandung badan, selamanya.
Terakhir, mari kita selalu ucapkan doa di bawah
ini, agar kita terhindar dari syirik baik yang kita
ketahui ataupun yang tidak kita ketahui:




,

115

Artinya: "Ya Allah Sesungguhnya aku berlindung


kepada-Mu dari mensyirikkan-Mu dalam
keadaan aku mengetahuinya dan aku memohon
ampunan dari-Mu dari sesuatu (perbuatan
syirik) yang tidak aku ketahui"1.

HR. Bukhari di dalam Adab Al-Mufrad dan dishahihkan oleh


Al Albani di dalam Shahih Al Jami' (no. 3731).

116

Daftar Isi
No
Judul
1. Mukaddimah
2. Yang Dimaksudkan
Amalan Termulia Adalah Tauhid
3. Yang Dimaksudkan
Dosa Terbesar Adalah Syirik
4. Kenapa Selalu Membicarakan
Tauhid?
5. Mengenal Tauhid
6. Arti Ibadah
7. Balasan
Bagi
Yang
Bersih
Tauhidnya
8. Pengertian Syirik
9. Pembagian Syirik
10. Macam-macam Syirik Akbar
11. Hukum Pelaku Syirik Akbar
12. Syirik Ashghar
13. Pembagian Syirik Ashghar
14. Perbedaan Antara Syirik Akbar
Dan Ashghar
15. Apa itu syirik khafi? Apakah ia
117

Hal
3
7
8
11
17
34
41
35
42
43
44
45
48
50
53

16.
17.

18.
19.
20.
21.
22.

23.
24.
25.

termasuk dari syirik akbar atau


ashghar?
Kenapa harus membicarakan
syirik
Takut
kepada
syirik
menumbuhkan beberapa hal
positif
Cara-Cara untuk Membentengi
Diri dari Syirik
Sebagian
Sarana
Pengantar
Kesyirikan
Ghuluw
Menjadikan Kuburan Sebagai
Masjid
Bepergian ke sebuah tempat baik
itu
kuburan
atau
tempat
bersejarah, keramat dengan
dengan bersusah payah dalam
rangka beribadah kecuali ke tiga
masjid
Menggambar Makhluk Hidup
Kesyirikan di Zaman Sekarang
Lebih Parah, Karena
Penutup
118

63
72

74
75
75
96
99

100
108
115

26. Daftar Isi

117

119

Vous aimerez peut-être aussi