Vous êtes sur la page 1sur 2

Pengelolaan Jalan Napas (Airway Management) Dengan

Alat
02Rabu,Februari
Akatsuki Ners Prosedur Tindakan
Cara ini dilakukan bila pengelolaan jalan nafas tanpa alat tidak berhasil dengan sempurna dan
fasilitas tersedia.
Peralatan dapat berupa :
a. Pemasangan Pipa (tube)
Dipasang jalan nafas buatan dengan pipa, bisa berupa pipa orofaring (mayo), pipa
nasofaring atau pipa endotrakea tergantung kondisi korban.
Penggunaan pipa orofaring dapat digunakan untuk mempertahankan jalan nafas tetap
terbuka dan menahan pangkal lidah agar tidak jatuh ke belakang yang dapat menutup
jalan nafas terutama bagi penderita tidak sadar

Pemasangan pipa endotrakea akan menjamin jalan nafas tetap terbuka, menghindari
aspirasi dan memudahkan tindakan bantuan pernafasan

b. Pengisapan benda cair (suctioning)


Bila terdapat sumbatan jalan nafas oleh benda cair. Pengisapan dilakukan dengan alat
bantu pengisap (pengisap manual atau dengan mesin)
Pada penderita trauma basis cranii maka digunakan suction yang keras untuk mencegah
suction masuk ke dasar tengkorak
c. Membersihkan benda asing padat dalam jalan nafas
Bila pasien tidak sadar terdapat sumbatan benda padat di daerah hipofaring maka tidak
mungkin dilakukan sapuan jari, maka digunakan alat Bantu berupa : laringoskop, alat
pengisap, alat penjepit.
d. Membuka jalan nafas
Dapat dilakukan krikotirotomi atau trakeostomi
Cara ini dipilih bila pada kasus yang mana pemasangan pipa endotrakeal tidak mungkin
dilakukan, dipilih tindakan krikotirotomi dengan jarum. Untuk petugas medis yang
terlatih, dapat melakukan krikotirotomi dengan pisau atau trakeostomi.
e. Proteksi servikal
Dalam mengelola jalan nafas, jangan sampai melupakan control servikal terutama pada
multiple trauma atau tersangka cedera tulang leher.
Dipasang dari tempat kejadian. Usahakan leher jangan banyak bergerak. Posisi kepala
harus in line (segaris dengan sumbu vertikal tubuh)

Sebagian peralatan pengelolaan jalan napas

Vous aimerez peut-être aussi