Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DEHIDRASI
Diposkan oleh exka saputra Kamis, 18 Oktober 2012
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh
bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wongs,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan
oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme
yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi.
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output melebihi
intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh,
tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat terjadi karena kekuarangan air
( watter deflection ), kekurangan natrium ( sodium deflection ), serta kekurangan air dan natrium
secara bersama-sama ( prescilla 2009 ),
Jadi, Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan usus besar
dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare dengan
atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga mengakibatkan dehidrasi
karena banyaknya cairan yang keluar karena gangguan tersebut.
Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi:
Pada bayi dan anak-anak
Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali perhari BAB, sedangkan
neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari BAB.
Pada orang dewasa
Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali dalam 2 jam BAB.
Jenis-jenis diare:
Diare cair akut
Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14 hari.
Disentri
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
Diare persisten
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
Gastroenteritis bisa mengakibatkan sesorang mengalami dehidrasi, dehidrasi dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
Dehidrasi ringan
Tanda-tanda: ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
Dehidrasi sedang.
Tanda-tanda: gelisah, sangat haus, nadi dan pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan mata
cekung, kencing sedikit dan minum normal.
Dehidrasi berat
Tanda-tanda: apatis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekana darah turun, warna urine pucat,
pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak
mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.
B. ETIOLOGI
1.
a.
1)
2)
3)
-
b.
1)
2)
3)
2.
Bakteri
Stigella
Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
Muntah yang tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Sel batang dalam darah
Salmonella
Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
Mungkin ada peningkatan temperature.
Muntah tidak menonjol.
Sel polos dalam feses.
Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Escherichia coli
Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.
Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.
Faktor Non Infeksiosus
a.
-
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida
(intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering
Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.
Etiologi Gastroenteritis
Faktor Penyebab (predisposisi)
Patogenesis
Infeksi virus, berkisar 50-70% dari Norovirus atau Norwalk merupakan penyebab utama
kejadian gastroenteritis (RSW,2008)
gastroenteritis viral di Amerika Serikat. Cara transmisi
adalah fekal-oral,manusia ke manusia, air yang
terkontaminasi feses norovirus. Masa inkubasi 12-48
jam dengan gejala awal mual,diare, muntah,nyeri
kepala dan hipertermi (RSW,2008).
Agen virus lainnya yang juga menyebabkan
gastroentritis viral(Thielman, 2004), meliputi :
caliciviruses,rotavirus,adenovirus,parvovirus,astrovirus
, coronavirus, pestivirus dan torovirus.
Infeksi bakteri, berkisar 15-20% dari Berbagai agen bakteri yang masuk kesaluran
kejadian gastroentritis (Diskin,2008)
gastrointestinal dapat memberikan respons peradangan.
Pada kondisi di Indonesia dengan higienis dan sanitasi
yang kurang,seperti pada musim penghujan, dimana air
membawa sampah dan kotoran lainnya, juga pada
waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari
apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar sehingga
penularaan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih
kurang sehingga terpaksa menggunaakan air seadanya,
dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah
makan, meningkatkan transmisi ke bakteri.
Cara transmisi adalaah fekal-oral,manusia ke manusia,
air yang terkontaminasi feses dengan bakteri
(diskin,2008), meliputi shigella,salmonella,C.jejuni,
yersenia enterocolitica, E.coli, V.Cholera, aeromonas,
B.Cereus,C.difficile, Clostridium perfringens, listteria,
M
avium-intracellulare
(MAI),immunocompromised,prodividencia,
Vparahaemolyticus dan V. Vulnificus.
Infeksi parasit, berkisar 10-15% dari
Berbagai agen paarasit bisa menginvasi saluran
kejadian gastroenteritis
(musher,2004)
Toksisitas makanan (CDC,2006)
Keracunan kerang dan binatang dari Beberapa makanan dari laut seperti kaarang dan
laut (CDC,2006)
beberapa binatang laut yang masuk ke saluran
gastrointestinal akan memberikan respons inflamasi
dan
memberikan
manifestasi
gangguan
gastrointestinal.beberapa kondisi keracunan bahan laut
dibagi menjadi :
- Pralytic shellfish poising (PSP) Saxitoxin
- Neurologic shellfish posoning (NSP) Berevetoxin
- Diarrheal shellfish poisining (DSP) Okadaic acid,
- Amnesic shellfish posoning Domoic acid
- Ciguatera (ciguatoxins)
- Scombroid (melakukan konversi histidine menjadi
histamine )
Obat-obatan (Thielman, 2004)
Berbagai agen obat dapat memberikan respons
peradangan pada mukosa saluran gastrointestinal dan
memberikan manifestasi peningkatan diare. Agen obat
yang berhubungan peradangagastrointestinal,meliputi
hal-hal berikut :
- Antibiotik,berhubungan dengan perubahan flora
Normal
- Laksatif,termasuk magnesium yang ada di dalam
Antasida
- Quinidine
- Kolinergik
- Sarbitol
Makanan dan minuman (Day,2007)
Pada kondisi kekurangan zat gizi ; kelaparan ( perut
kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang
cukup lama,kemudian diisi dengan makanan dan
minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang
bersamaan,terutama makanan yang berlemak,terlalu
manis,banyak serat,atau dapat juga karena kekurangan
zat putih telur akan meningkatkan respons saluran
gastrointestinal dan terjadi peradangan.
C. PATOFISIOLOGI
Virus dan bakteri keduanya masuk ke dalam sistem intestinal yang menyebabkan inflamasi
dan menimbulkan gejala gastroenteritis melalui beberapa cara yaitu:
- Saluran pencernaan : dimana bakteri masuk kedalam lambung dan usus halus sehingga dapat
merusak dinding sel epitelium, akibat dari inflamasi yang lama pada mukosa dapat
mengakibatkan destruksi dan ulserasi pada mukosa superfisial sehingga dapat menurunkan
absorbsi usus maka terjadi pergeseran air dan elektrolit (diare), menurunkan motilitas usus
sehingga bakteri berkembang biak (diare), meningkatkan motilitas usus maka terjadi penurunan
penyerapan makanan (diare).
- Parenteral (Pembuluh darah) dimana bakteri menembus pembuluh darah yang ada di usus
sehingga terjadi penetrasi dan invasi sistemik, masuknya kuman kedalam tubuh dapat merusak
sirkulasi darah sistemik.
- Post pembedahan usus: dimana usus diistirahatkan maka terjadi penurunan motilitas sehingga
makanan tidak dapat diabsorbsi.
Semua keadaan ini berakibat berkurangnya motilitas gastrointestinal dengan cairan dan
elektrolit yang disekresikan ke dalam usus lebih cepat, pH yang normal mempertahankan usus
dari serangan organisme dan bila pHnya tinggi seperti pada penggunaan antasida maka
mekanisme pertahanannya tidak seefektif biasanya.
Berkurangnya motilitas intestinal yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi seperti
immobilisasi intake makanan yang tidak adekuat, kurang makanan yang berserat dan terapi obat
menambah resiko terbukanya kontak patogen (infeksi) dengan dinding usus sehingga terjadi
gangguan pada sistem sirkulasi darah.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare (BAB, lembek, cair)
a. Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan isotonic,
ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik menghasilkan pergeseran
b.
mukosa usus.
c. Perubahan mobiliti
d. Hiperperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.
2. Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)
Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh juga akan
berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.
3. Nyeri perut dan kram abdomen
Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus dan efek
yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.
4. Peristaltik meningkat (> 35x/menit)
Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha mengeluarkan
ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.
5. Penurunan berat badan
Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses malah mengandung unsur-unsur penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.
6. Nafsu makan turun
Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh mual dan
rasa tidak enak.
7. Turgor kulit menurun dan membran mukosa kering
Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.
8. Mata cowong
Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik mengakibatkan
beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.
9. Gelisah dan rewel
Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga tubuh tidak
merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.
10. Kesadaran menurun
Gejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja jantung
ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga denyut jantung cepat,
nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung dengan peningkatan kepekaan dan
tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal berusaha ineretensi air dengan mencegah eksresi
Na sehingga urine pekat dan Na meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk dampaknya otak
kekurangan O2 dan nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.
Adapun tanda dan gejala dehidrasi yang lebih spesifik dibagi menjadi 3 bagian
Yaitu :
a. Dehidrasi ringan
- diare: bab kurang dari 4 kali sehari
- muntah sedikit, rasa haus normal
- denyut nadi normal, atau meningkat
- membran mukosa kering
- berat badan turun : anak 3% dan bayi 5%
- tekanan darah dalam batas normal
- turgor kulit kurang baik
b. Dehidrasi sedang
c. Dehidrasi berat
- sangat mengantuk, lemah
- diare lebih dari 10 kali sehari
- sering muntah
- air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering
- kulit dicubit kembali sangat lambat
- nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung
- berat badan turun: anak 9% dan bayi 15%
Tabel metode sistem skor dehidrasi dari Maurice King (1974)
SKOR
Keadaan umum
0
Sehat
1
Gelisah,cengeng,mengantuk,apatis
2
Delirium,koma,gejala
syok
Elastisitas kulit
Mata
Ubun-Ubun
besar
Mulut
Denyut nadi
Skor
Normal
Normal
Normal
Sedikit kering
Sedikit cekung
Sedikit cekung
Sangat kurang
Sangat Cekung
Sangat Cekung
Normal
Normal
Kering
Sedang (120-140)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat
intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam
serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan
pada penderita diare kronik.
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2.
Renjatan hipovolemik, Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang besar, maka
G. PENATALAKSANAAN
1 Medis
a. Pemberian cairan
c.
1)
2)
3)
2.
Obat-obatan.
Obat anti sekresi.
Obat anti spasmolitik.
Obat antibiotik.
Keperawatan
Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor malabsorbsi), tetapi
perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mecegah infeksi
(selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat pakaian kotor sendiri.
Masalah pasien diare yang perlu dipertahankan adalah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah,
kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman. Kurangnya
pengetahuan orang tua tentang penyakit.
I. PATOFLO
Infeksi virus dan Bakteri ke saluran gastrointestinal
Toksisitas makanan,efek obat , keracunan bahan laut , makanan dan minuman
Gastroenteritis
Invasi pada mukosa,memproduksi enterotoksin dan memproduksi sitoksin
Masuknya nutrisi
Iritasi Saraf Lokal
Nyeri Abdominal
Nutrisi tidak dapat diabsorpsi
Peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
Peningkatan asam organik
Peningkatan mobilitas usus
Gangguan absorpsi nutrisi dan cairan oleh mukosa intestinal
Enterotoksin agen infeksi
Peningkatan Tekanan Osmotik
Peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit
Penurunan perfusi ke ginjal
Aktual/resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Kecemasan pemenuhan informasi
Diare
Diare
Stimulasi dari c-AMP, c-GMP
Akumulasi air di lumen Intestinal
Resiko syok hipovolemik
Sekresi air ke lumen Intestinal
Penurunan perfusi ke otak
Peningkatan suhu tubuh
Asupan nutrisi tidak adekuat
Pasase feses yang encer
Oligori Anuria
Risiko gagal ginjal akut
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
- kaji apakah klien sering makan-makanan yang mentah
- kaji kemungkinan adanya makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh lalat
- bagaimana kondisi lingkungan rumah klien
- bagaimana penyajian makanan dan susu
- bagaiman kebersihan alat-alat makan
b. Pola nutrisi dan metabolik
- keluhan mual dan muntah
- apakah anoreksia
- kebiasaan makan kurang bersih atau jajan
- apakah ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, selaput mukosa kering)
- suhu tubuh meningkat
- berat badan turun drastis
c. Pola eliminasi
- B.A.B : perubahan konsistensi, berlendir, cair, kehijau-hijauan
ada darah
- B.A.K: apakah anuria, oliguria, apakah ada lecet di sekitar anus
d. Pola aktivitas dan latihan
- apakah ada kelemahan fisik, letih/lemas
- apakah nafas, nadi cepat atau tak teraba
- kemampuan anak untuk bermain dan meraih mainan
e. Pola tidur dan istirahat
- adakah perubahan pola tidur
- apakah sering terbangun karena diare atau nyeri
f. Pola kognitif dan persepsi sensori
- bagaimana cara mengatasi keluhan nyeri
- kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit diare
g. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : Mata cekung, turgor kulit kering, mukosa membran kering, oliguria anuria
- Palpasi : Nyeri tekan pada daerah abdomen
- Aukultasi : Hyperperistaltik usus
- Perkusi : Kembung
2. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang volume caiaran dan ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan
cairan yang berlebihan : Diare,Muntah.
2. Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi.
pengeluaran
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare dan tidak nafsu
makan
3. Rencana Keperawatan
No
Diagnosa
dx
Keperawatan
1
Kurang volume
cairan dan
ketidakseimbangan
elektrolit
berhubungan
dengan
pengeluaran
cairan yang
berlebihan :
Diare,Muntah
Intervensi
Rasional
1. Monitor b.a.b
(volume, warna,
frekuensi,
konsistensi) ada
lendir/pus/nanah
.
2. Monitor
pengeluaran
urine (volome,
darah, berat
jenis).
3. Timbang berat
badan perhari.
4. Monitor
intake out put.
5. Kaji status
hidrasi anak
6. Monitor
serum elektrolit.
7. Beri cairan
intravena sesuai
instruksi dan kaji
area penusukan.
1. Indikator
berat ringannya
penyakit dan
menentukan
intervensi
selanjutnya
2. Urine yang
sedikit atau
tidak ada
merupakan
indikasi adanya
dehidrasi.
3. Berat badan
menunjukkan
status
kecukupan
cairan tubuh.
4. Indikator
untuk
keseimbangan
cairan dan
elektrolit.
5. Terapi yang
tidak adekuat
mengakibatkan
dehidrasi tidak
teratasi atau
justru terjadi
overload
6. Deteksi dini
adanya asidosis
atau ketidak
seimbangan
elektrolit.
7. Cairan
intravena untuk
mengganti
cairan yang
keluar akibat
diare, area
penusukan
indikator
adekuatnya
rehidrasi dan
deteksi dini
injeksi.
2
Hypertermi
berhubungan
dengan proses
infeksi
1. Monitor
tanda-tanda vital
(suhu) tiap 1-2
jam.
2. Periksa feses
kultur
3.Berikan terapi
antibiotika
sesuai dengan
program medik.
4. Berikan
antipiretika dan
evaluasi penurun
suhu tubuh.
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan diare dan
tidak nafsu makan
1. Jika b.a.b
membaik
berikan diet
lunak secara
bertahap.
2. Timbang berat
badan perhari,
monitor
makanan yang
masuk dan catat
masukan
kalorinya.
3. Kaji dan catat
feses anak
4. Kolaborasi
dengan dokter
diet untuk
kebutuhan
1. Suhu yang
tinggi indikator
adanya infeksi.
2. Mengetahui
penyebab
penyakit dapat
digunakan
untuk landasan
terapi yang
tepat .
3. Kuman
penyakit mati ,
infeksi hilang,
suhu akan
turun.
4. Antiviretik
mempengaruhi
hipotalamus
sebagai pusat
pengaturan
suhu tubuh
1. Mengembali
kan fungsi
pencernaan
anak secara
bertahap.
2. Indikator
terpenuhinya
kebutuhan anak
3. Saluran cerna
post infeksi
yang sudah baik
akan toleran
terhadap
makanan yang
diberikan. Hal
ini dapat dilihat
dalam
perubahan
nutrisi anak
5. Libatkan dan
support pada
anak dan
keluarga dalam
program
keperawatan
feses.
4. Pemberian
diet atau nutrisi
yang tepat
mempercepat
penyembuhan
anak, sehingga
tidak
menggangu
tumbuh
kembang.
5. Kehadiran
orang terdekat
akan
meningkatkan
rasa aman anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
,Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan usus besar
dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare dengan
atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga mengakibatkan dehidrasi
karena banyaknya cairan yang keluar karena gangguan tersebut.Penyebab dari penyakit ini
disebabkan oleh virus dan bakteri.
B. Saran
Semoga makalah yang kami sajikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat di
aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kritik dan saran dari teman-teman sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini