Vous êtes sur la page 1sur 32

IMPLEMENTASI MANAJEMEN NYERI

DALAM AKREDITASI
UMIYATI

Latar Belakang
Dalam

UU no 44 th 2009 tentang RS
menyebutkan bahwa dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan Rs wajib
dilakukan akreditasi scr berkala minimal 3
th sekali.
UU menjamin tentang hak ps di RS
diantaranya hak memperoleh layanan
kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur
operasional dan hak memperoleh layanan
yg efektif ddan efisien shg ps terhindar
dari kerugian fisik dan materi.

Pada

standar akreditasi HPK.2.5


pada maksud dan tujuan disebutkan
semua staf harus menyadari kebutuhan
unik pasien pada akhir kehidupannya.
Kebutuhan
ini
meliputi
pengobatan
terhadap gejala primer dan sekunder,
manajemen nyeri (lihat juga AP.1.7, dan PP.
6); respon terhadap aspek psikologis, sosial,
emosional, agama dan budaya pasien dan
keluarganya (lihat juga HPK.1.1; HPK.1.1.1
dan HPK.1.2) serta keterlibatannya dalam
keputusan pelayanan.

Pada

Standar PPK.4 di sebutkan


Pendidikan pasien dan keluarga
termasuk topik-topik berikut ini,
terkait dengan pelayanan pasien :
penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang
aman, potensi interaksi antara obat
dengan makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri dan teknik-teknik
rehabilitasi
Pada Standar PP 6 secara khusus
membahas tentang pelayanan
pengelolaan rasa nyeri.

Standar Akreditasi Rumah Sakit


I. Kelompok Standar Pelayanan Berfokus pada Pasien
Bab 1.
Bab 2.
Bab 3.
Bab 4.
Bab 5.
Bab 6.
Bab 7.

Akses ke Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK)


Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
Asesmen Pasien (AP)
Pelayanan Pasien (PP)
Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)
Manajemen dan Penggunaan Obat (MPO)
Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK)

II. Kelompok Standar Manajemen Rumah Sakit


Bab 1.
Bab 2.
Bab 3.
Bab 4.
Bab 5.
Bab 6.

Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)


Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Tata Kelola, Kepemimpinan, dan Pengarahan (TKP)
Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI)

Asesmen Pasien
Standar AP.1.7
Semua pasien rawat inap dan rawat jalan di skrining untuk
rasa sakit dan dilakukan asesmen apabila ada rasa nyerinya.
Maksud dan tujuan AP.1.7
Pada saat asesmen awal dan asesmen ulang, prosedur
skrining dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan rasa
sakit, pasien dapat diobati di rumah sakit atau dirujuk untuk
pengobatan. Lingkup pengobatan berdasarkan pelayanan
yang tersedia di rumah sakit. Bila pasien diobati di rumah
sakit, dilaksanakan asesmen yang lebih komprehensif.
Asesmen disesuaikan dengan umur pasien dan mengukur
intensitas dan kualitas rasa nyeri, seperti karakter rasa nyeri,
frekuensi, lokasi dan durasi. Asesmen ini dicatat sedemikian
rupa agar memfasilitasi /memudahkan asesmen ulang yang
reguler dan follow up sesuai kriteria yang dikembangkan oleh
rumah sakit dan kebutuhan pasien.

Elemen Penilaian AP 1.7


Pasien

di skrining untuk rasa sakit (lihat juga PP.6, EP

1).
Apabila

diidentifikasi ada rasa sakit pada asesmen


awal, pasien dirujuk atau rumah sakit melakukan
asesmen lebih mendalam, sesuai dengan umur
pasien, dan pengukuran intensitas dan kualitas nyeri
seperti karakter, kekerapan/frekuensi, lokasi dan
lamanya.

Asesmen

dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi


asesmen ulangan yang teratur dan tindak lanjut
sesuai kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit
dan kebutuhan pasien

Dokumen
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
asesmen nyeri
Dokumen:
Hasil asesmen dan tindak
lanjutnya di rekam medis
Bukti konsultasi

Pelayanan Pasien (PP. 6)


Standar

PP.6 Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri.


Maksud dan tujuan PP.6
Rasa nyeri dapat merupakan pengalaman umum seorang pasien;
nyeri yang tidak teratasi mengakibatkan efek tidak diharapkan
secara fisik dan psikologis. Hak pasien untuk mendapatkan
asesmen dan pengelolaan nyeri dihargai dan dibantu (lihat juga
HPK.2.5, Maksud dan Tujuan). Berdasarkan lingkup pelayanan
yang disediakan, rumah sakit memiliki proses untuk asesmen dan
pengelolaan rasa nyeri yang sesuai, termasuk :
a) Identifikasi pasien yang nyeri pada waktu asesmen awal dan
asesmen ulang.
b) Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai pedoman dan protokol.
c) Komunikasi dengan dan mendidik pasien dan keluarga tentang
pengelolaan nyeri dan gejala dalam konteks pribadi, budaya
dan kepercayaan agama masing-masing (lihat juga HPK.1.1, EP
1). d) Mendidik para praktisi pelayanan kesehatan tentang
asesmen dan pengelolaan nyeri (lihat juga HPK.2.4).

Elemen Penilaian PP 6
Berdasarkan

lingkup pelayanan yang diberikan, rumah sakit


mempunyai prosedur untuk identifikasi pasien yang
kesakitan (lihat juga AP.1.7, EP 1, dan AP.1.8.2, EP 1).

Pasien

yang kesakitan mendapat asuhan sesuai pedoman


Manajemen nyeri.

Berdasarkan

lingkup pelayanan yang diberikan, rumah sakit


menjalankan proses untuk berkomunikasi dan mendidik
pasien dan keluarga tentang rasa sakit (lihat juga PPK.4, EP
4).

Berdasarkan

lingkup pelayanan yang diberikan, rumah sakit


menjalankan proses mendidik staf tentang rasa sakit (lihat
juga KPS.3, EP 1).

DOKUMEN PP 6

Regulasi RS :
Kebijakan/ panduanmanajemennyeri
SPO manajemen nyeri
Dokumenimplementasi :
Pengkajiannyeridalamrekammedis
Form edukasi
Dokumenpelatihan

Hak Pasien dan Keluarga


Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang sesuai
manajemen nyeri yang tepat

Maksud HPK.2.4
Nyeri merupakan bagian yang umum dari
pengalaman pasien, dan nyeri yang tidak berkurang
menimbulkan dampak yang tidak diharapkan
kepada pasien secara fisik maupun psikologis.
Respon pasien terhadap nyeri seringkali berada
dalam konteks norma sosial dan tradisi keagamaan.
Jadi, pasien didorong dan didukung melaporkan rasa
nyeri. Proses pelayanan rumah sakit mengakui dan
menggambarkan hak pasien dalam asesmen dan
managemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.6).

Elemen Penilaian HPK 2.4


1.

2.

Rumah sakit menghormati dan


mendukung hak pasien dengan
cara asesmen manajemen nyeri
yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).
Staf rumah sakit memahami
pengaruh pribadi, budaya dan
sosial pada hak pasien untuk
melaporkan rasa nyeri, serta
pemeriksaan dan pengelolaan nyeri
secara akurat

Regulasi
1.
2.
3.

Panduan manajemen nyeri


SPO asesmen nyeri
SPO pelayanan kedokteran tentang
manajemen nyeri

Hak pasien Dalam Manajemen


Nyeri
Pasien memiliki hak untuk:
1. Informasi dan jawaban atas pertanyaan
Anda tentang rasa sakit dan nyeri
2. Meminta staf peduli dan menangani
keluhan Anda dengan serius
3. Mendapat respon cepat ketika pasien
melaporkan nyeri
Perlakuan nyeri terbaik yg tersedia.
4. Mendapat jasa dr Spesialis yg dapat
mengatasi nyeri jika diperlukan

Tangguang Jawab Pasien dalam


Manajemen Nyeri
Untuk berbicara dengan dokter atau
perawat tentang:
Apa yang diharapkan
Berbagai jenis pilihan nyeri
Rencana penanganan nyeri untuk
setiap rasa sakit yang tidak akan hilang
Untuk meminta untuk menghilangkan
rasa sakit segera setelah nyeri dimulai
Untuk membantu dokter dan perawat
mengukur rasa sakit Anda.

Menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut:

Di mana rasa sakit itu berada?

Apakah rasa sakit itu datang dan


pergi atau itu terus menerus?

Apakah Anda menggambarkan rasa


sakit sebagai tajam, tumpul, sakit,

Berdenyut, ditusuk jarum, dll?

Apa yang membuat rasa sakit lebih


baik?

Apa yang membuat rasa sakit lebih


buruk?

Apakah rasa sakit itu menghentikan


Anda dari melakukan hal-hal tertentu

KEBIJAKAN PELAYANAN
DALAM MANAJEMEN NYERI
Semua

pasien rawat inap dan rawat


jalan, IGD di skrining untuk rasa sakit
dan dilakukan asesmen apabila ada
rasa nyerinya.
Pasien dibantu dalam pengelolaan
rasa nyeri secara efektif.
Menyediakan pengelolaan nyeri sesuai
pedoman dan protokol.
Komunikasi dengan dan mendidik
pasien dan keluarga tentang
pengelolaan nyeri dan gejala dalam
konteks pribadi, budaya dan
kepercayaan agama masing-masing.

Kebutuhan mendesak untuk


pedoman manajemen nyeri
Saat

ini banyak dokter dari spesialisasi


yang berbeda (misalnya bedah saraf,
neurologi, bedah, anestesiologi,
psikiatri dan fisioterapi) yang terlibat
dalam perawatan pasien nyeri
kebutuhan yang kuat untuk
mengembangkan pedoman
menggunakan pendekatan
multidisiplin
pedoman

berbasis bukti yang


jelas dan ringkas bisa berdampak
besar pada penggunaan obat
yang benar.

PERTIMBANGAN utk PEDOMAN


Jenis

nyeri: pedoman untuk pengobatan semua jenis sakit


yaitu nociceptive, neuropatik dan psikogenik
mempertimbangkan total sakit (fisik, psikososial, emosional
dan spiritual).

Kelompok

Umur: pendekatan yang berbeda untuk manajemen


nyeri (neonatus / anak-anak, orang dewasa dan orang tua).
Ketiga kelompok usia yang sangat berbeda karena berbagai
alasan; jenis sakit, penilaian nyeri, efektivitas, dan pilihan
strategi farmakologis atau non.

Kategori

nyeri: akut, dan kronis (non ganas / ganas),


termasuk panduan untuk situasi klinis tertentu dan
pengaturan sumber daya yang terbatas.

Peran

perawat dan apoteker dalam manajemen nyeri adalah


penting, mereka perlu dididik tentang praktik yang baik dalam
manajemen nyeri untuk penilaian nyeri dan pengobatan
farmakologis dan non-farmakologis.

hambatan atau tantangan


kurangnya pendidikan, kurangnya pengakuan
tentang pentingnya manajemen nyeri, hambatan
bahasa, kurangnya pengetahuan dan informasi,
keanekaragaman budaya, ketidakmampuan
untuk mengukur dan menilai nyeri dan
kemanjuran pengobatan, ketidakmampuan untuk
memahami perkembangan anak-anak dari latar
belakang budaya yang berbeda,
ketidakmampuan untuk berkomunikasi dengan
orang tua, pasien yang beragam dengan banyak
patologi yang berbeda,
Pertimbangkan pendidikan pasien, keluarga
kebijakan untuk mencapai keseimbangan antara
mencegah penyalahgunaan dan memastikan
ketersediaan obat-obatan narkotika.

DAFTAR PERTANYAAN TELUSUR

Apa saja yang dikaji saat penerimaan pasien


baru di rawat jalan?
Apa saja yang dikaji saat penerimaan pasien
baru di rawat inap?
Siapa yang melakukan pengkajian tersebut?
Dimana pengkajian itu dicatat?
Bagaimana RS mengkaji rasa nyeri pasien?
Bagaimana prosedur penanganan pasien
dengan rasa nyeri?

Neonatal Infant Pain Scale


(NIPS)
adalah

alat penilaian perilaku


untuk pengukuran nyeri pada
neonatus . Ini dapat digunakan
untuk memantau neonatus
sebelum selama dan setelah
prosedur yang menyakitkan
seperti venipuncture

Neonatal Infant Pain Scale


(NIPS)
Parameters:
(1) facial expression 0 - 1
(2) cry
0-2
(3) breathing patterns 0 - 1
(4) arms
0-1
(5) legs
(6) state of arousal 0 - 1

Faces Rating Scale dari Wong Baker


Nilai 0 nyeri
Nilai 1 nyeri
Nilai 2 nyeri
Nilai 3 nyeri
Nilai 4 nyeri
keseluruhan
Nilai 5 nyeri

tidak dirasakan oleh anak


dirasakan sedikit saja
dirasakan hilang timbul
yang dirasakan anak lebih banyak
yang dirasakan anak secara
sekali dan anak menjadi menangis

Klasifikasi tingkatan nyeri untuk usia 3-4 tahun atau


lebih :

Tidak ada nyeri


2-4 Nyeri ringan, dimana anak belum
mengeluh nyeri, atau masih dapat ditolerir
karena masih dibawah ambang rangsang.
5-6 Nyeri sedang, dimana anak mulai
merintih dan mengeluh, ada yang sambil
menekan pada bagian yang nyeri
7-9 Termasuk nyeri berat, anak mungkin
mengeluh sakit sekali dank lien tidak
mampu melakukan kegiatan biasa
10 Termasuk nyeri yang sangat, pada
tingkat ini anak tidak dapat lagi mengenal
dirinya

Formulir nyeri
SKALA INTENSITAS NYERI DAN TIPE NYERI
0. Tidak ada nyeri.
1. Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan
2. Nyeri seperti melilit atau terpukul.
3. Nyeri seperti perih atau mules.
4. Nyeri seperti kram atau kaku
5. Nyeri seperti tertekan atau bergerak.
6. Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
7. 8. 9. Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas
yang bisa dilakukan.
10. Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
Tipe Nyeri
1-3 Tipe nyeri ringan.
4-6 Tipe nyeri sedang.
7-9 Tipe nyeri berat.
10 Tipe nyeri sangat berat.

KESIMPULAN
ASUHAN PASIEN (PATIENT CARE)
CARE : Commitment - Attention - Respon Empathy
Pasien dibantu dalam pengelolaan rasa nyeri
secara efektif ----> pasien berhak untuk tidak
nyeri
Regulasi : kebijakan, pedoman, SPO
- Banyak spesialisasi yang terlibat dalam
perawatan pasien neri
- staf trampil untuk pengelolaan rasa nyeri,
berkomunikasi & mendidik pasien & keluarga
Skrining / Penilaian : RJ, GD, RI
Pencatatan di RM : RJ, GD, RI

.
.

Pasien
berhak
untuk
tidak nyeri

Vous aimerez peut-être aussi