Vous êtes sur la page 1sur 4

Analisis Persediaan

Untuk mengilustrasikan analisis persediaan, perhatikan contoh cangkir air panas


sekali pakai untuk restoran siap saji. Produsen dapat memilih membuat cangkir
dengan menggunakan kertas atau polyfoam. Setiap tahap menghasilkan
pertanyaan kunci tertentu.

• Bahan baku apa yang dibutuhkan untuk setiap jenis cangkir?

• Berapa kebutuhan energy untuk memproduksi setiap produk?

• Jenis pembuangan cairan atau emisi apa yang dihasilkan setiap produk?

• Apa potensi daur ulangnya?

• Sumber daya apa yang dibutuhkan untuk pembuangan akhir?

Jawaban atas pertanyaan tersebut mendefinisikan analisis persediaan

Analisis Dampak

Analisis dampak menilai makna dari nilai yang disediakan oleh tahap analisis
persediaan. Di sini perusahaan menganalisa dampak-dampak positif dan negatif
dari data yang diperoleh dari analisis persediaan lalu kemudian barulah perusahaan
membuat keputusan mana yang akan dipilih. Misalkan diperoleh data sebagai
berikut:

Variabel Pembanding Cangkir Kertas Cangkir Polyfoam


Penggunaan bahan baku
per cangkir:
Kayu dan batang (g) 33 0
Minyak bahan bakar (g) 4,1 3,2
Berat Akhir (g) 10 11,5
Utilitas per mg bahan
baku: 9000-12.000 5.000
Uap (kg) 3,5 0,4-0,6
Listrik (GJ) 50 154
Air Pendingin (m3)
Pembuangan cairan per
mg bahan:
Volume (m3) 50-190 0,5-2,0
Bahan padat penahan (kg) 35-60 Trace
Kebutuhan oksigen (kg) 30-50 0,07
Organoklorida (kg) 5-7 0
Garam Besi (kg) 1-20 20
Emisi Udara per mg bahan
baku: 0,5 0
Klorin (kg) 2 0
Sulfida (kg) 5-15 0,1
Partikel (kg) 0 35-50
Pentana (kg)
Potensi daur ulang:
Pengguna Utama Sulit Mudah
Setelah penggunaan Rendah tinggi
Pembuangan akhir:
Perbaikan panas (Mj/kg) 20 40
Massa ke tanah (g) 10,1 11,5
Lapuk secara alami Ya Tidak

Dari data ini barulah perusahaan akan menganalisis manakah bahan yang akan
dipakai.

Penilaian Biaya

Penilaian biaya atas siklus hidup menentukan pengaruh keuangan dari dampak
lingkungan yang diidentifikasi pada tahap persediaan dan tahap perbaikan dari
penilaian siklus hidup. Penilaian biaya lingkungan untuk tahap persediaan dapat
memfasilitasi analisis dampak. Biaya bahan baku dibebankan melalui penelusuran
langsung. Jumlah bahan baku yang dikonsumsi per unit dapat diidentifikasi, lalu
dikalikan dengan harga bahan baku. Biaya energy dan biaya memproduksi emisi ke
lingkungan dibebankan melalui penelusuran penggerak (driver tracing). Jadi, untuk
produk yang ada (atau proses, jika merupakan obyek biaya), aktivitas lingkungan
terkait dan biayanya diidentifikasi, tingkat aktivitasnya dihitung, dan biaya-biaya
tersebut dibebankan pada produk bersangkutan. Daur ulang dan pembuangan
merupakan hal terpisah meskipun tetap menjadi isu penting. Sebagian besar biaya
adalah biaya social dan pengukurannya lebih sulit. Penggunaan pendekatan
penghitungan biaya privat juga dimungkinkan untuk daur ulang dan pembuangan.
Sebagai contoh, anggaplah biaya lingkungan per unit berikut ini telah ditentukan
untuk kedua cangkir tersebut.

Cangkir Kertas Cangkir Polyfoam

Penggunaan bahan baku $0,010 0,004

Utilitas $0,012 0,003

Sumber daya yang $0,008 0,005


berhubungan dengan
limbah $0,030 0,0012

Total biaya privat $(0,001) (0,004)

Keuntungan daur ulang $0,029 0,008


(social)
Biaya lingkungan per unit

Biaya siklus hidup per unit menyediakan ukuran ringkasan dari dampak lingkungan
relative dari kedua produk dan disediakan mendukung interpretasi kualitatif dari
data lingkungan operasional dan subyektif yang ditemukan di tampilan table
pertama

Analisis Lingkungan

Penilaian dampak lingkungan dalam instilah operasional dan keuangan menetapkan tahap untuk
langkah terakhir, yaitu mencari cara mengurangi dampak lingkungan dari alternatif- alternative
yang dipertimbangkan atau dianalisis. Perbaikan kinerja lingkungan dari produk dan proses yang
ada merupakan tujuan keseluruhan dari system pengendalian lingkungan.

Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi


Sistem manajemen lingkungan berbasis strategi menyediakan kerangka kerja operasional untuk
memperbaiki kinerja lingkungan. Sebagai contohnya, perspektif lingkungan perlu dihubungkan
dengan perspektif proses untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Pengetahuan mengenai akar
penyebab dari aktivitas lingkungan merupakan dasar untuk setiap perubahan desain proses yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja lingkungan.

Persperktif Lingkungan
Tujuan dari perspektif lingkungan :

1. Meminimalkan penggunaan bahan baku atau bahan yang masih asli

2. Meminimalkan penggunanaan bahan berbahaya

3. Meminimalkan kebutuhan energy untuk produksi dan penggunaan produk

4. Meminimalkan pelepasan residu padat, cair, dan gas serta

5. Memaksimalkan peluang untuk daur ulang

Ada 2 tema lingkungan yang terkait dengan bahan baku dan energy ( tiga tujuan inti pertama ).

(1) Energy atau bahan baku yang digunakan tidak melebihi bahan baku yang digunakan.

(2) Pencariaan sarana untuk menghilangkan penggunaan bahan baku yang merusak
lingkungan

(3) Mengukur jumlah kuantitas total dan bahan baku per unit energi
Tujuan inti yang keempat dapat direalisasikan dalam salah satu dari 2 cara berikut :

(1) Menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu ketiga diproduksi

(2) Menghindari produksi residu dengan mengidentifikasi penyebab dasar serta mendesain
ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab- penyebabnya

Tujuan kelima menekankan pada konservasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui melalui
penggunann kembali. Daur ulang dapat mengurangi permintaan untuk ekstraksi bahan baku dan
mengurangi pembuangan sampah oleh pemakai akhir.

Vous aimerez peut-être aussi