Vous êtes sur la page 1sur 2

ASAL MULA NAMA WAMENA

Menurut cerita dari beberapa tokoh masyarakat Wamena, Ahumpua merupakan salah
satu tempat yang memiliki lembah luas, tanah subur, makmur, dan indah yang dikelilingi oleh
sungai Ahumpua dengan pegunungan-pegunungan yang tinggi menjulang mengelilingi
menyelimuti daerah tersebut.
Konon pemberian nama Ahumpua berdasarkan kepada pemikiran bahwa tempat
tersebut merupakan pusat kepercayaan mereka (animisme) yang menolong masyarakat Ahumpua
pada waktu itu. Banyak orang yang tinggal dan menetap di Ahumpua karena pandangan
masyarakat setempat bahwa tempat tersebut penuh dengan berkat dalam memenuhi kebutuhan
masyarakatnya. Tempat tersebut juga sebagai pusat kegiatan utama untuk masyarakat seperti
berkebun / bercocoktanam, bertempat tinggal,dan memelihara ternak babi (wam).
Ahumpua disimbolkan sebagai badan manusia, yang dapat diartikan bahwa Ahum
berarti perut (pusat), kepala dibagian timur, kaki dibagian barat, tangan dibagian selatan, dan
tangan kanan dibagian utara dari daerah Ahumpua. Itulah pengertian Ahumpua menurut cerita
rakyat yang diwariskan secara turun-temurun.
Keadaan masyarakat pada waktu itu dalam situasi perang antar kampung setiap malam.
Diakhir perang itu masyarakat selalu makan dagung manusia. Manusia makan manusia, yang
berarti makanan utama dalam kehidupan mereka adalah daging.
Masyarakat Aumpua menganut kercayaan animisme, yaitu kepercayaan pada hal-hal
gaib dan roh-roh halus. Dalam kehidupannya sehari-hari anak-anak wanita diberi tugas khusus
untuk menjaga anak babi. Mereka menjaga anak- anak babi itu setiap hari. Dari sinilah kisah ini
berawal.
Pada suatu hari gadis-gadis Ahumpua seperti biasanya menjaga anak-anak babi.
Diantara gadis-gadis itu hanya ada satu gadis yang berani melakukan sesuatu dan bertanggung
jawab atas apa yang dilakukannya.Tempat dimana mereka menjaga babi adalah di pinggir kali
Ahumpua (sekarang kali Baliem). Mereka menjaga anak-anak babi itu dari pagi, pada siang
harinya gadis-gadis ini mandi di kali Ahumpua. Tapi sebelum mandi tiba-tiba ada orang berkulit
putih muncul di pinggir kali Aumpua. Gadis-gadis itu terkejut dan berteriak,”Eye…eye…eye,ap
huluan… ap huluan…” (eye artinya minta tolong untuk menyelamatkan diri, ap huluan adalah
orang berkulit putih. Jadi artinya adala tolong ada orang kulit putih). Gadis-gadis itu langsung
melarikan diri ke hutan karena takut melihat orang kulit putih.
Hanya ada satu orang gadis yang berani mengadapi ap huluan, ia tidak peduli apa yang
terjadi nanti. Ap huluan tahu kalau gadis-gadis tadi takut kepadanya. Ia pun menjaga jarak dan
memberikan salam dari jauh pada gadis pemberani itu. Salam yang disampaikan Ap huluan
adalah bahasa isyarat dengan cara menggerak-gerakkan tangan yang berarti jangan takut…
jangan takut, namun gadis ini tidak mengerti.
Akhirnya, Ap huluan mendekati si gadis dan memberikan salam dengan menjabat
tangan gadis itu. Gadis itu membalas jabatan tangan tersebut. Setelah berjabat tangan, Ap huluan
bertanya pada si gadis, “apakah nama tempat ini?.” Ketika Ap huluan menanyakan nama tempat,
bertepatan pula muncullah seekor anak babi, dan secara spontan si gadis berkata “tu wamena….”
yang artinya ini anak babi (tu adalah ini, ena adalah anak, dan wam adalah babi). Ap huluan
segera mengerti dan mencatat dalam buku agendanya. Jadi, arti dari Wamena adalah anak babi.
Telah terjadi kesalahpahaman antara Ap huluan dan si gadis, dan kesalahan tersebut
tidak disadari oleh keduanya. Percakapan kemudian berlanjut masih dengan menggunakan
gerakan-gerakan tangan. Setelah itu, Ap huluan memberikan salam dan segera berjalan kaki
kearah Ahumpua bagian timur. Sekarang arah Ap huluan ini disebut “Wamena Timur”. Setelah
Ap huluan pergi, si gadis segera berlari ke rumahnya sambil memanggil teman-temannya yang
sedang bersembunyi ketakutan. Kemudian dengan menangis si gadis bercerita kepada orang
tuanya. Mendengar cerita si gadis ini ada yang percaya dan ada yang tidak. Bagi yang percaya,
mereka segera menyiapkan alat-alat perang dan segera mengejar Ap huluan untuk
membunuhnya. Namun beruntunglah, Ap huluan tidak ditemukan. Peristiwa ini merupakan
awal proses pembangunan di daerah tersebut.
Suatu ketika lewatlah pesawat yang ditumpangi oleh orang-orang berkebangsaan
Belanda dan mendarat di daerah Ahumpua dengan suara yang menakutkan. Berturut-turut
kemudian pesawat-pesawat lain mendarat di daerah tersebut selama kurang lebih satu minggu.
Akirnya, daerah Ahumpua dikuasai oleh Belanda. Orang-orang Belanda mulai menetap di
Ahumpua. Mulailah orang-orang tersebut membangun rumah dengan atap dari seng. Nama
daerah yang dulunya Ahumpua diganti menjadi kota Wamena, yang berarti anak babi.
Pemberian nama ini akibat kesalahpahaman percakapan antara Ap huluan dengan si gadis. Itulah
cerita asal mula kata Wamena.

Vous aimerez peut-être aussi