Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
D. MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral,
serangan berupa klonik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti
sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk
sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar
kembali tanpa adanya kelainan saraf. Kejang demam dapat berlangsung
lama dan atau parsial. Pada kejang yang unilateral kadang-kadang diikuti
oleh hemiplegi sementara (Todds hemiplegia) yang berlangsung beberapa
jam atau bebarapa hari. Kejang unilateral yang lama dapat diikuti oleh
hemiplegi yang menetap. (Lumbantobing,SM.1989:43)
Menurut Behman (2000: 843) kejang demam terkait dengan
kenaikan suhu yang tinggi dan biasanya berkembang bila suhu tubuh
mencapai 39o C atau lebih ditandai dengan adanya kejang khas menyeluruh
tionik klonik lama beberapa detik sampai 10 menit. Kejang demam yang
menetap > 15 menit menunjukkan penyebab organik seperti proses infeksi
atau toksik selain itu juga dapat terjadi mata terbalik ke atas dengan disertai
kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan terulang.
E. PENATALAKSANAAN
ada 4 faktor yang perlu dikerjakan :
1. Segera diberikan diezepam intravenadosis rata-rata 0,3mg/kg
atau diazepam rektaldosis 10 kg = 5mg/kg
Pengobatan rumat
5.
a.
b.
c.
10 kg = 10mg/kg
3.
4.
4 jam kemudian
Hari I+II = fenobaritol 8-10 mg/kg dibagi dlm 2 dosis
Hari berikutnya = fenobaritol 4-5 mg/kg dibagi dlm 2 dosis
2.
I.
J.
PENCEGAHAN
Pencegahan difokuskan pada pencegahan kekambuhan berulang dan
penegahan segera saat kejang berlangsung.
1. Pencegahan berulang
a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang
b. Penkes tentang
1) Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep
dokter
2) Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan
termometer, cara pengukuran suhu tubuh anak, serta
keterangan batas-batas suhu normal pada anak ( 36-37C)
3)
Anak diberi obat anti piretik bila orang tua
mengetahuinya pada saat mulai demam dan jangan
menunggu sampai meningkat
4)
Memberitahukan pada petugas imunisasi bahwa anaknya
pernah mengalami kejang demam bila anak akan
diimunisasi.
2. Mencegah cedera saat kejang berlangsung kegiatan ini meliputi :
a. Baringkan pasien pada tempat yang rata
b. Kepala dimiringkan unutk menghindari aspirasi cairan tubuh
c. Pertahankan lidah untuk tidak menutupi jalan napas
d. Lepaskan pakaian yang ketat
e. Jangan melawan gerakan pasien guna menghindari cedera
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EEG
Pemeriksaan EEG dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak
menunjukan kelainan likuor. Gelombang EEG lambat didaerah
belakang dan unilateral menunjukan kejang demam kompleks.
2. Lumbal Pungsi
2.
3.
c.
4.
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan kejang demam
1. Resiko tinggi terhadap cidera b.d aktivitas kejang
2. Hipertermi bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada
hipotalamus
3. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah
ke otak
4. Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis,
penatalaksanaan dan kebutuhan pengobatan bd kurangnya
informasi
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN
DX 1
: Resiko tinggi terhadap cidera b.d aktivitas kejang
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama poroses
keperawatan diharapkan resiko cidera dapat di hindari, dengan kriteria
hasil
NOC: Pengendalian Resiko
a. Pengetahuan tentang resiko
b. Monitor lingkungan yang dapat menjadi resiko
c. Monitor kemasan personal
d. Kembangkan strategi efektif pengendalian resiko
e. Penggunaan sumber daya masyarakat untuk pengendalian
resiko
Indkator skala :
1 = tidak adekuat
2 = sedikit adekuat
3 = kadang-kadan adekuat
4 = adekuat
5 = sangat adekuat
Temperatur regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitor suhu secara kontinyu
Monitor tanda tanda hipertensi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Monitor nadi dan RR
c.
gangguan
3
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
TD sistolik dbn
TD diastole dbn
Kekuatan nadi dbn
Tekanan vena sentral dbn
Rata- rata TD dbn
Keluarga
menyatakan
pemahaman tentang penyakit
kondisi prognosis dan program
pengobatan
Keluarga mampu melaksanakan
prosedur yang dijelaskan secara
benar
Keluarga mampu menjelaskan
kembali apa yang dijelaskan
perawat/ tim kesehatan lainya
1 = Ekstrem
2 = Berat
3 = Sedang
4 = Ringan
5 = tidak terganggu
1. Tidak pernah
dilakukan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
EVALUASI
Dx
1
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
Kriteria hasil
Pengetahuan tentang resiko
Monitor lingkungan yang dapat
menjadi resiko
Monitor kemasan personal
Kembangkan strategi efektif
pengendalian resiko
Penggunaan
sumber
daya
masyarakat untuk pengendalian
resiko
Suhu tubuh dalam rentang
normal
Nadi dan RR dalam rentang
normal
Tidak ada perubahan warna
kulit dan tidak warna kulit dan
tidak pusing
Keterangan skala
1 = tidak adekuat
2 = sedikit adekuat
3 = kadang-kadan
adekuat
4 = adekuat
5 = sangat adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat
Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada
Anak.Jakarta : FKUI
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.
Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.
Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu
Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
Salemba.
1. : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 :
tidak
ada