Vous êtes sur la page 1sur 10

Sila kelima dari Pancasila yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea

keempat, berbunyi: ..dengan berdasar kepada: .., serta dengan mewujudkan


suatu Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
A. Keadilan
Istilah keadilan berasal dari pokok kata adil, yang berarti memperlakukan dan
memberikan sebagai rasa wajib sesuatu hal yang telah menjadi haknya, baik
terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun terhadap Tuhan. Adil dalam sila
keadilan sosial ini adalah khusus dalam artian adil terhadap sesama manusia yang
didasari dan dijiwai oleh adil terhadap diri sendiri serta adil terhadap Tuhan.
Perbuatan adil menyebabkan seseorang memperoleh apa yang menjadi haknya,
dan dasar dari hak ini ialah pengakuan kemanusiaan yang mendorong perbuatan
manusia itu memperlakukan sesama sebagaimana mestinya. Dengan demikian
pelaksanaan keadilan selalu bertalian dengan kehidupan bersama, berhubungan
dengan pihak lain dalam hidup bermasyarakat.
Di dalam masyarakat ada tiga macam bentuk keadilan yang pokok, hal ini
berdasarkan tiga macam hubungan hidup manusia bermasyarakat, yaitu keadilan
komutatif, keadilan distributif, dan keadilan legalis. Ketiga macam keadilan ini
diuraikan sebagai berikut:
1. Keadilan Komutatif
Hubungan pribadi dengan pribadi. Dalam hubungan ini harus ada perlakuan
sifat adil antara sesama warga masyarakat, antara pribadi dengan pribadi.
Keadilan yang berlaku dalam hal ini. Suatu hubungan keadilan antara warga
satu dengan yang lainnya secara timbal balik. Keadilan ini bertujuan untuk
memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles
pengertian keadilan ini merupakan asan pertalian dan ketertiban dalam
masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidak
adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam
masyarakat. Nilai-nilai keadilan tersebut haruslah merupakan suatu dasar yang
harus diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan
negara yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh warganya serta melindungi
seluruh warganya dan wilayahnya, mencerdaskan seluruh warganya. Demikian
pula nilai-nilai keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara
sesama bangsa di dunia dan prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup
bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa di dunia dengan berdasarkan
suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta
keadilan dalam hidup bersama (keadilan bersama).
2. Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang
sama diperlukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlukan tidak
sama. Keadilan distributif sendiri yaitu suatu hubungan keadilan antara negara
terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib memenuhi keadilan

dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan, bantuan, subsidi


serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak dan
kewajiban. Jadi hubungan masyarakat dengan pribadi. dalam hubungan ini
harus ada perlakuan sifat adil dari masyarakat keseluruhan terhadap pribadi.
3. Keadilan Legalis
Hubungan pribadi dengan masyarakat. Dalam hubungan ini harus ada
perlakuan sifat adil dari pribadi terhadap masyarakat keseluruhan.

Dalam masyarakat, pelaksanaan tiga macam keadilan ini ada dua musuh besar,
yang keduanya itu merupakan penonjolan dari penjelmaan salah satu sifat kodrat
manusia, yaitu sifat individu dan sifat sosial, yang mewujudkan individualism dan
liberalism, yaitu:
1.

Individualisme mutlak

Dalam aliran individualisme mutlak ini, masyarakat tidak diakui sebagai


perserikatan sosial yang mempunyai realita sendiri dan tata sosial sendiri.
Masyarakat dianggap sebagai kumpulan individu-individu yang banyak tanpa ada
pertalian kepentingan bersama, setiap individu hanya mengutamakan
kepentingannya sendiri sehingga kepentingan umum tidak diperhatikan.
2.

Kolektivisme mutlak

Dalam aliran kolektivisme mutlak ini, masyarakat ditempatkan sebagai keseluruhan


manusia, yang hanya memperhatikan kepentingan umum, tidak ada pengakuan
kepentingan individu, semua adalah milik umum.
Kedua aliran ini selalu berlawanan, yang kedua-duanya berdasarkan atas salah
satu sifat kodrat manusia. Di dalam negara yang berdasarkan Pancasila, sifat
individu dan sifat sosial selalu diseimbangkan secara harmonis, yang berarti
berdasarkan atas sifat kodrat manusia monodualis, dan negaranya disebut negara
berfaham monodualisme. Dalam bentuk negara ini ketiga macam keadilan itu betulbetul terlaksana dalam masyarakat. Adapun keadilan yang dapat menghimpun tiga
macam keadilan itu berlaku di dalamnya disebut keadilan sosial.
B. Sosial
Dari persaudaraan dalam pergaulan hidup ini timbullah suatu paham yang
menamakan dirinya dengan sosiallisme, yang secara umum berarti suatu faham
yang mendasarkan cita-citanya ini atas kebersamaan dalam persaudaraan umat
manusia untuk mewujudkan kesejahteraan bersama antar umat manusia. Dalam
hal ini cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan bersama didasari adanya rasa
persaudaraan.

C. Keadilan sosial
Konsep yang terkandung dalam keadilan sosial adalah suatu tata dalam
masyarakat yang selalu memperhatikan dan memperlakukan hak manusia
sebagaimana mestinya dalam hubungan antar pribadi terhadap keseluruhan baik
material maupun spiritual. Keadilan sosial ini mencakup ketiga macam keadilan
yang berlaku dalam masyarakat.
Keadilan sosial sering disamakan dengan sosialisme, adapun perbedaan
sosialisme dengan keadilan sosial adalah sosialisme lebih mementingkan sifat
kebersamaan dalam persaudaraan, sedangkan keadilan sosial lebih mementingkan
perlakuan hak manusia sebagaimana mestinya. Tetapi kedua-duanya bertujuan
untuk mencapai kesejahteraan bersama, tetapi kesejahteraan bersama dalam
keadilan sosial jelas untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur spiritual
maupun material.
Adapun syarat yang harus dipenuhi terlaksananya keadilan sosial adalah sebagai
berikut:
1.
Semua warga wajib bertindak, bersikap secara adil, karena keadilan sosial
dapat tercapai apabila tiap individu bertindak dan mengembangkan sikap adil
terhadap sesama.
2. Semua manusia berhak untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai manusiawi, maka
berhak pula untuk menuntut dan mendapatkan segala sesuatu yang bersangkutan
dengan kebutuhan hidupnya.

D. Seluruh Rakyat Manusia


Rumusan seluruh rakyat manusia yang dimaksudkannya ialah sekelompok manusia
yang menjadi warga negara Indonesia, baik yang berbangsa Indonesia asli maupun
keturunan asing, demikian juga baik yang berada dalam wilayah Republik Indonesia
maupun warga negara Indonesia yang berada di negara lain.

E. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat yang merupakan
pengalamannya, setiap warga harus mengembangkan sikap adil terhadap sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajibannya serta menghormati hak-hak
orang lain.
Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan
yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, dan kebutuhan
spiritual rohani sehingga tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Butir-butir
implementasi sila kelima adalah sebagai berikut:

a.
mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Butir ini menghendaki agar
setiap warga negara berbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur dalam
pengertian seperti apa yang diperintahkan Tuhan dan menjauhi yang dilarang.
Perbuatan baik dan luhur tersebut dilaksanakan pada setiap manusia dengan cara
saling membantu, bergotong-royong, dan merasa setiap manusia adalah bagian
dari keluarga yang dekat yang layak dibantu, sehingga kehidupan setiap manusia
layak dan terhormat.
b.

Bersikap adil.

Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatan antarmanusia untuk tidak


saling pilih kasih, dan pengertian adil juga sesuai dengan kebutuhan manusia untuk
hidup layak, dan tidak diskriminatif terhadap sesama manusia yang akan ditolong.
c.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Butir ini menghendaki bawa manusia Indonesia jangan hanya mendahulukan hakhaknya seperti hak hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama, kepemilikan,
dan lain-lain, tetapi menjaga kewajiban secara seimbang. Kewajiban yang harus
dilakukan adalah berhubungan yang baik dengan sesama manusia, membantu
sesama manusia, membela yang teraniaya, memberikan nasihat yang benar dan
menghormati kebebasan beragama.
d.

Menghormati hak-hak orang lain.

Bahwa setiap manusia untuk menghormati hak orang dan memberikan peluang
orang lain dalam mencapai hak, dan tidak berusaha menghalang-halangi hak orang
lain. Perbuatan seperti mencuri arta orang lain, menyiksa, merusak tempat
peribadatan agama lain, adalah contoh-contoh tidak menghormati hak orang lain.
e.

Suka memberi pertolongan kepada orang lain.

Mengembangkan sikap dan budaya bangsa yang saling tolong-menolong seperti


gotong-royong, dan menjauhkan diri dari sikap egois dan individualistis.
f.

Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain

Butir ini menghendaki, manusia Indonesia bukanlah homo hominilupus (manusia


yang memakan manusia yang lain). Manusia Indonesia tidak boleh memeras orang
lain demi kepentingan sendiri. Contoh perbuatannya seperti melakukan
perampokan, memberikan bunga terlalu tinggi kepada peminjam terutama pada
kalangan orang kecil dan miskin.
g.

Tidak bersikap boros

Menghendaki manusia Indonesia untuk tidak memakai atau mengeluarkan uang,


barang, dan sumber daya secara berlebihan.
h.

Tidak bergaya hidup mewah

Butir ini menghendaki agar untuk tidak bergaya hidup mewah, tetapi secukupnya
sesuai dengan kebutuhan manusia itu sendiri. Ukuran mewah memang relatif,
namun dapat disejajarkan dengan tingkat pemenuhan kehidupan dan keadilan pada
setiap strata kebutuhan manusia.
i.

Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum

Butur ini menghendaki warga masyarakat Indonesia untuk menjaga kepentingan


umum dan prasarana umum, sehingga sarana tersebut dapat berguna bagi
masyarakat luas.
j.

Suka bekerja keras

Untuk berusaha semaksimal mungkin dan tidak hanya pasrah pada takdir. Sebagai
manusia yang bertaqwa kepada Tuhan, diwaibkan berusaha dan diiringi dengan
doa.
k.

Menghargai karya orang lain

Agar warga negara dapat menghargai karya orang lain sebagai bagian dari
penghargaan atas hak cipta. Proses penciptaan suatu karya membutuhkan suatu
usaha yang keras dan tekun, oleh sebab itu dihargai.
Nilai-nilai dalam sila-sila Pancasila itu saling berkaitan antara satu dengan yang lain
yang membentuk suatu kesatuan, antara sila pertama, kedua, ketiga, keempat, dan
kelima saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Dalam Pancasila terdapat
sila-sila yang harus diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dalam makalah ini
akan dibahas yaitu pada pancasila sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia
mendapatkan perlakuan yang adil baik dalam bidang hukum, politik, ekonomi,
kebudayaan, maupun kebutuhan spiritual dan rohani sehingga tercipta masyarakat
yang adil dan makmur dalam pelaksanaan kehidupan bernegara. Di dalam sila
kelima intinya bahwa adanya persamaan manusia di dalam kehidupan
bermasyarakat tidak ada perbedaan kedudukan ataupun strata di dalamnya semua
masyarakat mendapatkan hak-hak yang seharusnya diperoleh dengan adil.
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat diuraikan secara singkat
sebagai suatu tata masyarakat adil dan makmur sejahtera lahiriah batiniah, yang
setiap warga mendapatkan segala sesuatu yang telah menjadi haknya sesuai
dengan hakikat manusia adil dan beradab. Perwujudan dari sila keadilan sosial bagi
seluruh rakyat yang merupakan pengamalannya, setiap warga harus
mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak
dan kewajibannya serta menghormati hak-hak orang lain.
Demikian pula perlu dipupuk sikap suka memberikan pertolongan kepada orang
yang memerlukan agar dapat berdiri sendiri dan dengan sikap yang demikian ia
tidak menggunakan hak miliknya untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain, juga tidak untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan hidup

bergaya mewah serta perbuatan-perbuatan lain yang bertentangan dengan atau


merugikan kepentingan umum.
Pada umumnya nilai pancasila digali oleh nilai nilai luhur nenek moyang bangsa
Indonesia termasuk nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Karena
digali oleh nilai nilai luhur bangsa Indonesia pancasila mempunyai kekhasan dan
kelebihan. Dengan sila ke-5 ( keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia),
manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan
keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam hal ini
dikembangkan perbuatannya yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu dikembangkan sikap adil sesama,
menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak
orang lain.

Sebelum kita masuk kedalam pembahasan, ada baiknya kita mengenal


apa itu keadilan sosial?
Keadilan Sosial ialah sifat masyarakat adil dan makmur berbahagia buat semua
orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penghisapan, bahagia secara materil
dan bahagia secara spritual, lahir dan batin. Istilah adil yaitu menunjukkan bahwa
orang harus memberi kepada orang lain apa yang menjadi haknya dan tahu
mana haknya sendiri serta tahu apa kewajibannya kepada orang lain dan dirinya.
Sosial berarti tidak mementingkan diri sendiri saja, tetapi mengutamakan
kepentingan umum, tidak individualistik dan egoistik, tetapi berbuat untuk
kepentingan bersama. Sebenarnya istilah gotong royong yang berarti bekerja
sama dan membagi hasil karya bersama tepat sekali untuk menerangkan apa arti
Keadilan Sosial.
Manusia terdiri atas jasmani dan rohani dan demikian pula terdiri atas sifatnya
sebagai individu dan makhluk sosial. Pada hakikatnya manusia menginginkan
agar unsur-unsur tersebut mendapat perlakuan yang baik, agar ia dapat berfungsi
sebagai makhluk social dan berperi kemanusiaan. Tidak mungkin jika orang
hanya mementingkan
diri
pribadi
tanpa
memperhatikan
kepentingan
masyarakat sama sekali. Sebaliknya karena orang hidup di dalam masyarakat
juga tidak dapat melupakan kepentingan sendiri. Bangsa Indonesia dalam
menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku adil
terhadap sesame tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras dan budaya.
Berikut adalah buktinya :

Bukti-bukti berupa bangunan misalnya bendungan air, tanggul sungai, tanah


desa, sumur bersama, lumbung desa.
Bukti-bukti berupa tulisan berisi karangan, cerita sejarah misalnya sejarah
kerajaan Kalingga, sejarah Raja Air Langga, Sunan Kali Jaga, Ratu Adil, Jaka
Tarub, Tiga Piatu, To Mampatawine To Kai Langi Mai, dan lain-lain.
Bukti-bukti berupa perbuatan misalnya menyediakan air kendi di muka rumah
bagi orang yang membutuhkan, selamatan waktu mengetam padi, selamatan
waktu mempunyai hajat tertentu, menolong fakir miskin, adat menerima tamu.
Sila keadilan ini mengandung arti bahwa setiap gerak langkah kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara baik yang menyangkut materil
maupun spiritual mencerminkan keadilan sesuai dengan hak dan
kewajiban berdasarkan kewajiban nilai-nilai yang berlaku menuju kepada
kesempurnaan keadilan menurut kaca mata Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian penerapan sila ke 5 dalam kehidupan sehari-hari
menuju pada perwujudan Negara Republik Indonesia yang adil dan
makmur materil spritual yang mendapat ridho Tuhan Yang Maha Esa.

Nilai nilai yang terkandung dalam Sila ke-5 sebagai berikut:

Mengembangkan perbuatan yang luhur, dan mencerminkan sikap dan suasana


kekeluargaan dan kegotong royongan.
Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.


Menghormati hak orang lain.
Suka memberikan pertolongan kepada orng lain agar dapat berdiri sendiri.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah.
Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat bertentangan
dengan merugikan kepentingan umum.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kenegaraan dan
kesejahteraan bersama.
Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan keadilan sosial.
Suka bekerja keras.

Jadi untuk kesimpulan yang saya dapat dari Penerapan Sila Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia bahwa sesungguhnya keadilan adalah hak semua
masyarakat. Tetapi di balik hak itu masyarakat juga harus tahu kewajiban
masyarakat untuk negaranya sendiri khususnya Negara Republik Indonesia.
Keadilan tidak dapat terlaksana jika masyarakat, pemimpin negeri, dan
pemerintah tidak saling bersosialisasi dan bermusyawarah dengan bijak serta
saling menghargai pendapat yang tercipta di antara masyarakat, pemimpin negeri
serta pemerintah negeri. Untuk itu Pemimpin dan pemerintah negeri ini harus
memberikan apa yang jadi hak masyarakatnya, memikirkan masyarakatnya
agar tercipta kesejahteraan dan berlaku adil untuk seluruh rakyatnya di
Indonesia tanpa menyampingkan budaya yang sudah terlahir lebih lama dari
pemerintahan Negara Republik Indonesia. Sebaliknya untuk seluruh rakyat juga
harus mematuhi semua aturan yang dibuat oleh Negara ini. Jika rakyat tidak dapat
menerima aturan-aturan yang dibuat Negara ini, rakyat dapat bersosialisasi
dengan damai tanpa ada pertumpahan darah antar manusia. Sadar sedalamdalamnya bahwa Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar
Negara Republik Indonesia serta merasakan bahwa Pancasila adalah sumber
kejiwaan masyarakat dan Negara Republik Indonesia, maka manusia
Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam
kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan. Oleh karena itu pengamalannya
harus dimulai dari setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara
yang secara meluas akan berkembang menjadi pengamalan Pancasila oleh
setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun
di daerah.
Dengan demikian Pancasila sebagai pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara
Republik Indonesia akan mempunyai arti nyata bagi manusia Indonesia
dalam hubungannya dengan kehidupan kemasyarakatan dan kenegaraan.
Untuk itu perlu usaha yang sungguh-sungguh dan terus-menerus serta
terpadu
demi
terlaksananya penghayatan dan pengamalan Pancasila.
Demikianlah manusia dan Bangsa Indonesia menjamin kelestarian dan
kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia yang merdeka, bersatu dan

berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila, serta penuh gelora membangun


masyarakat yang maju, sejahtera, adil dan makmur.

Vous aimerez peut-être aussi