Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
pengawasan mutu, dan pengkajian mutu produk. Pemastian mutu adalah totalitas
semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat yang
dihasilkan memenuhi persyaratan mutu dan tujuan pemakaiannya. Oleh karena itu
pengawasan selama proses (in-process control) produksi sangat perlu dilakukan
untuk menjaga kualitas dari sediaan farmasi yang dibuat.
Formula
Formula suspensi sukralfat
Sukralfat
1,5 g
Magnesium aluminosilicate
1,5 g
Pati jagung
0,5 g
Hydroxypropyl starch
3,0 g
Purified sucrose
10,0 g
Sodium benzoate
0,05 g
Flavour
qs
Purified water
ad 100 ml
memperbaiki mukus yang terluka (Reddy et al, 2014). Sukralfat dapat bercampur
dengan pepsin dalam cairan lambung untuk menekan aktivitasnya dengan
membentuk sebuah film penutup di atas selaput lendir lambung dan duodenum
untuk melindungi membran. Efek ini berhubungan secara selektif dengan daerah
ulkus pada saluran pencernaan untuk melindungi bagian yang sakit.
Magnesium aluminosilikat
Magnesium aluminosilikat adalah bubuk ringan, putih dan secara
substansial tidak berasa dan tidak berbau dan tidak larut dalam air atau alkohol.
Ketika dipanaskan dengan asam klorida, secara bertahap akan terdekomposisi dan
terlarut. Magnesium aluminnosilikat berfungsi sebagai zat aktif selain sukralfat
yang juga memiliki efek sebagai antiacid anorganik dan antiulcer. Selain itu,
magnesium aluminosilikat juga memiliki efek sebagai suspending agent dengan
konsentrasi 0,5-2,5 %.
Pati jagung
Pati jagung merupakan serbuk putih tak berbau, mudah melayang.
Partikelnya berbentuk bulat atau polihedral. Pati jagung sangat sedikit larut dalam
etanol (95%); dan kloroform, dan praktis tidak larut dalam air. Jika sukralfat
hendak dibuat dalam bentuk sediaan suspensi, pati dan/atau derivat pati sebaiknya
digunakan sebagai dispersing agent. Contoh derivatif pati termasuk pati gandum,
pati beras, tepung jagung, tepung kentang, pati jagung ketan, tepung beras ketan,
Pati Ester asam asetat, Pati succinic asam, hydroxypropyl starch dan lain-lain.
Fungsi dari suspending agent adalah untuk memperlambat pengendapan,
mencegah penurunan partikel, dan mencegah penggumpalan resin dan bahan
berlemak.
Hydroxypropyl starch
Hydroxypropyl starch berfungsi sebagai bahan untuk meningkatkan
viskositas. Hydroxypropyl starch merupakan serbuk putih kasar yang mudah
mengalir. Praktis tidak larut dalam air, etanol (95%) dan eter. Bersamaan dengan
pati jagung, hydroxypropyl starch berfungsi sebagai suspending agent.
Purified sucrose
Sukrosa terpurifikasi dalam formula ini berfungsi sebagai perasa dan
pewarna tambahan untuk menutupi rasa. Kelarutan sukrosa dalam air adalah 1:0,5
dan 1:0,2 pada suhu 100 oC. Konsentrasi sukrosa yang digunakan sebagai pemanis
dan sebagai sirup dalam sediaan liquid oral adalah 67% (w/w).
Sodium benzoate
Sodium benzoat berbentuk granul atau kristal putih, agak higroskopik.
Tidak berbau, atau berbau benzoin samar, dan memiliki rasa manis dan asin yang
kurang menyenangkan. Kelarutannya dalam air adalah 1:1,8 dan 1:1,4 dalam air
100 oC. Natrium benzoate digunakan terutama sebagai pengawet dalam kosmetik,
makanan dan obat-obatan. Untuk obat-obatan oral, natirum benzoat digunakan
dalam konsentrasi 0.02 0,5%, dalam produk parenteral sebesar 0,5%, dan dalam
kosmetik sebesar 0,1 0,5%. Penggunaan natrium benzoate sebagai pengawet
dibatasi oleh rentang pH sempit. Natrium benzoate lebih banyak digunakan asam
benzoat dalam beberapa keadaan, karena kelarutannya yang lebih besar. Namun,
dalam beberapa aplikasi natrium benzoat dapat memberi rasa yang kurang
menyenangkan untuk produk.
Perasa
Untuk memperbaiki rasa yang kurang menyenangkan dari zat aktif dan
zat-zat lain yang ada dalam formula, dapat ditambahkan perasa.
Air terpurifikasi
Air terpurifikasi secara umum digunakan sebagai pembawa dan pelarut
untuk pembuatan produk obat dan sediaan farmasi. Tidak cocok digunakan untuk
pembuatan produk parenteral.
Dapus
FI IV,
Reddy, dastagiri., Dhachinamoorthi, D., Chandra S. 2014. Preparation and
characterization of sucralfate suspension containing different suspending agents
for improving suspendability. Int. J. Res. Pharm. Sci., 5 (3), 171-177.
GMP Center. 2011. Pedoman CPOB/GMP Pharma: Manajemen Mutu. http://gmpcenter.com/2011/03/09/pedoman-cpob-gmp-pharmaceutical/, diakses 25
September 2015.
Badan POM. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (Guidelines on
Good Manufacturing). Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Valencia IC.,Falabella A., kirsner R., Eaglstein WH. 2001. Chronic venous
insufficiency and venous leg ulceration. J Am Acad Dermatol 44: (2001) 401-421.
Masahide, S., Katayama, H., Yamashita, T. ,Odaka, S. 1989. Aqueous suspension of
sucralfate EP 0331385 A2. Available online at
http://www.google.com/patents/EP0331385A2?cl=en (diakses pada 25
September 2015)