Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(4) Suatu kondisi ketegangan fisik atau psikologis yang disebabkan oleh
adanya persepsi ketakutan dan kecemasan.
Dari berbagai definisi di atas dapat dinyatakan bahwa stress itu
adalah ketegangan, setiap ketegangan yang dirasakan oleh seseorang akan
mengganggu dan dapat menimbulkan reaksi fisiologis, emosi, kognitif,
maupun perilaku. Stress tidak bias dihindari sepenuhnya, tapi dapat
dikurangi dengan mengabaikan hal-hal yang tidak begitu penting. Setiap
hari kita mengalami berbagai macam stimulasi yang menimbulkan stress,
diantaranya kemacetan, lingkungan yang panas, polusi udara, kebisingan,
tekanan waktu dan lainnya. Dengan mengetahui sumber-sumber stress
dalam kehidupan, kita akan lebih mampu mengelola keadaan yang
menekan-menegangkan tersebut secara efektif. (I Wayan Candra, dalam
Manajemen Stres, 2012.)
2. Fisiologi Stres
Efek stress dapat bersifat mengaktifkan sistem saraf simpatik, yang
memobilisasi sumber daya yang kita miliki selama menghadapi ancaman
atau bahaya. Caranya adalah dengan mengaktifkan organ-organ tubuh agar
tubuh kita siap mengambil tindakan segera, baik dengan melawan (fight)
atau menghindar/melarikan diri (flight). Perubahan-perubahan ini dapat
meningkatkan kekuatan dan aktivitas mental kita. Aktifitas sistem
endokrin meningkat pada saat kita stress, terutama melalui pengaktifan
aksis-HPA
(Hypothalamic-Pituitary-adrenal-cortical-axis),
meskipun
kelenjar pituitari menuruni rantai aksis HPA. Kelenjar pituitari bersamasama dengan sistem saraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenalin yang
mensekresi hormone kortisol. Mengingat hormon kortisol memiliki
hubungan dekat dengan respon stress, sehingga cortisol dan hormon
lainnya sering disebut sebagai hormon stress. Hipokampus yang terdapat
di dalam hipotalamus sangat responsif dengan kortikol, sehingga ketika
disumalasi oleh hormon ini selama aktivitas aksis-HPA, hipokampus
membantu mematikan respon stress, menyelesaikan feedback loop antara
sistem limbik dan berbagai bagian aksis-HPA. (Sapolsky dan Meany
dalam Duran dan Barlow, 2006) dalam penelitiannya terhadap primata
menemukan bahwa peningkatan level kortisol sebagai respon terhadap
stress kronis dapat membunuh sel-sel saraf dalam hipokampus. Temuan ini
menunjukkan bahwa stress kronis yang mengakibatkan terjadinya sekresi
kronis kortisol dapat menimbulkan efek jangka panjang pada fungsi fisik,
termasuk kerusakan otak. Kematian sel dapat mengakibatkan penurunan
kemampuan mengatasi masalah pada lanjut usia dan dapat mengakibatkan
dementia.( I Wayan Candra dalam Manajemen Stres, 2012)
B. Adaptasi
Adaptasi adalah proses perubahan dimensi fisiologis dan
psikososial
dalam
berespon
terhadap
stress.
Gerungan
(1996)
eksternal
dan
atau
internal
yang
dinilai
C. Koping
1) Pengertian Koping
Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan
masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi
yang mengancam. Upaya individu dapat berupa perubahan cara berfikir
(kognitif), perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan
untuk meyelesaikan stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan
menghasilkan adaptasi. Koping dapat diidentifikasi melalui respon,
manifestasi (tanda dan gejala) dan pertanyaan klien dalam wawancara
(Keliat, 1999). Koping adalah cara yang dilakukan individu, dalam
menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan keinginan yang akan
dicapai, dan respons terhadap situasi yang menjadi ancaman bagi diri
individu (Nurhaeni, 1998). Berdasarkan definisi di atas maka yang
dimaksud
koping
adalah
cara
yang
digunakan
individu
dalam
diri,
adalah
suatu
tindakan
yang
mencoba
akibat
yang
ditimbulkan,
dengan
kata
lain
adalah
sikap
individu
untuk
menenangkan
dan
2) Mekanisme Koping
a. Pengertian Mekanisme Koping
Koping didefinisikan sebagai strategi untuk memanajemen
tingkah laku kepada pemecahan masalah yang paling sederhana
dan realistis, berfungsi untuk membebaskan diri dari masalah
yang nyata maupun tidak nyata, dan koping merupakan semua
usaha secara kognitif dan perilaku untuk mengatasi, mengurangi,
dan tahan terhadap tuntutan-tuntutan Lazarus, 1984 dalam
Safaria, Triantoro, 2009. Menurut Suryani & Widyasih (2008)
mendapat
agresi.
II.
2)
3)
b. Objektif
1)
2)
3)
4. Ansietas
a. Mayor
Dimanifestasikan oleh gejala dari tiga katagori: fisiologis, emosional,
dan kognitif. Gejala bervariasi sesuai dengan tingkat ansietas.
5. Koping Defensif
a. Mayor
1) Penyangkalan terhadap masalah/kelemahan yang nyata
2) Proyeksi kesalahan/tanggung jawab
3) Rasionalisasi kegagalan
4) Hipersensitivitas terhadap kritik yang ringan
5) Grandiositas
b. Minor
1) Sikap superior yang ditujukan kepada orang lain
2) Kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan
3) Tawa yang bermusuhan atau mengejek orang lain
5) Makan berlebihan
6) Antipati/menunjukkan sikap permusuhan
III.
Pathway
Pathway ini dibuat sesuai dengan diagnosa, tanda gejala, dan penyebab
dari stress koping adaptasi.
IV.
Pemeriksaan Diagnostik
Modalitas dignostik adalah macam-macam pemeriksaan diagnostik
yang disediakan untuk mendeteksi fungsi otak. Modalitas diagnostik ini
sangat diperlukan untuk kegiatan diagnosis dini, rujukan dini serta
skrining. Selain itu modalitas diagnostik juga membantu tenaga kesehatan
dalam mengembangkan kemampuan untuk memastikan gejala sedini
mungkin.
Beberapa prosedur diagnostik yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Elektroensefalogram (EEG)
Elektroensefalogram (EEG) digunakan untuk mengukur aktivitas elektrik
otak, mengidentifikasi disritmia, asimetris atau penekanan irama otak.
EEG juga digunakan untuk mendiagnosis epilepsi, neoplasma, stroke,
penyakit degeneratif dan metabolisme.
2. Computerized EEG Maping
Computerized EEG Maping digunakan mengukur aktivitas otak.
3. Computerized Axial Tomography (CT Scan)
CT Scan adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak,
mengukur struktur otak untuk mendeteksi lesi, abses, daerah infark atau
aneurisma. CT Scan juga dapat
Emission
Tomography,
yang
dikenal
dengan
sebutan
V.
Penatalaksanaan Medis
Stres adalah bagian dari kehidupan dan stres tidak dapat dihindari
tetapi dapat dikurangi dengan cara berespons. Cara yang paling terbaik
adalah menghadapi stres dengan respons rileks dan penilaian yang positif.
Menurut Weiss (2010) berbagai metode pertolongan pertama yang dapat
dilakukan untuk meredakan stres diantaranya:
d. Seks
Stimulasi seksual melepaskan zat kimia asetilkolin ke dalam otak.
Penelitian menemukan bahwa seks menurunkan tekanan darah, selain
baik, kegiatan ini juga menyenangkan khususnya jika dilakukan
dengan pasangan yang dicintai.
e. Musik dan bacaan
Alternatif yang jauh lebih baik daripada minuman atau menggunakan
narkoba ataupun obat dengan resep dokter seperti valium, adalah
dengan
menenangkan. Gabungkan
dari otot kepala hingga sel otot kaki, berbaring atau duduklah dengan
tenang selam abeberapa menit sebelum membuka mata. Hitung
perlahan hingga 10. Istirahatlah beberapaa menit sebelum bekerja
kembali. Kita akan menjadi sangat rileks dan kita harus memberi
kesempatan pada otak untuk pulih sebelum kembali dalam kesadaran
kita pada kenyataan yang ada.
Diagnosa Keperawatan
Keperawatan.2012.,
NANDA
International,
Diagnosis
1. Ketidakefektifan Koping
a. Definisi
Ketidakefektifan koping adalah keadaan ketika individu mengalami
atau berisiko mengalami ketidakmampuan untuk menangani stressor
internal atau lingkungan secara adekuat karena sumber daya (fisik,
psikologis, perilaku dan/atau kognitif) yang tidak memadai (Lynda
Juall Carpenito-Moyet, 2012).
Ketidakefektifan koping adalah ketidakmampuan untuk membentuk
penilaian valid tentang stressor, ketidakadekuatan pilihan respon yang
dilakukan dan/atau ketidakmampuan untuk menggunakan sumber daya
yang tersedia (NANDA, 2012).
b. Batasan Karakteristik
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari
ketidakefektifan koping adalah sebagai berikut
1) Mayor (Harus ada, satu atau lebih)
a) Pernyataan ketidakmampuan untuk mengatasi atau meminta
bantuan
b) Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai
c) Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
d) Perilaku destruktif terhadap diri sendiri atau orang lain
2) Minor (Mungkin ada)
a) Rasa khawatir kronis, ansietas
b) Melaporkan kesulitan menghadapi stress kehidupan
c) Ketidakefektifan partisipasi sosial
d) Manipulasi verbal
perilaku
penyelesaian
yang
masalah,
mengarah
termasuk
pada
tujuan
ketidakmampuan
dan
untuk
NANDA
2012-2014
batasan
karakteristik
dari
NANDA 2012-2014
faktor
yang
berhubungan
dari
1) Patofisiologis
a) Berhubungan dengan kronisitas kondisi dan/atau regimen
perawatan diri yang kompleks
b) Berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh
c) Berhubungan dengan biokimia di otak
d) Berhubungan dengan pemikiran yang salah
2) Terkait-Penanganan
a) Berhubungan dengan perpisahan dengan keluarga dan rumah
(mis., perawatan di rumah sakit, tinggal di panti wreda)
b) Berhubungan dengan cacat karena operasi
c) Berhubungan dengan perubahan penampilan akibat obatobatan, radiasi, atau pengobatan lain
3) Situasional (Personal, Lingkungan)
a) Berhubungan dengan peningkatan konsumsi makanan sebagai
respons terhadap stress
b) Berhubungan dengan perubahan lingkungan fisik
c) Berhubungan dengan gangguan ikatan emosional
d) Berhubungan dengan kelebihan beban sensori
e) Berhubungan dengan sumber daya psikologis yang tidak
adekuat
f) Berhubungan dengan keterampilan menyelesaikan masalah
yang tidak efektif
g) Berhubungan dengan sistem keluarga yang tidak teratut
h) Berhubungan dengan toleransi terhadap frustasi dan control
impuls yang tidak adekuat
4) Maturasional
a) Anak atau remaja, berhubungan dengan : metode disiplin yang
tidak konsisten, ketakutan akan kegagalan, trauma masa kanakkanak, orang tua yang melakukan penyalahgunaan obat-obat
terlarang, Penolakan oleh orang tua, ansietas yang ditekan,
4) Informasi yang didapat oleh orang yang penting bagi klien tidak
adekuat
5) Pemahaman informasi secara tidak adekuat oleh orang yang
penting bagi klien
6) Informasi yang tidak benar yang didapat oleh orang yang penting
bagi klien
7) Pemahaman yang tidak benar mengenai informasi oleh orang yang
penting bagi klien
8) Kurangnya dukungan timbal balik
9) Sedikitnya dukungan yang diberikan kepada klien, dan selanjutnya
untuk orang yang penting bagi klien
10) Sakit yang berlangsung lama dan menghabiskan kemampuan
suportif/memberikan dukungan dari orang yang penting bagi klien
11) Krisis situasional yang dapat dihadapi orang yang penting bagi
klien
12) Disorganisasi keluarga yang sementara
13) Perubahan peran keluarga secara sementara
14) Kegelisahan sementara dari orang yang penting bagi klien.
3. Ketidakmampuan Koping Keluarga
a. Definisi
Ketidakmampuan koping keluarga adalah keadaan ketika keluarga
memperlihatkan atau berisiko memperlihatkan perilaku destruktif
dalam merespons ketidakmampuan untuk menangani stressor internal
atau eksternal karena sumber daya yang tidak adekuat (fisik, psikologis
atau kognitif) (Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012).
Ketidakmampuan koping keluarga adalah perilaku orang terdekat
(anggota keluarga atau orang penting lainnya) yang membatasi
kapasitas/kemampuannya dan kemampuan klien untuk secara efektif
menangani tugas penting mengenai adaptasi keduanya terhadap
masalah kesehatan (NANDA, 2012).
b. Batasan Karakteristik
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari
ketidakmampuan koping keluarga adalah sebagai berikut
1) Mayor (Harus ada, satu atau lebih)
a) Pemberian asuhan yang kasar atau ceroboh pada klien
b) Kekerasan pasangan
c) Hubungan yang tidak acuh dengan anggota keluarga lain
2) Minor (Mungkin ada)
a) Penyimpangan realitas berkenaan dengan masalah kesehatan
klien
b) Intoleran
c) Penelantaran
d) Agitasi
e) Agresi
f) Gangguan restrukturisasi unit keluarga
g) Penolakan
h) Depresi
i) Desersi
j) Bermusuhan
Menurut Judith M.Wilkinson, 2011 batasan karakteristik dari
ketidakmampuan koping keluarga adalah sebagai berikut
1) Subjektif
a) Depresi
b) Distorsi realitas tentang masalah kesehatan pasien (termasuk
penyangkalan ekstrem mengenai keberadaan atau keparahan
masalah kesehatan)
2) Objektif
a) Pengabaian
b) Agresi dan sikap bermusuhan
c) Agitasi
d) Melakukan rutinitas yang biasanya tidak memedulikan
kebutuhan klien
perawatan
terhadap
pasien
menyangkut
NANDA 2012-2014
faktor
yang
berhubungan
dari
m) Bingung
n) Menyesal
o) Ragu/tidak percaya diri
p) Khawatir
3) Fisiologis
a) Wajah tegang
b) Tremor tangan
c) Peningkatan keringat
d) Peningkatan ketegangan
e) Gemetar
f) Tremor
g) Suara bergetar
4) Simpatik
a) Anoreksia
b) Eksitasi kardiovaskuler
c) Diare
d) Mulut kering
e) Wajah merah
f) Jantung berdebar-debar
g) Peningkatan tekanan darah
h) Peningkatan denyut nadi
i) Peningkatan reflex
j) Peningkatan frekuensi pernapasan
k) Pupil melebar
l) Kesulitan bernapas
m) Vasokonstriksi superficial
n) Kedutan pada otot
o) Lemah
5) Parasimpatik
a) Nyeri abdomen
b) Penurunan tekanan darah
c) Penurunan denyut nadi
d) Diare
e) Vertigo
f) Letih
g) Mual
h) Gangguan tidur
i) Kesemutan pada ekstremitas
j) Sering berkemih
k) Anyang-anyangan
l) Dorongan segera berkemih
6) Kognitif
a) Menyadari gejala fisiologis
b) Bloking pikiran
c) Konfusi
d) Penurunan lapang persepsi
e) Kesulitan berkonsentrasi
f) Penurunan kemampuan untuk belajar
g) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah
h) Ketakutan terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
i) Lupa
j) Gangguan perhatian
k) Khawatir
l) Melamun
m) Cenderung menyalahkan orang lain
c. Faktor yang Berhubungan
Menurut NANDA 2012-2014 faktor yang berhubungan dari ansietas
adalah sebagai berikut
1) Perubahan dalam :
a) Status ekonomi
b) Lingkungan
c) Status kesehatan
d) Pola interaksi
e) Fungsi peran
f) Status peran
2) Pemajanan toksin
3) Terkait keluarga
4) Herediter
5) Infeksi/kontaminan interpersonal
6) Penularan penyakit interpersonal
7) Krisis maturasi
8) Krisis situasional
9) Stress
10) Penyalahgunaan zat
11) Ancaman kematian
12) Ancaman pada :
a) Status ekonomi
b) Lingkungan
c) Status kesehatan
d) Pola interaksi
e) Fungsi peran
f) Status peran
g) Konsep diri
13) Konflik yang tidak disadari mengenai tujuan penting hidup
14) Konflik yang tidak disadari mengenai nilai yang esensial/penting
15) Kebutuhan yang tidak dipenuhi
5. Koping Defensif
a. Definisi
Koping Defensif adalah proyeksi berulang evaluasi diri positif palsu
berdasarkan pola perlindungan diri yang merupakan pertahanan
terhadap persepsi ancaman untuk memperoleh penghargaan diri yang
positif (Judith M.Wilkinson, 2011).
b. Batasan Karakteristik
Menurut Judith M.Wilkinson, 2011 batasan karakteristik dari koping
defensif adalah sebagai berikut
1) Subjektif
a) Mengingkari masalah dan kelemahan yang terlihat nyata
b) Kesulitan uji realitas
c) Proyeksi kesalahan dan tanggung jawab
d) Rasionalisasi kegagalan
2) Objektif
a) Waham kebesaran
b) Kesulitan dalam mempertahankan atau membina hubungan
c) Tertawa sinis atau mengolok-olok orang lain
d) Hipersensitivitas terhadap celaan dan kritikan
e) Kurang mengikuti atau berpartisipasi dalam perawatan atau
terapi
f) Tingkah laku superior terhadap orang lain.
Menurut Lynda Juall Carpenito-Moyet,2012 batasan karakteristik dari
koping defensif adalah sebagai berikut
1) Mayor
6) Penyangkalan terhadap masalah/kelemahan yang nyata
7) Proyeksi kesalahan/tanggung jawab
8) Rasionalisasi kegagalan
9) Hipersensitivitas terhadap kritik yang ringan
10) Grandiositas
2) Minor
6) Sikap superior yang ditujukan kepada orang lain
7) Kesulitan dalam membangun atau mempertahankan hubungan
8) Tawa yang bermusuhan atau mengejek orang lain
9) Kesulita dalam menguji persepsi terhadap realita
10) Kurangnya kepatuhan atau peran serta dalam pengobatan atau
terapi
10) Gelisah
11) Gugup
12) Lelah
13) Marah
14) Tidak sabar
15) Mudah kecewa
16) Merasa sakit
3) Kognitif
7) Penurunan memori
8) Cepat lupa
9) Sulit membuat keputusan
10) Kekhawatiran konstan
11) Penurunan rasa humor
12) Kesulitan berpikir jernih
4) Perilaku
7) Isolasi
8) Penurunan intimasi
9) Merokok berlebihan
10) Intoleransi
11) Makan berlebihan
12) Antipati/menunjukkan sikap permusuhan
c. Faktor yang Berhubungan
Menurut NANDA 2012-2014 faktor yang berhubungan dari stress
berlebihan adalah sebagai berikut
a. Sumber-sumber yang tidak adekuat (mis., tingkat financial, sosial,
pendidikan/pengetahuan)
b. Stressor yang intens (mis., perilaku kekerasan dalam keluarga,
sakit kronis, sakit terminal)
c. Banyak stressor penyerta (mis., ancaman/tuntutan lingkungan;
ancaman/tuntutan fisik; ancaman/tuntutan sosial)
d. Stressor berulang (mis., kekerasan dalam keluarga, sakit kronis,
sakit terminal).
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan koping
Intervensi
Hasil
NOC
NIC
a. Decision making
b. Role inhasmet
valid
c. Sosial support
tentang
stressor,
Decision making
a. Menginformasika
n
pasien
alternative
atau
respon
solusi
lain
yang
dan/atau
dilakukan
ketidakmampuan
efektif
komunikasi
yang
biasa
verbal
dukungan sosial
destruktif
untuk
membuat
keputusan
pasien
mengidentifikasi
penurunan stress
penggunaan
pasien
c. Bantu
c. Mengatakan
b. Penurunan
penanganan
b. Memfasilitasi
secara
d. Perilaku
Batasan Karakteristik
c. Perilaku
a. Mengidentifikasi
keuntungan,
d. Klien
mengatakan
kerugian
telah
menerima
keadaan
tentang keadaannya
e. Mampu
dan
Role inhancemet
d. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
mengidentifikasi
strategi
bermacam macam
koping
yang tinggi
f. Ketidakmampuan
tentang
nilai kehidupan
e. Bantu
pasien
identifikasi strategi
memerhatikan
positif
untuk
informasi
g. Ketidakmampuan
yang dimiliki
memenuhi kebutuhan
Coping enhancement
dasar
f. Anjurkan
h. Ketidakmampuan
memenuhi
harapan
peran
pasien
untuk
mengidentifikasi
gambaran
i. Pemecahan
masalah
perilaku
perubahan
yang
realistis
g. Gunakan
pendekatan tenang
pencapaian tujuan
dan meyakinkan
k. Kurangnya
resolusi
masalah
h. Hindari
pengambilan
l. Konsentrasi buruk
keputusan
m. Mengungkapkan
ketidakmampuan
untuk
mengatasi
masalah
n. Pengambilan
risiko,
Gangguan Tidur,
o. Penyalahgunaan zat
p. Menggunakan koping
yang
pada
mengganggu
perilaku adaptif
Faktor yang berhubungan
a. Gangguan dalam pola
penilaian
ancaman,
melepas tekanan
b. Gangguan dalam pola
melepaskan tekanan /
ketegangan
c. Perbedaan
gender
dengan diagnosis,
terapi
dan
prognosis
Anticipatory Guidance
ancaman
yang tinggi
e. Ketidakmampuan
untuk
mengubah
oleh
karakteristik
hubungan
h. Tingkat percaya diri
yang tidak adekuat
dalam
kemampuan
mengatasi masalah
i. Tingkat
persepsi
control
yang
tidak
adekuat
j. Ketidak
adekuat
kesempatan
bersiap
2
untuk
terhadap
stressor
Ketidakmampuan koping NOC
keluarga
a. Family
keluarga
atau
kapasitas
kemampuannya
kemampuan
NIC
klien
/
dan
untuk
Disable
a. Bantu
keluarga
b. Parenting, Impaired
dalam
mengenal
c. Therapeutic
masalah (misalnya
Regimen
penatalaksanaan
Management,
konflik kekerasan,
Ineffective
kekerasan seksual)
d. Violence
Other
b. Dorong partisipasi
tugas
penting
mengenai
adaptasikeduanya terhadap
Kriteria hasil :
masalah kesehatan.
a. Hubungan
keluarga
semua pertemuan
pemberi
Batasan karakteristik
Asuhan
a. Pengabaian
interaksi
dan
b. Agresi
hubungan
yang
c. Agitasi
positif
d. Menjamin
rutinitas
biasa
tanpa
menghormati
pasien
pemberi
dan
penerima asuhan
asuhan
e. Peningkatan
antara
b. Performa
kebutuhan klien
kelompok
c. Dorong
keluarga
untuk
memperlihatkan
kekhawatiran dan
untuk
membantu
merencanakan
pemberi
perawatan
langsung
ketergantungan klien
dalam
perawatan
pascahospitalisas
d. Bantu memotivasi
:penyediaan
keluarga
f. Depresi
perawatan kesehatan
berubah
g. Membelot
dan
membantu pasien
h. Tidak menghormati
beradaptasi
kepada
dengan
kebutuhan klien
i. Perilaku
yang
perawatan
anggota
keluarga
keluarga
oleh
mengganggu
pemberi
perawatan
kesejahteraan
keluarga
j. Permusuhan
pemberi
individualisasi
l. Gangguan
persepsi
stressor,perubahan
,
atau
ancaman
yang mengganggu
c. Kesejahteraan
k. Gangguan
untuk
pemenuhan
asuhan
derajat
persepsi
positif
mengenai
membangun kembali
memberikan
kehidupan
kondisi
kehidupan
penenangan,
pemberi
perawatan
penerimaan,
sendiri
primer
yang
m. Intoleran
n. Perawatan
mengabaikan
dorongan
selama
d. Potensial ketahanan
periode stress
yang
Pemberi Asuhan :
e. Memfasilitasi
klien
faktor
meningkatkan
yang
dan
partisipasi keluarga
dalam
perawatan
dasar manusia
kontinuitas
o. Perawatan
mangabaikan
yang
perawatan
klien
pemberi
dalam
hal
pengobatan penyakit
p. Hubungan
yang
mengabaikan
q. Terlalu kawatir terus
mengenai
klien
r. Psikosomatis
s. Penolakan
t. Merasakan
tanda
penyakit klien
Faktor yang berhubungan
a. Penenganan resistesi
keluarga
terhadap
pengobatan
yang
berubah-ubah
perawatan
keluaarga
dalam
tindakan
keluarga
untuk
mengelola
stressor
yang
perasaan
(mis.,rasa
bersalah,
cemas,
permusuhan,
putus
minat
g. Panduan
Sistem
Kesehatan
memfasilitasi lokal
penggunaan
f. Normalisasi keluarga
pelayanan
: kapasitas system
kesehatan
keluarga
sesuai
dalam
mempertahankan
rutinitas
dan
tujuan keluarga
sumber keluarga
dan
yang
h. Mendorong pasien
dan
ikut
dalam
mengembangkan
strategi
komunitas
untuk
fungsi
jika
sakit
atau
i. Mendorong pasien
ada
keluarga
kronis
mengalami
ketunandayaan
mengatasi
bantuan
mencari dorongan
spiritual,
stabilitas
untuk
jika
diperlukan
j. Bantu
keluarga
masalah keluarga
h. Mencari
mengungkapkan
pasien
g. Mampu
tidak
keluarga
membebani sumber-
yang
f. Dukungan
nilai,
orang terdekat
ambivalen
pasien
lama
anggota
sangat
fisik
meningkatkan
dan
mengoptimalkan
yang
oleh
e. Koping keluarga :
emosi
anggota
dalam
mengklarifikasi
apa yang mereka
harapkan
dan
butuhkan
satu
sama lain
Caregiver Support
k. Menyediakan
asa)
kebutuhan
anggota
keluarga
j. Mampu
menyelesaikan
konflik
tanpa
kekerasan
informasi penting,
advokasi,
dan
dukungan
yang
dibutuhkan
untuk
memfasilitasi
perawatan
k. Memperlihatkan
primer
fleksibilitas peran
professional
l. Mengungkapkan
kesehatan
peningkatan
Family Support
kemampuan
untuk
melakukan
koping
terhadap perubahan
dalam struktur dan
dinamika keluarga
m. Mengungkapkan
perasaan yang tidak
terselesaikan
n. Identifikasi
gaya
koping
yang
bertentangan
o. Partisipasi
dalam
pengembangan
dan
implementasi
3
rencana perawatan.
koping NOC
Penurunan
kelurga
a. Caregiver Stressors
b. Family
anggota
keluarga
yang
Coping,
Disable
NIC
Coping Enhancement
a. Dukungan
Pemberi Asuhan :
c. Parenting, Impaired
Menyediakan
nyaman,
bantuan,
atau
d. Parental
informasi penting,
motivasi
tidak
adekuat,
Conflict
advokasi,
dan
e. Therapeutic
dukungan
yang
tidak
efektif,
atau
Role,
Regimen
dibutuhkan untuk
Management,
memfasilitasi
Ineffective
perawatan primer
Kriteria Hasil :
menguasai
adaptif
tugas-tugas
terkait
masalah
a. Keluarga
kesehatan
mengalami
Batasan karakteristik
penurunan
Obyektif
keluarga
a. Orang
terdekat
pemberi
asistif/
adekuat
terdekat
mengupayakan perilaku
suportif/
mendukung
menunjukkan
perilaku
yang tidak
sesuai
dengan
kemampuan klien
d. Orang
perilaku
yang
sesuai
tidak
dengan
kebutuhan
otonomi
klien
e. Orang
menunjukkan
protektif
membantu pasien
beradaptasi
dengan persepsi
asuhan
keluarga
meningkat
c. Stresor, perubahan
atau
ancaman
yang mengganggu
pemenuhan
tuntutan dan peran
e. Normalisasi keluarga
f. Performa yang baik
pemberi
asuhan
hidup
d. Dukungan emosi :
memberikan
penenangan,
penerimaan
langsung
dorongan
dan
selama
periode stress
terdekat
menunjukkan
protektif
kesehatan
kesehatan keluarga
d. Koping
b. Peningkatan
koping
yang meningkat
c. Orang
protektif
koping
c. Kesejahteraan emosi
pemberi
professional
kesehatan
b. Hubungan pasien
mengupayakan perilaku
membantu
tidak
e. Promosi
keterlibatan
keluarga
memfasilitasi
partisipasi
keluarga
dalam
terdekat
perawatan
emosi
perilaku
yang
tidak
f. Mobilitas
sesuai
dengan
kebutuhan
otonomi
klien
keluarga:
penggunaan
kekuatan keluarga
f. Orang
terdekat
memasuki
komunikasi
untuk
mempengaruhi
kesehatan
dengan klien
kearah
pasien
yang
positif
g. Pemeliharaan
Subyektif
proses keluarga :
a. Klien mengungkapkan
meminimalkan
keluhan
mengenai
masalah
kesehatan
b. Orang
yang
dampak gangguan
proses keluarga
h. Dukungan
keluarga
terdekat
meningkatkan
mengungkapkan
tujuan keluarga
adekuat
yang
mengganggu
c. Orang
menggambarkan
memfasilitasi
dengan
penggunaan
pelayanan
kesehatan
sesuai
orang
perkembangan
dapat
reaksi personal
mempengaruhi
sistem
Kesehatan
terdekat
preokupasi
i. Panduan
dihadapi
yang
j. Fasilitas
pembelajaran
meningkatkan
kemampuan untuk
memproses
klien
memahami
dan
c. Kelelahan
kemampuan
dalam
informasi
suportif
k. Membantu orang
lain
bagi klien
anak
sakit
mengalami
ketunandayaan
kronis
e. Disorganisasi keluarga
dalam
memberikan
yang sementara
pengalaman hidup
f. Kegelisahan sementara
dan
bagi klien
mereka
keluarga
l. Rawat
rehat
memberikan
perawatan jangkapendek
4
Ansietas
NOC
NIC
a. Anxiety self-control
Anxiety
b. Anxiety level
(penurunan
c. Coping
kecemasan)
a. Klien
a. Gunakan
mampu
mengidentifikasi dan
perasaan
mengungkapkan
takut
yang
gejala cemas
b. Mengidentifikasi,
merupakan
kewaspadaan
memperingatkan
mengungkapkan dan
yang
menunjukkan tehnik
untuk
cemas
c. Vital
pendekatan
mengontrol
b. Nyatakan dengan
terhadap
batas normal
dalam
harapan
pelaku
pasien
c. Jelaskan
semua
sign
yang
menenangkan
jelas
isyarat
individu
Reduction
dirasakan
selama prosedur
d. Pahami prespektif
ancaman
d. Postur
Batasan Karakteristik
ekspresi
a. Perilaku:
bahasa
1) Penurunan
2) Gerakan
yang
ireleven
pasien
wajah,
situasi stress
tubuh
tingkat
produktivitas
tubuh,
dan
aktivitas
e. Temani
untuk memberikan
keamanan
berkurangnya
mengurangi takut
f. Dorong
3) Gelisah
untuk
4) Melihat sepintas
anak
dan
keluarga
menemani
g. Lakukan
back/
neck rub
h. Dengarkan dengan
7) Mengekspresikan
kekawatiran karena
perubahan
pasien
menunjukkan
kecemasan
5) Insomnia
terhadap
dalam
peristiwa hidup
penuh perhatian
i. Identifikasi tingkat
kecemasan
j. Bantu
pasien
8) Agitasi
mengenal
9) Mengintai
yang
menimbulkan
b. Affektif :
kecemasan
1) Gelisah, Distres
2) Kesedihan
yang
mendalam
pasien
untuk
perasaan,
tidak
adekua
ketakutan,
persepsi
l. Instruksikan
pasien
6) Peningkatan
menggunakan
kewaspadan
teknik relaksasi
7) Iritabilitas
8) Gugup
k. Dorong
mengungkapkan
3) Ketakutan
4) Perasaan
situasi
m. Berikan
senang
obat
untuk mengurangi
berlebihan
kecemasan
rasa
ketidak berdayaan
yang persiste
11) Bingung, menyesal
12) Ragu/
tidak
percaya diri
13) Khawatir
c. Fisiologis
1) Wajah
tegang,
tremor tangan
2) Peningkatan
keringa
3) Peningkatan
ketegangan
4) Gemetar, tremor
5) Suara bergetar
d. Simpatik
1) Anoreksia
2) Eksitasi
kardiovaskular
3) Diare,
mulut
kering
4) Wajah merah
5) Jantung berdebardebar
6) Peningkatan
tekanan darah
7) Peningkatan
denyut nadi
8) Peningkatan reflek
9) Peningkataan
frekwensi
pernapasan,
pupil
meleba
10) Kesulitan bernapas
11) Vasokontriksi
superfisial
12) Lemah,
Kedutan
pada otot
e. Parasimpatik
1) Nyeri abdomen
2) Penurunan tekanan
darah
3) Penurunan denyut
nadi
4) Diare,
Mual,
Vertigo
5) Letih,
Gangguan
tidur
6) Kesemutan
pada
extremitas
7) Sering berkemih
8) Anyang-anyangan
9) Dorongan
segera
berkemih
f. Kognitif :
1) Menyadari
gejala
fisiologis
2) Bloking
Konfus
fikiran,
3) Penurunan lapang
perseps
4) Kesulitan
berkonsentrasi
5) Penurunan
kemampuan
belajar
6) Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan
masala
7) Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
8) Lupa,
Gangguan
perhatian
9) Khawati, Melamun
10) Cenderung
menyalahkan
orang lain
Faktor Yang Berhubungan :
1) Perubahan
dalam
( status ekonomi,
lingkungan,
status
kesehatan,
pola
interaksi,
fungsi
interpersonal
6) Penurunan penyakit
interpersonal
7) Krisis
maturasi,
Krisis situasional
8) Stres,
Ancaman
kematian
9) Penyalahgunaan zat
10) Ancaman
(status
pada
ekonomi,
lingkungan,
status
kesehatan,
pola
interaksi,
fungsi
tidak
disadari
mengenai
tujuan
penting
hidup
12) Konflik
tidak
disadari
mengenai
tujuan
penting
hidup
13) Konflik
tidak
disadari
mngenai
nilai
yang
esensial/penting
14) Kebutuhan
yang
tidak dipenuhi
Koping Defensif
NOC
NIC
Status Peningkatan
Koping,
menampilkan
evaluasi-diri Keterampilan
Diri,
Lingkungan,
terhadap
ancaman
yang Individu
(NORRIS
&
respons defensive
1) Penyangkala
n
terhadap
b.
Gunakan
sikap
tujuan mengurangi
sikap
yang
realistis defensive
masalah/kele
bersama
mahan yang
pemberi asuhan.
nyata
c. Bekerja
2) Proyeksi
efektif
kesalahan/tanggung
3) Rasionalisasi kegagalan
4) Hipersensitivitas
kritik
yang
ringan
5) Grandiositas
Minor (50%-79%)
superior
yang
secara
untuk
jawab
terhadap
b. Menetapkan
tuntutan
stress meningkat
a. Mengidentifikasi
Mayor (80%-100%)
Kurangi
KUNES- Indikator
CONELL 1987)
6) Sikap
Batasan
Penatalaksanaan
dalam
atau
mempertahankan
hubungan
8) Tawa yang bermusuhan
yang efektif
dan
dalam
menguji
persepsi
terhadap realita
10) Kurangnya
kepatuhan
Hambatan
Interaksi
Sosial
Stress Berlebihan
NOC
NIC
individu
kelompok
jumlah
ansietas,
Kesehatan, modifikasi
perilaku,
mengalami Tingkat
dan
permintaan/tuntutan
sangat
atau Keyakinan
Penurunan
membebani
berlebihan
jenis Koping,
Ansietas, peningkatan
Pengetahuan: fisik
Intervensi
latihan
a.
a. Mengidentifikasi
Bantu
Individu
memerlukan tindakan.
Batasan Karakteristik
dikendalikan
stressor
a. Fisiologis
1) Sakit kepala
2) Dispepsia
3) Kesulitan
tidur
4) Kurang
istirahat
5) Letih
b. Emosional
yang
tidak
dan
dapat
dikendalikan
ekstrinsik
b. Mengidentifikasi
dapat dikontrol)
b.
mengurangi
atau
Ajarkan
individu
menghilangkan,
guna meningkatkan
keberhasilan
dan
penatalaksanaan
peningkatan
cara
mengatasi
denyut
1) Menangis
stress
2) Gelisa
pernapasan
3) Gugup
4) Lelah
kuat
5) Marah
Mandle 2006)
6) Tidak sabar
7) Mudah
serta
(Edelman
&
satu
atau
kecewa
8) Merasa sakit
c. Kognitif
berikutnya
1) Penutunan
memori
2) Cepat lupa
3) Sulit
kebutuhan
membuat
spiritual
keputusan
diidentifikasi
4) Kekhawatira
n konstan
5) Penurunan
rasa humor
6) Kesulitan
yang
kurang,
untuk
menetapkan
tujuam
berpikir
jernih
d. Perilaku
1) Isolasi
2) Penurunan
intimasi
3) Merokok
berlebihan
4) Intoleransi
5) Makan
berlebihan
dan
meningkatkan
kesehatan
g. Berikan
pendidikan
6) Antipati/men
unjukkan
sikap
permusuhan
Faktor yang berhubungan :
Faktor yang berhubungan
dengan Stress Berlebihan
untuk satu individu dapat
disebabkan banya stressor
penyerta yang dapat berupa
patofisiologis, maturasional,
terkait
penanganan,
situasional,
lingkungan,
dan/atau
personal,
Patofisiologis
Berhubungan
dengan
koping terhadap :
1) Panyakit
akut
(infark
miokard,
fraktur
pinggul
2) Penyakit
kronis
(artritis,
depresi,
COPD)
3) Penyakit
terminal
4) Diagnosis
baru (kanker,
herpes
genital, HIV,
multiple
sclerosis,
diabetes
mellitus)
5) Kondisi
kecacatan
Situasional
(Personal,
Lingkungan)
Berhubungan
kehilangan
dengan
actual
atau
dengan
koping terhadap :
1) Kematian
2) Penyerangan
3) Perang
Berhubungan
perubahan
dengan
actual
atau
persepsi
status
sosioekonomi
sekunder
akibat :
1) Tidak
bekerja
2) Promosi
3) Kehancuran
property
personal
4) Pekerjaan
baru
5) Penyakit
Berhubungan
dengan
koping terhadap:
1) Perilaku
kekerasan
dalam
keluarg
2) Penyalahgun
aan zat
3) Anggota
keluarga
yang baru
4) Masalah
hubungan
5) Maturasional
Berhubungan
dengan
koping terhadap :
1) Pensiu
2) Kehilangan
tempat
tinggal
3) Perubahan
finansial
4) Kehilangan
fungsional
IX.
Referensi
NANDA,NIC-NOC.
2015.
Panduan
Penyusuhan
Asuhan
Keperawatan
Lynda
Juall,
dan
Moyet.
2012.
Buku
Saku
Diagnosis
Keperawatan.Jakarta: EGC
Anonim.Koping.Available:http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=14968.
Diakses padaSabtu, 29 Agustus 2015 pukul 16. 29 WITA
Candra. 2012. Manajemen Stres. Denpasar : Poltekkes Denpasar jurusan
Keperawatan
Amrie,
Muhammad.
2011.
Penatalaksanaan
Stress.
Available:
2010.
Asuhan
Keperawatan
Stres
Adaptasi.
Available: