Vous êtes sur la page 1sur 12

Penjualan ke konsumen nonafiliasi oleh segmen dilaporkan :

Produk makanan

Rp.317.000.000

Plastic dan pengepakan

Rp. 95.000.000

Kesehatan dan keilmuan


Total segmen dilaporkan
Pendapatan konsolidasi

Rp. 86.000.000
Rp. 498.000.000
Rp. 572.000.000

Presentase segmen dilaporkan dari pendapatan


Konsolidasi (Rp. 498.000.000 Rp. 572.000.000)

87,1%

Oleh karena persentase tersebut 75%, maka tidak ada lagi segmen
operasi yang harus dilaporkan terpisah. Jika persentase tersebut < 75% , maka
diperlukan segmen operasi tambahan untuk diperlakukan sebagai segmen
dilaporkan sampai uji 75% tersebut.

Pertimbangan Lainnya
Batasan praktis dibatasi hanya 10 segmen, jika lebih dari 10 segmen
informasi tambahan bisa menjadi terlalu rinci dan berlebihan. Sebuah
perusahaan yang memiliki lebih dari 10 segmen harus mempertimbangkan
untuk mengagregasikan segmen yang berkaitan. PT. Induk dan PT.Anak
harus ada 3 segmen yang dilaporkan. Selain iu perusahaan harus
mempunyai pertimbangaan untuk memutuskan apakah masing-masing
segmen harus dilaporkan. Sebagai contoh, suatu segmen dapat memenuhi
atau tidak memenuhi suatu uji tertentu, karena beberapa situasi tidak
umum. Seperti laba atau rugi tinggi yang tidak normal atas kontrak satu
waktu. Konsep perbandingan antar periode harus diikuti dalam menentukan
apakah suatu segmen perlu diungkap atau tidak untuk periode sekarang.
Perusahaan diharuskan untuk mengindikasikan mengapa suatau
segmen dilaporkan tidak diungkapakan. Jika suatu segmen menjadi
dilaporkandalam periode-periode sebelumnya , maka pengungkapan
komparatif segen tahun-tahun sebelumnya yang dimasukkan dalam tahun
berjalan harus dinyatakan kembali untuk menghasilkan data keuangan yang
dapat diperbandingkan.

Melaporkan Informasi Segmen


Pengungkapan khusus yang diharuskan untuk tiap segmen dilaporkan
dijelaskan dalam PSAK 5. Dalam pelaporan segmen, hal-hal berikut yang
harus diungkapkan untuk setiap segmen yang ditentukan akan dilaporkan
terpisaha, yaitu :
1. Informasi umum. Informasi harus mengungkap tentang :
a. Bagaimana perusahaan mengidentifikasikan setiap segmen yang
dilaporkan secara terpisah, termasuk informasi tentang struktur
organisasi perusahaan
b. Jenis produk atau jasa darimana tiap segen dilaporkan
memperoleh pendapatannya
2. Jumlah untuk setiap segmen yang dilaporkan secara terpisah.
Pengungkapan segmen harus memasukkan jumlaah , sebaai berikut :
a. Setiap laba atau rugi dan prosedur pengukuran yang digunakan
untuk menentukan laba atau rugi.
b. Setiap aset dan kewajiban segmen.
3. Ukuran laba dan rugisegmen. Hal-hal berikut yang harus diungkapkan
jika digunakan untuk mengukur laba dan rugi segmen yang ditinjau
oleh pemimpin pembuat keputusan perusahaan, yaitu :
a. Pendapatan dan penjualan eksternal
b. Pendapatan dari transaksi dengan segmen operasi dengan
segmen lain dari perusahaan
c. Pendapatan bunga
d. Beban bunga
e. Beban depresi dan amortisasi
f. Ekuitas dalam pendapatan investee yang telah dihitung melalui
metode ekuitas

g. Beban dan keuntungan pajak penghasilan


h. Pos luar biasa
i. Pos-pos non kas signifikan lainnya
4. Aset dan kewajiban segmen. Informasi hal-hal berikut pada setiap
laporan terpisah aset segmen harus diungkapkan jika pos-pos berikut
dimasukkan dalam menentukan aset segmen yang ditinjau oleh
pimpinan pembuat keputusan perusahaan, yaitu ;
a. Jumlah intestasi pada investee metode ekuitas
b. Jumlah kewajiban
5. Rekonsiliasi total konsolidsi. Penungkapan segmen harus memasukkan
rekonsiliasi antara pendapatan total segmen yang dilaporkan, labaatau
rugi total, aset total, kewajiban total, dan konsolidasi berhubungan
dengan pos-pos tersebut.
Perusahaan diperblehkan untuk menyajikan pengungkapan tersebut
dalam skedul terpisah atau dalam catatan kaki. Sebagian besar
perusahaan menyajikan pengungkapan catatan kaki dengan skedul
penyerta. Contoh dari format pengungkapan yang paling banyak
digunakan, disajikan pasa gambar 13-4 untuk PT Induk dan PT Anak,
sebagai berikut :
Catatan kaki X
Informasi mengenai informasi perusahaan dalam segmen operasi yang berbeda
Segmen operasi
Pos

Produk makanan

Plastic dan
pengepakan

Kesehatah dan
keilmuan

Lain-lain

gabungan

Pendapatan dari pelanggan


nonafiliasi

317.000.000

95.000.000

86.000.000

74.000.000

572.000.000

Pendapatan antar segmen

6.000.000

18.000.000

4.000.000

28.000.000

Pendapatan bunga-antarsegmen

12.000.000

12.000.000

Beban bunga-nonafisiliasi

30.000.000

30.000.000

Beban bunga-antar segmen

12.000.000

12.000.000

Depresiasi

10.000.000

5.000.000

9.000.000

12.000.000

36.000.000

Laba atu rugi segmen

198.000.000

59.000.000

22.000.000

(34.000.000)

245.000.000

Aset segmen

411.000.000

375.000.000

310.000.000

180.000.000

1.276.000.000

Pengeluaran untuk aset segmen

48.000.000

21.000.000

29.000.000

22.000.000

120.000.000

Rekonsiliasi pendapatan segmen


dilaporkan dengan pendapatan
konsolidasi
Total pendapatan segmen dilaporkan

522.000.000

Pendapatan lain-lain

78.000.000

Eliminasi pendapatan antar segmen

(28.000.000)

Total pendapatan konsolidasi

572.000.000

Rekonsiliasi laba dan rugi segmen


dengan laba atau rugi konsolidasi
Total laba dan rugi segmen
dilaporkan

279.000.000

Laba atau rugi lain-lain

(34.000.000)

Eliminasi laba antarsegmen

(10.000.000)

Beban umum perusahaan

(45.000.000)

Pendapatan dari investasi ekuitas

32.000.000

Laba sebelum pajak dan pos luar


biasa

222.000.000

Rekonsiliasi aset segmen dilaporkan


dengan aset konsolidasi
Total aset segmen dilaporkan

1.096.000.000

Aset lain-lain

180.000.000

Eliminasi laba antar segmen dalam


aset

(10.000.000)

Wesel antarsegmen

(100.000.000)

Aset umum korporasi

100.000.000

Investasi ekuitas

184.000.000

Totalaset konsolidasi

1.450.000.000

Identifikasi Lporan Antar Segmen


PSAK 5 menyatakan bahwa ada dua jenis atau bentuk penyajian laporan
segmen yang utama, yaitu : segmen usaha dan segmen geografis. Jenis
maupun laporan segmen yang utama biasanya ditentukan oleh

karakteristik dan sumber utama resiko dan imbal hasil perusahaan. Jika
resiko dan imbal hasil perusahaan utamanya dipengaruhi oleh diferensiasi
produk atau jasanya, maka perusahaan akan melaporkan semen usaha
terlebih dahulu , dan informasi keduanya melaporkan berdasarkan kondisi
geografis. Jika risiko dan imbal hasil perusahaan utamanya diperngaruhi
oleh perbedaan kondisi operasional di berbagai Negara dan wilayah
geografis, maka perusahaan akan meloporkan segmen geografisterlebih
dahulu dan karakterisktik dari informasi keduanya adalah segmen usaha.
Struktur organisasi perusahaan dan struktur manajemen seperti juga
system pelaporan keuangan internal kepada pihak yang berwenang dapat
digunakan untuk menentukan sumber utama dan karakteristik dari resiko
daan imbal hasil perusahaan. Sekaligus juga dapat digunakan untuk
menentukan jenis pelaporan segmen primer dan sekunder, kecuali dalam
kondisi debgai berikut :
a. Jika resiko dan imbal hasil perusahaan sangatdipengaruhi oleh dua
elemen berikut ini :
1. Perbedaan dalam produk atau jasa yang dihasilkan, dan
2. Perbedaan operasional wilayah perusahaan, yang diindikasika
dengan pendekatan matriks pada system pelaporan internal
kepada pihak yang berwenang , maka perusahaan harus
menggunakan segmen usaha sebagai segmen primer dan segmen
geografir sebagai segmen sekunder.
b. Jika srtuktur organisasi perusahaan dan struktur manajemen seperti
juga system pelaporan keuangan internal kepada pihak yang
berwenang tidak didesain berdasarkan produk atau jasa secara
individual atau secara kelompok dan juga tidak didasarkan atas
wilayah tertentu, maka manajemen perushaan harus menentukan
risiko dan imbal hasilperusahaan yang mana yang berhubungan erat
dengan produk dan jasa yang dihasilkan atau juga secara wilayah.

Informasi Segmen Sekunder


PSAK 5 menyatakan jika perusahaan menggunakan segmen usaha
sebagai pelaporan segmen primer, maka perusahaan harus melaporkan
informasi sebagai berikut :

1. Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal dan dihubungkan


dengan lokasi pelanggan berdasarkan wilayah.
2. Nilai yang menyertai aset segmen yang dihubungkan dengan lokasi
aset berdasarkan wilayah.
3. Jumlah pegeluaran pada periode tertentu untuk memperoleh aset
segmen yang diperkirakan akan digunakan lebih dari 1 periode yang
dihubungkan dengan aset secara wilayah.
Jika perusahaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan
segmen primer, maka perusahaan harus melaporkan informasi sebabai
berikut :
1. Pendapatan segmen dari pelaksana eksternal
2. Nilai yang menyertai aset segmen
3. Jumlah pengeluaran pada periode tertentu untuk memperoleh aset
segmen yang diperkirakan akan digunkan lebih dari 1 peroide.

Laporan Keuangan Interim


Laporan interim(interim reports), laporan yang mencakup periode
waktu kurang dari satu tahun, menyiapkan informasi tentang kemajuan
kegiatan operasi entitas pada periode tertentu sepanjang tahun. Tujuan
pelaporan interim adalah untuk menyediakan laporan terkini dari kemajuan
operasi entitas kepada investor dan pihak lainnya yang berkepentingan.
Bapepam-LK menharuskan perusahaan public untuk menyerahkan
laporan keuangan regular, baik tahunan maupun tengah tahunan.
Sedangkan bursa efek Indonesia mewajibkan seluruh perusahaan yang
terdaftar di bursa efek untuk menyerahkan laporan keuangan kuartal.
Bapepam-LK meminta agar laporan keuangan intern yang diserahkan
pada saat akan melakukan penawaran kepada public teah diaudit. Laporan
intern yang disajikan tidak harus disajikan secara komparatif. Bapepam-LK
mengahruskan sebagaimana disebutkan pada aturan no. X.K.2 yang terkait
dengan kewajiban untuk mengeluarkan laporan keuangan interim tengah
tahaun, dan kewajiban tersebut harus memenuhi hal-hal sebagai berikut :

1. Tidak lebih dari hari terakhir bulan pertama setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan, jika tidak diaudit.
2. Tidak lebih dari hari terakhir bulan kedua setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan jika direviuw secara terbatas oleh auditor.
3. Tidak lebih dari hari terakhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan tengah tahunan jika diaudit.

Format Laporan Keuangan Interim


Laporan keuangan interim secara umum terdiri dari pos-pos berikut :
1. Laporan laba rugi untuk periode waktu kumulatif sampai dan untuk
periode yang sama tahun fiscal sebelumnya.
2. Neraca pada akhir tengah tahun berjalan dan neraca untuk periode
yang sama pada tahun fiscal sebelumnya. Akan tetapu, sangat
diperlukan pemahaman fluktuasi musiman dari konsidi keuangan
perusahaan.
3. Laporan arus kas pada akhir periodewaktu kumulatif berjalan dan
untuk periode yang sama untuk tahun sebelumnya.
4. Catatan atas laporan keuangan yangmenjelaskan saldo yang disajikan
daalam laporan keuangan. Catatan ats laporan keuangan interim ini
mengikhtisarkan setiap perubahan dlampengukuran atau kejadian
ekonomi utama yang terjadi sejak akhir tahun fiscal sebelumnya.

Permasalahan Akuntansi
Pelaporan interim menimbulkan bebrapa persoalan pengukuran teknis
dan konseptual untuk seorang akuntan. Sebagian besar persoalan tersebut
berpusat pada konsep akuntansi periodisasi dan pembagian periode tahunan
ke dalam periode interim. Sebagai catata, laporan keuangan interim
memasukkan laporan keuangan untuk bebrapa periode yang kurang dari
setahun, bisa berbentuk laporan bulanan, kuartal, atau bagian lain dari
periode satu tahun.
Penggunaan laporan kuartal atau tengah tahua untuk menyediakan
informasi yang tepat waktu adalah perkembangan yang relative baru.
Banyak perusahaaan yang memulai mempublikasikan laporan kuartal

setelah bapepam-LK mewajibkan perusahaan yang dimiliki public


menyerahkan laporan interim tengah tahunan pada 1996. BEI mnegharuskan
penyerahan laporan keuangan interim kuartal kepada seluruh perusahaan
public pada tahun 2004.
DSAK sendiri telah menerbitkan PSAK 3 tentang laporan keuangan
pada tahun 1994. Standar ini memecahkan sebagian permasalahan
akuntansi yang terkait dengan laporan interim. Laporan tiga kuartal pertama
dari beberapa perusahaan mengesankan laba yang signifikan untuk tahun
berjalan, kemudian penyesuaian arbitrer dan hal-hal yang diragukan pada
kuartel keempat merekonsiliasi kerugian actual untuk tahun tersebut.
Kurangnya pedoman dan arahan menimbulkan percobaan dengan berbagai
metode alokasi biaya antarperiode, menghasilkan pola yang tak realistis
dalam laba rugi per actual.

Pandangan Diskit versus Pandangan Integral dalam


Pelaporan Interim
Teori diskrit pelaporan interim memandang tiap periode interim
sebagai dasar periode akuntansi untuk dievaluasi seakan-akan periode
tersebut merupakan periode akuntansi tahunan. Setiap penyesuaian akhir
tahun dan penangguhan akan ditentukan menggunakan dasar prinsip
akuntansi yang sama dengan yang digunakan dalam laporan tahunan.
Teori integral pelaporan interim memandang periode interim sebagai
bagian dari periode tahunan. Pengakuan dan penyesuaian dari pos
pendapatan atau beban tertentu dapat dipengaruhi oleh pertimbangan
mengenai hasil yang diharapkan dari operasi selama setahun. Sebagai
contoh :
Beban yang umumnya akan dibebankan ke operasi dalam suaatu periode
untuk tujuan pelaporan akuntansi tahunana dapat ditangguhkan dan
dibebankan di beberapa periode interim berdasarkan alokasi menggunakan
volume penjualan, tingkat penjualan atau dasar yang lain.
Umtuk mengetahui perbedaan antara dua teori tersebut, asimsikan
bahwa PT. Induk mengeluarkan biaya sebesar Rp. 20.000.000 pada awal
kuartal kedua dari tahun fiscal untuk kampanye iklan yang bertujuan
menaikkan pendapatan penjualan selama tahun berjalan. Berdasarkan
pandangan diskrit, keseluruhsn RP. 20.000.000 harus dibebankan terhadap

laba rugi keuartal kedua. Akan tetapi, berdasarkan pandangan integral, biaya
iklan awalnya dapat dicatat sebagai biaya ditangguhkan dan
dobebankanselama periode interim kedua, ketiga dan keempat. Alokasi
terhadap masing-masinf periode dapat dilakukan berdasarkan volume
penjualan yang dihasilkan atau dasae yang lain. Menurut pandangan
integral, satu periode interim tidak akan menanggung seluruh beban yang
memberikan keuntungan lebih dari satu periode interim.

Peraturan Akuntansi untuk Pelaporan Interim


standar yang menstandardisasi Peraturan Akuntansi untuk Pelaporan
Interim adalah PSAK 3 , standar tersebut mendefinisikan elemen laba rugi
dan pengukuran biaya berdasarkan sebuah basis interim. Perubahan dalam
kebijakan akuntansi juga didiskusikan pada standar ini. Secara khusus ,
perubahan dalam prinsip akuntansi untuk laporean keuangan interim
diberlakukan sama dengan perubahan prinsip dan metode
akuntansisebagaimana yang diatur dalam PSAK 25 tentang laba rugi untuk
periode berjalan, kesalahan mendasar dan perubahan dalam kebijakan
akuntansi.
PSAK 3 juga mengangkatn permasalahan sulit yang berhubungan
dengan pengukuran ketetapan pajak untuk laporan keuangan interim jika
beban pajak actual didasarkan atas laba rugi tahunan. Pada akhir periode
interim, perusahaan harus membuat ketetapan pajak penghasilan. Akuntansi
untuk pajaka prnghasilan dalam laporan keuangan interim harus sejalan
dengan kebijakan akuntansi untuk pajak penghasilan tahunan.

Standar Pelaporan untuk Laporan Laba Rugi Interim


Bentuk tahunan interim sama dengan bentuk laporan laba rugi
tahunan. Terdapat beberapa perbedaan dalam pengukuran komponen laba
tertentu karena periode waktu yang lebih pendek. Secara umum, standar
akuntansi yang digunakan untuk laporan interim sama dengan yang
digunakan untuk laporan tahunan, walaupun PSAK 3 memberikan bantuan
teknis yang memadai untuk mengukur dan melaporkan atas basis interim.
Figure 13 menyajikan tinjauan atas prinsip akuntansi yang utama digunakan
untuk laporan keuangan interim.
Figur13-Tinjauan Prinsip Akuntansi Laporan Laba Rugi interim
pendapatan

Diakui telah diperoleh selama periode interim


menggunakan dasar yang sama dengan yang

digunkan untuk pelaporan tahunan.


Harga pokok penjualan

Biaya produk untuk periode interim diakui


menggunakan dasar yang sama dengan yang
digunakan untuk pelaporan tahunana, kecuali untuk
interim :

Estimasi persentase laba bruto dapat


digunakan untuk menentukan harga pokok
penjualan interim.

Metode penilaian yang terendah antara biaya


perolehan dan padar memungkinkan pulihnya
kerugian karena adanya peningkatan harga
pasar diperiode interim berikutnya dalam tahun
fiscal yang sama.

System biaya standar harus menggunakan


prosedur yang sama dengan pelaporan tahunan
kecuali varian harga atau volume atau varian
kapasitas yang diharapkan akan diserap pada
akhir tahun harus ditangguhkan.

Biaya dan beban lainnya

Beban saat terjadi atau dialokasi antara beban


periode interim berdasarkan manfaat yang diterima
atau berdasarkan dasar lain yang sistematis dan
rasional

Pajak penghasilan

Berdasarkan estimasi tarif pajak tahunan efektif

Pelepasan segmen, atau pos luar


biasa, tidak biasa, jarang terjadi
dan bersyarat (kontinjen)

Diakui dalam periode interim terjadinya

Perubahan akuntansi
1. Perubahan pada prinsip
akuntansi

Diterapkan pada semua perubahan di mana laporan


interim diterbitkan

2. Perubahan pada estimasi


akuntansi

Diterapkan hanya untuk periode laporan interim saat


ini dan yang akan datang

3. kesalahan

Penyajian kembali laporan keuangan ynag laludengan


mengoreksi kesalahana pada laporan tersebut

Tuntunan teknis yang relevan untuk pelaporan interim adalah sebagai


berikut :

Pendapatan
Salah satu elemen paling signifikan dari laporan laba rugi interim
adalah pendapatan dari penjualan. Investor ingin menilai kemampuan
entitas dalam menghasilkan pendapatan , seingga mereka membandingkan
pendapatan dari periode interim berjalan dengan pendapatan dari periode
interim yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan dari penjualan produk
atau penyediaan jasa harus diakui telah diperoleh selama periode interim
menggunakan dasar yang sama dengan periode setahun penuh. Jadi,
pendapatan harus diakui dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan
tidak dapat ditangguhkan ke periode lain untuk menyajikan arus pendapatan
yang lebih stabil.
Untuk memberikan yang lebih besar pada penggunaan laporan
keuangan maka laporan interim harus disajikan secara komparatif dengan
periode sebelumnya dengan kondisi sebagai berikut :
1. laporan keuangan interim dibandingkan dibandingkan dengan laporan
keuangan interim periode sebelumnya untuk mengetahui
kecenderungan posisi keuangan.
2. Laporan keuangan inerim dibandingkan dengan laporan keuangan
interim yang sama dalam periode akuntansi yang lalu, untuk
mengetahui kecenderungan berulang musiman dari kegiatan usaha.
3. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan komulatif dari
awal tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim

untuk mengetahui kontribusi atau pengaruh periode interim yang


dilaporkan pada periode berjalana.
4. Laporan keuangan interim dibandingkan dengan laporan keuangan
tahun buku yang lalu untuk mendapat gambaran pengaruh dankinerja
interim tersebut terhadap posisi keuangan,kinerja, dan arus kas
periode akuntansi yang lau.

Harga Pokok Penjualan dan Persediaan


Harga pokok penjualan umumnya merupakan satu beban paling besar dalam
laporan laba rugi interim. Aturan umumnya adalah harga pokok penjulan
interim harus dihitung dengan biaya dan beban teralokasi yang terkait
langsung seperti pada penghitungan harga pokok penjualan tahunan.
Bagaimanapun, PSAK 3 memperbolehkan modifikasi praktif berikut atas
aturan umum tersebut, yaitu :
1. Menggunakan estimasi persentase laba bruto. Estimasi persentase
laba bruto dapat digunakan untuk menentukan harga pokok penjualan
interim. Sehingga inventaris fisik tak perlu dicantumkan dalam setiap
laporan periode interim.
2. Penilaian harga pokok atau harga pasar terendah. Kerugian persediaan
yang disebabkan penurunan harga pasar diakui pada
periodepenurunan dengan emnggunakan metode penilaian yang
terendah antara harga pokok atau harga pasar. Pengembalian harga
pasar di periode interim berikutnya pada tahun fiscal yang sama harus
diakui sebagai keuntungan di periode interim berikutnya. Penurunan
harga pasar temporer yang diharapkan akan berbalik pada akhir tahun
fiscal tidak perlu diakui dalam pperiode interim karena tidak ada
kerugian yang diharapkan untuk tahun fiscal.
3. System biaya standar. Perusahaan yang menggunakan system standar
untuk persedian harus menggunakan prosedur yang digunakan untuk
tahun fiscal. Akan tetapi, varian harga beli atau volume atau varian
kapasitas yang diharapkan akan diserappada akhir tahun fiscal harus
ditangguhkan pada periode interim dan tidak dimasukkan sebagai laba
interim.

Vous aimerez peut-être aussi

  • Gulai
    Gulai
    Document2 pages
    Gulai
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Aik Sap 1
    Aik Sap 1
    Document11 pages
    Aik Sap 1
    regita
    Pas encore d'évaluation
  • Aik Sap 1
    Aik Sap 1
    Document11 pages
    Aik Sap 1
    regita
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 8 Baru
    Sap 8 Baru
    Document23 pages
    Sap 8 Baru
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Menstra Belum Diedit
    Menstra Belum Diedit
    Document41 pages
    Menstra Belum Diedit
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Menstra Sap 5
    Menstra Sap 5
    Document16 pages
    Menstra Sap 5
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 1
    Sap 1
    Document10 pages
    Sap 1
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Sap 3 Kwu
    Sap 3 Kwu
    Document13 pages
    Sap 3 Kwu
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Bab 8 Kwu
    Bab 8 Kwu
    Document13 pages
    Bab 8 Kwu
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Ringkasan Perhitungan EPS
    Ringkasan Perhitungan EPS
    Document1 page
    Ringkasan Perhitungan EPS
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • AKL Baru
    AKL Baru
    Document12 pages
    AKL Baru
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • PIKKK
    PIKKK
    Document1 page
    PIKKK
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation
  • Menstra Fiks
    Menstra Fiks
    Document53 pages
    Menstra Fiks
    NoviaPuspita
    Pas encore d'évaluation